Alya sangat menikmati dirinya yang sekarang, bebas membeli apapun yang ia mau, dan menjadi utuh seperti yang diinginkannya. Kehidupan sehari-hari mereka menjadi semakin memikat, dengan Alya mengejar impian dan keinginan pribadinya, sementara Adam tetap menjadi pendukung yang setia.Suatu hari, ketika mereka berdua duduk di teras rumah mereka yang nyaman, Alya menyuarakan perasaannya, "Daddy, aku bersyukur bisa hidup seperti ini. Aku bisa mengejar passion-ku, belajar, dan bahkan membeli hal-hal kecil yang membuatku bahagia."Adam tersenyum bangga. "Aku senang melihatmu bahagia, sayang. Apa pun yang bisa aku lakukan untuk membuatmu merasa lebih baik?"Alya memandang Adam dengan penuh cinta. "Hanya dengan menjadi di sini bersamaku, Daddy, sudah membuat hidupku lengkap. Aku bisa menjadi diriku sendiri, dan kau selalu mendukungku."Adam meraih tangan Alya dengan lembut. "Itu adalah salah satu hal terbaik dari kehidupan bersama. Kita bisa tumbuh bersama, mendukung satu sama lain, dan menjal
Happy ReadingAlya menjalani kehidupan sehari-hari sebagai mahasiswa dengan semangat dan tekad untuk meraih cita-citanya. Di balik kesibukannya di kampus, dia juga menjalin hubungan yang unik sebagai seorang sugar baby. Meski mungkin terdengar tidak konvensional bagi sebagian orang, Alya menemukan keseimbangan yang memuaskan antara studinya dan hubungan istimewanya.Setiap pagi, Alya bangun dengan semangat untuk mengejar ilmu di kampus. Dia hadir dalam kuliah, mengikuti diskusi, dan meraih setiap kesempatan untuk belajar. Kehidupan akademisnya menjadi pondasi yang kuat bagi masa depannya, dan Alya menyadari pentingnya pendidikan dalam mencapai tujuannya.Namun, di sela-sela waktu kuliah dan tugas, Alya menjalani kehidupan ganda yang tak biasa. Sebagai seorang sugar baby, dia memiliki seorang mentor dan pendukung yang membantu memenuhi kebutuhan finansialnya. Dengan sebutan manis "Daddy," sosok itu memberikan kenyamanan dan keamanan yang memungkinkan Alya fokus pada studinya tanpa beba
Angin malam berbisik lembut, membelai pepohonan di sepanjang jalan. Bulan penuh menyinari malam, memberikan kilau romantis pada malam yang tenang. Alya dan Adam duduk bersama di tepi pantai, wajah mereka bersinar oleh sinar rembulan yang lembut. Hembusan angin membawa aroma laut yang segar, menciptakan latar yang sempurna untuk momen istimewa ini."Cinta sejati bukanlah saat semuanya indah, tetapi ketika kita bisa saling mendukung di setiap kesulitan," kata Alya dengan suara lembut, matanya penuh dengan kebijaksanaan yang diperoleh dari perjalanan hidup bersama Adam.Adam tersenyum, memandang Alya dengan penuh kasih. "Kau benar, Alya. Kita telah melewati begitu banyak ujian bersama. Setiap rintangan adalah bagian dari perjalanan kita, dan itu membuat kita lebih kuat."Mereka teringat pada saat-saat sulit yang pernah mereka lalui bersama. Cobaan hidup yang menimpa mereka seperti badai, tetapi setiap badai itu hanya membuat akar cinta mereka semakin dalam."Dulu, ketika kita menghadapi
Happy ReadingAlya terduduk di tepi tempat tidur, tangisnya menjadi melodi kesedihan yang memenuhi kamar kecilnya. Berita kecelakaan yang menimpa Adam membawa badai emosi yang melanda hatinya. Ponsel di tangannya terasa berat, memuat pesan yang memberitahu bahwa Adam kini berada di luar negeri, terluka dan tidak dalam kondisi untuk bertemu dengannya.Matahari masih terbenam di ufuk barat, tapi baginya, dunia telah menjadi gelap gulita. Hati Alya remuk oleh rasa takut dan keputusasaan. Mereka berdua telah bersumpah akan tetap bersama, tak peduli apa pun yang terjadi. Tapi sekarang, takdir memisahkan mereka jauh di antara benua yang berbeda.Alya mencoba untuk mengumpulkan kekuatan dalam dirinya. Ia tahu bahwa kebijakan keluarga Adam yang melarang pertemuan dengan laki-laki tidak akan mudah dilanggar. Tetapi cinta mereka, seperti matahari dan bulan, terikat oleh hukum-hukum alam yang tak terlihat. Alya memutuskan bahwa ini adalah saatnya untuk menghadapi konsekuensi dari pilihan yang ak
Happy ReadingHari ini, Alya dan Adam terjebak dalam labirin perasaan yang rumit. Meskipun saling mencintai, takdir memisahkan mereka dalam belenggu jarak yang sulit diatasi. Adam, seorang ilmuwan muda yang berdedikasi, mendapati dirinya terjebak di laboratorium penelitiannya di luar kota. Sementara itu, Alya, seorang seniman kreatif, terikat oleh tenggat waktu pameran seni yang mengharuskannya tinggal di kota asalnya.Pesan singkat dan panggilan telepon menjadi satu-satunya jendela yang memungkinkan mereka untuk tetap terhubung. Alya membuka pesan baru, memulai sebuah ritual harian yang tak pernah dia lewatkan sejak Adam pergi. "Hai, sayang. Bagaimana kabarmu di sana? Aku merindukanmu," tulisnya sambil tersenyum getir.Adam, yang duduk di depan layar komputer, menatap foto Alya yang tersusun rapi di mejanya. Sebuah senyuman lembut muncul di wajahnya saat membaca pesan dari kekasihnya. "Hai, Alya. Kabarku baik. Aku merindukanmu juga. Bagaimana persiapan pameranmu?"Alya mulai mencerit
Adam terbaring di tempat tidur rumah sakit, mata yang dulunya penuh dengan kelelahan dan rasa sakit, kini bersinar dengan semangat yang baru. Dokter dan perawat yang merawatnya memberikan kabar baik, bahwa kondisi kesehatannya sudah sepenuhnya pulih. Namun, meskipun fisiknya sudah pulih, hatinya masih terluka.Sejak pulih dari penyakitnya, Adam masih enggan menghubungi Alya. Hatinya dipenuhi oleh kebingungan dan pertanyaan tanpa jawaban. Dia tahu bahwa Alya sangat khawatir selama dirinya sakit, namun, keberadaan Alya yang membuat hatinya semakin bingung.Hari-hari berlalu, Adam terus memikirkan cara terbaik untuk mendekati Alya. Apakah seharusnya dia langsung menghubunginya? Atau apakah lebih baik memberikan sedikit waktu untuk keduanya merenung?Suatu pagi, Adam duduk di tepi jendela kamar rumah sakitnya, menatap ke luar dengan pikiran yang kacau. Pemandangan kota yang sibuk di bawahnya seolah-olah mencerminkan keadaan hatinya yang tak menentu. Dia tahu bahwa keputusan untuk menghubu
Happy ReadingSeiring berjalannya waktu, Adam dan Alya semakin mendalami hubungan mereka. Namun, di balik kebahagiaan dan kemesraan, terdapat sebuah rahasia yang selama ini disembunyikan oleh Adam. Sisi gelap dalam kehidupannya yang telah lama dihindari, seperti bayangan yang mengintai di sudut pikirannya.Suatu malam, ketika mereka duduk bersama di ruang tamu mereka, suasana hati Adam terasa berat. Alya merasa ada sesuatu yang tidak biasa dan bertanya, "Ada apa, Adam? Kau terlihat khawatir."Adam menarik napas dalam-dalam sebelum akhirnya berkata, "Alya, ada sesuatu yang harus kubicarakan padamu. Ada bagian dalam hidupku yang selama ini aku sembunyikan."Alya menatapnya dengan rasa ingin tahu dan kekhawatiran. "Apa yang kau maksud, Adam? Katakan saja."Adam memandang matanya, mencoba mencari kata-kata yang tepat. "Sebelum aku bertemu denganmu, aku memiliki masa lalu yang tidak selalu cerah. Aku terlibat dalam hal-hal yang seharusnya tidak aku lakukan, dan itu adalah bagian dari kehid
Happy ReadingDua tahun telah berlalu sejak Adam dan Alya mulai membangun kisah cinta mereka yang unik. Saat itu, Alya baru memasuki semester lima, sementara hubungan mereka telah melalui berbagai ujian dan kebahagiaan. Mereka kini menemui diri mereka di titik yang baru, siap untuk menyambut tantangan dan kebahagiaan yang lebih besar.Pagi itu, Alya duduk di teras rumah, menikmati secangkir kopi sambil melihat hamparan langit biru. Adam keluar dengan senyuman lebar, membawakan sarapan untuk Alya. "Selamat pagi, sayang. Sudah dua tahun kita bersama, ya?"Alya tersenyum dan mengangguk, "Iya, Daddy. Dua tahun yang luar biasa. Aku bahagia bisa menjalani setiap momen bersamamu."Mereka berdua menghabiskan pagi itu dengan merenung tentang perjalanan mereka sejauh ini. Dari pengenalan mereka yang penuh kejutan hingga menghadapi masa lalu Adam, setiap detik menjadi pengalaman berharga yang membentuk hubungan mereka.Setelah sarapan, Adam berkata, "Alya, dua tahun ini membuktikan betapa kuatny
Happy ReadingHari menjelang tahun baru, kegembiraan menyelinap di rumah keluarga besar Adam. Mereka berencana untuk mengadakan pesta tahun baru yang meriah sebagai cara untuk bersatu, berbagi kebahagiaan, dan menyambut awal tahun dengan penuh semangat. Adam dan Alya bersama Deniel, bersemangat mengatur segala persiapan untuk acara keluarga ini.Rumah besar keluarga Adam dipenuhi tawa, canda, dan keriuhan anak-anak kecil yang sudah tak sabar menanti pesta. Alya sibuk dengan hiasan dan memastikan meja makan dipenuhi dengan hidangan lezat. Adam membantu memeriksa sistem audio untuk memastikan musik tahun baru siap menghibur semua tamu.Sejak pagi, aroma masakan yang menggoda sudah mengisi seluruh rumah. Keluarga besar Adam, dari kakek nenek hingga sepupu-sepupu kecil, mulai berkumpul satu per satu. Suasana hangat dan akrab terasa begitu kental di rumah tersebut.Pukul delapan malam, lampu hias yang berkilauan menyala menerangi taman rumah. Meja makan dihiasi dengan penuh cinta, dan area
Happy ReadingPagi itu, sinar matahari menyinari rumah kecil keluarga Adam dan Alya. Deniel, yang berusia lima tahun, melompat-lompat di sekitar ruang tamu dengan pakaian serba warna yang membuatnya terlihat semakin ceria."Ayo, Deniel! Hari ini kita akan pergi ke taman," seru Adam sambil memasang sepatu kecil Deniel."Yaay! Taman!" seru Deniel penuh semangat.Alya tersenyum melihat kebahagiaan anak mereka. "Jangan lupa, kita bawa bekal ya, Nak."Setelah persiapan selesai, mereka berangkat menuju taman yang berjarak beberapa langkah dari rumah mereka. Sesampainya di sana, Deniel langsung berlari ke taman bermain, sementara Adam dan Alya menyiapkan tempat piknik."Deniel, hati-hati ya, jangan terlalu cepat," seru Alya sambil tersenyum.Adam mengeluarkan bekal dari tas piknik. "Ada sandwich favoritmu dan juga minuman kesukaanmu, Nak."Deniel mengangguk dengan riang. "Terima kasih, Daddy!"Semenjak memiliki Deniel Adam jauh lebih hangat dan ekspresif, laki-laki itu tidak pernah menunjukk
Happy ReadingSetelah hari-hari yang penuh dengan tanggung jawab dan keberhasilan, Adam dan Alya menyadari bahwa keintiman di antara mereka adalah fondasi dari kebahagiaan keluarga mereka. Meskipun kesibukan sehari-hari, mereka berdua sadar akan pentingnya menjaga api cinta mereka tetap menyala. Suatu malam, ketika anak-anak sudah tertidur pulas, Adam dan Alya menciptakan momen kebersamaan yang penuh dengan kelembutan dan cinta di antara seprai.Alya, setelah menyiapkan diri dengan lembut, mengintip dari pintu kamar mandi. Adam, yang sedang membaca buku di ranjang, menoleh dan tersenyum. "Kamu cantik sekali, Sayang," ucapnya dengan penuh kelembutan.Alya tersenyum dan mendekati ranjang. Mereka bertatapan sejenak, suasana kamar dipenuhi dengan getaran keintiman. Adam memberi isyarat untuk duduk di sebelahnya, dan mereka mulai berbicara tentang hari mereka, impian, dan juga rasa cinta yang tak pernah luntur.Tangan Adam dengan lembut mengelus rambut Alya, membawa mereka ke dalam dunia p
Happy ReadingHari itu, matahari terbenam dengan warna oranye yang lembut, melukis langit senja. Rumah Alya dan Adam terlihat hangat dengan lampu-lampu kecil yang menyala di dalamnya. Sebuah aroma masakan yang lezat bercampur dengan suasana damai, mengisi rumah tangga mereka.Alya, seorang wanita yang penuh kehangatan, sibuk memasak di dapur. Adam, suaminya, duduk di ruang tamu sambil membaca buku. Mereka saling tersenyum melewatkan pandangan mata, merasakan keharmonisan yang kian mengakar seiring berjalannya waktu.Tiba-tiba, pintu rumah terbuka dengan keras, mengundang tawa kecil dari keduanya. Seorang bocah lelaki kecil berusia empat tahun dengan senyum ceria melompat masuk, membawa mainan truk kesayangannya."Mommy...Daddy, hari ini di taman,Deniel berteman dengan anak baru. Namanya Ben!" seru Deniel dengan semangat, matanya berbinar-binar.Alya tersenyum dan mendekati Deniel, membelai lembut rambut kecilnya. "Itu bagus, sayang! Kamu senang berteman baru, ya?""Ya, Mommy! Ben bila
Happy ReadingEsok harinya, Alya memutuskan untuk duduk bersama Deniel untuk berbicara tentang aturan di rumah. Dia memilih sudut ruang tamu yang nyaman, dihiasi dengan warna-warna cerah yang disukai Deniel."Mommy ingin berbicara dengan Deniel tentang sesuatu yang penting," ucap Alya sambil mengajak Deniel untuk duduk di dekatnya."Dengar, sayang, Mommy tahu Deniel ingin melakukan banyak hal yang menyenangkan. Tapi, ada aturan-aturan yang harus kita ikuti di rumah ini," kata Alya dengan suara lembut.Deniel mendongak, matanya penuh dengan keingintahuan. "Kenapa, Mommy? Deniel tidak suka aturan.""Mommy mengerti, sayang. Tapi, aturan itu ada untuk menjaga kita tetap sehat dan bahagia. Misalnya, kita makan makanan sehat agar tubuh kita kuat," jelas Alya sambil berusaha membuat Deniel memahami."Alya juga ingin bicara tentang Daddy Adam. Dia adalah kepala keluarga kita dan pantas mendapat penghargaan," ucap Alya sambil tersenyum padu pada Deniel."Daddy Adam memberikan banyak cinta dan
Happy ReadingDi pagi yang cerah itu, rumah mewah Alya terasa tenang dan teratur. Namun, keheningan itu segera terguncang ketika Deniel, si kecil yang berusia empat tahun, bangun dari tidurnya."Mommy! Ayo bangun! Deniel ingin main mobil-mobilan," teriak Deniel dengan penuh semangat, membuat Alya terbangun dengan tergesa-gesa."Aduh, sudah pagi ya, sayang?" Alya melirik jam di meja samping tempat tidurnya. "Deniel, kenapa begitu semangat sekali?""Karena Deniel sudah besar, dan besar artinya bisa melakukan apa yang Deniel mau!" jawab Deniel sambil tertawa riang.Meskipun penuh semangat, Deniel tidak segera bersiap-siap. Dia malah berlarian ke dapur, merusak ketertiban yang telah dibuat para pelayan."Mommy mau sarapan apa?" tanya Deniel seraya membuka lemari kue dan menyebabkan kerusakan di sana."Aduh, Deniel, tolonglah. Kita makan sarapan yang sudah disediakan pelayan, ya?" ujar Alya sambil berusaha membersihkan kekacauan. Namun pada akhirnya yang membersihkan kekacauan tersebut pel
Happy ReadingProses penyembuhan Adam menjadi perjalanan panjang yang penuh tantangan, tetapi setiap langkah yang diambil disertai oleh kekuatan tak terduga dan cinta yang tidak tergoyahkan. Alya, sebagai pendamping sejati, berada di samping Adam sepanjang waktu, memberikan dukungan tak terbatas dan cinta yang menghangatkan.Hari-hari di rumah sakit dan sesi-sesi pengobatan membentuk pola kehidupan mereka. Alya belajar tentang berbagai perawatan, menyesuaikan jadwal dan rutinitas keluarga sesuai dengan kebutuhan Adam. Deniel, yang menjadi sumber kebahagiaan di tengah ketegangan, membawa senyuman di wajah mereka sepanjang perjalanan.Dalam keterbatasan fisiknya, Adam menunjukkan tekad dan semangat juang yang menginspirasi. Ia memusatkan pikirannya pada pemulihan, berfokus pada setiap langkah kecil yang membawanya mendekati kesehatan yang optimal. Alya, sebagai pendukung utama, menjadi pilar yang tak tergoyahkan.Setiap kunjungan ke dokter membawa harapan dan kekhawatiran. Alya selalu m
Happy ReadingBulan telah berlalu sejak hari-hari misterius itu, dan sekarang Deniel, buah hati Alya dan Adam, merayakan ulang tahunnya yang pertama. Rumah mereka dipenuhi dengan tawa dan keceriaan, dihiasi dengan balon berwarna-warni dan hiasan khusus untuk merayakan momen istimewa tersebut.Alya dan Adam sibuk menyusun persiapan untuk pesta ulang tahun Deniel. Mereka berdua bekerja sama memilih kue ulang tahun yang indah dan mengatur dekorasi ruangan. Deniel duduk di kursi tinggi, tersenyum riang, tidak tahu bahwa hari ini adalah hari spesial baginya.Tamu-tamu mulai berdatangan, termasuk keluarga besar Adam dan kolega-kolega dari pekerjaan mereka. Suasana penuh kebahagiaan dan cinta, semua orang berkumpul untuk merayakan pertumbuhan dan kebahagiaan keluarga kecil ini.Ketika Alya membawa Deniel ke ruang tamu, sorotan mata dan senyum lebar menghiasi wajahnya. Deniel sendiri tampak antusias melihat keadaan baru di sekelilingnya. Alya memeluknya erat sambil berkata, "Selamat ulang tah
Happy ReadingSetelah memiliki bayi fokus Alya terbagi pada bayi Deniel sehingga Ia dan Adam sangat jarak sekarang melakukan hubungan intim ini. Bagaimana tidak Adam pulang sudah larut malam sedangkan Alya jam segitu baru saja tidur seharian mengurus bayi tidaklah mudah. Walaupun dibantu oleh para asisten Alya sembilan puluh persen Ia yang mengurus semuanya. Mulai dari memperhatikan keadaan sang bayi yang harus memenuhi kebutuhannya hingga asi booster yang harus terjaga. Malam ini Alya baru saja menyusui bayinya setelah itu Ia langsung tidur. Belum lama Alya terlelap Adam pun tiba dengan masih dibalut jas, rasa lelah Adam terbayarkan dengan melihat bayinya dan juga Alya. Setelah melihat sebentar bayi Deniel Adam langsung bergegas ke kamar mandi untuk mandi, tidak sampai sepuluh menit Adam keluar. Saat Ia baru ingin berganti pakaian Ia sudah melihat Alya berdiri seraya menggendong bayi mereka. Melihat pandangan itu membuat Adam semakin bersyukur sudah diberi keluarga kecil yang sanga