Kerak Telor VS Rujak Bebek
Begini jadinya kalau nyonya rumah sedang ngidam, sebagai suami siaga El mau tak mau bersedia direpotkan dengan keinginan sang istri tersayang. Seperti minggu pagi hari ini, jam masih menunjukkan pukul 4 subuh, El sudah di buat pusing memikirkan cara untuk memenuhi keinginan Ody yang mulai aneh-aneh.
"Bao," ucap Ody sambil menggoyangkan tubuh El.
"Hemm... Apa Ai," sahut El malas.
"Kamu udah bangun belum?" tanya Ody mengamati wajah El dari jarak yang begitu dekat, hingga El dapat merasakan hembusan nafasnya.
"Kenapa?" tanya El masih dengan mata terpejam.
"Aku pengen…." Mata El langsu
Aduh Dy, mana enak sih, kerak telor sama rujak bebek? Nggak nyambung atuh bebih... Nantikan keseruan lainnya, jangan lupa komen, vote, dan rating cerita ini yah... Thank you karena kalian udah setia baca cerita Mommy... Love you kesayangan Mommy...
from 1.000 to 10.000Pagi ini keluarga El dan Ody akan terbang menuju ke Guilin. Jika sesuai dengan jadwal penerbangan baru jam 10 pagi tapi kehebohan di rumah sudah terjadi sejak pukul 5 pagi. Bi Pur sepagian harus mendengar sederet pekerjaan rumah dari Ody selama mereka akan pergi berlibur. Belum lagi si nyonya rumah heboh soal urusan kantor yang harus disiapkannya sebelum berangkat."Ai," panggil El yang sedang duduk di balik meja Bar."Ya!!!" teriak Ody keras dari ruang kerja El."Kamu ngurusin apa lagi, bukannya semalam udah beres semua?" tanya El heran, hobi kerja istrinya memang di luar rata-rata."Kontrak, Bao. Eh, sini bentar, " teriak Ody memanggil El. El hanya menurut
Salah Sangka Liburan kali ini begitu spesial karena ini pertama kalinya mereka menjelajah tempat yang belum pernah mereka kunjungi. El yang justru terlihat sangat excited dengan keindahan guilin. "Ai," panggil El, hingga Ody yang ada di sampingnya langsung menoleh agak mendongak karena postur Ody hanya setinggi bahu El, "Ini, indah banget ya." "Iya," sahut Ody. "Tapi lebih indah lagi kamu." "Dasar gombal." "Ini nggak gombal, Ai, aku serius." "Iya, percaya," jawab ody sambil mengulum senyumnya.
I Want You Bab ini mengandung adegan 21+ mohon kebijakan pembaca. “Bao…, kamu kenapa?” tanya Ody bingung karena suaminya yang baru datang tiba-tiba mendekapnya erat di depan pintu kamar “I’m sorry.” “Hah? Sorry kenapa?” Tanya Ody bingung. “Sorry, Ai. Sorry karena selama ini aku sudah salah paham sama kamu.” “Eh, tunggu dulu, deh, maksud kamu apa?” tanya Ody mendorong tubuh El sedikit menjauh dan berusaha menatap wajah El. “Aku sungguhan cinta kamu, aku bener-bener cinta kamu, i love you so much,” ujar El kembali mendekap tubuh Ody erat.
My Romantic Boss El bangun dengan senyum mengembang, Hatinya menghangat saat menatap wajah Ody yang masih tertidur pulas bak seorang bayi, begitu menenangkan. Pagi ini adalah akhir perjalanan mereka, mereka akan mengunjungi salah satu destinasi wisata terakhir dan setelah itu akan terbang kembali ke Indonesia. Perjalanan 1 minggu yang menyenangkan. “Sudah puas lihatnya?” ucap Ody tiba-tiba masih dengan mata terpejam. “Belum, rasanya nggak ada puasnya mandangin kamu.” “Ish gombal, gombal.” “Ih, beneran tau. Apa lagi sejak hamil, glowingnya tambah-tambah,” ucap El dengan pandangan yang beradu dengan manik mata coklat milik Ody.
Tua BangkaEl duduk di ruang meeting dengan tegang. Wajahnya memerah bahkan rahangnya terlihat mengeras menahan amarah. Bobby baru saja melaporkan bahwa si tua bangka Rahmat Sutedjo itu telah mengutus putranya untuk mengacaukan sistem di Intel kemarin.Aryo bekerja keras dengan seluruh tim divisi IT, mereka berjibaku untuk memperbaiki sistem yang sempat dibobol peretas dan menangkap peretas yang coba mengganggu perusahaan mereka."Yo, gimana ceritanya dia bisa membobol sistem kita?" seru El menanyakan pada Aryo. Aryo memang langsung terbang dari China bersama Amara kemarin. Mereka berdua tiba lebih dulu begitu Bobby mengabarkan situasi darurat di kantor."Secara garis besar, sistem kita dibobol dan server induk kita disusupi virus. Perka
I’m Fine 15 menit sudah berlalu dan Aryo masih belum memberi kabar, kepala El nyaris pecah karenanya, telinganya panas mendengar ocehan para pemegang saham yang terus mengkritiknya. El memilih kembali ke ruang kerjanya, hatinya bisa semakin panas ketika mendengar ocehan para pemegang saham. El duduk di balik meja kerjanya dengan kepala tertunduk dan mata terpejam. Ody dapat melihat betapa tertekannya El, Suaminya yang biasanya garang dan penuh karisma mendadak menciut. Ody coba mendekati El berharap bisa memberinya sedikit semangat. "Bao, ini minum dulu," ujar Ody sambil menyerahkan sebotol air mineral. "Aku nggak haus, Ai." kata El dengan kepala tertunduk.
PencemburuOdy meringkuk di balik selimut saat El masuk ke dalam kamar. El berjalan pelan menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya dan mengganti pakaiannya dengan pakaian yang sudah disiapkan Ody di walking closet. Sepanjang jalan pulang tadi, Edo bercerita bahwa Ody menghubunginya dan menanyakan keberadaan El. Sesungguhnya El dapat mengendus aroma kecemburuan di hati istrinya.Seharian ini dia memang terlalu sibuk mengurus kantor, bahkan terpaksa harus meeting lanjutan bersama Ellea di hotel. Pikirannya saat ini adalah berusaha sekuat tenaga untuk menyelamatkan perusahaannya, tidak hanya untuk dirinya tetapi juga untuk semua orang yang ada didalamnya. Usai membersihkan diri, El perlahan naik keatas ranjang dan masuk ke dalam selimut. Dia mulai merapatkan dirinya dengan Ody, memeluk tubuh mungil istri kesayangannya dari belakang, dan mencium puncak k
Promosi2 bulan kemarin merupakan bulan yang berat bagi Intel Persada. Tak hanya bagi El sebagai CEO tetapi juga seluruh staff dan karyawan. Mereka bekerja keras melakukan penelusuran ke seluruh divisi untuk mencari keberadaan mata-mata yang dikirim oleh Rahmat Sutedjo. Sedangkan Divisi IT yang di gawangi Aryo juga harus berjibaku menutup segala celah yang mungkin digunakan oleh para hacker dan mereka juga membangun sistem keamanan berlapis dengan dibantu Ellea sebagai konsultan.Setelah melalui banyak kesulitan dan awan gelap saat ini Intel Persada sudah dalam kondisi aman terkendali. Dan Aryo baru saja mendapatkan promosi untuk menggantikan Lukman, direktur network & IT lama karena pensiun. Kenaikan jabatan ini menjadi sebuah penghargaan luar biasa bagi Aryo yang menunjukkan kinerja yang membanggakan terlepas dari kekacauan beberapa waktu lalu.
Kimora Angelica Rivera Gadis kecil kesayangan El kini telah bertumbuh jadi gadis super cantik dengan perpaduan wajah bule dan oriental. Kimora bertumbuh dengan sehat dan kuat, apa yang dulu mereka khawatirkan bahwa Kim tidak akan bertumbuh sehat nyatanya terbantahkan. Meskipun perjalanan hidupnya tidak mudah, namun gadis kecil yang sudah beranjak remaja itu kini bertumbuh jadi kuat dan pemberani yang cenderung nekat. "Dad, please.. ijinkan aku sekolah ke Singapura," bujuk Kim entah untuk yang ke berapa puluh kali. Pembahasan ini sudah berjalan begitu lama, sejak kasus bully yang dialami Kim 1 tahun lalu. Kim memang tak mau membahas hal itu karena takut membuat kedua orang tuanya cemas namun tak dapat di pungkiri bahwa salah satu alasan Kim memutuskan untuk meninggalkan Indonesia adalah karena hal itu. "Kim, apa nggak bisa ya cari sekolah di Indonesia aja? Di Indonesia juga banyak sekolah bagus kok," ucap El berusaha mengubah keinginan Kim. "Dad, aku ingin berkembang. Jadi tolong i
Pelangi Sehabis Hujan Kepergian Victor 6 bulan lalu memang begitu menyesakkan bagi seluruh keluarga Harrison. Bahkan sebelum kepergiannya itu, dia menitipkan pesan yang sama pada Riana, Erina, dan Ody. Pesan yang meminta mereka untuk memaafkan dirinya yang egois dan berbahagia setelah dia meninggalkan dunia ini. Dia juga berharap agar kepergiannya dapat menebus segala kesalahannya pada mereka selama ini. Situasi jadi jauh lebih baik saat ini. Riana dan Erina belakangan lebih sering menghabiskan waktu bersama. Mereka sepakat untuk memulai segalanya dengan lebih baik sebagai seorang sahabat sekaligus besan. El sendiri mulai dapat bernafas lega. Kasus Rahmat Sutedjo berjalan dengan sangat lancar, ada begitu banyak bantuan yang tak terduga datang silih berganti. Hingga satu demi satu masalahnya pun perlahan dapat diselesaikan. Sekarang, semua orang sedang menikmati buah dari perjuangan mereka. Karena badai tak akan selalu bertahan dan sang surya pasti akan kembali bersinar. Setelah mela
Awal Sebuah AkhirEl menatap punggung Riana yang sedang duduk di taman sendirian. Dari kejauhan El dapat melihat tubuh Riana sedikit berguncang karena tangisnya yang tersedu-sedu. Perlahan El coba mendekati Riana lalu duduk di sampingnya tanpa bicara sepatah katapun.Rasanya dada Riana begitu sesak, dia sungguh tersiksa mengetahui semua fakta yang baru saja didengarnya dari Victor dan Erina. Lelah menangis Riana hanya bisa menyandarkan kepalanya di bahu El. Beban di hatinya terlalu berat untuk ditanggungnya sendiri.El tetap setia menemani Riana hingga hari semakin malam. Ketika Riana sudah cukup tenang, El berusaha menemukan kata-kata penghiburan yang tepat agar dapat meringankan beban hati Riana."Kalau terlalu berat jangan di tahan Ma, lepasin aja," ucap El merangkul bahu Riana erat. "Mama, nggak pernah sangka bahwa akan jadi seperti ini," ujar Riana menghapus sisa air matanya."El paham, Ma. El juga nggak sangka waktu dengar semuanya dari mulut Mami dan Papa." Sontak mata Riana m
Ketika Semua JelasSituasi dalam ruang ICU terasa begitu memberatkan hati Riana. Melihat pria yang sudah puluhan tahun menemani hari-harinya sedang terbaring lemah tak berdaya. Meski sakit membelenggunya hatinya karena berulang kali Victor telah menorehkan luka hingga hampir membuatnya menceraikan cintanya itu. Menurut dokter Lio yang menangani jantungnya, kondisi tubuh Victor melemah. Andai dilakukan operasi saat ini resikonya kematian di atas mejanya akan sangat tinggi. Upaya yang dapat dilakukan disementara waktu adalah mempertahankannya hingga kondisinya lebih stabil dan dapat dilakukan tindakan pembedahan.Victor menatap Riana yang berada di sisi kirinya, tangannya menggenggam erat tangan Riana sambil tersenyum tipis. Lalu dia menoleh ke sisi kanannya dimana Erina berdiri. "Rin," sapa Victor pelan."Hai, Vic," balas Erina ramah. "Akhirnya aku bisa bertemu lagi denganmu," ucapnya dengan suara bergetar. Victor menatap lekat wajah Erina yang masih terlihat cantik seperti puluhan
Obrolan RinganHari menjelang malam saat kondisi Victor terlihat mulai membaik dan dia meminta bertemu semua anggota keluarga. Walaupun kondisi Ody dan Kim saat ini sudah sangat baik, bahkan Ody juga kembali ceria seperti sebelumnya, namun tak dapat dipungkiri bahwa perasaan tak nyaman jelas muncul di hati mereka. Seakan Victor meminta mereka semua berkumpul untuk berpamitan.Seperti sekarang, Victor sedang bertemu dengan Riana dan Erina secara pribadi, sedang yang lain menunggu di luar. El hanya bisa mengawasi keadaan yang ada tanpa mau menjelaskan apapun pada Amara, Aryo, maupun Ody. Dia tahu niatan Victor untuk menemui semua orang hari ini."Bao, apa mereka akan baik-baik saja di dalam?" bisik Ody yang duduk di kursi ruang tunggu ICU.
Pengakuan Erina5 hari telah berlalu, El mulai bisa sedikit lega dan jadi lebih banyak bersyukur. Tekanan yang dialaminya sedikit demi sedikit mulai berkurang. Setelah tim legal menyelesaikan seluruh berkas kasus Rahmat Sutedjo, kini kondisi Kim juga semakin kuat dan sudah mulai lepas dari alat bantu nafasnya. Perbaikan kondisi Kim membuat keadaan Ody pun ikut jadi lebih baik. Ody kembali seperti Ody yang dikenalnya. Perempuan itu memang diakui El sangat tangguh. Namun berbeda dengan yang dialami Victor, kondisinya masih belum ada perbaikan.El sudah kembali berkantor walaupun tak penuh waktu. Seperti pagi ini, ketika mobil El baru saja berhenti di depan lobi kantor Intel tiba-tiba ponselnya berdering dan menampilkan nama Amara. El segera menekan tombol hijau di layar ponselnya dan panggilan langsung terhubung.
Berita MengejutkanSetelah 10 menit menunggu, akhirnya Amara, Aryo, dan Erina pun tiba. El segera pamit untuk menemui Ody sebelum pergi ke kantor. Tampaknya dia memang harus mulai bergerak untuk membereskan semua kerumitan yang terjadi. Mungkin tidak semuanya dapat diselesaikannya, namun setidaknya dia telah berusaha menyelesaikan bagiannya."Ai," Panggil El sambil mendekati Ody yang terlihat meringkuk diranjang."Hmmm," gumam Ody masih dengan memejamkan matanya."Bolehkah, aku pergi sebentar ke kantor?" tanya El sambil membelai lengan Ody yang berbaring membelakanginya, "ada urusan yang harus segera ku selesaikan. Aku janji ini tak akan lama," terang El."Okay," ucap Ody singka
Lelah Lahir BatinSejak semalam Ody tampak pendiam, dia tampak menyimpan segala pikirannya seorang diri. Sesungguhnya, El sendiri tertekan hingga tak tau harus berbuat apa. Jelas keadaan ini tak mudah dijalani El, mengingat kondisi Kim yang masih berjuang, melihat Ody yang sedang terpuruk, ditambah lagi kondisi Victor yang sempat memburuk, dan masih banyak masalah yang harus ditanggung El sendirian. Karena merasa tak dapat berbuat banyak untuk mengurai situasi yang ada, akhirnya dia hanya bisa memilih untuk diam sejenak memikirkan solusi terbaik sambil terus berada disisi Ody."Ai, kamu butuh sesuatu?" Tanya El yang langsung berdiri ketika melihat Ody hendak beranjak dari kasurnya."Aku cuma mau ke toilet," sahut Ody."Biar ku bant
Hallo KimOdy menatap lekat ke wajah El yang jelas sedang menyembunyikan sesuatu darinya. Sedari tadi Ody berusaha menelisik, mencari kebenaran dari ucapan El. Perasaannya saat ini terasa tak nyaman, hatinya tak tenang. Entah dari mana, tapi firasatnya berkata putri kecil mereka sedang tidak baik-baik saja.Ody berusaha mencari celah untuk mencari jawaban dari firasatnya. Penasaran dengan ekspresi yang terus meragu di wajah El membuat Ody semakin yakin bahwa terjadi sesuatu. Dia mulai menggali kebenaran dengan menanyakan nama pilihan El untuk bayi mereka."Oya, nama apa yang kamu pilih untuknya?" tanya Ody sambil menatap wajah El lekat."Namanya, Kimora Angelica Rivera Harrison," jawab El dengan sen