Sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Nick sebelumnya, bahwa dia berjanji kalau dia akan mengajak baby girl-nya itu untuk berjalan-jalan.
"Ck... Gue gak tahu, Ngel, sama jalan pikiran lo. Gue ada 6 mobil mewah dan lo lebih milih buat jalan!" kesal Nick, jangan lupakan ekspresi wajahnya yang begitu kesal.
"Kan, enak, daddy. Jangan gunai mobil," ucap Angel sambil terkekeh kecil.
"Ck... Gue risih, Ngel. Di sini banyak orang lihati gue," ucap Nick malas, dia mengedarkan pandangannya untuk memperhatikan seluruh pandangan mata orang yang ada di pinggir jalan itu.
Banyak yang memperhatikan wajah tampan dan penuh dominasi milik Nick dengan tatapan kagum dan juga memuja. Ah... Jangan lupakan tatapan yang terlihat begitu lapar dari kedua bola mata seluruh wanita yang juga ikut berkeliaran kesana kemari.
"Ck... Barang bawaan lo, repoti," sinis Nick sambil memutar kedua bola matanya dengan malas."Hyaaaa! Apaan?! Mau tengkar daddy?!" tanya Angel ganas."Cih... Sok iya tengkar," gumam Nick, lalu kemudian mendecih sarkas.Angel yang tidak sengaja mendengarkan itu langsung menjulurkan lidahnya dengan maksud dia yang meledek Nick."Random lo," sinis Nick.Bukannya menjawab kalimat sarkas dari Nick, Angel malah langsung menghamburkan pelukannya pada tubuh sang dominan."Gue nyetir, Ngel. Bahaya.""Gak. Kamu mahir nyetir. Kamu nggak akan buat aku luka!""Having sex, mau?""Apaan?!"Angel langsung melayangkan sebuah pukulan pada lengan Nick saat mendengarkan tawaran yang diberikan oleh pria itu untuk dirinya."No having sex!" pekik Angel sambil memasang tampang kesalnya.Nick langsung terke
Angel masih setia untuk terus menyuap Nick sang daddy.Baru saja beberapa suap dan setelah itu Angel langsung melumat lembut bibir Nick.Nick tersenyum tipis karena dia sudah paham tentang apa yang akan dilakukan oleh Angel kepada dirinya."Lewat mulut lebih enak, kan, Daddy?" tanya Angel dengan nada manjanya sambil mengedipkan sebelah matanya kepada Nick.Tuk!Nick menyentil kening Angel dengan gemas sehingga membuat Angel langsung menatapnya dengan tatapan kesal."Bersihi otak lo," ucap Nick datar, sedangkan Angel hanya tertawa pelan untuk menanggapi ucapan Nick."Makan lagi... Aaaaa!" perintah Angel, lalu kembali menyuap makanan ke dalam mulut Nick.Nick membuka mulutnya untuk menerima suapan dari Angel, tetapi Angel kembali melumat bibirnya sama seperti beberapa menit yang lalu.Nick tersenyum menyeringai karena kebinalan sang s
Kini Nick sudah menyetir mobilnya menuju tempat tujuan utama mereka berdua yang tak lain adalah sekolah Angel."Pulang nanti siap-""Gue gak bisa jemput," potong Nick, dia tahu arah pembicaraan Angel."Kenapa?" tanya Angel dengan nada suaranya yang terdengar begitu sedih."Hilde nelfon gue, katanya ada urusan di bar dan harus gue yang selesaikan," jawab Nick."Ouh..." Angel menganggukkan kepalanya tanda paham, lalu kemudian mengalihkan pandangannya untuk menatap keluar jendela mobil.Dia masih merasa sedih dan juga kecewa karena Nick yang tidak dapat menjemput dirinya saat pulang sekolah nantinya.Nick melirik ke arah Angel, dia tahu kalau wanita mungil itu kesal kepada dirinya."Nanti selesai di bar, sekitar jam tiga subuh gue jumpa sama lo di apart lo," ucap Nick yang berusaha untuk mengembalikan senyuman sang sugar baby."Jangan
Kini waktu menunjukkan jam dua belas siang yang artinya proses belajar dan juga mengajar disekolah Angel dan Evie di istirahatkan selama satu jam.Kini Angel merapikan alat belajarnya, lalu memasukkannya ke dalam tas berwarna merah mudanya itu.“Ngel, cepetan urusi barang-barang sekolah lo itu. Gue udah laper banget, Ngel...” lirih Evie kepada Angel.“Aku kan tadi bilang sama kamu, kamu ke kantinnya duluan aja,” balas Angel tanpa menatap Evie karena fokus mengemasi barang-barang sekolahnya.“Ck, iya deh... gue tunggu tanpa ngomel-ngomel,” ucap Evie kesal kepada Angel.Angel yang mendengar itu hanya terkekeh pelan karena tingkah laku Evie yang sekarang.Dan kini Angel selesai mengemasi barang-barang sekolahnya.Mata Angel yang tadinya fokus untuk menatap barang-barang sekolahnya, kini beralih menatap sahabatnya itu.“Aku bingung sama kamu Vie, tingka
Kini waktu menunjukkan jam lima sore, maka dari itu, sekolah yang ditempati oleh Evie dan Angel belajar sudah menyudahi proses pembelajaran mereka hari ini.Kini Angel mengemas semua barang-barang sekolahnya dan memasukkannya ke dalam tas miliknya.Lainnya halnya dengan Evie, Evie lebih memilih untuk meletakkan kepalanya diatas buku catatan dan juga buku pelajarannya yang tersusun rapi, Angel yang melihat itu langsung mengalihkan pandangannya ke arah sahabat dan juga teman sebangkunya itu.“Kamu kenapa gak siap-siap buat pulang,Vie?” tanya Angel.“Gue gak suka dan gak mood buat pulang,” jawab Evie dengan nada lemas.“Ck, tumbenan banget kamu gak bahagia dan gak mood dengar bel pulang sekolah. Biasanya juga bar-bar, ambil tas habis itu banting pintu kelas terus lari cepat keluar sekolah,” jelas Angel sambil menatap Evie.“Itu kemarin-kemarin, Ngel, kalau sekarang mah udah beda,
Kini Nick sudah mengantar Angel tepat di depan apartemen Angel.Nick membalikkan tubuhnya sambil menatap intens wajah baby girl-nya itu. Begitupun Agel yang juga ikut menatap wajah sugar daddy-nya itu.Tangan Nick kini bergerak untuk merengkuh wajah sang baby girl, tatapannya kepada Angel benar-benar lembut."Nanti lo tetap di apartemen lo dan jangan pernah buat keluar di apartemen lo," ucap Nick sambil menatap sorot mata Angel.Angel tersenyum lembut lalu menganggukkan kepalanya."Hum... Kalau semisalnya lo mau keluar dari area apartemen lo, lo harus beri gue kabar," ucap Nick lagi."Iya, daddy," jawab Angel lembut.Nick tersenyum lalu mengecup singkat bibir Angel dan mengacak-acak pelan rambut Angel."Ya udah... kalau gitu lo masuk kedalam sekarang," perintah Nick kepada Angel.Angel langsung membuka pintu
Beijing, 8:45 PM“Mau kemana sih, Ngel?” tanya Evie kepada Angel.“Ck, bagus kamu siap-siap cepetan Angel gak bisa nunggu lama tahu!”“Membosankan!” ucap Angel.Evie melirik kesal Angel yang sedang berbaring santai sambil memainkan ponselnya.“Bagus lo pilihin gue baju yang cocok buat tuh tempat kesukaan gue yang lo bilang,” kata Evie“Oke,” jawab Angel.Angel langsung mengobrak-abrik seisi koper Evie. Evie yang melihat itu semakin kesal kepada Angel.“Astaga Ngel, carinya ikhlasan dikit lah! Isi koper gue lo obrak abrik semua!” kata Evie dengan kesal.Angel hanya menyengir lalu kembali membongkar semua isi koper Evie dengan pelan. Evie yang melihat sahabatnya itu hanya bisa mendengkus kesal.“Baju yang sering Evie pakai ke club yang mana yah?” tanya Angel di dalam hatinya.Angel mengitari pandangan
Beijing, 9:45 PMAngel menghapus air matanya dengan kasar. Angel benar-benar terpukul dengan peristiwa yang dilihatnya hari ini. Angel memijit pelipisnya dengan keras.“Hiks...”Sekali lagi Angel terisak. Angel terus berusaha agar fikiran negatif nya pergi, tetapi fikiran negatifnya tetap keras kepala untuk tetap tinggal di kepala Angel. Ingin rasanya Angel terlihat biasa-biasa saja tetapi semuanya berat, Angel tidak pandai ber akting.“Aku harus apa...” gumam Angel dengan nada suara yang sedikit serak.Angel menangis seperti ini bukannya lebay, tetapi ini kali pertama Angel merasakan cinta.Bayangkan saja jika kamu baru saja jatuh cinta tetapi semua kenyataan memberikan fakta yang pahit. Jikalau orang yang benar-benar kamu sayangi tengah bermain api di belakang mu.“Ini kali pertama aku menangis sesakit dan sesedih ini karena cinta”“Apa ini yang dibilang rasa sakit cinta pertama?” tanya Angel kepada dirinya sendiri.“Bena
Sekolah, 17:23 -"Lo tadi bilang kalau hari ini lo mau pulang bareng gue, kan?" tanya Evie sambil melirik ke arah Angel yang tengah memasukkan beberapa alat tulisnya ke dalam tas.Angel hanya menganggukkan kepalanya sambil berdeham malas sebagai jawaban."Tumben sekali kamu menawarkan aku untuk pulang bersama. Apa kamu sudah sadar kalau aku tidak sebodoh dengan apa yang kamu pikirkan?" tanya Angel dengan sinis dan menyindir sambil melirik ke arah sahabatnya.Evie hanya bisa tertawa bodoh sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal."Bukannya gue nggak tahu kalau lo ternyata tahu yang sebenarnya. Tapi, gue cuma berusaha buat lo biar lo bisa dekat dan kembali lagi sama Nick," ujar Evie tanpa rasa takutnya.Angel memutar kedua bola matanya dengan begitu malas saat mendengarkan penuturan dari sahabatnya itu."Aku tahu kalau kamu melakukan semua itu hanya untuk bonus mu yang bertambah tinggi, kan? Aku tahu kalau pria tua itu menjanjikan ka
Besoknya -Sekolah, 12:36 -"Ngel, mau ke kantin bareng gue enggak?" tanya Evie.Angel yang memasukkan semua alat tulisnya di dalam tas langsung mengalihkan pandangannya ke arah Evie."Uhm ... Aku mau kerjakan beberapa soal dulu baru mau ke kantin, Vie. Lagi pula, aku belum ada rasa lapar sedikitpun," jawab Angel lembut."Ya udah deh kalau gitu. Gue nungguin lo aja dulu buat kerja soalnya, habis itu kita ke kantin sama-sama," ujar Evie.Angel menatap ke arah Evie dengan sebelah alis yang terangkat."Tumben banget kamu asal terima saja, Vie. Biasanya kamu enggak bisa banget kalau aku tolak kamu untuk ke kantin. Ada apa ini?" tanya Angel curiga.Evie memutar kedua bola matanya dengan begitu malas saat mendengarkan pertanyaan curiga dari Angel."Jadi, di sini gue salah lagi, anjir?! Gue nolak mau lo salah. Gue terima mau lo, salah juga. Serba salah banget gue!" kesal Evie.Angel terkekeh."Habisnya aku cuma he
Sekolah, 16:26 -Bryan tengah berjalan di koridor sekolah sambil memegang tas ranselnya. Ada sedikit luka pada bagian punggungnya sehingga dia tak bisa memakai tas ranselnya dengan baik.Bryan meringis pelan saat merasakan ngilu pada punggungnya, tetapi dia berusaha meredam suara ringisannya walaupun kadang tanpa sadar dia meringis pelan.Saat dia hendak keluar dari pintu utama sekolah, dia tak sengaja bertemu dengan Angel."Sore, Angel!" sapa Bryan dengan ramahnya kepada Angel.Angel yang tengah memegang setumpuk buku paket langsung menghentikan langkah kakinya dan tersenyum ramah ke arah Bryan."Selamat sore juga, Bry," sapa Angel balik."Lo kenapa enggak balik? Sekolah udah mulai mau sepi nih," tanya Bryan.Bryan heran, biasanya Angel akan pulang lebih cepat bersama Evie kalau sudah selesai bel berbunyi."Ah ... Aku mau ke perpustakaan dulu, Bry," jawab Angel sambil mengangkat buku paket yang dia pegang.
Beberapa hari berlalu. Semua sibuk di keadaan mereka masing-masing.Angel yang sibuk di dunia sekolahnya yang satu bulan lagi akan berakhir. Evie yang sibuk sekolah di pagi hari hingga siang hari dan berakhir bekerja di malam harinya. Hilde yang sibuk bekerja sebagai bartender terpercaya Nick hampir dua puluh empat jam. Sedangkan Nick, dia sangat sibuk untuk meminta maaf kepada Angel, walau dia tahu kalau bukan dia yang bersalah di sini."Ngel ... Lo mau balik sama gue nanti pas lo pulang sekolah?" tawar Nick."Enggak usah," jawab Angel datar.Nick menghela napas panjang, Angel benar-benar berbeda dari sebelumnya. Angel sangat dingin kepadanya, padahal wanita itu dulunya sangat cerewet kepadanya. Tapi, kenapa sekarang malah berbanding terbalik?"Jadi, lo mau pulang sekolah sama siapa?" tanya Nick."Sama Evie," jawab Angel datar."Bukannya Evie-""Aku tahu kalau kamu yang meminta Evie untuk tidak pulang sekolah bersama denganku.
20:31 -Langkah kaki seseorang baru saja terdengar pada kedua daun telinga Angel.Malam ini terasa begitu sunyi bagi Angel. Ya, walaupun kadang semasa hidupnya, Choi sang mama selalu giat bekerja dan pulang dikala subuh. Tapi, memang suasana kali ini sangat berbeda bagi Angel. Apalagi, papa Angel juga bahkan tak tinggal satu atap lagi dengan dirinya. Pihak keluarga papa Angel, lebih tepatnya sepupu papa Angel memaksa agar papa Angel kembali ke rumahnya saja dibandingkan tinggal di satu atap yang sama dengan Angel.Alasan keluarga papa Angel sangat klasik.Angel anak durhaka.Angel anak yang tidak tahu diuntungkan.Yang paling sering diingat oleh Angel yang tak lain adalah hal yang menyakitkan bagi Angel, mereka menganggap kalau Angel-lah yang merupakan seorang pembunuh di sini.Uhm ... Untuk masalah Evie yang tinggal di apartemen Angel. Evie sudah tidak tinggal di apartemen Angel, karena dia sudah memiliki pekerjaan sen
07:23 AM -"Wah! Langsung masuk sekolah aja lo, Ngel?! Gue kan udah bilang, lo enggak usah masuk sekolah dulu!" seru Evie kesal.Angel tersenyum tipis."Mana bisa kalau aku enggak masuk sekolah cepat, Vie. Apa kabar sama nilai aku?" gumam Angel.Evie menghela napas panjang."Kan, guru tahu kalau lo enggak masuk sekolah karena masih berduka cita sama kepergian mama lo," kata Evie pelan.Angel menggelengkan kepalanya."Enggak, Vie. Kematian mama aku enggak boleh jadi alasan buat aku down kayak gini. Kematian mama aku bukan alasan yang bagus, Vie," jawab Angel lembut.Evie mendengkus lalu menganggukkan kepalanya karena tak bisa melawan Angel.Evie memeluk Angel dengan lembut dan berharap kalau dia bisa membuat sahabatnya itu sedikit merasa sembuh dan tenang dari permasalahannya."Yang lo bilang emang benar banget, Ngel. Jangan down cuma gara-gara masalah kayak gini. Gue tahu kalau lo anaknya baik dan enggak
Evie dan Angel tengah duduk di depan peti mati yang berisikan mama Angel yang sudah tak bernyawa.Para pelayat dengan pakaian serba hitam mereka juga duduk untuk mengirimkan doa kepada mama Angel yang sudah tak bernyawa itu.Angel terus menangis atas kepergian mamanya yang tidak diduga-duga itu, tetapi berbeda dengan Evie, dia malah bertanya-tanya di dalam hatinya."Apa Nick benar-benar setega itu sampai rela membunuh mama Angel hanya karena dia yang ingin bersatu dengan Angel tapi tak direstui."Kalau Evie pikirkan hal itu, dia merasa kalau Nick tak segila itu hanya untuk mendapatkan restu saja. Membunuh? Sungguh gila kalau memang Nick memiliki niat bejat seperti itu kepada mama Angel dari awal."Ngel, lo yang sabar, yah," kata Evie dengan lembutnya kepada Angel.Angel menggelengkan kepalanya dengan pelan sambil terus menangis dan memegang peti mati sang mama."Gimana aku enggak nangis, Vie. Mama aku meninggal dan papa
Evie membalikkan badannya sambil menatap wanita yang tidak jauh dari hadapannya."Hey! Lo lagi?" seru Evie.Wanita itu menganggukkan kepalanya dengan cepat untuk menjawab pertanyaan Evie."Duduk dulu gih," tawar Evie."Makasih," jawab si wanita mungil dengan lembut.Wanita itu duduk di kursi kosong yang ada di hadapan Evie. Kursi kosong itu biasanya diisi oleh Angel, tetapi kali ini kursi kosong itu diisi oleh wanita mungil, polos dan sama sekali tidak Evie kenali."Lo mau pesan apa? Nanti biar gue yang pesanin," kata Evie menawarkan.Wanita itu terkekeh kecil."Buat apa mesenin aku, sih? Kan, aku punya kaki sendiri. Emangnya, apa guna kakiku?" kata si wanita mungil.Evie tertawa pelan."Lo gemesin banget deh!" puji Evie.Wanita itu terkekeh."Ah iya. Aku ke sana buat pesan makan dulu, yah!" seru wanita mungil itu."Uhm ... Iya," gumam Evie.Wanita mungil itu berdiri, lalu menuju salah
Brak!Hilde menutup telinganya dengan kedua tangan berototnya usai mendengarkan vas bunga itu berakhir pecah di belakangnya.Prang!Sekali lagi retakan itu kembali menggema di kedua telinga Hilde, membuat pria itu menggeram rendah sambil menghembuskan napas dengan kasar."Sialan ..." umpat Hilde pelan karena kakacauan itu.Hilde mengarahkan pandangannya untuk menatap seluruh kekacauan yang ada di dalam apartemen mewahnya.Televisi yang sudah pecah layarnya.Vas bunga yang sudah hancur tak bisa diperbaiki.Piring kaca yang pecah tak terbentuk berserakan kesana kemari di atas lantai.Bahkan, meja kaca di ruang tamu patah menjadi dua bagian.Oh sial! Berapa kerugian Hilde saat ini di dalam apartemennya?"Apart gue hancur macam kapal pecah ..." lirih Hilde sambil mengusap wajahnya dengan kasar.Hilde melirik ke arah si pelaku yang tengah mengatur deru napasnya. Sang pelaku bersikap santai dan tenang