Shanum masuk ke ruangannya setelah selesai makan siang. Ia masih harus melanjutkan prakteknya dua jam lagi dan pulang. Sepertinya hari ini ia tidak akan pulang bersama suaminya, karena Haidar punya jadwal operasi pasien nanti sore. Mereka berdua memang jarang berada dalam satu shift, hanya hari ini saja itu pun selalu tidak pulang bersama karena kepadatan jadwal praktek Haidar yang seorang dokter spesialis penyakit dalam. Shanum memakluminya.
Tapi ketika Shanum baru duduk di kursinya, ia melihat sebatang cokelat yang diikat dengan pita kecil di atasnya juga ada sebuah note kecil di atas mejanya.
Semangat
-A
Shanum mengerutkan keningnya lalu melihat ke arah Astrid yang sedang mencuci tangan di wastafel." Ini punya kamu, As?"
Astrid menoleh lalu menggeleng," bukan, dok. Saya juga baru datang."
"Punya siapa ya?"
"Penggemar do
Haidar memperhatikan ponselnya yang sejak tadi ia letakkan di atas meja. Pasien terakhirnya sudah keluar. Menyisakan dirinya yang kini duduk sendirian di dalam ruangannya. Ia sedari tadi berusaha menghubungi Shanum tapi istrinya itu tak juga membalas pesannya atau mengangkat teleponnya." Apa dia tidur? Tapi biasanya kalo pulang sore dia gak pernah tidur," ucapnya pada dirinya sendiri."Kenapa lo? Pulang yuk. Udah selesai kan?" tanya Keanu yang tau-tau nongol di pintu ruangan Haidar yang terbuka. Tapi ia melihat sahabatnya malah sibuk memainkan ponselnya."Ya ini juga mau pulang. Tumben lo ngajakin. Mau pulang kemana lo?" ledek Haidar yang segera membereskan meja kerjanya."Mau main ke tempat lo lah. Bosen gue di rumah sendirian.""Ngapain ke rumah gue
Ingatan Shanum kembali ke beberapa jam yang lalu ketika wanita asing yang ternyata pernah ia temui di pesta pernikahan Haidar dan Sofia yang sebenarnya adalah sepupu dari istri kedua suaminya. Wanita itu tak kalah mengerikan dan menyerangnya tak kalah brutal. Tapi yang Kinara katakan adalah hal yang paling membekas pada dirinya selain semua luka dan rasa sakit di sekujur tubuhnya saat ini.Sofia ... meninggal?Kapan?Kenapa?Semua pertanyaan itu seakan memenuhi pikiran Shanum, membuat kepalanya mendadak sakit lagi. Ia mengerang, berusaha merubah posisinya ke posisi nyaman. Tapi genggaman tangan Haidar padanya membatasi pergerakannya, ia takut suaminya terganggu.Terlambat.Kedua kelopak mata Haidar bergerak hingga akhirnya terbuka sempurna. Ia pun tampak terkejut ketika pandangannya bertumpu pada tatapan mata Shanum padanya." Kamu udah bangun, Num?" tan
Kinara mengusap air mata di ujung matanya mengingat bagaimana menderitanya Sofia selama masa hidupnya. Namun di saat dia bertemu dengan pria yang bisa menerima dirinya apa adanya, Haidar ... fakta lain dalam diri pria itu yang tidak mereka ketahui nyatanya jauh lebih menyakitkan untuk diterima Sofia. Bahkan mungkin sampai sekarang Sofia tidak pernah bisa menerimanya.Jika saja nyawa bisa dibayar dengan nyawa, ingin sekali Kinara melakukannya. Tapi ia tau ia hanya akan mengotori tangannya. Namun saat ia menyerang Shanum kemarin cukup membuat hatinya puas. Untungnya Sofia pernah menduplikat kunci rumahnya untuknya agar jika main ke sana tidak perlu menunggu Sofia membukakan pintu. Jadi ia bisa menyelinap masuk ke rumah Haidar itu dan menyerang Shanum. Fakta yang semakin membuatnya tak terima adalah ternyata Shanum mengalami amnesia setelah apa yang wanita itu lakukan dalam kehidupan Haidar dan Sofia.Benar-benar menjengkelkan. Bisa-bisanya d
Walau ingin sekali menolak, nyatanya Shanum tak sanggup apalagi ketika wanita yang tingginya sedikit lebih tinggi dari Shanum ini menarik tangannya, mengajak ke café yang berada di sebelah rumah sakit. Café yang baru dibangun sepertinya. Terlihat dari perlengkapan di dalamnya yang sepertinya tampak baru juga bau cat jika dari luar café. Tapi sewaktu masuk ke dalam café, langsung tercium pewangi ruangan dengan aroma vanilla. Sesuai dengan nama café ini, Vanilla Café."Kakak duduk di sini aja ya. Aku yang pesenin aja. Aku tau minuman yang enak. Ini tuh cabang ke sekian dari café favorit aku," ucap Denaya yang langsung menuju meja pemesanan dan meninggalkan Shanum yang duduk di dekat jendela. Seperti biasa, wanita itu lagi-lagi bertindak sesuai keinginannya, seakan tak menerima bantahan apalagi penolakan. Shanum tak bisa membayangkan jika Abizar bersamanya. Tapi yang pasti Abizar
"Kak. Aku nyariin kakak dari tadi. Katanya kakak makan siang di ruang meeting ya?" tanya Denaya yang tau-tau sudah duduk di samping Abizar saat pria itu sedang minum kopi di cafeteria.Abizar hanya mengangguk kecil."Harusnya makan di luar aja sama aku. Atau pulangnya kita makan malam, gimana?""Kamu bukannya dinas malam hari ini?"Denaya mengangguk lesu," iya sih. Gak bisa apa diubah jadwalnya? Kamu kan kepala rumah sakit di sini, kak," ucapnya dengan nada manja yang justru membuat Abizar muak.Abizar berdecak terang-terangan," kamu tuh mau jadi dokter. Masa baru KOAS aja udah negosiasi waktu sih. Pake segala memanfaatkan jabatan orang lain. Gak boleh gitu. Kamu harus professional. Karir kamu
Abizar pagi ini sudah berada di rumah Denaya demi menanyakan kemana wanita itu sampai meninggalkan dinas malamnya tanpa ijin sedikit pun. Namun ternyata Denaya tidak pulang ke rumah semalam. Amel pun tampak khawatir." Memang biasanya dia kemana, bu?" tanya Abizar berusaha sesopan mungkin."Bi- biasanya sih ke tempat teman-temannya," jawab Amel yang terlihat gugup, entah apa yang membuatnya gugup. Masa ia dia gak tau kebiasaan anak kandungnya sendiri?"Tolong dinasehati lagi Denayanya, bu. Saya sudah menasehatinya dan kami memang sempat bertengkar. Tapi saya gak segan-segan untuk melarangnya KOAS di rumah sakit keluarga saya jika dia masih seenaknya. Saya sangat menghormati keluarga anda yang adalah teman baik keluarga saya. Tapi saya akan tetap professional dalam tugas saya. Ini saya beri surat peringatan pertama. Jika dia sampai terus-terusan mengulanginya dan tidak
Shanum sudah duduk di meja kerjanya lagi dan siap untuk melayani pasien kembali setelah makan siang dan pembicaraan panjangnya bersama Keanu. Rasanya hatinya kini malah menerima semua saran yang Keanu berikan padanya. Namun saran itu sangat sulit dijalani. Ia harus melewati banyak fase termasuk bercerai dengan Haidar lalu memulai hidup baru lagi sendirian. Tapi apa ia bisa melakukannya? Apakah adil untuk Haidar sendiri?Padahal Haidar baru saja meminta kesempatan dan Shanum baru saja memberikan pria itu kesempatan. Tapi semakin ke sini Shanum semakin sadar jika jarak di antara mereka berdua sudah sangat terbentang jauh. Rasa sakit yang kemudian membuat hatinya kian hampa untuk suaminya sendiri. Juga rasa rindu yang tertahankan pada Abizar yang harus terus ia pendam karena pria itu tidak tau jika ia sudah mengingat semuanya lagi. Terutama kisah mereka selama tiga bulan di Solo yang begitu membekas.
Hujan yang tiba-tiba turun sore itu seolah mengerti kegundahan hati Shanum. Ia memutuskan untuk berkeliling dulu sebelum pulang ke rumahnya. Meski pada akhirnya ia hanya terjebak macetnya jalanan ibukota efek hujan deras yang turun tiba-tiba. Tak lama memang tapi cukup membuat banyak genangan di jalan sehingga para pengendara harus menurunkan laju kecepatan mereka.Shanum tiba di rumahnya jam empat sore. Yang pertama kali ia lihat adalah Haidar yang berdiri di teras rumahnya dan langsung berjala
Sekembalinya Shanum dan Abizar dari Solo. Mereka pun mulai sibuk dengan persiapan pernikahan mereka lagi.Shanum diajak Jasmine untuk ke salon demi menjalani perawatan wajah dan tubuhnya. Shanum merasa seperti bersama Ibunya sendiri. Jasmine terlihat sangat menyayanginya seperti Ibunya dulu menyayanginya.
Setelah proses panjang dan sedikit percekcokan biasa akhirnya akan terbayarkan dengan pesta pernikahan yang sudah disiapkan sedemikian rupa. Dan tanpa terasa minggu depan adalah hari yang Shanum tunggu-tunggu. Yaitu pernikahannya dengan Abizar.Undangan pun sudah disebar, gedung sudah dipesan juga makanan-makanannya. Seserahan sudah dipesan. Hanya tinggal mempersiapkan diri saja.
"Mom. Dad." Abizar memeluk kedua orangtuanya saat mereka bertemu di stasiun." Gimana perjalanannya?""Lancar kok. Udah lama gak naik kereta api," ucap Jasmine sambil menyelipkan anak rambutnya yang keluar dari jilbabnya." Shanum. Sini sayang." Ia merentangkan tangannya pada Shanum.Shanum tersen
Esoknya Keanu dan Tiara berangkat ke Singapore untuk bulan madu mereka. Tadinya Tiara ingin di Indonesia saja bulan madunya seperti di Bali atau Lombok tapi kata Keanu, pria itu sekaligus akan mengunjungi adiknya yang sedang kuliah di sana. Jadi sekalian liburan dan mengunjungi adiknya juga. Karena Denis, adiknya Keanu tidak bisa menghadiri pernikahannya dikarenakan kesibukan adiknya yang sedang menjalani ujian di kampusnya. Keanu memaklumi dan tidak memaksakannya.Saat ke Bandara pun Keanu dan
Setelah foto prewedding dengan background sunset. Abizar mengajak Shanum untuk candle dinner di cafe yang sama. Shanum baru sadar jika bagian dalam cafe sudah didecor sedemikian rupa dengan sangat manis. Apalagi di bagian outdoornya. Ada satu meja bulat dan lebar di tengah dengan dua kursi yang berhadapan.Di sana sudah tersaji makanan dan minuman serta tak lupa lilin aromatik di bagian tengahnya. Langit yang sudah gelap membuat cahaya lilin itu berpancar jelas. Juga harum dari aroma lilinnya membuat Shanum tenang. Suara desir
Pagi-pagi sekali Shanum sudah siap untuk berangkat ke Bandung. Ia tinggal menunggu jemputan saja. Rencananya Abizar dan Keanu akan membawa mobil mereka masing-masing. Jadi nanti Shanum akan satu mobil dengan Abizar dan Haidar dengan Keanu. Shanum sih tak mempermasalahkannya.Shanum menyiapkan baju terbaiknya untuk bertemu dengan kedua orangtua Abizar nanti sekaligus calon mertuanya, itu pun jika kedua orangtua Abizar menerimanya.
Dalam perjalanan menuju Jakarta, Abizar tak bisa berhenti tersenyum ketika bayangan Shanum melintas di kepalanya. Ia sudah membayangkan Shanum akan tersenyum menyambutnya nanti. Ia tak sabar untuk memberitahu wanita itu soal berita baik untuk mereka. ia sudah mendapat restu untuk membawa Shanum menemui kedua orangtuanya setelah permasalahannya dengan keluarga Denaya sudah usai. Denaya pun malam itu juga kembali ke Jakarta meski kedua orangtuanya sudah menawari mereka untuk menginap. Tapi mereka menolak, mungkin terlanjur malu. Denaya pun tak banyak bicara dan dia diputuskan untuk melanjutkan KOAS di rumah sakit lain yang sepertinya akan di luar kota demi menutupi aibnya yang sedang hamil. Tentu saja bersama Richardo. Mungkin itu dilakukan kedua orangtua Dena
Denaya melirik Richardo yang sekarang duduk di sampingnya. Tadinya ia berharap jika pria ini tidak mau datang setelah ia hubungi dan menceritakan semua masalah yang terjadi dalam keluarganya. Tapi nyatanya pria itu malah datang dengan gayanya yang seolah sebagai seorang pahlawan. Padahal masalah ini ada karena dia.Setelah pembicaraan singkat dengan ayahnya, Richardo bilang dia memang berniat untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya dan siap menikahi Denaya secepatnya. Tapi yang menghalangi adalah perjodohan yang sedang Denay
Keesokan harinya setelah Haidar mengabarkan ke Shanum soal mediasi yang akan dilakukan dari pihak kepolisian nanti sore, Keanu dan Haidar pun menjemput Shanum di apartemennya. Mereka pun pergi bersama-sama ke kantor kepolisian.Di sana Kinara dan kedua orangtuanya sudah berada di dalam sebuah ruangan khusus untuk mediasi antar pelapor dan yang terlapor. Kinara menatap sinis saat Shanum, Keanu dan Haidar masuk ke dalam ruangan.