Anna menghentikan tangisnya lalu mendekati Michael.PLAK!Anna menampar Michael."Dasar kurang ajar!" desis Michael.PLAK!Michael balas menampar Anna hingga Anna kehilangan keseimbangan tubuhnya lalu ditangkap oleh Bastian. Michael lalu ingin menampar Anna untuk kedua kalinya, namun Bastian dengan sigap menepis tangan Michael dengan tangan kanannya. Walaupun badan Bastian tidak sekekar badan Michael. Namun Bastian sudah terlatih fisiknya sejak lama. Instingnya juga tepat, buktinya ia bisa menebak ketika Michael ingin menampar Anna untuk kedua kalinya."Kau jangan ikut campur!" bentak Michael kesal."Ada kekerasan terhadap wanita terjadi di hadapan saya, saya tentu tidak bisa tinggal diam." jawab Bastian sambil mundur beberapa langkah. Menjauhkan Anna jika Michael akan kembali menampar Anna. Bastian tentu kenal dengan Michael, sepupunya Jose yang terkenal sering terlibat kasus pelecehan seksual terhadap banyak wanita."Cih, kau pacar barunya, ya?" Michael menatap Bastian dari atas ke b
Jose langsung bangun mendengar nama Michael disebut oleh ibunya. Nafsunya hilang entah ke mana berubah kesal karena Jose yakin jika Michael penyebab Lexa berubah menjadi serigala denhan tiba-tiba."Oke, Mom. Aku akan segera ke sana. Kirimkan saja nomor kamar hotelnya." jawab Jose."Jo, ada apa?" tanya Lexa yang merasa kehilangan karena Jose tiba-tiba menarik kejantanannya."Aku harus pergi dulu Alex, ada hal penting yang harus kukerjakan." Jose segera turun dari ranjang."Jo, tunggu!" Lexa belum puas dan Jose ingin meninggalkannya? Tidak, ini tidak boleh terjadi. Ia kan merasa kesal jika Jose sampai melakukan hal itu."Sebentar saja, Sayang. Aku akan segera kembali." Namun Jose menghentikan langkahnya ketika mendengar lolongan suara serigala. "Oh tidak." gumam Jose."Alex, tidak, jangan sekarang." ucap Jose saat ia melihat Lexa telah berubah menjadi seekor serigala. Tatapan mata Lexa terlihat seperti memohon."Baiklah, kau lebih penting di atas segala urusan di luar sana." Jose naik k
Michael bergegas menuju ruang keamanan. Ia cukup paham dengan letak ruang itu karena Ruth sering membawa keluarga mereka termasuk keluarganya Michael untuk berpesta atau menginap. Mungkin dengan menggunakan nama Ruth dan wajahnya yang mirip dengan Jose ia bisa mengambil atau menghapus rekaman CCTV itu."Permisi, Pak?" Michael berpura-pura sopan untuk mengelabui sekuriti hotel.Tampak dua orang petugas keamanan sedang berada di depan sebuah pintu yang ruangannya menampilkan banyak layar monitor CCTV."Ada yang bisa saya bantu, Tuan?" Dua orang tersebut menoleh kepada Michael."Pak, nama saya Michael, saya adalah saudaranya Jose Armando. Keponakannya Nyonya Armando. Saya punya sedikit masalah, dapatkah Anda berdua membantu saya?"Keduanya menatap wajah Michael dengan saksama. Wajah yang sangat mirip dengan Jose, hanya warna mata dan rambut yang berbeda. Jose memang lebih mirip Ruth dibandingkan dengan Joseph Armando."Tolong, ini tentang nasib cinta saya, Pak. Saya kehilangan cincin pert
Mata Michael terbelalak melihat Jose dan Lexa. Bahkan Jose menyapanya dengan nada suara yang terdengar mengancam."J-jose," sapa Michael yang berusaha tenang walaupun sebenarnya ia ketakutan."Mau ke mana? Kenapa terburu-buru?" tanya Jose pura-pura tidak tahu sedangkan Lexa memeluk lengan Jose erat.Michael mundur beberapa langkah dan Jose pun bersama Lexa keluar dari dalam lift."A-aku ada urusan, bye." Michael menghindari Jose lalu berjalan menuju tangga darurat. Namun Michael harus menelan ludah kecewa karena anak buahnya Jose sudah menghadangnya di pintu keluar.'Sial, aku terjebak.' keluh Michael dalam hati."Jangan jadi pengecut, ayo ikut denganku ke kantor polisi." Ajak Jose yang masih tetap berdiri dengan kedua tangannya yang berada di dalam saku celananya. "Untuk apa ke kantor polisi?" jawab Michael ketus."Mempertanggung jawabkan perbuatanmu, sepupu sayang.""Aku tidak mengerti dengan maksudmu?" bantah Michael ketus."Jangan banyak bicara Michael, kau sudah melukai Anna dan
"Jose Armando," gumam Michael dengan penuh kebencian. Mereka mempunyai nama marga yang sama. Namun mempunyai kedudukan yang berbeda. Ruth dan ibunya adalah saudara kandung. Mereka sama-sama menikahi laki-laki bernama Armando. Namun ayahnya Michael hanyalah anak angkat di keluarga Joseph Armando, ayah kandungnya Jose. Tentulah nasib Michael berbeda dengan Jose. Ayahnya hanya mempunyai kekayaan yang biasa, menerima harta yang tidak seberapa dari keluarga Armando karena hanya anak angkat. Sedangkan Joseph Armando mewarisi seluruh harta dari keluarga Armando dan tentu saja akan menjadi milik Jose sebagai pewaris tunggal dari Jose Armando.Sejak SMP Michael selalu menjadi yang nomor dua di sekolah. Walaupun mereka mirip, namun Jose lebih populer karena kekayaannya. Itu membuat Michael iri karena semua gadis lebih tertarik kepada Jose. Jose dengan mudah berganti-ganti pacar tanpa mengejar mereka. Gadis-gadis itu dengan sukarela menyerahkan hati dan tubuhnya kepada Jose. Bahkan Michael sering
"Baiklah, aku juga menginginkan Jose hancur." Michael tersenyum penuh arti. 'Dan aku menginginkan tubuh Lexa.' batin Michael.'Tapi sebelumnya, tubuh wanita ini juga menarik.' batin Michael rakus."Kenapa kau senyum-senyum?" Anya sebal dengan senyuman mesùm Michael.Michael kaget karena Anya selalu bisa menebak isi hatinya. "Aku hanya sedang membayangkan kehancuran Jose. Pasti sangat menyenangkan jika sepupuku itu hancur." ucap Michael berusaha menutupi pikiran mesùmnya."Kalau kau bohong, aku akan mengembalikanmu ke penjara." ancam Anya."Ngomong-ngomong, badanku sakit semua, bagaimana aku membantumu. Berjalan saja aku kesusahan." Badan Michael memang remuk redam setelah dihajar oleh beberapa napi.Anya menatap seluruh badan Michael yang lebam-lebam dan terdapat bekas darah yang mengering di baju-bajunya."Minum ini," Anya mengambil sebuah botol berisikan cairan bening lalu memberikannya kepada Michael."Apa ini?" Michael menerima botol itu tapi ragu untuk meminumnya."Minum saja jika
Alexander memakai pakaiannya setelah bercinta dengan Emma beberapa ronde. Seminggu tidak menyentuh Emma membuatnya sangat bernafsu saat bercinta tadi. Jeritan Emma yang memintanya berhenti tidak didengarkan oleh Alexander. Alexander tetap meniduri Emma yang sudah kelelahan. Di atas meja, sambil berdiri bersandar di tembok, di kamar mandi dan berakhir di atas sofa. Segala cara dan dan gaya dipraktekkan dengan Emma. Bahkan Alexander melakukannya dengan cara ekstrim sehingga ia sangat puas. Emma bisa mengimbanginya dengan baik, gadis itupun rupanya telah haus sentuhan darinya. Namun Alexander yang bukan seorang manusia biasa membuat Emma harus kewalahan dan kehabisan tenaga. Alexander berhenti ketika Emma sudah pingsan. Ia tersadar dari nafsunya lalu menyelimuti tubuh telanjang Emma dengan jas kerjanya.Namun Alexander ternyata belum bisa meredakan nafsunya, mungkin dengan berjalan-jalan sebentar di luar bisa membuat nafsunya mereda. Mungkin setelah meninggalkan Emma untuk beberapa saat,
Alexander Menarik lingerie suster itu hingga robek."Kau tidak perlu memakai itu.""T-tuan" suster itu tidak bisa protes ketika Alexander sudah mencium bibirnya lalu menggigit lidahnya hingga berdarah. Suster itu heran kenapa teman-temannya bilang jika bercinta dengan Alexander merasakan kepuasan yang tiada tara. Nyatanya sekarang ia sangat tersiksa dengan kebrutalan laki-laki itu.Puas membuat lidah suster itu berdarah, Alexander meremas buah dada itu dengan keras. Pekikan kesakitan dari suster itu tidak dipedulikan, bahkan setelah mengulum puncak dada suster itu. Alexander memberikan kejutan yang tidak disangka-sangka. Setelah suster itu mendesah kenikmatan, Alexander menggigit puncak dada suster itu hingga memar."Aduh, Tuan," pekik nurse itu. Alexander benar-benar kejam. Baru saja suster itu merasakan nikmat, tapi sedetik kemudian suster itu harus merasakan kesakitan yang luar biasa karena gigitan tiba-tiba Alexander di puncak dadanya."Itu hukuman dariku agar kau jera, jangan cob
Lexa sangat ketakutan setelah mengetahui keadaan bayi perempuannya yang kejang-kejang di usianya yang berusia dua hari. Bayi mungil itu harus dirawat secara intensif di ruangan khusus. Sepertinya bayi itu mempunyai kontak batin dengan Lexa yang juga mengalami kesedihan yang sangat mendalam."Dewi Bulan, tolonglah aku. Jangan kau ambil juga putriku. Aku baru saja kehilangan putraku. Jika putriku juga kau ambil aku tidak bisa bertahan hidup." gumam Lexa sambil menatap pintu ruangan perawatan putrinya yang sedang menjalani pemeriksaan."Sayang, bertahanlah. Putri kita pasti baik-baik saja. Dia adalah sosok yang kuat sepertimu. Aku percaya itu," bisik Jose menguatkan Lexa yang menangis dalam diam. Ia tahu jika Lexa sangat khawatir kepada putri mereka setelah hilangnya putra mereka yang kemungkinan besar sudah meninggal."Jo, aku ibu yang jahat. Setelah membunuh putra kita, aku juga menelantarkan putri kita. Sehingga sekarang keadaannya sangat memprihatinkan."Jangan berkata begitu, aku sud
Seketika tubuh Jose menegang ketika mendengar pertanyaan dari Lexa. "Jawab, di mana putra kita?" tanya Lexa dengan tubuh yang bergetar.Jose tidak tahu harus menjawab apa. Ia meremas rambutnya frustasi karena dia tidak tahu di mana keberadaan putranya. Yang ia tahu, Lexa dan Xander bertempur di kejauhan dengan posisi Xander yang membawa putranya. Namun sekarang Lexa menanyakan keberadaan bayi itu padanya. Entah Jose harus menjawab bagaimana. "Sayang, saat aku sadar. Aku tidak menemukan keberadaanmu. Aku hanya menemukan Tian dan bayi perempuan kita. Dan menurut Tian …." Jose menjeda ucapannya. Kau dan Xander bertempur di sini dengan keadaan terakhir yang dilihat oleh Tian, Xander yang menggendong putra kita.""Apa? Xander yang menggendong putra kita? Tapi sekarang di mana Xander berada?"Jose menatap ragu kepada Lexa. Karena ia sendiri pun tidak tahu keberadaan Xander. "Bukankah kau yang di sini bersama Xander? Seharusnya kau yang lebih tahu."Seketika Lexa menangis setelah lamat-lama
"Coba dekati suara air itu, Tian. Jose seolah tertarik untuk mencari keberadaan Lexa di tepian sungai karena suara gemericik air sungai itu seperti suara air terjun."Baik, Tuan, hati-hati." Bastian mengarahkan Jose ke jalan yang lumayan datar untuk dilewati. Keadaan sekitar yang penuh dengan rimbunan semak belukar dan batu-batu licin membuat mereka harus hati-hati dalam melangkah."Sayang, sabar dulu, ya? Kita sebentar lagi akan bertemu dengan Mommy-mu." bisik Jose di telinga bayi yang masih menangis kencang itu. "Sepertinya dia lapar, Tuan. Karena setelah dilahirkan belum meminum susu ibunya," ucap Bastian."Ya, sepertinya begitu. Walaupun aku tidak terlalu tahu masalah tentang bayi yang baru lahir. Seperti di film-film, jika seorang wanita baru saja melahirkan. Pasti dia akan menyusui bayinya, mungkin bayi perempuanku ini juga menginginkan hal yang sama.""Benar, Tuan," jawab Bastian sedikit terkekeh karena membayangkan Jose seperti suami-suami yang berada di dalam film. "Di mana
Lexa sangat marah, ia ingin segera membunuh Xander untuk membalaskan dendamnya. Sinar merah itu membuatnya kembali bertenaga, ia segera bisa bangkit untuk segera menerjang Xander. Karena laki-laki itulah yang telah membuatnya menjadi seorang janda. Dengan penuh rasa kebencian Lexa segera mendekati Xander lalu menyerangnya. Xander yang tidak menyangka akan perubahan pada diri Lexa segera menghindar ke belakang sambil menggendong bayi laki-laki yang berada di tangannya.'Apa yang terjadi? Kenapa bisa seperti ini?' keluh Xander dalam hati. 'Seharusnya tadi aku tidak membunuh laki-laki itu. Sepertinya aku telah menyulut kemarahannya sehingga kekuatan itu bisa muncul kembali, sial. Dengan keadaan Lexa yang sekarang. Mana mungkin aku bisa menaklukkannya semudah itu.'Lexa seperti gelap mata. Ia menatap marah kepada Xander dan di pikirannya saat itu adalah membunuh Xander. Bahkan ia mengabaikan keselamatan bayi yang berada dalam gendongan Xander. Lexa tidak mengingat lagi bayi miliknya. Bisa
Dengan sekali teriakan Lexa menggunakan seluruh tenaganya untuk mendorong bayi-bayinya keluar dari rahimnya. Suara tangisan bayi terdengar setelah keluar satu bayi dari perut Lexa."Lexa, bayimu sudah keluar." ucap Xander. "Bayi perempuan, cantik sekali," Xander menimang-nimang bayi yang masih penuh dengan darah. Ia sangat gembira melihat bayi Lexa sampai melupakan tujuan awalnya untuk membawa kabur Lexa. Xander segera menarik sebuah baju di salah satu mayat yang tergeletak di dekatnya untuk membungkus tubuh bayi yang baru lahir itu agar tidak kedinginan."Xander," Lexa memanggil Xander karena perutnya masih terasa sakit."Tunggu sebentar, masih ada satu bayi lagi di perutmu. Kau mengandung bayi kembar, kan?" tanya Xander yang berjalan mendekati Lexa. Ia meletakkan bayi perempuan yang sedang menangis itu di sebuah lempengan batu yang cukup lebar."Kau harus melakukan hal yang sama dengan tadi Lexa. Bagaimanapun kau harus mengeluarkan bayimu dengan segera atau kalau tidak dia akan mati
"Tak akan kubiarkan kau membunuhnya." Lexa sangat marah, ia menggertakkan giginya dan seketika itu warna merah yang di tubuhnya semakin membara. Tiba-tiba emosinya terpancing dan ingin segera membunuh Xander detik itu juga.Xander sedikit pun tidak takut karena ia merasa aman telah mempunyai Jose dalam genggamannya.Jose yang masih sadar merasakan tubuhnya sangat lemah. Ia menyesal tidak mendengarkan saran dari Bastian. Karena kacerobohannya, sekarang ia membahayakan nyawanya sendiri maupun keselamatan Lexa. Jose tahu jika Xander akan menggunakannya sebagai tameng dalam bertempur melawan Lexa. Sehingga kemungkinan besar istrinya itu akan kalah jika Xander bisa memanfaatkan keadaan ini dengan pintar. Laki-laki licik itu memang sungguh sangat berbahaya."Aku tak menyangka kau berubah selicik itu, Xander." Lexa menggertakan giginya."Aku tidak peduli, dengan cara apa pun. Aku harus mengalahkanmu dan menjadikanmu milikku. Tadi orang-orangmu juga menggunakan cara licik dengan mengeroyokku.
"Tentu saja aku membunuhnya, wanita kejam seperti dia tidak berhak untuk hidup lebih lama.""Oh," Xander menanggapinya dengan datar."Kau tidak ingin tahu bagaimana cara dia mati?""Tidak perlu, karena dia tidak berarti apa-apa bagiku. Dia hanya sebuah alat untuk mendapatkanmu.""Kasihan sekali nasibnya, ia mengorbankan hidupnya untuk mendapatkanmu. Namun kau hanya menganggapnya sebagai sebuah alat." decih Lexa. "Tak perlu dibahas lagi, dia tidak ada artinya bagiku atau kau cemburu sehingga sekarang membahas tentang dirinya?""Cih, sudah aku katakan aku tidak mempunyai perasaan apa-apa padamu. Aku hanya mencintai suamiku seorang.""Tidak usah mengatakannya berkali-kali. Aku memang cemburu dengan laki-laki lemah itu. Maka dari itu, sebentar lagi aku akan mengalahkanmu lalu membunuh laki-laki lemah itu dengan mencabik-cabik tubuhnya hingga ia mati sekarat. Aku akan menyiksanya karena selama delapan bulan ini, dialah yang menjadi sumber siksaan dalam hidupku.""Dasar tidak punya hati, ka
'Mungkin saja dengan keadaannya yang sekarang sedang hamil, bisa membuat kekuatan misterius itu mempunyai celah kelemahan,' batin Xander."Jangan salahkan aku jika kasar padamu, Lexa." Xander sudah bertekad akan memenangkan pertempuran kali ini. Ini adalah kali ketiga ia berhadapan langsung dengan Lexa setelah dua kali sebelumnya ia harus kalah karena Lexa menggunakan kekuatan spesialnya.Xander mengepalkan tangannya lalu berlari ke arah Lexa. Tanpa ragu ia melayangkan pukulannya ke dada Lexa. Tadinya ia ingin mengarahkan pukulannya ke perut Lexa namun mengingat Lexa sedang mengandung, Xander tidak tega."Alex!" teriak Jose yang sangat khawatir melihat Xander yang berusaha untuk menyerangnya."Tuan, hati-hati!" Bastian mengikuti Jose yang berlari untuk mendekati Lexa.Lexa langsung merespon terhadap serangan Xander. Kali ini ia merasakan tubuhnya sudah terasa ringan dan energi penuh. Selama hamilnya ia merasakan tubuhnya lemas. Namun kali ini ia benar-benar bisa menggerakkan tubuhnya s
Xander mengambil tubuh Lexa dari dekapannya Jose. Ia mengacungkan pedangnya ke arah Jose dan Bastian."Sekarang saatnya untuk mengucapkan salam perpisahan kepada dunia ini, laki-laki lemah," ucap Xander yang mengayunkan pedangnya ke arah leher Jose dan Bastian"Pergilah ke neraka!"Tiba-tiba saja seberkas cahaya terang yang menyilaukan mata menyinari tepat mengarah ke tubuh Lexa. Xander, Jose dan Bastian menutup matanya karena sinar itu telah membuat mata mereka silau. Mereka terkejut melihat tubuh Lexa terbungkus oleh cahaya merah seperti saat dulu ia mengeluarkan kekuatan tersembunyinya.'Oh tidak, kenapa kekuatan itu harus keluar sekarang?' batin Xander yang langsung membuang pedangnya dan memeluk Lexa erat-erat. Ingin membawanya pergi dari jurang itu menuju ke rumahnya. Namun semuanya terlambat setelah tubuh Lexa terasa panas di pelukannya. Kulit tangannya Xander terasa terbakar ketika menyentuh tubuh Lexa. Sehingga Xander tidak kuat lagi untuk memeluk Lexa. Xander berteriak kesaki