ANASTASIA POV"Tunggu disini, gue lupa bawa dompet." Kata Eder bangkir dari posisinya,Karena terlalu terkejut aku tidak bisa membalas perkataannya. Aku mendengus tak percaya, "Ada-ada aja." gumamku memperhatikan Eder yang berjalan tergesa-gesa keluar restoran.Semenjak menghabiskan waktu bersamanya aku lebih memahim Eder, dia bukan pria yang 100% sempurna, dia itu pelupa. Saat dia tidak fokus dia cendrung akan melupakan beberapa hal kecil yang ada disekitarnya. Aku merasa lega, itu lebih baik karena aku tidak merasa seperti cinderalla yang mendapatkan pangeran tampan yang sempurna.Kehadiran seseorang membuatku hampir tersedak. Aku mengerjapkan mataku berkali-kali, dan penglihatanku tidak salah, laki-laki paruh baya dan satu orang berpakaian hitam sedang berjalan kearah mejaku. Aku berdiri seketika saat laki-laki itu sudah berdiri didepanku, mengangguk singkat karena aku tidak tahu apa yang harus aku katakan untuk menyapa dirinya.Hans Mirendeff, Ayah Eder masih di Florida Keys,"Goo
EDER POV Sebenarnya dalam hatiku terus bertanya-tanya, Apa melakukan hal ini tidak akan menimbulkan masalah? Apa selalu berakhir diatas tempat tidur dengan Ana itu tidak akan melukai dirinya? Setiap kali memikirkan bagaimana perasaannya selalu membuatku berakhir dalam kekhawatiran dan kefrustasian tanpa henti. Entah apa yang membuatku berfikir dia akan berhenti mengatakan perasaannya, semanjak memiliki hal seperti ini denganku aku takut apa yang ia ungkapkan sekarang bukan hal yang sebenarnya. Aku tidak bisa mengatakan jika aku dan Ana dalam hubungan, ah aku sama sekali tidak pernah berfikiran untuk memiliki hubungan dengannya, aku takut akan menyakitinya. Sifatku yang terkadang sulit dikendalikan membuatku tidak akan pernah berani mengambil resiko dengan Ana. Aku tidak perlu lagi menjelaskan bagaimana Ana akan bereaksi, dia tidak sekuat itu dan aku belum berani memberikan beban perasaan untuknya. Selama ia merasa bahagia dengan hal yang seperti ini aku tidak akan mengeluhkannya, t
AUTHOR POVAnastasia masih menangis sesegukkan. dia melihat keliling ruangan, kamar yang semula damai dan hangat entah bagaimana menjadi sepi dan dingin. Kamar yang semula hanya ada tawa dan adegan mesra entah bagaimana bisa menjadi adegan yang mengerikan dalam hitungan jam.Kenapa waktu begitu kejam? dia bahkan tetap berjalan dan mengubah setiap hal semaunya.Ini bukan yang pertama, tapi kali ini bagaimana cara Eder meninggalkannya membuat Anastasia paham jika ini mungkin akan menjadi yang terakhir kalinya. Anastasia menarik nafasnya, dia merasa sesak, setiap pertengkaran benar-benar mengikis batinnya.Dengan tenaga yang tersisa, Anastasia merapikan pakaiannya. Dia juga merapikan pakaian Eder memasukkan kedalam tas ransel laki-laki itu yang masih tertinggal diwalking closet. Anastasia memeluk baju yang bekas Eder pakai erat-erat, menangisinya hingga membuat baju itu basah.Anastasia sadar dia tulus mencintai Eder tapi saat Eder mengatakan setiap hal mengenai Nathan, dia merasa kelu.
AUTHOR POVSemanjak Eder menghubunginya, Bryan memutuskan untuk menunggu kedatangan Anastasia di Caffe yang ada dilobby Apartemennya. Firasat Bryan mengatakan bahwa badai baru saja terjadi dan dia juga memiliki firasat jika Anastasia sedang kacau sekarang.Tidak begitu lama menunggu disana, sebuah mobil sedan hitam sampai. Seorang supir keluar dengan seorang wanita asia yang tak lain adalah Anastasia, dengan cepat Bryan bangkit dari tempat duduknya hampir ingin menjatuhkan kursi yang ia duduki.Bryan melangkah cepat dan berhenti tepat didepan Anastasia yang berjalan menunduk hingga tidak menyadari kehadirannya.Anastasia mendengakkan kepala, "Bryan." gumamnya,Tidak menunggu lama Bryan langsung menarik Anastasia didalam pelukkannya, dia sudah bisa menebak dengan apa yang terjadi saat melihat wajah Anastasia. Matanya sembab, dan dia tampak tidak fokus dengan sekitarnya. Anastasia benar-benar kacau seperti dugaannya.Bryan tahu bagaimana Hans, ayah kandung Eder. Dia bahkan memahami baga
"Saat tuhan mengabuli permintaan tapi hati merasa bersalah karena pernah memintanya."AUTHOR POVItu seperti sambaran petir untuk Anastasia. Suara laki-laki yang sudah beberapa bulan ini tidak didengarnya entah kenapa membuat tenggorokkannya kering. Ini bukan seperti rasa terbebani, tapi rasa takut mengenai beberapa hal yang mungkin saja terjadi. Daddy baik-baik sajakan? Anastasia mengingat Daddy-nya seketika, dia seperti anak durhaka yang lupa menelpon Daddy-nya beberapa hari belakangan ini. Anastasia terlalu sibuk dengan Evon, seperti Bryan yang menghandle tugas Eder, dirinya jugalah yang menghandle tugas Bryan."Nathan." ulang Anastasia, tangannya mulai bergetar.Kakinya refleks melangkah pergi ke ruangan yang tidak dipenuhi orang. Semoga semua baik-baik saja, Anastasia merapalkan itu seperti doa. Perasaannya tidak enak seketika, "Ada apa?" tanyanya."Kamu sebegitu bencinya sama aku Ana." Suara Nathan terdengar lirih,Alis Anastasia berkerut, "Apa maksudnya?""Iya, kamu benar-benar
"Terkadang, apa yang terlihat baik belum tentu baik dalam arti yang sesungguhnya."AUTHOR POVEder meminta supirnya untuk mampir ke Rumah Sakit sebentar, sambungan telpon mobil langsung berbunyi saat supir memutar arah sesuai perintah Eder. Helaan nafas berat terdengar, dengan kikuk supir itu berkata, "Ini dari mobil pengawalan tuan.""Bilang saja pada mereka, aku akan pergi menemui psikolog-ku dan katakan pada mereka Pria Tua itu sudah tahu." jawab Eder, dia sama sekali tidak berpaling dari jendela.Eder seperti mayat hidup,Sembilan hari,Sudah selama itu Eder tidak bisa tidur dengan baik, dan Eder menduga dia sudah terlalu banyak mengonsumsi obat penenang karena bukannya mengantuk jantungnya malah berdegup terlalu cepat hingga ia bisa mendengarnya ditelinga.Jika Eder mati itu bukan masalah, tapi entah bagaimana dia selalu mengingat Anastasia disetiap detiknya. lagi-lagi Eder menghela nafas berat, sampai kapan ini semua akan berakhir. Eder hampir tidak kuat berada dalam lingkungan
"Tidak ada yang pernah dibenarkan untuk setiap tindakan yang bisa merugikan orang lain, apapun alasannya."AUTHOR POVBryan menghentikan langkahnya saat melihat Eder berjalan dikoridor rumah sakit, dia mengerjapkan matanya beberapa kali sebelum memutuskan memanggil namanya, "EDER!"Benar, ternyata itu benar Eder.Tanpa Bryan sangka mereka bertemu dirumah sakit tempat Sarah bekerja.Eder menghentikan langkahnya, merasa senang melihat Bryan disana, ia langsung berjalan menghampirinya, "Oh God! kau apa kabar?" Tanya Eder langsung memeluk Bryan setelah berada didepannya.Dengan nafas tersenggal-senggal Bryan membalas pelukkan Eder singkat, Dia merasa lega karena setelah lebih dari seminggu akhirnya ia bertemu dengan Eder dalam keadaan hidup. ya, benar-benar dalam keadaan hidup.Bryan menepuk-nepuk bahu Eder sebelum melepaskan pelukkannya, "Kamu sedikit kurusan." kata Bryan, itu kenyataan Eder terlihat lebih kurus dari sebelumnya."Aku hampir mati disana." Sahut Eder sambil melirik Bodygo
AUTHOR POVBefore the day,"Kalaupun aku mati juga kamu pasti balik lagi sama sih Anastasia itukan!"Nathan memejamkan matanya, dia tidak tahu apa yang terjadi pada Katherine akhir-akhir ini. Apapun yang ia lakukan akan terlihat salah dimatanya, bahkan saat dia membawakan Katherine buah pir, wanita hamil itu malah mengatakan jika Nathan merindukan Anastasia maka dari itu dia membeli buah kesukaan mantan tunangannya.Padahal, Nathan tidak bermaksud apapun saat membeli buah, itu hanya kebetulan buah pirlah yang ia lihat pertama kali saat dirinya sampai disupermarket."Kath, aku benar-benar capek, aku gak mau bertengkar." sahut Nathan sambil membuka jaketnya,Semenjak usia kehamilan Katherine menginjak ke delapan bulan, emosinya menjadi tidak stabil, tekanan darahnya pun selalu tinggi setiap kali melakukan periksa rutin kehamilan.Dokter spesialis kandungan mengatakan jika Katherine mengalami stress dan merasa tertekan.Mengetahui hal itu Nathan sudah tidak pernah lagi menanggapi amarah
ANASTASIA POVSaat aku masih muda dulu aku sangat menginginkan putri kecil yang cantik, membayangkan memilki seorang anak perempuan itu sangat menyenangkan. Ramput panjangnya yang bisa aku ikat dengan berbagai model ikatan setiap kali anakku akan berangkat sekolah, pita dan ikat rambut warna warni terhias dengan sempurna diatas kepalanya, membayangkannya saja sudah membuat hatiku terasa hangat dengan perasaan bahagia.Aku ingin menggunakan dress warna atau model senada dengan anak perempuanku nanti, dan mendapatkan Adelaine dalam hidupku benar-benar seperti impian yang menjadi nyata. Tidak hanya itu, masih banyak hal lain yang ingin aku lakukan dengan Adelaine. Aku ingin mewujudkan impianku dulu, saat aku berharap memiliki seorang ibu diwaktu kecil.Sebelumnya hanya impian kosong seorang anak yang tidak memiliki ibu, impian yang tidak pernah bisa aku wujudkan. Tapi sekarang, aku memiliki Adelaine dan aku ingin ia menjadi anak yang istimewah dan selalu bahagia disetiap hembusan nafas
EDER POVSejak waktu yang lama aku berhenti bermimpi, aku tidak lagi memiliki keinginan lain selain sukses dalam karir. Aku berhenti memimpikan setiap hal mengenai keluarga, apapun itu, entah keluarga besarku yang kembali utuh atau aku yang memiliki keluarga kecilku sendiri.Aku bersikap egois untuk apapun yang aku sebut kesuksesan, aku menutup diri untuk apapun yang berkaitan tentang perasaan. Tapi itu yang membuatku semakin kesepian, dan itu menggerogotiku lebih dalam.Setelah aku menyerah pada setiap hal tentang keluarga, semesta malah memberikanku anggota baru dan memaksaku untuk menerima kenyataan jika aku akan memiliki Ayah sambung beserta saudara tiri yang tidak pernah kukenal sebelumnya.Seperti aku yang sudah menyerah akan keluarga, aku tidak dengan mudah menerima itu semua.Aku sempat marah tentu saja, itu tidak sesuai dengan apa yang kuharapkan tapi lagi-lagi tidak ada yang bisa aku lakukan selain menerimanya.Entah mulai dari mana, entah apa yang membuat semua keadaan beru
AUTHOR POVSarah melangkah dengan langkah lebar menghampiri Eder yang masih manahan tubuhnya di tembok, dia menendang kaki Eder membuat pria itu meringis bersamaan dengan tubuhnya yang terjatuh ke lantai. Air mata tidak henti-hentinya jatuh di pipi Sarah dalam lubuk hatinya melihat Eder seperti itu menyiksanya tapi mendengar apa yang Eder katakan sebelumnya membuat hatinya lebih terluka. Sarah menarik rambut Eder menyeretnya menuju pintu kamar dimana Anastasia berada. Eder berusaha menahan tubuhnya tapi saat Sarah menghentak rambutnya ia tidak kuasa melakukan apapun selain membiarkan dirinya dibawa Sarah dengan cara kasar.Sarah membuka pintu itu dengan kasar, langsung mengacungkan pistol yang ada ditangan kanannya pada Anastasia yang tersentak karena kedatangannya, "Aku benar-benar benci akhir yang bahagia.""Itu menyebalkan karena aku satu-satunya yang tidak bahagia, aku tidak akan membiarkan siapapun keluar dengan bahagia dari rumah ini." tambahnya sesekali terisak,Eder yang me
"Berdiri mencintai seseorang sendirian, itu bukan hal yang mudah."EDER POVAku menghembuskan nafas berat saat mendengar suara Sarah yang antusias. Perasaan menyangkal itu muncul, Benarkah sosok yang sangat aku kenal ini bisa menyakiti istriku?Dadaku langsung sesak saat menyadari Anastasia yang menghilang dan aku masih tidak tahu kondisinya sekarang, "Hallo." suaraku gemetar,"Kamu baik-baik saja Ed?" tanya Sarah, Bagaimana bisa baik-baik saja? Aku bingung dengan sikapmu yang biasa saja, aku bingung dengan nada suaramu yang seperti tidak ada masalah,Sarah jika kau bermain-main dengan Anastasia sekarang, itu berarti kau juga bermain-main dengan hidupku, Aku menarik nafasku, berusaha untuk bersikap normal dan tidak mencurigakan, bagaimana sikapku saat ini mungkin akan mempengaruhi keadaan Anastasia. Ya jika Anastasia benar-benar bersamanya, "Aku sedang tidak dalam keadaan baik-baik saja, apa aku bisa bertemu denganmu?"Jantungku berdegup kencang setelah mengatakan maksudku, Apa di
"Kamu tahu apa yang paling bahaya dari cinta, saat cinta tidak lagi tulus dan berubah menjadi ambisi untuk memiliki seutuhnya. Karena cinta tidak sesuci itu, dia bisa berbahaya jika dimiliki oleh orang yang salah." AUTHOR POVHari demi hari sudah Anastasia jalani, tidak ada semenit pun Anastasia tidak menangis. Ini sudah hari ke dua Anastasia dirumah ini, rumah yang hanya ia ketahui jika Sarah tinggal disini dengan beberapa orang yang tidak pernah Anastasia temui.Selama dua hari ini, Anastasia merasa hidupnya seperti didalam neraka. Berubah 180 derajat dan ia tidak pernah membayangkannya.Sarah datang untuk berdebat dan menyiksanya, entah berapa kali Sarah hampir membunuhnya.Sarah sangat senang bermain-main dengan Anastasia, seperti sengaja membuat Anastasia ketakutan dan memilih untuk mengakhiri hidupnya, bahkan saat Anastasia mengeluarkan darah karena perlakuan Sarah bukannya merasa bersalah Sarah malah tertawa terbahak-bahak merasa puas.Anastasia tidak tahu berapa lama lagi ia
AUTHOR POVAnastasia merasakan pusing yang amat sangat saat membuka matanya, hatinya mencelos seketika menyadari keberadaannya disebuah kamar yang sangat asing untuknya. Dimana aku? batinnya, Hatinya berdegup kencang, tangannya menyentuh perutnya cepat-cepat. Instingnya berkata untuk segera melindungi bayinya,Anastasia hampir melompat saat mendengar tuas pintu berbunyi, tubuhnya seketika membeku saat melihat Sarah masuk kedalam dengan dress bunga-bunga. Senyumannya membuat bulu kuduk Anastasia berdiri, Bagaimana bisa Sarah disini? Anastasia menyadari bahwa ada yang tidak beres disini.Dengan gerakkan lemah gemulai Sarah meletakkan tangannya didepan dada, masih dengan senyum yang menakutkan."Bagaimana tidurmu?" tanya Sarah masih dengan senyuman itu yang membuat nafas Anastasia tercekat."Aku-aku ada dimana?""Kau aman ditempatku." ujar Sarah,Bayangan terakhir kali menyadarkan Anastasia, ada seseorang yang menculiknya, "Apa-" Suara Anastasia bergetar, "Apa kamu menculikku?"Jujur sa
AUTHOR POVSudah seminggu semenjak Eder sampai di Amerika, ia tidak pernah pergi keluar dari Rumah Sakit tempat Hans dirawat.Selama seminggu itu juga Eder tidak melakukan apapun selain menjaga Hans, dia memilih untuk menginap dirumah sakit dibandingkan pulang ke rumah ataupun Mansion Ayah-nya.Eder tidak menangapi semua orang yang ingin menemuinya, bahkan dia mengutus sekretaris Ayah-nya untuk memberi tanggapan atau klarifikasi pada pers yang membuat perkemahan sendiri diarea rumah sakit untuk mendapatkan berita tentang Ayah-nya.Setelah selesai memberi informasi terbaru mengenai kondisi Hans, Sekretaris Hans datang berkunjung untuk memberikan laporan serta menemui Boss besar-nya dan Eder."Dimana jalang itu?" tanya Eder, dia mengingat Laura kekasih Ayah-nya yang tidak kunjung datang sejak ia sampai di Amerika dan menunggui Hans.Sekretaris Hans berdaham, "Tuan besar sudah tidak bersama dengan Laura sudah sejak lama."Eder yang awalnya tidak tertarik menoleh untuk melihat Pria yang u
ANASTASIA POVSemua anggota keluargaku berkumpul di ruang tamu apartemen, mereka semua tampak cemas tapi dari semua ekspresi mereka Eder-lah yang terlihat paling tegang, dia bahkan tidak menggubrisku saat aku berusaha menenangkannya dengan menghusap-husap jemarinya."Anastasia tidak bisa ikut denganku ke Amerika." Aku menoleh pada Eder yang duduk disampingku, Eder menarik nafasnya lalu kembali berkata, "Anastasia sedang hamil besar jadi akan beresiko jika ia berpergian jauh.""Apa?" Aku tersentak, cukup terkejut hingga aku tidak bisa berkata apa-apa."Earl, segera buat visa lo, gue cari penerbangan akhir malam ini, gue berangkat duluan." Eder bangkit dari posisinya, kali ini dia melihat kearah Tante Yuli dan Daddy bergantian, "Tolong jaga Anastasia selama aku tidak ada, aku akan kembali sebelum Anastasia melahirkan."Tante Yuli dan Daddy hanya tertegun melihat Eder, mereka bahkan tidak mengatakan apa-apa saat Eder pergi masuk ke kamar tidur kami.Earl bangkit dari posisinya, "Aku akan
AUTHOR POV Anastasia terbangun dari tidurnya, matanya mengerjap-ngerjap sebentar sebelum ia meraih ponselnya dinakas untuk melihat jam.Jam sudah menunjukkan pukul 9 pagi, Anastasia menguap lalu bergerak bangkit dari posisinya.Eder telentang disampingnya, masih menggenakan jeans dan kaos yang ia kenakan semalam.Rasa bersalah memenuhi hati Anastasia, semalam dia dengan kejamnya meminta sesuatu yang mustahil, mana ada tukang ice cream rujak yang jual jam tiga dini hari. Anastasia menghusap rambut Eder sayang sebelum bangkit dari posisinya, dia benar-benar merasa bersalah.Kehamilannya sudah cukup tua hingga membuat Anastasia kesulitan berjalan, pinggangnya selalu terasa pegal, dan kakinya juga membengkak sejak bulan lalu saat kehamilannya menginjak bulan ke tujuh. Anastasia membuka pintu kulkasnya, alisnya bertautan saat melihat rujak dan es krim yang sudah sedikit meleleh dikuahnya. Senyuman mengembang diwajahnya, seakan tahu apa yang dilihat Mommy-nya perut Anastasia bergerak, "I