Share

Kemarahan Bagas

Penulis: Ayu Kristin
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
POV Reza.

Kubuka netraku perlahan. Rasa dingin dan sakit menjalar keseluruh sendi-sendi tubuhku. Mungkin obat bius yang telah Dokter berikan perlahan menghilang. Hingga aku bisa merasakan kembali tubuhku yang sempat menghilang.

Hanya suara monitor yang berada di samping tempat tidurku berbunyi begitu nyaring. Selebihnya semua hening. Tidak ada satupun orang yang berada di kamar ini. Hanya ada aku sendiri. Mas Bagas, papa dan mama pun tidak ada. Lalu bayiku ... Entahlah aku tidak tau kemana bayi itu pergi. Bahkan tangisannya saja aku tak mendengar. Yang aku rasakan perutku telah kembali rata, namun terasa pedih dan sakit sekali.

Tak! Tak! Tak!

Suara seseorang berjalan terdengar semakin mendekatiku. Aku harap itu adalah salah satu keluargaku atau mungkin Mas Bagas. 

Harapanku begitu besar, semoga setelah kelahiran anak kami. Sikap Mas
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • My Husband Your Husband   Mencari Ayah Amira

    POV RezaWaktu berjalan begitu cepat. Bergulir silih berganti bersama senyum dan tangisan yang engan berajak pergi.Tidak semua mimpi yang telah kamu perjuangkan akan selalu berujung keberhasilannya. Terkadang, usahamu hanyalah berakhir sebagai pelajaran.Ikhlas, itulah satu kata yang selalu kupaksakan pada diriku agar semua dengan mudah untuk kulalui. Andaikan rasa dendam itu bisa kuredam. Mungkin aku masih bisa mempertahankan pernikahan indah yang sejak dulu aku impikan. Tapi lagi-lagi rasa ego kembali mengalahkan segalanya dan menghancurkannya.Oe, oe,Tangis Amira melengking masuk dalam indra pendengaranku. Kupercepat kegiatanku membersihkan diri di kamar mandi. Mengingat Nining yang sedari tadi belum pulang' dari pasar."Sebentar ya, Nak!" ucapku meriah handuk. Kemudian membalutkannya pada tub

  • My Husband Your Husband   Amira malang

    POV RezaWanita itu semakin mendekat ke arahku. Tiba-tiba kakiku terasa bergetar hebat. Tubuhku menjadi lemas, kupeluk erat tubuh Amira dalam dekapanku. Takut, takut akan pikirin buruk yang terus berbisik tanpa henti dalam pikiranku."Cari siapa mbak?" ucapnya dari balik pagar besi.Aku bisa melihat wajah cantik itu dari sela-sela pagar besi yang berdiri kokoh di depan rumah berlantai dua milik Mas Panji."Saya, saya!" Entah kenapa lidahku terasa kelu. Aksara yang sudah kususun rapi musnah begitu saja."Siapa sayang!" Panggil pria yang menghampiri wanita yang engan membukakan pintu rumahnya untukku dan pria yang memanggil sayang itu ternyata adalah Mas Panji."Sayang!" Panggilan itu seketika meruntuhkan seluruh impianku hidup bahagia bersama dengan Mas Panji.Kuseka sudut mataku ya

  • My Husband Your Husband   Menikah Lagi

    Setelah membuang Amira, hatiku cukup lega. Bayangan hinaan dan cacian dari teman-temanku perlahan menghilang dari ruang di memoriku. Bayangan Mas Bagas yang menertawai kehancuranku itu pun tidak akan pernah terjadi.Kusandarkan kepalaku pada bangku mobil. Perlahan rasa kantuk kembali menyerang. Aku bersyukur dengan begitu kenyataan buruk itu dapat kulupakan meskipun sejenak."Za!" Panggil seorang yang kini duduk di kursi kemudi. Aku tidak tau sejak kapan Mas Rio masuk ke dalam mobil. Rasanya mata ini masih begitu lengket untuk terbuka."Iya Mas," sahutku malas dengan mengeliatkan tubuhku yang terasa remuk."Loh Za, mana Amira!" Pria itu terkejut melihatku tanpa Amira. Ia mencari bayiku hingga ke bangku belakang."Za, mana Amira?" sergah Mas Rio panik.Aku bergeming. Tatapanku kosong lurus kel

  • My Husband Your Husband   Bertemu Aska

    Lima tahun kemudianPOV BagasSepi masih menjadi teman setiaku. Rasa hampa menjadi hal yang mulai terbiasa. Bukan aku tak ingin memulai cinta yang baru. Hanya saja bayangan wanita itu Engan beranjak dari relung hatiku.Waktu seolah berlalu cepat sekali. Tapi entah mengapa justru rasa itu semakin mengakar dan susah sekali untukku musnahkan.Harta dan kedudukan yang kini aku miliki tak lantas menyembuhkan dahaga yang mulia terkikis. Ambisiku menghancurkanku hingga aku kehilangan segalanya.Aku memilah beberapa mainan anak-anak yang berada di sebuah pusat perbelanjaan di kota minyak bumi, Bojonegoro. Kupilih mainan yang terbaik yang berada di atas rak. Tidak peduli berapapun harganya. Asalkan Aska senang maka akan aku bayar.Kata ibu tahun ini Aska sudah masuk sekolah dasar. Putraku itu sangat menyukai pesa

  • My Husband Your Husband   Pindah Ke Purwodadi

    Aku bergegas bangkit dari tempat kuberada. Melangkah masuk ke dalam rumah saat suara langkah kaki itu semakin dekat. Aku harus bersembunyi dari siapa pun di rumah ini kecuali ibu dan pembantu setia rumah ini."Nek, tadi mbak Yasmin bilang nenek ngak usah nungguin mbak Yasmin pulang. Beliau mungkin pulang sedikit telat," ucap seorang yang sedang berbicara dengan ibu.Aku bersembunyi di balik tembok pembatas antara ruang tamu dan ruang keluarga rumah itu. Jantungku hampir saja mau copot aku kira derap langkah kaki itu adalah Yasmin. Ternyata orang baru yang belum pernah aku kenal sebelumnya."Ah ... Membuat jantungku mau copot saja!""Oh iya!" sahut ibu dengan suara bergetar. Gugup."Paman ngapain paman di sini?" Aku tercekat saat Aska menarik bajuku. Entah sejak kapan bocah dengan kaos hijau itu mengikuti aku hingga

  • My Husband Your Husband   Mawar Putih

    POV Yasmin."Umi!" Panggil Aska dari ambang pintu. Bocah kecilku yang kini telah berumur tujuh tahun itu menarik kedua sudut bibirnya tersenyum kecil.Aska berjalan mendekatiku dengan memeluk sebuah mainan yang teramat asing sekali untukku. Ia menaiki ranjang duduk tepat di sebelahku berada kini."Kenapa sayang!" ucapku mengusap lembut rambut Aska yang begitu lembut."Mi, besok ada pertemuan wali murid di sekolah," ujar Aska menghentikan kalimatnya. Wajahnya nampak ragu untuk meneruskan kalimat yang tertahan itu. Sesekali ia membuang wajahnya dari tatapanku."Terus!""Kata Bu guru yang harus datang itu wali murid laki-laki soalnya mau diajarkan berkebun di sekolah, Mi," jelas Aska.Aku tersenyum kecil, merangkul tubuh Aska dalam pelukanku. Aku tidak mau jika anakku mera

  • My Husband Your Husband   Bukan Bang Rasyid

    Terik sinar matahari kain menyengat pori-pori kulit. Aku lebih memilih berdiam di dalam ruanganku mengecek beberapa laporan keuangan butik yang meningkat pesat dari bulan ke bulan.Sesekali aku menoleh pada bunga mawar putih yang berada di atas meja kerjaku kemudian beralih pada layar monitor di hadapanku.Aku tersenyum kecil. Bang Rasyid selalu saja membuatku merasa senang. Meskipun aku belum bisa menerima cinta pria itu dalam kehidupanku sepenuhnya.Cekret!Pintu ruanganku terbuka. Bocah kecil itu lari ke arahku dengan senyum merekah, sementara bang Rasyid mengekori di belakang punggung Aska yang berjalan lebih dulu.Kubuka kedua tanganku menyambut pelukan Aska. Nampaknya hari ini putraku sedang sangat berbahagia. Hal itu tergambar jelas dari binar yang terbit pada kedua matanya."Umi!" ucapnya dalam p

  • My Husband Your Husband   Gadis Bisu

    Mataku membulat mendapati pria yang hampir tak pernah kulihat selama lima tahun itu. Pria yang mengenakan seragam dinas yang pernah membuatku bangga menjadi pendampingnya.Pria itu bangkit dari tempat duduknya. Menatap pada kehadiranku. Sementara ibu hanya terdiam duduk di kursi roda yang berada di samping mas Bagas."Yas, maaf!" ucapnya."Mas Bagas mau apa ke sini?" tanyaku memasang wajah datar. Rasa sakit yang telah lama ku pendam kembali terasa nyeri."Duduklah dulu Yas, biarkan Bagas berbicara," titah ibu.Aku menurut. Kududukkan bokongku pada bangku di hadapan mas Bagas. Pria dengan raut wajah yang tak pernah berubah itu juga kembali terduduk."Maaf Yas, jika kehadiranku mengganggu waktumu. Aku hanya ingin menjelaskan sesuatu hal kepadamu."

Bab terbaru

  • My Husband Your Husband   Sebuah Pelajaran

    POV author.15 tahun kemudianLangit masih saja sama. Mendung datang bergulung-gulung. Lelaki bertubuh tinggi besar itu mempercepat langkah kakinya menuju sebuah rumah sederhana. Kedua tangannya menutup bagian kepalanya agar rintik hujan tidak membahasi tubuhnya. Menurut mitos hujan pertama kali itu bikin sakit.Cekret!Suara derit pintu yang terbuka menandakan bahwa pintu itu sudah lama tidak diberi pelumas. Seseorang yang duduk pada bangku kursi goyang melihat ke arah kedatangan lelaki tampan berkulit sawo matang yang menenteng sebuah kantong plastik di tangannya."Aska!" suara serak itu menandakan bahwa kini usia lelaki yang duduk di kursi goyang itu sudah tidak lagi muda. Sebuah senyuman tersungging dari bibir lelaki tua itu saat melihat kedatangan Aska."Papa, maaf jika aku terlambat datang ke sini. Tadi hujan turun cukup deras, jadi aku memutuskan untuk tinggal di ka

  • My Husband Your Husband   Karma

    POV Reza"Apa? Bagaimana bisa?" Aku terhenyak saat salah satu karyawan tempatku karaoke melaporkan bahwa ada satu dari karyawanku yang membawa uang kantor."Bodoh!" hardikku kesal pada seorang karyawan yang mengadu kepadaku."Berapa juta uang yang dibawa oleh kariawan itu?" cetusku bersungut-sungut. Dadaku bergemuruh menahan amarah yang membuncah.Gadis muda yang tertunduk lesu di hadapanku itu tak bergeming. Sesekali ia melirik ke arahku dengan wajah' takut. "Sekitar seratus juta, Bu!" lirihnya seraya mengigit bibir bawahnya."Apa?" Seketika kedua bola mataku membulat penuh dan hampir lepas dari cangkangnya. "Seratus juta!" Kepalaku terasa berdenyut. Hampir saja tubuhku jatuh pingsan mendengar kerugian tempat karaoke yang baru saja aku rintis. Bagaimana bisa semua seperti ini."Bu Reza, Bu Reza!" Seseorang membantuku duduk pada bangku sofa saat aku hampir terjatuh. Dadaku

  • My Husband Your Husband   Janji Bagas

    POV Bagas"Apakah kamu yakin Yasmin akan menerima kamu kembali, Bagas?" suara renta itu terdengar meragukanku.Bayangan pantulan wanita yang berada di kursi roda itu dari cermin itu terus mengawasiku. Aku tak bergeming, melihat pantulan diriku pada cermin yang berada di depanku."Aku yakin Bu, Yasmin pasti akan kembali padaku!" sahutku sekilas menoleh ke balik punggung.Aku segera menyelesaikan persiapanku. Meskipun aku bisa melihat dengan jelas keraguan dari wajah Ibu."Bagas!" lirih Ibu saat aku menyambar kunci mobil yang berada di atas nakas.Wajah sendu itu mengawasiku yang berjalan menghampirinya. "Ada apa ibu?" tanyaku menjatuhkan tubuhku di depan kedua pangkuan ibu."Jangan terlalu mengharapkan Yasmin. Kini Yasmin sudah memiliki kehidupan sendiri. Berhentilah mencintainya, Bagas!"Sorot mata nanar itu menatap lekat padaku. Aku tersenyum k

  • My Husband Your Husband   Kembali Ke Rumah Rasyid

    POV Yasmin."Meskipun aku masih mencintai Mas Bagas. Tapi aku tidak mungkin meninggalkan Bang Rasyid. Karena bagaimanapun juga aku sudah berjanji pada diriku sendiri, apapun yang terjadi aku akan mempertahankan pernikahan ini sampai kapanpun," batinku."Tidak Bang! Aku sudah mengubur semua kenanganku bersama Mas Bagas," jawabku.Lelaki yang duduk di hadapanku tersenyum bahagia melihat padaku. Sorot matanya nanar namun penuh haru. Perlahan lelaki itu pun bangkit mendekatiku lalu menjatuhkan pelukannya pada tubuhku."Terimakasih, Yas! Terimakasih!" ucap Bang Rasyid menghujani wajahku dengan kecupan. Begitu juga dengan Aska yang berada di pangkuanku. Kami saling berpelukan penuh kasih sayang.Beberapa saat Bang Rasyid tenggelam dalam kesedihan dan rasa haru. Sementara aku, bayangan Mas Bagas sedikitpun tidak beranjak dari benakku meskipun kini Bang Rasyid berada di sampingku.

  • My Husband Your Husband   Uang Rasyid Hilang

    POV Rasyid.Semua sudah terjadi dan tidak mungkin kembali. Dari rekaman CCTV rumah aku bisa tau siapakah yang sudah mencuri hartaku. Dalam rekaman itu terlihat jelas sese"Lihat, sekarang kamu bisa melihat siapakah Reza sebenarnya kan?" cetusku pada Ratih yang duduk di sampingku.Gadis muda itu hanya terdiam, tidak mampu berucap apapun. Wajahnya pun seketika berubah pucat. Tergambar jelas penyesalan dari wajah gadis itu."Maaf Abang!" lirih Ratih. Sesaat kemudian terdengar isakan yang disertai dengan bahu yang bergerak naik turun. Meskipun wajahnya tertunduk, aku bisa melihat jika gadis itu kini sedang menangis."Coba saja kamu mau mendengar nasehat Abang dan Mbak Yasmin, pasti semua tidak akan terjadi seperti ini Ratih!" cetusku benar-benar sangat kecewa pada Ratih. Aku terduduk lesu, menatap iba pada Ratih.Gadis muda itu hanya terisak. Tidak seperti biasanya berani mela

  • My Husband Your Husband   Kemenangan Reza

    POV Reza."Baiklah! Jika kamu memang menolakku Mas. Tidak apa-apa, tapi setidaknya aku harus mengeruk habis semua harta-harta kamu hingga kamu jatuh miskin.""Kak Reza!"Ratih tiba-tiba muncul dari balik pintu kamarku. Gadis itu menjatuhkan tubuhnya memelukku dengan terisak membuatku tersadar dari lamunan."Ada apa Ratih?" tanyaku bersikap hangat kepada gadis bodoh yang mudah sekali untukku peralat.Beberapa saat Ratih terus menangis sesegukan. Ia menumpahkan semua beban yang berada di dalam dadanya. Tanpa aku tau apa yang sudah membuatnya menangis.Perlahan kulepaskan pelukan Ratih dari tubuhku. "Ada apa Ratih, katakanlah!" bujukku agar gadis itu berhenti menangis.Butiran bening dari dua bola mata itu justru semakin mengalir deras. Satu tangan Ratih menyodorkan sesuatu kepadaku."Astaga! Ratih!" sergahku terkejut saat meraih tespek berga

  • My Husband Your Husband   Pencuri

    POV Rasyid"Karena pasien yang bernama Ratih Wijayanti tidak menggunakan BPJS maka untuk bagian administrasinya sebesar dua ratus juta. Ini perinciannya ya, Pak!" Wanita yang berada di loket administrasi itu memberikan rincian biaya pengobatan Ratih kepadaku."Baik Mbak, hari ini juga akan saya lunasi," ucapku pada wanita itu."Oh, ya Mbak bagaimana dengan tagihan pasien' atas nama Yasmin, apakah sudah dibayar?" imbuhku penasaran.Rasa malu bertemu dengan Yasmin membuatku mengurungkan diri untuk menjenguknya. Terlalu banyak kesalahan yang sudah Ratih lakukan kepada wanita itu begitu juga dengan diriku. Namun, justru Yasminlah yang sudah datang untuk menolong Ratih."Sebentar ya, Pak?" Wanita itu terlihat mengetikkan sesuatu pada keyboard, sesekali sorot matanya melihat pada layar monitor yang menyala."Untuk biaya pengobatan pasien yang bernama Yasmin sudah dilunasi

  • My Husband Your Husband   Pengakuan Bagas

    POV Yasmine"Terima kasih Mas sudah datang di saat yang tepat. Maaf aku sudah membohongi Mas Bagas!"Lelaki itu menyungingkan ulasan senyuman kecil padaku. "Iya Yas, sama-sama!" sahut Mas Bagas terdengar begitu lembut."Lalu bagaimana dengan pemuda itu, Mas!" tanyaku penasaran dengan nasib pacar Ratih yang tega ingin menggugurkan darah dagingnya sendiri."Polisi sudah meringkusnya bersama Dokter abal-abal itu. Semoga saja mereka mendapatkan balasan yang setimpal atas perbuatan yang sudah mereka lakukan," sahut Mas Bagas."Lalu ..!""Ratih!" seru Mas Bagas memotong ucapanku. Seolah lelaki itu sudah tahu pertanyaan apalagi yang akan aku lontarkan kepadanya.Aku mengangguk lembut. "Ratih sudah melewati masa kritisnya. Meskipun terjadi luka pada rahimnya dan memungkinkan dia tidak akan bisa memiliki anak lagi.""Astaghfirullahaladzim!" Aku tid

  • My Husband Your Husband   Rasyid Cemburu

    POV RasyidTiba-tiba Reza menghilang bagaikan ditelan bumi. Wanita itu seolah tahu bahwa sebentar lagi keluarga dan suaminya akan datang ke sini untuk mencarinya. Ratih hanya mengatakan bahwa ia sempat mengantarkan Reza menuju terminal sebelum akhirnya nomor ponsel Reza pun tidak dapat dihubungi. Apakah kini aku sedang tertipu? Tidak aku rasa tidak, tapi mengapa Reza melarikan diri dari semua orang.Kuhempaskan tubuhku pada tepi ranjang berukuran king size yang berada di kamar Reza. Semua barang-barang wanita itu sudah raib tak tersisa. Sejenak aku berpikir, sepertinya Reza sudah merencanakan kepergiannya.Aku meraih ponsel yang berada di dalam saku celana. Beberapa kali benda pipi itu bergetar. Sesaat aku menjatuhkan pandanganku pada layar ponsel yang masih berkedip. Sebuah nomor tanpa nama sedang melakukan panggilan padaku."Halo!" sapaku setelah menekan tombol hijau pada layar"Ha

DMCA.com Protection Status