Terpaksa Eleanor menuruti keinginan Austin bertemu di sebuah Kafe dekat dengan kantor Austin. Eleanor merasa suasana hatinya semakin memburuk karena harus bertemu dengan orang yang sangat dibencinya. Apalagi ia masih sebal terhadap suaminya, tentunya pertemuan kali ini terkesan lebih mencekam dari sebelumnya.
Austin merasa canggung dan tegang melihat cinta pertamanya berekspresi seperti ingin membunuhnya dengan kejam. Ia bisa menebak penyebabnya adalah skandal aneh itu. Austin berpura-pura polos menyesap kopi pesanannya sambil mengamati jendela sekilas.
“Ada apa kamu memintaku bertemu denganmu tiba-tiba?” Eleanor tidak ingin berlama-lama berhadapan dengan musuhnya.
“Kamu baik-baik saja? Wajahmu tidak enak dilihat. Pasti terjadi sesuatu buruk padamu.”
Eleanor teringat putri dari pemilik hotel Amethyst adalah salah satu kerabatnya saat SMA, yaitu sang ketua alumni yang mengadakan acara pertemuan alumni saat itu. Ketua alumni itu memang sewaktu dulu tidak suka dengan karakter Eleanor. Maka dari itu, sampai pada hari pertemuan alumni masih sedikit membenci Eleanor.Sebenarnya Eleanor meragukan ketua alumni akan membantunya dengan mudah mengingat hubungan mereka selama ini tidak akrab. Tapi karena suatu keadaan, Eleanor memikirkan segala cara supaya ketua alumni itu ingin bekerja sama dengannya.Pertama yang Eleanor lakukan adalah menghubungi Alice mengenai pembatalan pergi ke Singapura untuk mencari bukti.Lalu yang kedua adalah Eleanor menghubungi ketua alumni untuk bertemu di suatu tempat membahas persoalan rekaman CCTV yang menangkap pergerakan
Cedric tersentak mendapatkan perlakuan manis tiba-tiba dari pujaan hatinya sampai tubuhnya mematung. Lengan kekarnya mempererat pelukan hangat melampiaskan kerinduannya sudah lama tidak melihat istrinya bersikap manja. Sebenarnya ia membawa banyak barang hingga tangannya sedikit sakit, tapi karena istrinya yang memeluknya lebih dulu, ia pasti memanfaatkan kesempatan emas dengan baik.Aroma pizza sangat menyengat cukup menggoda hidung, tapi Eleanor tidak peduli. Ia bermanja dengan suaminya dan aroma parfum khas suaminya selalu membuatnya kecanduan ingin menempel terus.“Kumohon biarkan aku memelukmu lebih lama lagi.” Eleanor merayu lembut.“Mau pelukan sampai satu jam tidak masalah bagiku. Aku rindu dipeluk kamu.” Cedric membalas dengan manis.
Sekarang bukan waktunya bersenang-senang bagi sepasang suami istri ini. Satu permasalahan baru terselesaikan, kini muncul masalah baru lagi berkaitan dengan masa depan.Cedric marah besar mendengar para direksi yang selama ini selalu memihaknya, sekarang ingin menjatuhkannya. Eleanor juga ikut marah dan bahkan ingin membentak para direksi satu per satu karena semakin menyulitkan keadaan suaminya.Eleanor menghembuskan napasnya lesu sambil memainkan kuku jari, awalnya ia ingin berkencan dengan suaminya seharian penuh besok, lagi-lagi harus ditunda karena ada kaitannya dengan perkara yang sama.“Sayang, kamu kenapa?”“Besok kencan kita ditunda lagi.”Cedric tertawa kec
Benar perkiraan Cedric dan Eleanor saat menyusun strategi untuk konferensi pers. Pelaku misterius sedang menyaksikan berita itu langsung mengamuk melempar gelas kaca sehingga serpihan kaca berserakan di lantai.Lalu, pelaku misterius menekan tombol power remote TV dan membanting remote kasar di meja dan menyapu bersih meja kerjanya seperti orang tidak waras sambil berteriak.“Sial! Rencanaku hancur hanya karena celah kecil!”“Sekarang kita harus bagaimana?”Pelaku misterius langsung mencengkeram kerah kemeja asistennya secara brutal. “Bukankah waktu itu kamu sudah memastikan rekaman CCTV sudah dihapus? Bagaimana Cedric bisa mendapatkan rekamannya?!”“Aku juga t
Sekarang saatnya Eleanor dan Cedric memantau pergerakan mata-mata di kantor. Sepanjang hari, mereka bersikap seperti biasa, terkadang mengunjungi area para pegawai untuk memantau kinerja masing-masing pegawai. Sedangkan tujuan mereka kali ini adalah memantau pergerakan seorang pegawai yang terlihat mencurigakan diduga merupakan mata-mata pelaku misterius.Alice dan Samuel tidak hanya berdiam di tempat. Terkadang mereka melakukan penyamarannya seperti berpura-pura akrab dengan karyawan lainnya supaya bisa menggali informasi lebih dalam lagi mengenai kegiatan yang biasa dilakukan para pegawai. Masih pagi semua orang masih terlihat seperti orang normal.Eleanor dan Cedric berkumpul di ruangan direktur pemasaran menunggu kabar baik dari para asisten mengenai keberhasilan misi mereka. Sambil menunggu kabar baik itu dan bersantai sebelum rapat, seperti bi
Eleanor dan Cedric menyekap Adam di sebuah gedung kosong dekat dengan gudang milik Violette Star Company Limited. Eleanor terkagum dengan aksi keren yang dilakukan suaminya seperti ada di adegan drama favoritnya.Seketika Samuel dan Alice berhasil menyeret Adam dalam kondisi tidak sadarkan diri. Mereka berempat tinggal menunggu Adam sadar. Samuel tidak menyangka pukulannya itu berhasil membuat tersangka sampai tidak sadarkan diri dalam durasi lumayan lama, meski ia selama ini tidak pernah bertengkar dengan orang lain menggunakan kekuatan andalannya.Akhirnya Adam sadarkan diri juga mengamati sekelilingnya dengan pandangan sedikit buram. Lalu, tatapannya menyoroti sepasang direktur terlihat seperti penjahat sekarang, sedangkan ia menjadi korban.Cedric tersenyum licik melepas lakban yang membungkam
Karena hari ini agenda sepasang direktur tidak terlalu sibuk di kantor, mereka mengunjungi stasiun kereta bersama para asisten. Pertama yang mereka lakukan adalah memeriksa loker tempat penyimpanan pelaku meninggalkan uang tunai di sana.Menggunakan sarung tangan plastik, Cedric memasukkan kode akses loker kemudian melakukan pengecekan isi loker, tidak ada benda apa pun ditinggalkan di sana. Cedric menutup kembali loker itu, kemudian mengajak semua orang ke ruang pengendalian CCTV untuk memantau pergerakan pelaku selama ini.Cedric memerintahkan petugas keamanan stasiun memperlihatkan rekaman CCTV saat Adam mengunjungi stasiun kereta hanya untuk mengambil uang tunai ditinggalkan dalam loker.Di tengah penayangan rekaman CCTV, tiba-tiba terlihat sosok pria misterius berjalan menuju area loker kemudi
Cedric semakin panik mengetahui kabar kedua asistennya juga ditargetkan. Keringat dingin terus bercucuran dan tangannya terkepal kuat memukul pahanya untuk melampiaskan kekesalannya. Membayangkan kedua asistennya ikut membantu menyelidiki kasus ini, ia merasa bersalah. Bisa dikatakan karena dirinya, sekarang nyawa orang-orang terdekatnya jadi celaka.Eleanor menenangkan suaminya dengan menyentuh punggung tangan kanan suaminya, lalu mendaratkan kecupan sekilas. Ia cemas mungkin suaminya akan semakin stress karena permasalahannya menjadi rumit sekarang.“Cedric.”“Aku sudah tidak tahan lagi. Sekarang nyawa teman kita juga terancam karena aku! Seharusnya aku tidak melibatkan mereka ikut membantu kita.”“Ini bukan salahmu. Aku juga m