Padahal Logan sedang mengatur siasat dengan Ronny, agar Ronny bisa leluasa menjalankan aksinya. Kalau Winda lengah, Ronny bebas melakukan rencananya. "Benarkah? Kau benar-benar mau menemaniku? Kau tidak sedang membohongiku kan? Aku benar-benar akan marah loh kalau kamu sampai berbohong. Kau tahu kan," Winda berbalik dan kembali melangkah mendekati Logan, Dia memberikan aura penekanan agar masa yang sedang diincarnya tidak melarikan diri."Memangnya kamu pernah mendengar kalau aku berbohong? Kita tanda tangan kontrak dulu dan setelah itu aku akan menemanimu. Tentu saja dengan catatan yang aku buat," Winda tersenyum dan menggeleng pelan. Tatapannya kini sedang tertuju dengan serius pada Logan, dia tahu kalau mangsanya tidak akan dengan mudah ditaklukan.Dengan begitu dia yakin kalau perkataannya tadi memang benar-benar ditujukan untuknya. Setidaknya Winda harus merasa menang satu langkah karena saat ini tanpa perlu dia bujuk, Logan dengan sendirinya menawarkan sesuatu yang menggiurkan,
Winda benar-benar keki terhadap Ronny. Dia benar-benar ingin menyingkirkan Ronny secepat mungkin dari kamar mereka. Winda merasa Ronny adalah pengganggu besar untuk apa yang sedang ingin dilakukannya. Winda memang berencana ingin menaklukkan Logan dengan cara yang sedikit berbeda. Dia yakin dengan memberikan Logan minuman berkadar alkohol akan membuat laki-laki tampan itu tidak sadarkan diri dan takluk padanya."Ah, baiklah kau cerewet dan pengganggu sekali. Aku akan tanda tangan, tapi setelah ini, kau keluarlah dari kamarku. Aku hanya ingin mengobrol berdua saja dengan bosmu, kamu mengerti?" Itu adalah secara halus dari Winda. Dia benar-benar menginginkan Ronny segera pergi dari kamarnya."Dengan senang hati, Bu Winda, saya akan menuruti semua perintah anda asalkan Bu Winda tanda tangan kontrak kami terlebih dahulu. Tuan pun pasti tidak ingin waktu berharganya diganggu karena kehadiran saya," Ronny sedang menjalankan perannya untuk membuat tekanan yang tidak terlihat seperti memaksa
"Dasar wanita busuk. Mana sudi aku bercinta dengan wanita murahan sepertimu!" Logan menutup rapat pintu kamar hotel Winda dan meninggalkan Winda dengan dua orang suruhan yang sudah diatur Ronny. Tepatnya mereka memang anak buah Logan yang khusus ditugaskan untuk job seperti itu."Anda tidak apa-apa, Tuan?" Ronny menatap sesaat tuannya yang akan masuk ke dalam mobil."Sepertinya kita kembali ke apartemen saja, aku tidak mau sampai dilihat orang rumahku dalam kondisi menyebalkan seperti ini. Aku ingin membersihkan diriku dulu. Ini sangat bau dan tidak enak," ucap Logan merasa jijik dengan dirinya sendiri karena sudah dekat dekat dengan Winda.Ronny tahu pasti sangat sulit sekali untuk Tuannya bertemu dengan wanita tadi apalagi Tuan disentuh dan digoda seperti itu dari jarak dekat. Itu kenyataan yang luar biasa untuk Ronny tuannya tidak mencekik wanita tadi."Baik Tuan saya akan menjalankan mobil lebih cepat," Ronny memberikan isyarat untuk Tuannya saat membukakan pintu untuk tuannya s
"Maaf, wanita yang mana Tuan?" kembali Ronny mengulangi pertanyaannya dan menatap sekali lagi wajah sang tuan."Wa–wanita itu … wanita yang aku temui di rumah sakit," jawab Logan lantang dan berkas yang ada di tangan Ronny tercecer di lantai. Ronny benar-benar kaget dengan ucapan tuannya dan dia tidak menyangka kalau wanita yang akan dikagumi tuannya seperti itu. Bar bar dan sepertinya wanita itu akan sulit diatur."Anda serius, Tuan? Wa–wanita itu? Dia sepertinya agak berbeda dengan wanita lainnya," ucap Ronny ragu ragu mengutarakan pikirannya."Uhm, aku tahu, Ron, tapi uum … pokoknya aku tidak bisa menjelaskan saat ini. Aku masih harus memastikan sesuatu, jika memang benar-benar dia, sepertinya aku akan mengejarnya," kembali bola mata Ronny hampir saja melompat keluar mendengar ucapan tuannya. Bahkan dia akan mengejar seorang wanita yang dianggapnya di luar nalar."A–Anda tidak salah, Tuan? Yang saya lihat wanita itu sedikit merepotkan. Memang sih dia tidak terlihat murahan dan sepe
"Selamat sore, Tuan Willy," sapa si mbok yang sedang menyiram tanaman ketika melihat mobil Willy memasuki pekarangan dan dia turun mendekatinya."Non Bella udah bangun belum Mbok?" ucap Willy, dia dijalan sempat ketar ketir kalo teman barbarnya itu bangun. Dan saat menanyakan pada orang rumahnya, Willy nggak mungkin memanggilmu dengan sebutan Ann atau kucing betina. Itu terkesan sangat liar dan bisa membuat orang rumah atau emaknya Ann terkena serangan jantung mendadak saat mendengarnya.Pokoknya saat di rumah Annabella, Willy hanya bisa memanggilnya dengan Bella. Biar seluruh anggota keluarga tahu kalau Annabella adalah anak gadisnya yang lucu, baik, imut dan penurut."Aduh, si Mbok nggak tau Tuan, apa si Mbok bangunin aja," ucap Mbok yang akan bangkit dari aktivitasnya membersihkan tanaman."Eh, nggak usah Mbok, nggak apa-apa. Aku sendiri aja yang bangunin. Rencananya aku mau keluar malam ini Mbok, ada acara ulang tahun teman kampus," ucap Willy, berbohong. Padahal dia ditagih ole
"Apaan sih, Wil lepasin tangan Gue," Annabella mencoba melepaskan tangannya dari genggaman Willy."Gue bilang, gue laki-laki, Anna, lo paham kan maksud gue? Jangan bilang lo pura-pura nggak ngerti? Gue juga punya nafsu, gue juga bisa terangsang kalau ngeliat lo kayak gini dan gue juga bisa kebablasan ngelakuin apa aja sama lo kalau gue bener-bener nggak bisa ngendaliin diri gue."Kembali Ann hanya terdiam, saat ini dia benar-benar tahu bahwa yang dilakukannya salah. Meski dia bergaul setiap hari dan menempel terus pada Willy, benar apa yang dikatakan laki-laki itu dia juga memang seorang laki-laki normal. Yang bisa tergoda oleh apapun, apalagi penampilan Ann bukan hanya menggoda itu sudah seperti memberikan akses untuk menyentuhnya."Sorry Will, Gue nggak bermaksud seperti itu. Lagian perkara kayak gini kan gue benar-benar bukan maksud mau menggoda lo. Emang gaya tidur gue kayak gini," jelas Anna dengan menunjukkan wajahnya yang polos, imut sekaligus menggemaskan di hadapan Willy."Ha
"Yuk, buruan kita jalan nanti kemalaman. Lo tau sendiri kan Bram sama Bisma kayak gimana. Nanti dia ngoceh-ngoceh deh, perkara traktir doang kalau gue telat datang, nanti gue dipikir bawa kabur uang orang lagi," ucap Ann bersikap B aja padahal hatinya juga semrawut.Gadis itu sedang mencoba menghilangkan atau membuat penyangkalan diri. Dia sebenarnya juga peduli dengan apa yang diucapkan Willy. Tapi, tetap saja dia tidak ingin mengakuinya. Ann masih ingin bebas. Dia belum siap kalau menjalin hubungan dia diatur oleh orang lain. Dan semua waktu juga segala aktivitasnya menjadi surat perhatian juga dikekang oleh seseorang."Untung aja Willy nggak tahu, kalau gue kepergok dan ketahuan, gue juga memikirkan hal yang kayak tadi tauk, tapi malu. Gue harus tenang dan bersikap B aja di hadapan Willy," suara hati Ann berbisik lirih, sesekali ekor matanya melirik Willy. Tapi, kemudian dia menundukkan kepalanya lagi berjalan mengikuti kakinya yang berlatih.Willy sebenarnya tidak enak hati. Dia i
"Nggak usah aneh-aneh ya, Ann. Elo itu kan nggak kuat minum," Willy sekedar mengingatkan kalau teman barbarnya juga gadis biasa yang memang tidak kuat minum. Willy yakin kalau gadis itu meminum satu gelas, dia pasti sudah berakhir dengan tertidur. Itu mabuk terparah yang pernah dihadapi Willy dan akhirnya dia tidak bisa membawa Ann pulang karena takut emaknya Ann ngomel-ngomel."Yaelah Wil, lo tadi kan bilang, emak gue lagi arisan dan belum juga pulang terus lo tadi juga udah bilang kan sama pembokat gue di rumah kalau kita nginep di rumah teman. Bukannya Lo udah atur semua dan gue yakin semua pengaturan lo pasti bisa lolos dari amukan emak gue," Ann menimpali omongan Willy, Dia tidak mau kalah soal berdebat dengan laki-laki itu."Gue tahu, tapi tetep aja lo nggak bisa sembarangan minum banyak dan bikin onar. Mabok lo rese, Anna." Gregetan Will dibuatnya."Apanya yang rese dan apa emangnya lo tahu? Paling banter gue cuman molor selebihnya ya emang gue nggak tahu sih," meski terdengar
“Jadi sudah tidak ada lagi yang kamu sembunyikan dariku? Hmm?!” Logan sudah merasa puas telah memberikan hukuman pada Ann.Gadis itu sedang menarik nafasnya atas hukuman yang diberikan oleh Logan.“I–iya, tolong jangan ganggu aku. Aku mau tidur!” Suara Ann lirih dan hampir tidak terdengar.“Bisa gawat kalo dia tahu gue suka balapan dan olahraga berat itu,” otak Ann sedang berpikir ulang untuk menceritakan masalah sisi lain tentang dirinya yang berbeda. An tidak ingin Logan juga terkejut kembali atau berpikir yang aneh-aneh lagi tentang dirinya. Sampai hari ini Ann masih bisa menyembunyikan semua. Bahkan orang tuanya pun nggak pernah tahu kalau dia suka balapan liar dan olahraga boxing.“Kamu istirahat sebentar lagi ya, aku mau mandi dan mengecek segalanya. Ronny akan segera mengurus keperluan kita hari ini,” meski mata Ann tertutup, telinga yang mendengar, namun keningnya jadi berkerut mendengar ucapan Logan.“Memangnya hari ini kita mau kemana?” Kata Ann bersuara lirih.“Orang tua
“Lepaskan aku, Mario!” Monica menatap kesal lawan dihadapannya. Tangannya hampir mendekati wajah Mario, namun lelaki itu menangkapnya dengan cepat.“Kamu mau kemana? Urusan kita belum selesai, hah! Bukannya tadi kau bilang akan melakukan apapun yang aku minta,” Mario mengingatkan janji Monica sebelum mereka masuk ke ruang pertemuan keluarga.“Semua sudah gak berlaku. Aku gak mau lagi kamu sentuh. Kita sudah melunasi hutang masing-masing. Jadi, jangan ganggu aku lagi!” Monica tegas menolak permintaan orang tuanya, dia tidak mau di jodohkan dengan Mario.Monica sedang berpikir keras bagaimana orang tuanya bisa bertemu dengan Mario. Dia tidak bisa membayangkan apa saja yang sudah diceritakan Mario kepada orang tuanya. Monica masih mengira semua yang terjadi adalah rencana Mario. Tidak mungkin orang tuanya bisa bertemu dengan Mario begitu saja. Monica merasa Mario sudah menyelidiki latar belakangnya.“Hah, enak saja mau pergi. Awalnya aku memang sempat menolak permintaan tuan Mason yang
“Umm … Logan ini sangat enak tolong jangan berhenti!” pinta Ann saat merasakan Logan berusaha keras memompa pinggulnya naik turun sambil tangannya meremas dua bongkahan kenyal miliknya bergantian dengan mulut Logan yang men hisap nya.“UM ah kamu benar-benar nikmat sayang. Aku sayang padamu umm ah!”Hentakan makin kuat dan membuat Ann meremas sprei sambil pinggangnya juga ikut memutar terus mengikuti ritme yang Logan berikan.Tubuh mereka sudah saling berpeluh.Ann tidak menyangka akan melakukan ini setelah mendapatkan izin dari orang tuanya. Pertemuan yang tidak sengaja dengan Logan malah berbuah seperti ini.Logan mengecup kening Ann setelah melakukan pelepasan beberapa kali dan Ann ambruk dalam pelukannya.“Sebentar-sebentar, aku mau tanya!”Ann sedikit menjauhkan tubuhnya.“Hmm, tanyalah. Aku siap menjawab, tapi jangan menjauhiku!”Logan menolak keras dan menarik kembali tubuh Ann kedalam dekapannya.Logan sudah merasakan dunia Ann miliknya. Jadi, tidak akan membiarkan gadis itu w
Mario sedang asik mengelus paha Monica. Tapi, Monica terus menghindar karena takut ketahuan oleh keluarganya.“A–aku, Mah? Dengan siapa?” Monica benar-benar terkejut karena dia berpikir malam ini hanya acara makan malam keluarga tanpa ada unsur lainnya.Dan seketika otak Mario langsung mengerti. Dia menaikkan sudut bibirnya. Seringai nya cukup terlihat jelas dimata Monica.“Gila yang benar aja, jangan bilang gue di jodohin Ama dia?” Oceh hati Monica dan di sambut dengan senyuman oleh Mario.Begitulah perasaan Monica yang tidak jauh beda dengan Ann yang terpaku seperti orang bodoh saat orang tuanya menjelaskan semua.“Kalau begitu, apa boleh aku mengobrol dan meluangkan waktu lebih banyak dengan calon istriku?” ucap Logan dan deg Ann kalang-kabut mendengar kata istri dari mulut Logan.“Tentu saja, Logan, uhmm … tapi, kasih kami jawaban pasti dulu, kamu bersedia kan menerima Ann sebagai istrimu,” kini Erika yang menghentikan duduk Logan yang terlihat bersiap mendorong kursi yang diduduk
“Bella, sebelah sini!” Ann menutup teleponnya setelah melihat sang ibu melambaikan tangan padanya. Dan tatapan Logan pun tertuju ke arahnya.“Ada apa ini? Kenapa mereka ada disini juga?” batin Logan bingung saat melihat ibunya Erika dan Bardo Mason ayahnya ada di belakang wanita yang melambaikan tangan ke arah Ann. Logan melihat si ayah tampak berbicara dengan serius.Ann segera membungkuk saat dia berhadapan dengan mereka.“Nah ini dia, Erika, putri semata wayangku. Dia cantik kan?” ucap ibu Ann seraya menarik dan memperkenalkannya pada seorang wanita paruh baya, namun masih terlihat anggun dan elegan.“Hmm, aku yakin dia memang cocok, Nathalie” tegasnya dan Logan langsung mengernyit ketika mendengarnya. Ibu Ann menggandeng dan memperkenalkan Ann padanya.“Beri salam pada tante Erika, Bel,” ucap ibu seolah menarik lengan Ann untuk berjabat tangan.Ann yang belum mengerti apa yang terjadi dia hanya mengikuti arahan ibunya untuk berjabat tangan.“Oh, ha–hai tan–te, aku, Annabella, ta
Ann berjalan sambil memeriksa ponselnya. Dia melihat kembali pesan yang dikirimkan oleh ibunya.“Lantai 45, ruang VVIP Rose,” oceh Ann saat membaca ulang pesan dan bruk, Ann tanpa sadar menabrak seseorang.“Aw!” ringgis Ann sambil memegangi dahinya yang terbentuk dada seseorang.“Kamu tidak apa-apa?” Ann menarik wajahnya ke arah suara, seorang laki-laki bersetelan jas sudah berdiri di hadapannya. Sepertinya dia juga terlihat terburu-buru seperti Ann.“Maaf, saya tidak sengaja, saya tidak melihat jalan!” Ann yang langsung membungkukkan tubuhnya karena merasa bersalah.“Um, sebenarnya tidak juga, saya juga memang sedikit terburu-buru,” ucapnya yang Ann dan laki-laki itu seperti berlomba sampai di depan lift. Dan bunyi pintu lift terbuka, Ann segera melangkah lebih dulu juga diikuti oleh laki-laki tadi.Laki-laki itu menekan tombol 45 saat Ann akan melakukannya. “Lantai 45 juga?” spontan Ann berkata sambil melirik ke arahnya.“Uhm, saya sungguh minta maaf untuk yang tadi,” laki-laki itu
“Aku gak bisa melakukannya Logan, aku mohon. Antarkan aku pulang. Aku harus segera pulang!” Ann menghentikan tubuh Logan yang mencoba menghimpitnya.“Aku akan mengantarkanmu pulang setelah kamu dan aku selesai sarapan!” seringai Logan, dia tak rela saat merasa enak dihentikan. Selama ini dia tidak pernah merasakan apapun pada wanita yang berusaha menggoda atau mendekatinya. Reaksinya malah terjadi pada Ann, meskipun gadis itu tidak menggoda, buat Logan gerakan dari matanya saja sudah membuat Logan kepanasan.“Sarapan? Ayo kita sarapan dan setelah itu kita pulang,” jawab Ann cepat, dia mengartikan sarapan yang sesungguhnya bukan sarapan yang sekarang ada di otak Logan. Logan tersenyum kecut saat mendengarnya. Dia tidak menyangka kalau Ann masih sepolos itu.“Sayang, please, kamu nggak bodoh kan? Sarapan yang aku maksud ini,” ucap Logan sambil menggerakkan bibirnya mengarah pada dua benda kenyal milik Ann juga belaan bibir Ann yang terasa basah dan membuatnya gak nyaman.“Aku janji akan
Logan membuka matanya lebih dulu. Dia melihat gadis di sampingnya dengan tatapan takjub. Tidak pernah sekalipun dia membayangkan akan ada peristiwa seperti ini dalam hidupnya. Ini adalah kebanggaan juga pencapaian terbesarnya.Tangannya perlahan membenarkan anak rambut milik Ann. Gadis itu masih terlelap dengan damai. Logan membelai kedua alis Ann secara bergantian, seolah dia memindai apapun tentang tubuhnya. Sedikitpun Logan tidak ingin melewatinya. Dari alis pindah ke hidung lalu perlahan membelai pipi gadisnya.Namun, getaran ponsel diatas meja samping ranjang Logan membuat posisinya berubah. Logan memiringkan tubuhnya, bangkit perlahan agar tidak mengusik Ann yang masih dalam buaian.Dia memandangi sesaat ponselnya, baginya beberapa detik itu membuat keningnya berkerut. Tidak pernah dalam jangka waktu satu tahun ini Logan mendapatkan panggilan tersebut.Logan merasa ada hal yang serius dan darurat ketika mendapatkan panggilan tersebut. Dia pun perlahan turun dan membawa ponselnya
“Kita ke apartemen Ronny, setelah itu kau boleh pulang?” perintah Logan saat pintu kemudi di tutup dan Ronny melihat dari spion.Tidak ada yang bicara, bahkan Logan terkesan enggan menatap Ann. Gadis itu hanya melirik dan tidak berani bicara. Dia masih bertanya-tanya apa yang akan dilakukan laki-laki itu. Melihat wajahnya yang dingin dan sulit ditebak sudah membuat Ann gelisah.“Ya ampun, Ann, sekali lagi Lo harus berurusan dengan cowok gila ini. Dia pasti minta gue ngelakuin yang aneh-aneh. Gimana ya? Apa gue kabur aja? Gue emang bisa berantem, tapi kalo di hadapkan dengan cowok yang bikin gue deg deg serr juga repot. Apalagi kalo dia udah natap gue, arrgghh mati gue?” Ann menjerit dengan hatinya, dia tanpa sadar terus menggigit bibirnya dan itu meski Logan tidak melihatnya secara langsung sudah membuat tangannya mengepal dengan kuat.Saat Logan menyadari mobilnya sudah berhenti dan berada dalam parkiran dan lift khususnya, dia segera keluar dan saat Ann membuka pintu, “Aarrgghh!!” J