Sera membuka pintu rumahnya lalu kembali menutupnya. Wanita itu berjalan menaiki tangga, ini sudah jam setengah enam sore dan Sera baru saja kembali setelah tadi pergi bersama teman-temannya.
Sedangkan Arga pasti masih di kantor, karena sekarang laki-laki itu memegang perusahaan papanya. Sera segera membersihkan tubuhnya saat sudah sampai di kamar.
Setelah merendam tubuhnya di kamar mandi Sera keluar dengan kaos oblong dan celana pendek yang melekat di tubuhnya. Rambutnya basah karena tadi dia keramas.
Ceklek
Begitu keluar dari kamar mandi Sera di kejutkan dengan Arga yang sudah duduk di sofa sembari memainkan ponselnya dengan setelan kerja yang masih melekat di tubuh laki-laki itu.
Sera berjalan mendekati Arga lalu duduk di sampingnya."Kamu tumben pulang cepet?"
Sera membuka matanya dengan terpaksa saat tiba-tiba merasakan haus. Wanita itu menarik selimutnya lalu duduk meraih gelas yang ada di nakas dan meminumnya.Setelah selesai Sera kembali merebahkan tubuhnya, dia memiringkan tubuhnya lalu memeluk tubuh Arga. Matanya masih terbuka memperhatikan Arga yang masih tidur dengan pulasnya."Kamu ganteng banget si,"gumam Sera seraya menyentuh sebelah pipi Arga lalu mengusapnya pelan."Sera diem,"gumam Arga masih dengan mata terpejam.Sera langsung menjauhkan tangannya."Kenapa?""Tidur, masih malem. Ngapain bangun?"tanya Arga mulai membuka matanya dengan paksa."Aku haus tadi.""Yaudah, tidur lagi."Sera hanya bergumam pelan membuat Arga kembali memejamkan matanya. Tetapi detik selanjutnya Sera kembali mengangkat tangannya menggerakkannya di dada bidang Arga yang tak terlapisi apa
Kini Arga dan Sera sudah berada di salah satu cafe, mereka berdua sedang menikmati makanannya masing-masing dengan hening.Arga menarik tisu lalu mengusap bibirnya, dia bangkit dari kursinya membuat Sera mendongakkan kepalanya."Mau kemana?"tanya Sera."Ke kamar mandi bentar sayang,"jawab Arga. Laki-laki itu mengecup singkat kening Sera sebelum pada akhirnya meninggalkan istrinya.Sera pun hanya mengedikan bahunya acuh, wanita itu kembali sibuk menikmati makanannya."Cewek, sendirian aja si. Abang temenin mau?""Yaelah neng, sombong amat si."Sera mendongakkan kepalanya saat tiba-tiba ada yang menyentuh bahunya. Dia menatap tajam kepada dua pria yang berani-beraninya menyentuh dirinya. Wanit
"Ser, aku minta maaf,"ucap Arga seraya terus membujuk Sera yang dari tadi siang hingga sore marah.Permasalahannya adalah, tadi siang setelah pulang dari cafe Arga benar-benar meminta jatahnya di siang bolong. Yang membuat Sera marah karena Arga janjinya cuma satu ronde, tetapi tau-tau lak-laki itu terus melakukannya dari pukul 12 sampe pukul 03 sore. Jelas Sera marah karena dia benar-benar merasa lelah, bahkan tubuhnya sangat remuk. Dia sebenarnya hanya ingin memberi hukuman untuk Arga, dan ternyata seru membuat suaminya tersiksa."Sayang, maafin aku ya."Arga menggunakan dua lututnya untuk menumpu badannya dia kini sedang berada di hadapan Sera yang duduk di atas sofa sedangkan dirinya di karpet."Sayang, kamu beneran marah?""Apasihhh,"kesal Sera saat Arga menggodanya dengan menoel-noel pipinya.
Arga menggeram pelan saat melihat kondisi Sera sekarang. Wanita itu kondisinya sudah sangat berantakan, dengan sudut bibirnya yang berdarah. Lalu rambutnya yang berantakan dan ada beberapa bekas merah di pipi wanita itu."Gimana? Mau gue tambahin lagi?"Arga berdecih pelan."Gini cara lo bersaing? Pake cara murahan?""Lepasin Sera, atau gue akan bikin lo mati di sini?"lanjut Arga.Daren tertawa sumbang. Tawa yang terdengar sangat memuakkan."Gimana? Kurang gak mainan gue?""Gue sama anak-anak yang bakal ngurusin dia, lo cari celah buat nyelamatin Sera,"ucap Bean membuat Arga langsung menganggukan kepalanya pelan.Reon dan Bean mulai mendekati Daren dan anak buahnya. Lalu mulai saling memberikan bogeman ke lawannya masing-masing.Lalu di sela-sela itu, Bean dengan sengaja memukul punggung Lio dari belakang membuat laki-laki itu melepaskan Se
Arga membuka pintu utama rumahnya, jam sudah menunjukkan pukul 10 malam lebih. Laki-laki itu segera berjalan menaiki tangga, dia membuka pintu kamarnya dan menutupnya kembali.Arga mulai membuka kancing kemejanya seraya berjalan memasuki kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya yang lengket.CeklekArga keluar kamar mandi dengan wajah yang terlihat lebih segar, dia menatap wanita yang sedang berdiri di samping ranjang dengan datar."Kamu ke club lagi?"tanya Sera, dia tau akhir-akhir ini Arga sering ke club dan bermain dengan jalang."Arga, aku nanya sama kamu!"Sera menahan lengan Arga saat laki-laki itu hendak berjalan keluar kamar."Kenapa? Kenapa kamu tega main jalang, bahkan kamu bawa mereka ke rumah! Apa kamu gak ngehar
Sera dengan kasar beranjak dari kursi makan lalu berjalan menaiki tangga. Sesampainya di kamar Sera langsung membersihkan tubuhnya, hari ini dia akan pergi untuk mendinginkan pikirannya.Begitu selesai, wanita itu langsung berjalan keluar dengan rok pendek sepaha dan kemeja biru muda tipis yang sudah melekat di tubuhnya. Sera langsung berjalan ke meja rias untuk memoles wajahnya dengan make-up tipis.Arga yang baru selesai sarapan pun langsung memasuki kamarnya, dia menghentikan langkahnya di depan pintu menatap Sera yang sedang berkutat dengan make-upnya."Mau jadi jalang?"sinis Arga.Sera menatap Arga dari cermin, memang laki-laki brengsek itu memiliki mulut yang tajam. Arga sudah seperti laki-laki bajingan yang tak tau caranya menghargai wanita."Kalo dengan aku jadi jalang bisa bikin kamu jatuh cinta kenapa enggak?"jawab Sera lalu memoleskan lipstik berwarna pink muda ke bibi
Sera terus memberontak tetapi dia inget, bahwa tidak baik menolak keinginan suami. Sera hanya tak ingin Arga bermain kasar seperti ini.Arga yang sudah terlanjur marah dan nafsu pun tanpa aba-aba langsung mengunci pergerakan Sera dengan kasar laki-laki itu langsung melakukan penyatuannya dengan Sera, dan akhirnya hal itu pun terus berjalan sampai Arga merasa bosan.12:55Sera langsung memunggungi Arga begitu laki-laki itu selesai melakukan penyatuannya. Bahkan Arga seperti orang kesetanan, di terus bermain dengan kasar dan brutal seakan-akan tak mendengar tangisan dan ringisan Sera."Gak perlu nangis! Karena itu udah kewajiban kamu buat ngelayanin aku,"gumam Arga dengan mata yang masih terpejam.Keringat masih banyak di wajahnya, dia tidur dengan
Seorang lelaki dengan balutan jas dokter yang melekat di tubuhnya. Dia mulai melangkahkan kakinya menghampiri wanita yang sedang duduk memainkan ponselnya di loby dengan tatapan tajam. Sera wanita itu bangkit dari kursinya saat menyadari kedatangan Arga."Ka—" Plak.... Sera memegangi sebelah pipinya yang baru saja mendapat tamparan keras dari lelaki di hadapannya."Kamu apa-apaan si?"kesal Sera. "Kenapa? Ini kan yang Lo kasih ke Jihan?" "Maksud kamu?" "Jihan bilang, tadi pagi Lo ngelabrak dan maki-maki dia lagi?"jelas Arga. Sera tertawa hambar. Ternyata wanita licik itu sudah mengadu kepada Arga. Padahal sebenarnya yang di tampar oleh Jihan tadi pagi Ser
Sera terus memberontak tetapi dia inget, bahwa tidak baik menolak keinginan suami. Sera hanya tak ingin Arga bermain kasar seperti ini.Arga yang sudah terlanjur marah dan nafsu pun tanpa aba-aba langsung mengunci pergerakan Sera dengan kasar laki-laki itu langsung melakukan penyatuannya dengan Sera, dan akhirnya hal itu pun terus berjalan sampai Arga merasa bosan.12:55Sera langsung memunggungi Arga begitu laki-laki itu selesai melakukan penyatuannya. Bahkan Arga seperti orang kesetanan, di terus bermain dengan kasar dan brutal seakan-akan tak mendengar tangisan dan ringisan Sera."Gak perlu nangis! Karena itu udah kewajiban kamu buat ngelayanin aku,"gumam Arga dengan mata yang masih terpejam.Keringat masih banyak di wajahnya, dia tidur dengan
Sera dengan kasar beranjak dari kursi makan lalu berjalan menaiki tangga. Sesampainya di kamar Sera langsung membersihkan tubuhnya, hari ini dia akan pergi untuk mendinginkan pikirannya.Begitu selesai, wanita itu langsung berjalan keluar dengan rok pendek sepaha dan kemeja biru muda tipis yang sudah melekat di tubuhnya. Sera langsung berjalan ke meja rias untuk memoles wajahnya dengan make-up tipis.Arga yang baru selesai sarapan pun langsung memasuki kamarnya, dia menghentikan langkahnya di depan pintu menatap Sera yang sedang berkutat dengan make-upnya."Mau jadi jalang?"sinis Arga.Sera menatap Arga dari cermin, memang laki-laki brengsek itu memiliki mulut yang tajam. Arga sudah seperti laki-laki bajingan yang tak tau caranya menghargai wanita."Kalo dengan aku jadi jalang bisa bikin kamu jatuh cinta kenapa enggak?"jawab Sera lalu memoleskan lipstik berwarna pink muda ke bibi
Arga membuka pintu utama rumahnya, jam sudah menunjukkan pukul 10 malam lebih. Laki-laki itu segera berjalan menaiki tangga, dia membuka pintu kamarnya dan menutupnya kembali.Arga mulai membuka kancing kemejanya seraya berjalan memasuki kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya yang lengket.CeklekArga keluar kamar mandi dengan wajah yang terlihat lebih segar, dia menatap wanita yang sedang berdiri di samping ranjang dengan datar."Kamu ke club lagi?"tanya Sera, dia tau akhir-akhir ini Arga sering ke club dan bermain dengan jalang."Arga, aku nanya sama kamu!"Sera menahan lengan Arga saat laki-laki itu hendak berjalan keluar kamar."Kenapa? Kenapa kamu tega main jalang, bahkan kamu bawa mereka ke rumah! Apa kamu gak ngehar
Arga menggeram pelan saat melihat kondisi Sera sekarang. Wanita itu kondisinya sudah sangat berantakan, dengan sudut bibirnya yang berdarah. Lalu rambutnya yang berantakan dan ada beberapa bekas merah di pipi wanita itu."Gimana? Mau gue tambahin lagi?"Arga berdecih pelan."Gini cara lo bersaing? Pake cara murahan?""Lepasin Sera, atau gue akan bikin lo mati di sini?"lanjut Arga.Daren tertawa sumbang. Tawa yang terdengar sangat memuakkan."Gimana? Kurang gak mainan gue?""Gue sama anak-anak yang bakal ngurusin dia, lo cari celah buat nyelamatin Sera,"ucap Bean membuat Arga langsung menganggukan kepalanya pelan.Reon dan Bean mulai mendekati Daren dan anak buahnya. Lalu mulai saling memberikan bogeman ke lawannya masing-masing.Lalu di sela-sela itu, Bean dengan sengaja memukul punggung Lio dari belakang membuat laki-laki itu melepaskan Se
"Ser, aku minta maaf,"ucap Arga seraya terus membujuk Sera yang dari tadi siang hingga sore marah.Permasalahannya adalah, tadi siang setelah pulang dari cafe Arga benar-benar meminta jatahnya di siang bolong. Yang membuat Sera marah karena Arga janjinya cuma satu ronde, tetapi tau-tau lak-laki itu terus melakukannya dari pukul 12 sampe pukul 03 sore. Jelas Sera marah karena dia benar-benar merasa lelah, bahkan tubuhnya sangat remuk. Dia sebenarnya hanya ingin memberi hukuman untuk Arga, dan ternyata seru membuat suaminya tersiksa."Sayang, maafin aku ya."Arga menggunakan dua lututnya untuk menumpu badannya dia kini sedang berada di hadapan Sera yang duduk di atas sofa sedangkan dirinya di karpet."Sayang, kamu beneran marah?""Apasihhh,"kesal Sera saat Arga menggodanya dengan menoel-noel pipinya.
Kini Arga dan Sera sudah berada di salah satu cafe, mereka berdua sedang menikmati makanannya masing-masing dengan hening.Arga menarik tisu lalu mengusap bibirnya, dia bangkit dari kursinya membuat Sera mendongakkan kepalanya."Mau kemana?"tanya Sera."Ke kamar mandi bentar sayang,"jawab Arga. Laki-laki itu mengecup singkat kening Sera sebelum pada akhirnya meninggalkan istrinya.Sera pun hanya mengedikan bahunya acuh, wanita itu kembali sibuk menikmati makanannya."Cewek, sendirian aja si. Abang temenin mau?""Yaelah neng, sombong amat si."Sera mendongakkan kepalanya saat tiba-tiba ada yang menyentuh bahunya. Dia menatap tajam kepada dua pria yang berani-beraninya menyentuh dirinya. Wanit
Sera membuka matanya dengan terpaksa saat tiba-tiba merasakan haus. Wanita itu menarik selimutnya lalu duduk meraih gelas yang ada di nakas dan meminumnya.Setelah selesai Sera kembali merebahkan tubuhnya, dia memiringkan tubuhnya lalu memeluk tubuh Arga. Matanya masih terbuka memperhatikan Arga yang masih tidur dengan pulasnya."Kamu ganteng banget si,"gumam Sera seraya menyentuh sebelah pipi Arga lalu mengusapnya pelan."Sera diem,"gumam Arga masih dengan mata terpejam.Sera langsung menjauhkan tangannya."Kenapa?""Tidur, masih malem. Ngapain bangun?"tanya Arga mulai membuka matanya dengan paksa."Aku haus tadi.""Yaudah, tidur lagi."Sera hanya bergumam pelan membuat Arga kembali memejamkan matanya. Tetapi detik selanjutnya Sera kembali mengangkat tangannya menggerakkannya di dada bidang Arga yang tak terlapisi apa
Sera membuka pintu rumahnya lalu kembali menutupnya. Wanita itu berjalan menaiki tangga, ini sudah jam setengah enam sore dan Sera baru saja kembali setelah tadi pergi bersama teman-temannya.Sedangkan Arga pasti masih di kantor, karena sekarang laki-laki itu memegang perusahaan papanya. Sera segera membersihkan tubuhnya saat sudah sampai di kamar.Setelah merendam tubuhnya di kamar mandi Sera keluar dengan kaos oblong dan celana pendek yang melekat di tubuhnya. Rambutnya basah karena tadi dia keramas.CeklekBegitu keluar dari kamar mandi Sera di kejutkan dengan Arga yang sudah duduk di sofa sembari memainkan ponselnya dengan setelan kerja yang masih melekat di tubuh laki-laki itu.Sera berjalan mendekati Arga lalu duduk di sampingnya."Kamu tumben pulang cepet?"
"eunghh...."Sera melenguh pelan lalu mulai membuka matanya. Wanita itu melirik ranjang sampingnya tetapi tak menemukan keberadaan Arga.Setelah mengumpulkan nyawanya Sera langsung duduk meraih lingerie nya yang berserakan di lantai dan segera membersihkan tubuhnya.Setelah selesai Sera langsung menjatuhkan tubuhnya di kursi rias, melirik jam di dinding ternyata sudah pukul 10 lebih. Tadi setelah melakukannya bersama Arga dia kembali tidur.CeklekArga dengan nampan berada di tangannya mulai melangkahkan kakinya memasuki kamar. Laki-laki itu meletakan nampannya di meja di susul dirinya duduk di sofa.Sera yang melihat itu langsung ikut duduk di samping Arga."Kamu yang masak?"tanya Sera saat melihat ada nasi goreng di piring.