Tepat dua minggu setelah pernikahan Mirza dan Miranda, mereka masih dimabuk asmara. Sementara Kanaya yang terluka masih sibuk menata hatinya. Dia menghindari percakapan dengan suaminya sejak terakhir dia mengungkapkan kekecewaannya pada pengkhianatan Mirza.
Mirza sempat bertanya, apakah boleh dia mengenalkan Miranda langsung pada Kanaya. Namun, Kanaya tidak sudi bertemu dengan madu yang tidak diinginkannya itu.
Mirza agak memaksa, dia bilang ini demi kebaikan rumah tangga mereka ke depannya. Kanaya sungguh muak mendengar ucapan Mirza.
Tidak disangka, Mirza dan Miranda berani datang bersama mengunjungi Kanaya di kampus. Mirza menunggu Kanaya di parkiran. Dia berpikir suaminya sudah gila. Bagaimana kalau sampai rekan-rekan dosennya tahu bahwa suaminya telah mendua. Dia belum siap dengan gunjingan orang lain.
Kanaya akhirnya meminta mereka menunggu di restoran yang cukup privat di area dekat kampus. Kanaya biasa membawa tamu penting fakultas untuk maka
Semesta sepertinya memang tidak menghendaki perpisahan Kanaya dengan Mirza. Delapan tahun sejak kelahiran Celine, Kanaya memutuskan untuk memasang KB spiral. Karena, dua anak sudah cukup menurutnya.Namun, entah mengapa belakangan ini Kanaya sering merasa mual dan pusing. Bobot tubuhnya juga berkurang drastis. Dengan rasa was-was, dia mencoba untuk menggunakan testpack. Tidak disangka, hasilnya garis dua. Kanaya dan Mirza kembali diberi amanah oleh Yang Kuasa.Dia sungguh tidak ingin mengingkari nikmat Tuhan. Dimana banyak wanita yang begitu mengharapkan kehadiran buah hati. Namun, kembali memiliki anak di saat kondisi pernikahannya sedang memburuk membuatnya sedih. Dia tidak yakin suaminya masih akan mempedulikan dirinya dan calon anak yang dikandungnya.Kanaya masih asyik dengan pikirannya sendiri, sampai tidak menyadari suaminya telah pulang dan masuk ke kamar. Mirza menghampirinya perlahan dan terkejut begitu menyadari
Miranda harap-harap cemas menanti kedatangan Mirza. Dia ragu apakah suaminya jadi datang malam ini ataukah kerinduannya masih harus ditahan lagi. Ternyata penantiannya berakhir di pukul 10 malam. Dia bergegas menggunakan outer-nya untuk menyambut suaminya di halaman rumah.Setali tiga uang, Mirza juga sudah tidak sabar ingin segera menumpahkan kerinduannya kepada istri mudanya. Dia memarkir mobil tergesa-gesa dan langsung memeluk Miranda ketika turun dari mobil. Begitu masuk ke ruang tamu, Mirza menggendong Miranda ala bridal style dan membawanya ke tempat tidur mereka.Tanpa banyak bicara, Mirza melepas outer Miranda yang menampakkan tubuh mulus Miranda berbalut lingerie berwarna merah darah. Kulitnya yang putih dan mulus membuat naluri kelelakian Mirza segera bangkit. Meski Kanaya tak kalah cantiknya, tentu ada kepuasan hati tersendiri bagi Mirza ketika beradu ranjang dengan wanita yang berbeda.Dua minggu perpisahan m
#Malam pertama menginap di villa bernuansa romantis itu sangat memuaskan hati Miranda. Sayangnya, pagi harinya ada kejadian tidak terduga ketika mereka sedang bermain pasir di pantai Nusa Penida. Dia sedang selfie bersama Mirza ketika seseorang menyapa suaminya itu."Mirza, ngapain kamu di sini?" sapa seorang wanita dengan nada tidak ramah."Eh, Mbak Tata, Mbak sama siapa ke sini?" Mirza balik bertanya dengan gugup."Sini kamu, ikut Mbak dulu sebentar," ketusnya.Wajah Mirza tampak pucat seketika."Sayang, kamu tunggu sini dulu ya, sebentar, " perintah Mirza.Miranda hanya menganggukan kepalanya tanda mengerti."Siapa itu perempuan yang peluk-peluk kamu barusan, Za?""Itu istri keduaku, Mbak," ungkap Mirza dengan suara bergetar."Kamu sudah gila, Za?! Gimana dengan Kanaya? Bulek dan Paklek malah baru ce
Kebohongan MirzaNamanya Kanaya, dia merupakan seorang wanita berusia awal 30-an yang masih begitu cantik bagai remaja di usianya. Dagu yang belah serta lesung pipi di wajahnya semakin membuat orang sering terpesona melihatnya. Rambut panjang dan ikal di bagian bawah membingkai wajah mungilnya. Matanya berwarna biru, mewarisi gen keturunan Belanda dari maminya. Profesinya adalah dosen di sebuah perguruan tinggi negeri di Jakarta. Karena Kanaya tampak awet muda, dia sering salah dikenali sebagai mahasiswi juga oleh mahasiswa dan mahasiswi yang dia ajarkan. Orang selalu memandang hidupnya sempurna dan memiliki pasangan yang begitu serasi. Suaminya adalah seorang dokter spesialis paru yang berwajah tampan, berkulit putih dan berbadan tinggi tegap, usianya 36 tahun, terpaut hampir 5 tahun dengan Kanaya.Suatu siang, Kanaya baru saja memasuki ruangan dosen ket
Miranda adalah seorang dokter spesialis anak berusia 36 tahun. Dia adalah wujud dari wanita Indonesia asli dengan tulang pipi tinggi, mata kecil, dan hidung pendek. Kulitnya juga sawo matang. Kendati begitu, dia tetap sering dipuji dengan kecantikannya yang sering dimirip-miripkan dengan Tara Basro. Sayangnya, hingga kini dia masih lajang. Semua orang bilang dia terlalu pilah pilih dalam hal jodoh. Tetapi dia merasa tidak begitu, hanya saja sejauh ini belum ada yang berhasil mencuri perhatiannya.Sampai kemudian dia bertemu kembali dengan Mirza. Temannya semasa kuliah S1. Mirza yang dulu terlihat sangat kutu buku dan kurang menarik, sekarang tampak gagah dan jauh lebih tampan. Miranda nyaris tidak mengenalinya ketika pertama bertemu kembali. Kebetulan ibu Miranda menderita penyakit paru yang sudah cukup kronis. Salah seorang sahabat di kampus dulu merekomendasikan ibunya Miranda untuk ditangani oleh Mirza yang sudah menjadi dokter spesialis paru terkenal.Awalnya tak a