Godaan yang samar-samar itu membuat kedua mata Andri tertuju padanya, ia tak pernah menduga bahwa Yuni begitu menawan, dada yang montok, tulang selangka yang indah, rambut yang berantakan, tubuh yang seksi, kaki panjang yang cantik dan ramping, pemandangan ini membuat Andri tergiur, yang paling menggodanya terutama adalah yang dipakai di tubuh Yuni itu…
Meskipun hanya samar-samar terlihat, namun memberinya dampak visual yang kuat. Ia tak tahan menelan ludah, juga seketika teringat kembali pemandangan indah di atas yang ia lihat dari bawah kantor, Yuni bahkan lebih memesona daripada model dalam pameran mobil, ia merasa model-model ini setingkat jika dibandingkan dengan Yuni. Memikirkannya, berbagai pikiran terus muncul di benaknya… Entah sudah berapa lama Andri tak berhubungan dengan wanita, karena dirinya tak mengingat kejadian yang terjadi bulan lalu, namun ia tetap bisa menggunakan berbagai kemampuan yang dimilikinya dengan baik, pengetahuannya yang luas juga muncul begitu saja dalam otaknya. Beberapa bagian tubuhnya menguat karena pengaruh arak, tatapannya pada akhirnya tak bisa lepas dari godaan kancing kemeja Yuni, bagian kancing kemejanya yang terbuka menampakkan kulit putih yang lembut di bawah cahaya lampu. Setelah melawan diri sendiri beberapa kali, akhirnya Andri gagal menahan nafsunya, sisi jahat dalam dirinya berkata, sia-sia kalau tidak menyentuhnya, bagaimanapun juga bisa dianggap kau melakukannya karena minum arak. Namun sisi baik dalam dirinya berkata, kau adalah orang baik-baik, bukan seorang bajingan! Akhirnya, Andri dipengaruhi oleh sisi buruknya, ia mengusap dengan keras kedua puncak yang menjulang tinggi itu menggunakan kedua tangannya seperti orang gila, suhu yang panas membuat pembuluh darah Andri berkontraksi, sarafnya menegang, entah kata-kata apa yang tepat untuk melukiskan perasaan berkobarnya saat ini. Saat itu juga, sebuah handphone tiba-tiba berdering, Andri terkejut hingga tangan kanannya yang sedang memegang senjata itu bergetar, ia mencari sumber bunyi itu, ia pun menemukan dering handphone itu berasal dari tas Yuni. Ia dengan cepat menarik kembali tangannya, mendengar suara deringan dari tas LV itu, dadanya berdegup kencang, ia merasa dirinya bagaikan orang yang telah melakukan tindakan kriminal, ia sangat amat panik, jika hal ini diketahui oleh Yuni, ia pasti dipecat. Handphone yang berdering itu membuat Yuni yang sedang pingsan sedikit tersadar, dengan malas ia menggerakkan bibir merahnya yang seksi, tangannya menggeliat sebentar di atas sofa, namun tak lama kemudian, Yuni kembali tertidur. Tetapi handphone di tasnya tetap berdering, Andri membuka tas Yuni karena penasaran, ia mengambil iPhone putih dari dalam tas itu, lalu dilihat nya dengan teliti, di layar handphone itu tertulis nama seorang pria, Tommy, ia tak tahu siapa itu Tommy, apalagi hubungannya dengan Yuni. Andri sama sekali tak berniat mengangkatnya, namun ia tak sengaja menekan tombol terima telepon. Lawan bicara dalam telepon itu seketika berkata, "Yuni, kudengar kau pulang, kenapa tidak meneleponku? Di mana kau sekarang?" Andri tak tahu harus bagaimana, ia mencoba menjawab, "Ia sedang mabuk."Pria itu mendengar suara Andri, seketika bertanya dengan panik, "Siapa kau? Kenapa handphone Yuni bisa ada padamu? Berikan teleponnya pada Yuni!" "Dan siapa kau?" Andri bertanya balik padanya, ia khawatir wanita incarannya memiliki pacar. Suara Tommy tiba-tiba terdengar kasar. "Siapa aku? Aku adalah pacarnya, aku beri tahu, jangan macam-macam! Cepat beri tahu aku di mana dia, kalau tidak aku akan membuatmu menyesal!" Andri mendengar kata "pacar", seketika marah besar, meskipun ia belum tahu apakah benar pria ini pacar Yuni, tetapi saat ia bertabrakan dengan Yuni ia tahu wanita itu adalah untuknya, jika ada orang yang berani merebutnya, orang itu benar-benar tak sayang nyawa. "Lalu tahukah kau siapa aku?" Andri balik bertanya padanya. "Siapa?" Tanya pria itu penasaran. Andri mengucapkan kata demi kata, "Dengar, aku adalah lelakinya, ia sekarang berada di ranjangku, mau aku kirim foto padamu?" "Apa? Lelaki Yuni? Hei bocah, jangan sok, aku beritahu kau, jika kau berani menyentuhnya, akan kubunuh kau!" Teriak pria itu dengan kasar dari ujung telepon, seperti tak tahan ingin datang kesana menembus telepon. "Sudahlah, aku sedang sibuk." Andri tak mau terlibat lagi dengan pria bernama Tommy itu, ia pun segera menutup telepon, lalu menghapus nomor telepon Tommy, kemudian ia mematikan handphone Yuni dan mengembalikannya ke dalam tas.Saat itu, Andri merasa dalam bahaya, jika pria bernama Tommy ini benar adalah pacar Yuni, ia sebaiknya bagaimana, bisa-bisa dirinya dipecat dari perusahaan. Setelah ia berpikir beberapa saat, ia tak ingin memikirkannya lagi, bodoh amat, toh sudah terjadi, apa lagi yang harus ditakutkan, asalkan pria itu tadi bukan ayah Yuni, ia tak peduli. Akhirnya, ia menengok kembali Yuni yang masih sangat mabuk, ia berbaring di atas sofa bak putri tidur, namun saat ia menundukkan kepala dan mencium aroma badannya yang penuh bau muntah Yuni, ia segera melepas bajunya dan melemparkannya ke mesin cuci di kamar mandi, kemudian mesin cucinya berputar, besok ia masih harus mengenakan jas untuk pergi kerja! Kalau tidak bisa-bisa ia didenda karena tak mengenakan seragam kerja, ia tak mau melakukan hal tak menguntungkan begitu. Ia menghabiskan waktu setengah jam lebih di kamar mandi, akhirnya jasnya selesai dicuci, ia pun menjemurnya di depan jendela. Saat ia kembali ke ruang tamu, ia melihat Yuni tertidur pulas, merasa bahwa permukaan sofa itu dingin, maka ia menggendong Yuni masuk ke kamarnya, kemudian ia menyelimuti wanita itu. Melihat Yuni yang tertidur pulas, Andri tak tahan ingin mengecupnya, namun saat ia baru menyodorkan bibirnya, Yuni yang tertidur pulas itu membalikkan tubuhnya, membuat wajahnya berpaling ke sisi satunya. Andri terpaksa menyerah, ia kembali pergi ke ruang tamu, namun ia menyadari di dalam rumah kontrakannya ini hanya ada satu ranjang, bahkan sofanya adalah sofa kayu, kalau malam ini ia tidur di sofa, pasti ia akan sangat kedinginan. Ini adalah rumah yang baru disewanya belum lama ini, selimutnya tak banyak, karena ia tak punya uang lebih.Karena itu, ia berencana pisah ranjang dengan Yuni, ia tak ingin memanfaatkan keadaan ini, namun ini sudah akhir musim semi, angin malam bertiup seperti pisau, jika bertiup di wajah orang pasti akan terasa sakit.Ia juga takut jika ia tidur satu ranjang dengan Yuni, wanita itu salah paham bahwa ia telah melakukan sesuatu padanya, itu akan seperti menodai namanya sendiri, mau melompat ke sungai pun ia tak akan kembali suci lagi. Karena itu, ia mengambil langkah aman, ia menyalakan komputer bekas di kamarnya, lalu mengunduh aplikasi perekam video, setelah memasangnya, ia mengarahkan kamera ke ranjang, ia memencet tombol mulai, aplikasi itu mulai merekam. Ia berharap dengan begini ia bisa membersihkan namanya yang tidur seranjang dengan Yuni. Ia mandi dan mengenakan pakaian tidur, kemudian masuk ke selimut bersama Yuni. Baru saja tertidur tak lama, tiba-tiba sebuah kaki menimpa tubuhnya, saat ia menoleh, itu adalah kaki Yuni, ia tak tahu wanita ini saat tidur begitu tak bisa diam, ia pun memasukkan kaki itu ke dalam selimut, ia takut Yuni kedinginan. Setelah tidur sebentar lagi, Yuni memeluk erat Andri dari belakang, nafasnya sewangi bunga, gumpalan daging di dadanya itu menempel erat pada tulang belakang Andri, ini membuat Andri tak habis pikir, kejadian macam apa ini! Ia berbisik dalam hati, hei cewek, kalau kau tak melepaskanku, aku akan ambil tindakan. Yuni memeluknya tak lama, ia berbalik badan lagi, ia membelakangi Andri, saat itu Andri menghembuskan nafas lega, meskipun bagian bawah tubuhnya terasa tak enak, namun ia tak ingin memanfaatkan keadaan orang seperti itu. Malam yang panjang ini dilalui Andri dengan susah payah, tetapi untungnya ia bisa tidur juga, ia bermimpi melakukan "hal itu" dengan Yuni beratus kali. Keesokan harinya, cahaya matahari pagi memasuki kamar Andri yang tak mencapai 10 meter persegi itu, alarm di atas meja komputernya berdering. Setelah Andri terbangun, ia menyadari tubuhnya tak bisa bergerak, begitu ia menoleh, Yuni sedang memeluknya erat-erat, bulu matanya yang lentik itu perlahan terbuka. Wajah tampan Andri perlahan muncul di pandangan Yuni, ia mengedip-ngedipkan mata, terasa seperti sedang bermimpi. Andri menguap, kemudian menyapanya duluan, "Pagi!" Baru selesai berkata, teriakan tinggi Yuni memecah keheningan di pagi hari. "Aaa..." Di saat Yuni berteriak, Andri juga tertendang oleh kedua kaki Yuni hingga terjatuh ke bawah ranjang.Andri Chen tidak menanggapinya, Yuni Lin dengan ganasnya menendang pria itu hingga jatuh kebawah kasur, dia tidak menyangka bahwa Yuni sangat kuat saat diatas ranjang, suatu saat jika wanita ini tidur sendiri diranjangnya, dia mungkin akan melempar dirinya kesemua sisi ranjang.Ketika Andri sedang mengelus-elus pantatnya, dia medongak dan melihatnya, Yuni tersadar dan langsung terduduk diatas ranjang tanpa sadar dia mengambil selimut untuk menutupi dirinya, “kau… kenapa kau bisa disini¬?” tanyanya kaget.Andri yang masih memakai piyamanya berdiri sambil mengelus-elus pantatnya berkata “Ini rumahku”“Rumahmu?” Yuni tertegun dan seketika memperhatikan sekeliling kamar dan merasa sangat asing dengan tempat ini.Yuni memperhatikan tempat tidur yang ia tiduri, ia tiba-tiba membungkus dirinya dengan selimut dan bangkit dari ranjang, dengan gegabah mengelilingi kamar dan melihat sebuah gunting yang terletak di atas meja kom
Hanya mendengar suara “bang” , Yuni Lin menutup pintu kamar mandi.Yuni mulai memperhatikan sekeliling kamar mandi, meskipun ruangannya tidak besar, tapi sangat bersih, mengambil handuk milik Andri dan menciumnya, merasa sangat lega karena dia handuknya tidak berbau.Saat itu, Andri berbicara dari luar pintu.“Nona Lin, handuk warna putih untuk mencuci muka, warna orange untuk mandi, dan sabun ada disebelah kotak plastik putih.Yuni menoleh dan mengamati sekelilingnya, di dinding dia melihat kotak plastik putih, “iya, aku sudah mengerti” jawabnya.Tak lama kemudian, Andri yang berdiri di luar kamar mandi mendengar air mulai berguyur, dia meletakkan telinganya dekat pintu dan mendengarkan dengan seksama. Andri berpikir kalau saat ini Yuni sedang tidak mengenakan apa-apa, kalau dia membuka pintunya sekarang ia akan melihat pemandangan yang sangat indah tapi ia tidak memiliki keberanian itu.
Yuni Lin tidak peduli padanya, di sini kelihatannya sangat akrab, ia berhenti di seberang kamar Andri.Andri Chen tidak tahu Yuni Lin lagi cari apa, jalan kesana, berdiri di depan pintu berkata “aku sudah tinggal disini selama satu bulan, tidak pernah ada orang yang ke sini, tidak tahu kamar ini kosong atau tidak.”Saat dia berbicara, Yuni Lin mengeluarkan kunci dari tasnya, dengan pelan pelan memasukkan ke dalam lubang kunci, dengan lembut memutarnya, setelah kedengaran suara “klik”, pintu di depannya terbuka.Ekspresi Andri Chen, mengerutkan alis dan melihat semua sisi, tidak ada seorang pun di koridor ini, pencuri itu berseru, “aku tidak percaya! Kamu bisa buka pintu ini, Direktur Lin, kamu bersembunyi! Kapan kapan ajarin aku?”Setelah itu, Yuni Lin membalasnya, semalam minum terlalu banyak, jadi otak sedikit tidak berfungsi.Dia denga
“Aiya….” Hendi berbaring di lantai sambil berteriak.Andri segera menghentikan gerakkannya dan dengan terkejutnya bertanya “bagaimana bisa kamu disini?”Setelah selesai berbicara, dia segera membantu Hendy berdiri dan dengan paniknya bertanya “apakah kamu baik baik saja?”Hendy Wang berdiri, meskipun badannya masih sakit. Dia baru mengetahui Andri bisa kongfu dan dia itu penggemar kongfu Bruce Lee sejak kecil.Dia dengan bersemangatnya bertanya “apakah kamu bisa kungfu?”Andri dengan rendah hatinya berkata “bisa dikit dikit.”“Jadi pelatih aku bagaimana?” Hendy dengan antusiasnya memohon.Andri tersenyum dan berkata “kungfu aku biasa biasa saja, bagaimana aku jadi pelatih kamu, itu seperti bohongin anak perempuan.”“Geraka
Di saat Andri Chen memasuki kantor Manajer umum, Yuni Lin dengan tajam bertanya “Apakah kamu yang menjawab teleponku kemarin?” Begitu Andri mendengarnya, ia tahu bahwa Yuni marah karena sesuatu. Tentu saja, pada saat ini, ia tidak akan mengakuinya. Karna hal itu tidak baik, pria bernama Tommy Sun ini sebenarnya adalah pacar dari Yuni Lin, dan permasalahannya menjadi bertambah besar. Dia berpura-pura tidak bersalah dan berkata “telepon? Telepon apa?” “Apakah kamu menjawab telepon tadi malam ketika seseorang menelponku?” Yuni Lin memperingatkan dengan marah. Andri berpura-pura menggaruk kepalanya dan berkata bohong “Nona Lin, aku minum terlalu banyak semalam. Aku tidak bisa mengingatnya sama sekali.” Berbicara tentang hal ini, Yuni Lin tiba-tiba memikirkan sesuatu. Pagi ini, pelanggan besar perusahaan direktur Zhang selalu menelpon dan mengatakan bahwa ia mabuk kemarin.
Yuni Lin tahu bahwa Departemen pemasaran kekurangan staf dan bahwa beberapa karyawan telah mengambil cuti.Dia juga memahami bahwa Departemen pemasaran adalah garis depan perusahaan, dan jika ada yang tidak beres di garis depan, itu akan mempengaruhi operasi seluruh perusahaan.Oleh karena itu, jika ada Jendral di garis depan, seseorang harus memanggil mereka.Yuni Lin tidak menolak, tapi langsung berjanji “Baiklah! Aku akan mentransfer kamu ke departemen pemasaran dulu, sambil menunggu rekrutan dari departemen sumber daya manusia, lalu aku akan membawamu kembali.”“Baiklah, terimakasih, Direktur Lin.”“Pergilah!”Andri Chen meninggalkan kantor Yuni Lin dan kembali ke departemen pemasaran.Hendy Wang berlari dan dengan gugup bertanya “apa yang terjadi ? aku lihat emosi Direktur Lin sedang marah.&r
Ketika Andri Chen meliahat itu, ia tidak bisa menahan untuk berseru “Sial, seseorang menyentuh pantat wanita di siang bolong.”Hendy mendengar itu, takut bahwa ia akan melewatkan adegan yang begitu indah, dia melihat sekitar dengan cemas “Kakak, dimana itu?”“Itu!” Andri Chen melihat kearah bus.Hendy mengikuti mata Andri dan melihat seorang pria tinggi mengikuti seorang wanita seksi. Ada banyak orang di pintu masuk bus, yang tidak mudah di sadari. Andri Chen menemukannya secara kebetulan.Andri memandangnya untuk sementara dan terkejut menemukan bahwa tujuan pria itu sebenarnya bukan untuk menyentuh pantat wanita seksi itu, tapi tasnya yang berwarna mawar merah, dan pria menarik keluar beberapa alat.“Tidak, pencopet!” Andri terkejut.“Pencopet?” Hendy Wang bergumam dan mengerahkan seluruh per
“tidak sengaja, jadi apa maksudmu?” pria itu tertawa.Salah satu orang yang lebih tinggi yang telah diam untuk waktu yang lama, akhirnya kehilangan kesabaran dan berkata “kak, jangan berbicara omong kosong padanya. Anak ini sudah menghalangi renca kita hari ini. Kita harus menyingkirkannya. Jika tidak, aku panic dalam hati.”Dengan itu, tiga orang dating selangkah demi selangkah menuju Hendy Wang.Hendy melihat situasinya, kakinya menjadi lunak, tubuhnya tidak sadr mundur, dan ia mundur sampai terpojok ke dinding.Mendadak ada suara malas di jalan buntu itu.“Hendy Wang, sialan kau! Aku sudah mencarimu untuk waktu yang lam. Bagaimana bisa kamu ada disini?”Suara Andri terdengar di gang, dan Hnedy melihat harapan.Tentu saja, tiga orang juga mendengar suara dan menoleh ke belakang. Mereka melihat Andri b
Setelah Yuni Lin diberi tahu oleh Andri Chen tentang ini, dia mulai kebingungan dan merasa bahwa orang ini sedang menjebaknya dan segera mengoreksi “Aku menyebut ini hukuman fisik!”Andri Chen tersenyum dan berkata,"Direktur Lin, cara kamu menghukum bawahan kamu benar-benar istimewa. Apakah kedepannya jika karyawan laki-laki perusahaan ini melakukan kesalahan, kamu akan menghukum mereka satu per satu seperti ini?”Yuni Lin tahu bahwa dia tidak bisa menang berdebat Andri Chen, dia tidak tahu dia makan apa sehingga dia bergitu pandai berdebat.Dia cuma bisa berkata dengan kesal “Lakukan apa yang harus kamu lakukan, jangan berdiri di sini dan menggangguku!”Andri Chen masih ingin lanjut berkata, dan Yuni Lin mendesaknya lagi"Enyah dari kantorku! Aku sedang sibuk.”Pada saat ini,
Yuni Lin melihat Andri Chen yang mengelus-elus pantatnya, dan berkata dengan kesal: Minggir!"Direktur Lin! Pantatku benar-benar sakit, kamu tidak tahu seberapa sakit tendangan bocah itu! Andri Chen membesar-besarkan, berharap mendapat simpati dari Yuni Lin.Meskipun Yuni Lin tidak tahu apakah Andri Chen benar-benar kesakitan, tidak pantas bagi pria dan wanita yang tidak punya hubungan berduaan, belum lagi dia meragukan bahwa Andri Chen bukan pria yang baik, karena dia sering berpikir yang aneh-aneh sepanjang hari.Jadi dia langsung melemparkan kantong es ke Andri Chen dan berkata"Pergi ke kamar mandi dan kompres sendiri!”Andri Chen berkata dengan susah payah “ Direktur Lin, bagaimana aku mengkompres lukaku di kamar mandi sendiri?”Yuni Lin tiba-tiba teringat pada Hendy Wang dan berkata,” Kalau begit
"Mengapa Kamu tidak menelepon polisi? “Andri Chen berkata dengan menyedihkan,” Direktur Lin! Di mana aku punya waktu untuk menelepon polisi pada waktu itu? Jika tidak dilakukan dengan baik, pisau akan memotong tubuhku. Untungnya, untung aku beruntung memiliki keahlian bela diri yang lumayan baik. Jika tidak, kamu tidak akan melihat aku hari ini.”Yuni Lin berkata lembut, “lain kali jika kamu menemukan masalah seperti ini, Lindungi diri kamu terlebih dahulu, bukan sepasang sepatu. Jika sepatu hilang masih bisa membelinya lagi, Jika sesuatu terjadi padamu, Aku akan menyesal.”Mendengar perkataan ini,Andri Chen berpikir dalam hatinya, apakah dia khawatir tentang dirinya sendiri?Yuni Lin mengambil sepatu bertumit tinggi di tangan Andri Chen dan memandangnya. Dia menemukan bahwa tidak ada kerusakan dalam sepatu bertumit tinggi. Ini adalah kontribusi dari Andri
Andri Chen mencium bibir Rossa Du langsung di depan John Jiang.Tidak hanya John Jiang terkejut, tetapi Rossa Du sendiri menjadi bingung beberapa saat. Dia tidak mengira bahwa Andri Chen akan mencium dirinya pada saat ini, tetapi juga didepan wajah John Jiang.Setelah ciuman,Andri Chen juga sengaja berkata kepada John Jiang,"Apakah kamu tahu apa hubungan kita sekarang?John Jiang tidak kembali ke pikirannya untuk waktu yang lama. Andri Chen mencium orang pujaan hatinya secara tak terduga. Intinya bukan di sini.Apa yang membuat John Jiang sangat marah adalah bahwa Rossa Du tidak keberatan akan hal itu. Apakah mereka benar bersama-sama?Ketika Andri Chen melihat bahwa John Jiang masih terpana oleh hal itu, ia berpaling ke Rossa Du dan berkata dengan lembut, “Rossa Du, aku naik dulu.”
Andri Chen tahu bahwa Rossa Du adalah orang yang baik. Setelah berpikir tentang hal itu, ia mengatakan kebenaran "aku kehilangan ingatanku dan tidak tahu apa yang telah terjadi sebelumnya. Ketika aku terbangun,aku berada di kota Nanjing dan sedang duduk di sebuah bus. Aku tidak tahu apa yang terjadi dan Aku tidak dapat mengingatnya sama sekali.Mendengar hal ini,Rossa Du memalingkan kepalanya dan melihat Andri Chen. Dia sangat terkejut dan peduli, "Apakah kamu sudah pergi untuk melihat seorang dokter? "Andri Chen mengangguk "Sudah, kata dokter, Aku mengalami Amnesia selektif, hanya bisa mengandalkan pemulihan sendiri cepat atau lambat, atau pergi untuk melihat spesialis otak, mungkin dapat disembuhkan, tapi aku tahu dalam hatiku, probabilitas ini sangat rendah, apalagi kondisiku sekarang yang sedang miskin. ""Butuh berapa banyak uang? " Rossa Du mencoba bertanya.
Ketika Andri Chen berhenti mendengarkan,Sisca Mi datang dan berkata, "beri aku nomor ponsel kamu. Aku akan menelepon kamu di malam hari."Andri Chen mengambil ponsel Sisca Mi,mengetik nomor ponsel sendiri, dan menghubungi nomor itu, dalam beberapa detik, telepon seluler Andri chen berdering."Aku pergi dulu. " Andri Chen melambai ke Sisca Mi dan meninggalkan toilet.Ketika ia berjalan kembali ke Grand CT Mall, ia tidak melihat Rossa Du dan mengeluarkan telepon selularnya dan memanggilnya.Pihak lain dengan cepat terhubung, dan Andri Chen cemas bertanya di telepon, "Rossa Du! Kamu di mana? Aku sedang berada di gerbang Grand CT Mall.""Aku di belakangmu. " mendengar ini, Andri Chen menoleh ke belakang dan melihat Rossa Du.Dia datang dengan cepat,melihat seluruh tubuh Andri Chen
Sisca Mi tahu bahwa ibunya lebih sulit daripada Direktur kepala. Jika dia tidak pergi ke kencan buta, dia akan memaksa dia untuk keluar dari pekerjaannya sebagai seorang polisi dan membuatnya tidak akan menjadi seorang polisi selama sisa hidupnya.Tapi keinginan seumur hidup Sisca Mi adalah untuk menjadi seorang polisi yang baik, untuk menghilangkan kekerasan dan untuk melayani rakyat."Baiklah, aku sudah tahu. " Sisca Mi harus taat.Baru menutup telepon, ponsel Andri Chen berdering, ia sedang menahan rasa sakit, melihat ke bawah, layar ponsel menunjukkan dua kata dingin yaitu DirekturLin.Dia terkejut dan bergumam,"Selesailah sudah, berakhirlah sudah."Tapi dia masih menjawab telepon "Halo! Direktur Lin!"Baru setelah telepon terhubung, Yuni Lin meraung di telepon "Andri Chen! Apakah kamu pergi ke Amerika? Aku
"Petugas! Tidak mungkin ? "pria itu tampak dengan ekspresi pahit.Andri Chen mengambil kesempatan untuk mengancam, "jika kamu tidak mengambilnya, aku akan memberitahu bahwa kamu telah menyabotase TKP dengan sengaja. Kamu akan dipenjara.Ketika pria mendengarkan, wajahnya berubah putih dan ia gemetar,"petugas, Anda...Apakah Kamu bercanda?".Andri Chen mengatakan dengan ekspresi kusam, "Apakah aku kelihatan sedang bercanda? Orang itu harus setuju, bahwa ia akan lebih suka bau daripada dipenjara.Siapa yang memanggilnya begitu tidak beruntung! Apa yang terjadi selanjutnya, bahwa gambar terlalu indah untuk dilihat secara langsung.Penjabaran dari 10000 kata dihilangkan di sini.....Pria itu mengambil pistol polisi Sisca Mi dan dicuci dengan air. Dia meletakkannya di lantai di depan Sisca Mi.&nb
Andri Chen membentakan ibu jarinya kepada Sisca Mi dengan rokok di mulutnya dan berkata, "tidak masalah! "Dia mengambil Rokok di mulutnya dan berpaling untuk melihat ruangan besar di belakangnya. Dia ingat bahwa pistol baru saja terbang ke kamar besar kedua, jadi dia pergi dengan rokok di mulutnya.Ketika dia membuka pintu toilet kedua,tidak ada seorang pun di dalamnya, tetapi tidak ada bayangan pistol."hah! dimana pistolnya ? Dia membisikkan dan segera mencarinya di pintu samping kedua.Setelah mencari beberapa saat, masih belum menemukannya, berpikir apakah dirinya telah salah mengingat.Jadi dia keluar dari ruangan besar dan berpaling kepada Sisca Mi disebelah jendela. "Kucing Liar,apakah pistol terlempar ke sini?"Ketika Sisca Mi mendengar panggilan dari An