My Stalker is a Vampire 19
Malam tiba, aku hanya berdiri di balkon kamar yang luas. Semua terasa ramai sekarang, sangat beda dengan tadi siang. Entah kenapa aku mulai tidak semangat dan merasa ingin pulang.
Jordan? Aku tidak tahu dimana ia kini, bahkan kami tidak lagi berbicara setelah aku menyinggung tentang Lauren yang mana ia katakan adalah miliknya.
Apa ia sedang mengoleksi kepemilikkan?
Aku memang bodoh dan naif, seharusnya aku tahu dunia yang kujalani saat ini berbeda dengan dunia normal seperti dulu. Lantas apa yang kuharapkan kini? Aku hanya berharap semua pikiran buruk tidak melintas di kepalaku dengan begitu mudahnya. Itu membuatku bersikap skeptis terhadap apapun.
My Stalker is a Vampire 20Pagi ini aku terbangun dari tidurku yang tidak nyenyak. Aku bermimpi buruk, di mimpiku aku sedang dikejar oleh segorombolan orang memakai jubah. Mereka mengerikan dan mencoba menangkapku bahkan mereka ingin membakarku, untung saja aku terbangun.Aku mengambil gaun bewarna hitam di lemari, semua isi lemari itu hanyalah gaun. Aku sedikit tidak terbiasa tapi mau bagaimana lagi, hanya itulah pilihanku.Sebelum keluar dari kamar, aku membuka pintu balkon dan membiarkan cahaya masuk ke dalam kamar ini. Dengan begitu, tempat ini tampak lebih hidup. Setelah itu aku keluar dari kamar.Marilyn terlihat sedang menata bunga-bunga segar di vas bunga. Aku menghampirinya."Pag
My Stalker is a Vampire 21"Dimana Lauren?" tanya Jordan pada seorang pria yang sepertinya pelayan di sini.Pria itu mendunduk sebentar sebelum menjawab, "ia sedang berada di taman, tuan."Jordan langsung saja berjalan tanpa mengatakan terima kasih pada pria itu dan sebagai gantinya aku yang akan mengatakannya."Terima kasih," kataku yang disambut senyuman tipis pria tersebut.Lantas aku kembali mengikuti Jordan, langkah kakinya terlalu lebar membuatku kesusahan mengejarnya. Sampai kami tiba di taman, ku lihat Lauren sedang menanam bunga. Wajahnya yang semangat terlihat jelas dibalik topi bundarnya.Aku menatap tangannya, ternyata ia mem
My Stalker is a Vampire 22Aku menatap Jordan yang kini tengah bermain dengan pianonya. Ia sangat tampan sekali, apalagi jika ia dibalut jas, membayangkan itu membuatku tidak sadar jika pria yang tengah kubayangkan telah menatapku sedari tadi."Memikirkan sesuatu?" goda Jordan yang pastinya sudah tahu isi pikiranku."Kau mengetahuinya?!""Sedikit mengintip," kekehnya dan mengambil tempat di sampingku."Sial."Jordan menggeleng. "Aku tidak suka kau berkata kasar," tolaknya.Aku mengedikkan bahuku, seolah tidak mendengar dan tidak medulikannya.
My Stalker is a Vampire 23Aku menutup pintu mobil dengan kencang. Bahkan aku tidak memperdulikan Harry yang menatapku bingung. Ya, aku memang tidak tahu diri, setelah ia memberiku tumpangan, aku malah tidak berterima kasih bahkan menutup mobilnya dengan kencang.Aku berjalan menjauhi mobilnya dan berakhir di depan pintu rumahku. Tidak ada keberanian yang muncul untuk mengetuk pintu ini. Aku takut Jared marah padaku jika ia melihat keadaanku saat ini.Menghela napas, aku memilih menyenderkan punggungku di samping pintu, dapat kulihat mobil Harry masih di sana, ia belum beranjak sedari tadi.Pintu mobil itu terbuka, Harry datang mendekat padaku. "Kenapa kau tidak masuk?" tanyanya.Aku hany
My Stalker is a Vampire 24Aku bertemu Harry di kantin. Senyumnya langsung timbul saat ia mendapatkanku dan langsung saja mendekat padaku, lalu berakhir duduk di depanku."Menungguku?" tanyanya.Aku memutar kedua bola mataku. "Tentu saja tidak," balasku.Harry kembali tersenyum.Aku mengeluarkan surat warna biru awan dari kantong jasku dan menunjukkannya pada Harry yang mana langsung membuat wajahnya berubah warna."Oh my godness!Kau membacanya?" tanyanya tidak percaya dan malu.Aku tertawa melihat reaksinya. "Aku tidak menyangka seorang Harry masih menulis surat cinta,"
My Stalker is a Vampire 25Semenjak kejadian itu aku kembali menjadi Mikaintrovert, anti sosial dan, menyebalkan.Jared terus bertanya padaku saat aku kembali ke rumah dengan keadaan menangis dan kacau. Aku tidak menceritakannya pada siapapun dan aku tidak ingin mengingatnya kembali.Selama seminggu, aku tidak pernah keluar kamar. Mom, Jared, logan terus mengkhawatirkanku. Aku ingin bersikap baik-baik saja tapi itu tidak mudah. Jordan telah mengambil semuanya dariku dan pergi meninggalkanku.Seminggu itu sudah menjadi hal terburuk bagiku. Tubuhku menjadi kurus, aku tidak selera untuk makan bahkan tidak untuk turun dari ranjangku. Aku hanya memikirkan Jordan, itu saja selama seminggu penuh.
My Stalker is a Vampire 26Sudah dua tahun semenjak kejadian itu dan aku sudah sepenuhnya bisa menjalani hidup dengan tenang dan normal tanpa memikirkan pria itu lagi.Aku sudah menjadi mahasiswi di salah satu kampus dan tentunya terkenal. Bahkan aku sudah tidak seperti Mika yang dulu, introvertdan anti sosial.Aku mempunyaifollowerratusan ribu di-insta. Bahkan, aku mempunyaiFans clubku sendiri. Juga, aku mempunyai kekasih yang tampan yang serasi denganku. Benar-benar beruntung, bukan?Aku berlari memeluk Harry saat ia sedang berjalan di koridor kampus. Jalannya terhenti, ia berbalik dan mendekap leherku lalu mengapitnya. Aku tertawa dan minta dilepaskan, ia menyanggupi.
My Stalker is a Vampire 27Bunyi pesan dari kertas kemarin terus mengangguku hingga kini. Bagaimana bisa ia tahu dan bertingkah selayaknya pengajarku. Padahal, aku harus mati-matian menghindarinya. Dan juga, kenapa mata kuliah hari ini diisi olehnya. Kenapa hidupku tiba-tiba dipenuhi olehnya?"Mika, jangan melamun jika masih mengikuti kelas ini."Aku tersentak, mendapatkan Jordan berkata seperti itu padaku diikuti oleh pandangan semuanya tertuju padaku.Aku berdehem, menetralisirkan perasaanku saat ini. "Maaf,Sir.""Lain kali jangan ulang perbuatanmu itu, Mika," tegasnya dan aku mengangguk tanpa melihat padanya.Jordan kembali berbicara