Share

Bab 140

Ansel melayangkan tatapan beracun pada Xander. “Apa aku harus menjelaskan secara detail semua perintahku?”

Xander menggaruk belakang telinganya. Dia lupa kalau di kantor dia harus bersikap patuh pada Ansel.

“Baiklah. Vacuum cleaner seperti apa yang kau inginkan?”

“Aku tak peduli bagaimana bentuknya,” sahut Ansel. “Tapi, aku mau barang itu mudah digunakan. Kalau perlu, cari yang bisa bekerja dengan sendirinya.”

“Ada lagi?”

“Kau boleh keluar sekarang!” Ansel kembali meraih penanya.

“Tunggu!”

Xander langsung mengerem langkahnya. Dia balik badan. Menanti instruksi berikutnya.

“Pastikan bahwa kau yang mengantar langsung barang itu ke apartemen Qeiza!”

“Tentu.”

“Ck! Ternyata dia masih saja memburu Qeiza,” batin Xander. Dia meninggalkan ruangan Ansel sambil geleng-geleng kepala.

Menjelang senja, Xander tiba di apartemen Qeiza. Dia membunyikan bel. Berdiri di depan pintu apartemen Qeiza dengan sabar.

“Xander?” Qeiza menyusuri koridor dengan sapuan matanya.

“Aku datang sendiri kok
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status