Happy Reading.
****
Mobil BMW keluaran terbaru berwarna hijau gelap melaju dengan kecepatan di atas rata-rata membelah jalanan yang tak terlalu ramai tapi tetap saja mobil itu terus mendapatkan umpatan dan klakson dari pengendara lainnya yang mulai geram melihat mobil mewah itu yang melaju dengan begitu cepat dan mengganggu lalu lintas.
Di dalam mobil itu tampak sepasang kekasih yang tengah fokus dengan pikirannya masing-masing. Sang pengemudi yang tampak jelas kemarahan yang terlihat jelas di wajah tampa laki-laki itu menjadikan jalan yang nyatanya milik pemerintah bukan jalan nenek moyangnya itu bak arena balapan.
Di sampingnya seorang gadis itu sudah berderai air mata, dengan tangannya yang memegang erat pegangan yang ada di mobil tersebut dengan berbagai doa yang terus ia rapalkan. Gadis itu tak ingin mati konyol hanya karena rasa cemburu yang membakar tunangannya itu.
"Falix aku mohon pelakan mobilnya, jangan seperti ini Falix kau hanya c
Thank for Reading all. Semoga kalian suka ya jangan lupa vote dan koment ya guys.
Happy Reading. *** "Morning Mom," sapa seorang gadis cantik dengan dress berwarna pink dan rambutnya yang di gerai dengan indah. "Morning Sayang," jawab wanita yang di panggil Mom itu yang tak lain adalah Linda. Gadis itu berjalan ke arah meja makan dan duduk memperhatikan Linda yang tengah menyiapkan sarapan di meja makan untuk nya dan Linda sendiri. Gadis itu adalah Darla, hari ini adalah hari Minggu jadi ia menghabiskan waktunya di rumah bersama dengan Linda yang juga kebetulan masih berada di rumah. Sedangkan Daddy nya kini tengah berada di luar kota untuk urusan bisnis sedangkan Falix tengah latihan basket. Dan kini sudah dua hari semenjak kejadian di rumah k
Happy Reading. *** Falix berjalan dengan santai memasuki kelasnya yang ternyata sudah ada guru yang mengajar. Begitulah Falix selama Darla sekolah di sekolah yang sama dengannya, selalu datang ke kelas saat jam pelajaran sudah di mulai dan semua itu karena sikap posesif nya. Ia baru akan keluar dari kelas Darla saat guru sudah masuk kelas dan jika guru tidak datang maka Falix akan bolos dari kelasnya dan memilih untuk menemani Darla. Guru yang melihat murid nya yang satu itu hanya bisa menghela napasnya berat tak tahu harus bagaimana menghadapi muridnya yang satu itu. "Baik anak-anak sekarang kita adakan ulangan harian saya kasih waktu kalian untuk belajar tiga puluh menit," ucap sang guru yang langsung membuat seis
Happy Reading. *** Darla berjalan dengan santai menuju gudang bersama Aneska yang tadi menjemputnya ke kelas gadis itu dan gadis itu mengatakan jika Falix yang memintanya membuat Darla mengangguk dan segera pergi Aneska. "Ceritain dong Dar gimana lo bisa ketemu sama Falix," ucap Aneska dengan begitu bersemangat ingin mendengar cerita si kutub utara itu. Aneska masih tak menyangka orang yang dingin dan cuek seperti Falix sudah memiliki tunangan. Darla yang mendengar permintaan Aneska tersenyum senang, ia memang sangat senang menceritakan tentang nya dan Falix. "Saat itu aku masihSecondary school dan itu untuk pertama kalinya aku sekolah umum karena sebelumnya Daddy ku selalu melarangku sekolah umum karena musuhnya yang banyak," ucap Darla mulai men
Happy Reading. *** Seorang laki-laki kini tengah menatap penuh kesal ke arah gadis yang hanya diam sambil menunduk. Embusan napas kasar terdengar laki-laki itu beberapa kali ia tak habis pikir dengan pola pikir gadis di depannya ini. "Lo gila hah? Dia udah punya pawang bego," ucap laki-laki tersebut sambil mengusap kasar wajahnya yang terasa begitu lelah. "Tapi gue suka sama dia jauh sebelum gadis itu Dateng bang," ucap gadis itu pada laki-laki yang berdiri dengan wajah gusar di depannya. "Heh bego, bahkan mereka pacaran jauh sebelum Lo kenal dia. Gak usah ngusik hubungan mereka," tegas laki-laki itu dan segera berlalu meninggalkan adiknya yang kini sudah menangis
Happy Raeding. *** "Falix aku ingin berlibur," ucap Darla dengan nada manjanya. Kini mereka tengah berada di kamar Darla dan kedua orang tua Falix sudah berangkat setengah jam yang lalu. "Kau ingin berlibur ke mana hm?" tanya Falix sambil mengelus puncak kepala Darla. Darla menjadikan tangan Falix sebegai bantalannya karena mereka kini sedang merebahkan tubuhnya di kasur king size milik gadis itu. "Bagaimana dengan dubai? Aku ingin melihat negeri di atas awan," ucap Darla dengan begitu bersemangat. Baginya dulu negeri di atas awan hanya sebuah khayalan tapi ternyata negeri di atas awan itu benar adanya. "Tidak buruk Dad juga memiliki hotel di sana," ucap Falix dengan senyuman nya membuat Darla juga ikut tersenyum se
Happy Reading. *** Susana canggung yang kini melingkupi salah satu meja para most wanted itu membuat kebingungan para penghuninya. Kini dua dari mereka bagai sedang perang dingin saling diam dan tak memulai pembicaraan. "Gue pindah aja deh," ucap seorang gadis yang langsung berdiri membuat laki-laki yang menjadi musuh dari perang dingin itu mendengus menghela napasnya berat. "Jangan Aneska duduk lah, sebenarnya ada apa dengan kalian?" Tanya Darla pada gadis yang tak lain adalah Aneska menatap bingung ke arah Aneska dan Barra yang sejak tadi saling diam dengan canggung. "Gak papa kok Dar, gue duluan ya," pamit Aneska dan langsung pergi segelahnya. Barra hanya diam memperhatikan dengan dengusan kasarnya.
Happy Reading. *** Kini Falix dan Darla tengah berada di salah satu mall besar yang berada di ibu kota. Falix yang terus merangkul pinggang Darla dengan posesif membuat banyak yang mata yang terus menatap iri pada mereka terutama kaum jomlo yang tengah meratapi kesendiriannya.PuSenyuman yang begitu indah terus terpancar dari wajah cantik gadis yang kini tengah membuka belanjaannya bersama dengan tunangannya yang setia menemaninya. Tunangannya itu hanya bisa ikut tersenyum sambil menggeleng melihat tingkah gadis yang begitu ia cintai itu. Kini mereka tengah berada di kamar Darla tepatnya di ranjang king size milik Darla dengan banyak belanjaan di atasnya. Entah apa saja yang Ibu dan tunangannya itu beli hingga ranjang king size gadisnya itu penuh dengan berbagai belanjaan bermerek. "Kau ingin membeli apa lebih dulu?" tanya Falix pada Darla yang berada dalam rangkulannya. Kini mereka baru saja memasuki mall dengan tatapan dari para pengunjung sebagai pe
Hari ini adalah jadwal keberangkatan Darla kembali ke New York. Darla sudah terlihat begitu rapih dengan celana pants dan sweeter tebal berwarna ungunya. Darla berjalan keluar kamar dengan di ikuti pelayan yang membawakancoat panjangnya dan membawakan koper milik gadis itu. Saat Darla turun menuju ruang tamu ternyata di sana sedang ada Falix dan Ryan yang tengah berbincang entah apa yang tengah mereka perbincangkan dan saat melihat kedatangan Darla mereka segera menghentikan perbincangan mereka dan tersenyum ke arah Darla. "Sayang kau sudah datang?" tanya Falix dengan senyumannya yang Darla balas dengan anggukan dan langsung berjalan ke arah Falix dengan senyumannya. Falix mengambilcoat Darla yang di bawakan pelayan dan langsung memakaikannya pada gadisnya itu senyuman Falix terus mengembang. Namuan tak dapat ia tutupi ia merasa tak rela harus melepaskan gadisnya itu jauh darinya. "Ingat jagalah dirimu dengan baik, jangan sampai sakit. Jan
Happy Reading. *** Sudah dua hari Falix menyekap Darla di kamar gadis itu. Dan sudah dua hari juga kejadian tersebut berlalu. Kini keadaan Barra masih koma paska oprasi saat itu. Akibat pendarahan yang terus menerus dan Barra yang hampir kehabisan darah laki-laki itu harus menjalankan oprasi dan hingga kini laki-laki itu belum sadarkan diri. Semuanya masih menunggu dengan cemas bagaimana keadaan Barra selanjutnya, doa tak pernah lepas dari mereka yang terus berdoa akan kesembuhan Barra. Yang kini mereka harapkan adalah kesembuhan Barra. Untuk Dino dan Dian, kini kedua orang itu harus melaksanakan penjara di rumah dan tidak di bolehkan melakukan perjalanan jauh. Semua itu karena Dian yang masih di baru saja berumur tujuh belas tahun hingga orang tuanya meminta keringan begitupun dengan Dino yang masih sembilan belas tahun. Saat usia mereka memasuki dua puluh satu tahun maka akan di lakukan persi
Happy Reading. *** Menatap kesekeliling dengan tatapan menerawang, kini Darla merasa merasa bingung dengan tampat yang ia tempati saat ini. Kini ia bukan lagi berada di sebuah gedung kosong tapi berada di sebuah kamar. Tangannya tak lagi terikan begitupun kakinya namun di kamar ini seperti tak ada cara untuk keluar. Darla sudah mengelilingi kamar itu dan pintu sudah di kunci, jendela pun sudah di kunci mati. Bisa Darla tebak saat ini ia tengah berada di ketinggian saat melihat di jendala dan kamar ini memiliki tinggi yang lebih tinggi dari pohon besar di bawahnya. Suara kunci di buka membuat Darla mengalihkan pandangannya yang semula tertuju pada jendela kini teralihkan oleh seorang laki-laki yang memasuki kamar tersebut yang tak lain adalah Dino.
Happy Reading. *** "Lo serius?" tanya Cakra yang masih tak percaya akan info yang baru saja ia terima dari Falix. "Apa ada untungnya kalo gue ngarang cerita?" tanya Falix dengan begitu sinis. Mereka semua menggeleng memang tak ada untungnya bagi Falix untuk mengarang cerita. Lagi pula untuk apa Falix melakukan itu? Tentu saja itu bukanlah hal yang patut untuk di karang. "Jadi kita bener-bener kehilangan Dion?" tanya Barra dengan senyuman sendunya. Kini mereka memang tengah membicarakan tentang Dion. Lebih tepatnya Falix yang tengah bercerita dan memberikan info tentang siapa sebenarnya Dion yang kini bersama mereka, dia bukanlah Dion dari Dino kembaran Dion yang m
Happy Reading. *** Darla mengerjampak matanya berkali-kali merasakan silau yang masuk ke dalam matanya, ia begitu merasa asing dengan tempat nya saat ini. Melihat ke sekeliling ia pikir kini ia tengah berada di sebuah gedung tak terpakai di lihat dari bagaimana kondisi gedung yang ia tempati saat ini. Bisa gadis itu rasakan kini tangan dan kakinya teringat dan di ruangan yang begitu luas itu hanya terdapat satu kursi yang kini ia duduki, tak ada penerangan selain mentari yang masuk melalui jendela yang berada begitu tinggi. Sebisa mungkin Darla berusaha melepaskan tangannya dari ikutan yang begitu menyakitinya bahkan bisa ia tebak kini tangannya sudah memerah dan memar at
Happy Reading. *** Pukulan yang begitu keras Falix dapatkan dari ayahnya, tadi saat ia baru saja sampai di rumah bersama dengan Ryan dalam ke adaan berantakan dan memar serta luka di wajahnya tak ia sangka ternyata orang tuanya yang jarang pulang itu sedang ada dirumah. Saat Falix dan Ryan sampai di rumah, ibu Falix langsung menanyakan ada apa dengan wajah Falix serta Ryan dan di mana Darla? "Apa kau gila mengajak Darla ke club malam?" tanya Hanry sambil memberikan pukulan mentah pada Falix yang hanya bisa terdiam menerima setiap pukulan yang di dapatnya dari ayahnya yang terus melampiaskan amarahnya pada dirinya. "Lihatlah apa yang sekarang kau dapat Falix," ucap Hanry yang kembali memberikan pukulan untuk Falix yang hanya terdiam. Ryan yang melihat itu ingin membant
Happy Reading. *** "Tar malam ke club kuy dah lama nih gak kumpul di sana sambil main billiard," ajak Dion dengan begitu bersemangat. Kini mereka tengah berada rooftop sambil sebat, rooftop memang selalu menjadi tempat yang pas bagi mereka untuk menghisap sebatang rokok yang mengandung nikotin tersebut. Kini hanya ada kelima laki-laki tersebut mengingat gadis mereka sudah pulang lebih dulu karena kini para laki-laki itu harus mengikuti jam pelajaran tambahan. "Yuk lah udah lama nih," kompor Cakra yang juga terlihat begitu bersemangat mengingat mereka sudah sangat lama tidak nongkrong bersama. "Ok deh tar malam, tapi gue ngajak Darla," ucap Falix memberitahu sahabat nya jika ia harus mengajak tunangannya itu.
Happy Reading. *** Mobil Sport dengan berbagai merk kini terparkir dengan begitu rapih di parkiran FHS bahkan kini parkiran tersebut sudah seperti parkiran milik dari pemilik dari kelima mobil mewah yang kini berjejer dengan rapih tersebut. Bagai tak ada yang berani dan mau mendekat pada jajaran mobil dengan harga fantastis tersebut. Siapa yang berani mendekati mobil mewah yang bahkan mobil sekelasBugatti Veyron La Voiture Noire juga berada di sana? jika mereka mendekati mobil itu dan menggoresnya sedikit saja mungkin mereka harus merelakan banyak uang mereka hanya untuk goresan kecil. Mobil limited edition yang hanya di produksi pada tahun 2019 dengan harga mencapai 271 Miliar itu pasti akan membuat mereka melongo dengan hanya karena goresan kecil. Bahkan tak a
Happy Reading. *** Falix dan Darla kini berjalan beriringan menuju kelas Darla setelah mereka tadi menghabiskan makan mereka di ruang khusus pemilik sekolah. Saat Falix dan Darla tengah berjalan sambil bercanda Darla tak sengaja menabrak seorang laki-laki dengan hoodie hitam yang laki-laki itu gunakan. Darla hampir saja jatuh ke lantai andai Falix tak menahannya, Falix menatap datar ke arah laki-laki tersebut dengan tatapan tajamnya yang siap membunuh kapan saja. "Darla? maafkan aku, aku sungguh tak sengaja," ucap laki-laki tersebut membuat Darla mengangguk dan tersenyum pada laki-laki tersebut. "Tak apa Daniel ini juga salahku yang tak melihat jalan," ucap Darla pada laki-laki yang menabraknya yang tak lain adalah
Happy Reading. *** Kini seluruh FHS di buat gempar akan ke hadiran Dion ke sekolah dengan sahabatnya, laki-laki itu telihat begitu bahagia berjalan sambil tertawa bersama sahabatnya yang lain. Namun berbeda dengan Dion dan sahabatnya kini justru para siswa-siswi di buat sangat terkejut bahkan kini mereka seperti tengah melihat hantu saja, atau mereka memang menganggap Dion sebagai hantu? mengingat yang mereka tahu jika Dion sudah tewas dan menghilang dalam kecelakaan pesawat yang terjadi saat itu. "Berasa artis gue di liatin mulu," ucap Dion dengan gaya nya yang begitu tinggi. Sahabatnya yang mendengar hal itu hanya menatap Dion dengan tajam begitupun Falix yang kini hanya menatap datar pada Dion. Ya kali ini Falix dan sahabatnya yang lain datang bersamaan walau