Share

77. Hamil?

Author: Yuli F. Riyadi
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Harap maklum kalau banyak typo. Benar-benar on the spot tanpa edit. ^^

Happy reading, gaes. Yang punya IG bisa follow IG ku @yuli_f_riyadi atau tiktok @yuliriyadi. Biasanya aku up spoiler novel-novel on goingku di sana. Thanks.

_____________________

"Serius lo?!" Mata Clara hampir saja keluar mendengar kabar dari Dania soal Alex yang ternyata pemilik asli perusahaan tempat mereka bekerja. 

"Gue baru masuk ngasih tau lo, Dan." Viona menimpali. "Gue juga tahu dari mas Robbi." 

Clara menoleh. "Lo udah tau juga, Vi? Jadi, cuma gue nih yang kudet." Clara menjatuhkan kepalanya ke meja seolah hal yang teman-temannya sampaikan sesuatu yang sangat penting. Eh memang penting ding. Setidaknya Clara tahu siapa pemimpin sebenarnya sekarang ini. 

"Terus wanita bernama Laras itu siapa dong?" tanya Clara. 

"Dia itu pimpinan manajemen di sini doang. Jabatannya ada di atas Mas Robbi," sahut Viona. 

Clara me

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • My Hottest Man   78. Kekecewaan Alvin

    "Anda bisa mendengar denyut jantungnya?"Dania mengangguk haru mendengar pertanyaan dokter itu."Astaga, itu serius denyut jantung orok?" Viona tampak terkejut."Ya iyalah, lo pikir apa?" timpal Clara.Saat ini mereka bertiga sedang ada di ruang pemeriksaan poli kandungan untuk memastikan kehamilan Dania. Faktanya Dania benar-benar hamil dan usia kehamilannya sudah menginjak enam Minggu."Ibu sebaiknya banyak istirahat, ya. Saya akan memberikan vitamin untuk trimester pertama. Makan apa aja jangan ada pantangan yang penting tidak berlebihan."Dania mengangguk saja. Dia sudah tidak sabar memberi kabar baik ini kepada Alvin. Suaminya itu pasti akan senang mendengarnya."Akhirnya yang dulu nikah ogah-ogahan malah sekarang udah hamil aja," canda Clara begitu mereka keluar dari ruang pemeriksaan."Gue bilang juga apa. Yang selalu ada pasti akan menang. Cinta karena terbiasa. Udah nggak

  • My Hottest Man   79. Alvin Pergi

    Dania tahu kesalahannya memang fatal. Tidak ada seorang pun yang ingin pasangannya berkhianat. Namun, Dania melakukannya. Jika sudah seperti ini, dia benar-benar menyesal. Harusnya memang dari awal pernikahan dia memutuskan hubungan dengan Alex, meskipun saat itu masih berat. Mana dia tahu kalau pada akhirnya Dania malah berbalik jatuh cinta kepada Alvin? Ini di luar ekspektasinya. Dania pikir pernikahan terpaksa ini tidak akan menimbulkan perasaan apa pun."Kamu membohongiku. Aku pikir kamu benar-benar sudah menerimaku. Aku kira senyum yang selalu kamu berikan itu tulus. Aku beneran tertipu." Mata Alvin memerah, otot-otot lehernya menonjol menahan gumpalan emosi. Dia berjongkok dan mendekati Dania yang tergugu. Wanita itu masih terus menangis tanpa mau menjawab perkataan Alvin."Apa yang aku berikan selama ini kurang cukup? Apa yang dia berikan sama kamu yang aku nggak bisa memberikannya?"Dania hanya bisa menggeleng dengan air mata yang

  • My Hottest Man   80. Tidak Sendiri

    "Apa terjadi sesuatu?" tanya Clara begitu mobil sudah berjalan meninggalkan parkir gedung perkantorannya.Sudah Dania duga, Clara pasti akan menanyakan hal ini. Dania menghela napas panjang. Dia tidak ingin air matanya jatuh."Dan? Lo nggak baik-baik aja. Gue tau. C'mon, kita udah lama berteman. Apa yang terjadi? Alvin nyakitin lo?" Clara masih mendesak. Menuntut Dania membuka mulut.Inilah sebabnya dia menghindari kedua sahabatnya, karena Dania tahu dirinya tidak pandai menutupi perasaannya. Bahkan hanya karena Clara bertanya seperti itu saja, dadanya kembali bergemuruh, matanya membayang, dan hatinya merasakan sesak itu kembali. Dania benar-benar tidak mau menangis di depan Clara. Tapi, air mata sialan ini makin mendesak keluar.Dania bisa mendengar helaan napas Clara yang sedang konsen menyetir ketika akhirnya satu tetes air mata berhasil lolos dari kelopak matanya.Clara membelokkan kemudinya ke salah satu kafe. Ji

  • My Hottest Man   81. Ngidam

    Viona meletakkan satu cup cendol ke meja Dania. Dari kemarin Dania ngidam minuman segar yang banyak digemari orang Indonesia itu."Cendol!" seru Dania tampak berbinar.Viona tersenyum lebar. "Demi bumil nih gue rela antri panjang buat dapetin es cendol yang lagi viral itu."Dania memasang wajah sok cute, dan merentang kedua tangan. "Unch, peyuuuk."Viona menggeleng lantas memeluk Dania yang kini perutnya sudah tampak membuncit."Makasih, ya, Vi," ucap Dania senang. Meski tidak ada Alvin di sisinya. Dia bersyukur masih ada kedua sahabatnya yang masih perhatian padanya."Gue nggak mau anak lo nanti ileran." Viona melepas pelukan Dania.Dania kembali melirik cendol di atas meja. Wanita itu kemudian meraihnya. "Gue minum ya, Vi.""Nggak, lo tonton aja. Biar awet."Dania terkekeh. Lantas menusuk tutup plastik cendol tersebut dengan sedotan berukuran besar. Sensasi segar dan mani

  • My Hottest Man   82. Kedatangan Alex

    Dania dikejutkan dengan kehadiran Alex di kantornya. Dia tahu pria itu bisa datang kapan saja sesuka hati. Namun, entah mengapa dirinya tidak menyukai kedatangan Alex yang tiba-tiba. Pria itu tersenyum seraya menghampiri mejanya."Sayang, aku bawakan sesuatu untuk kamu." Alex meletakkan mini tote bag ke atas meja Dania.Kenapa? Kenapa pria itu masih menyebut Dania dengan panggilan sayang. Dulu mungkin Dania sangat senang jika Alex memanggilnya seperti itu, tapi tidak dengan sekarang. Kondisinya beda.Dania melirik tote bag tersebut. Ada apa lagi Alex menemuinya? Bukannya dia sudah berbahagia dengan janda itu?"Ada apa kamu ke sini?" tanya Dania datar. Tangannya masih sibuk mengecek dokumen yang sedang dia pegang.Alex tersenyum. Senyum yang masih terlihat manis di mata Dania. Ya, mata telanjangnya masih bisa memindai ketampanan pria itu."Aku kangen sama kamu." Alex tidak bohong, dia benar-benar merindukan

  • My Hottest Man   83. Perhatian Alex

    Tawaran Alex agar Dania mau menikah dengannya terus terngiang. Meski Dania tidak bisa menjawab apa-apa, tetapi hatinya sedikit terusik. Sudah hampir enam bulan suaminya pergi. Tinggal beberapa bulan anaknya akan lahir. Namun, kabar dari Alvin tidak pernah dia terima."Alvin, sebenarnya kamu di mana? Aku minta maaf."Kembali air matanya merembes. Tidak ada yang tahu kepiluan Dania setiap malam. Hanya doa yang bisa dia lakukan, berharap di mana pun Alvin berada, lelaki itu akan baik-baik saja.Dania pikir hanya hari itu saja Alex datang menemuinya. Namun, hari berikutnya dan berikutnya pria itu selalu menyambangi kantornya. Dania mulai bosan mengusir mantan pacarnya itu. Namun, pemilik perusahaan tempatnya bekerja itu tak pernah berhenti datang. Jika bukan sosoknya yang datang, maka Alex akan mengirimkan makanan untuk Dania.Seperti siang ini. Dania meletakkan sebuah kotak makan tepat di kedua sahabatnya."Makan gih, Cla,"

  • My Hottest Man   84. Cukup Sampai di Sini

    Dania menghela napas panjang beberapa kali ketika lagi-lagi Alex datang menjenguknya di rumah sakit. Kali ini pria itu membawa sekotak kue balok cokelat lumer. Ini sudah hari kelima Dania berada di rumah sakit. Setiap malam Clara dan Viona bergantian menjaganya. Dan, Alex biasanya akan datang menjelang makan siang tiba."Lihat, Sayang, apa yang aku bawa." Alex membuka kotak itu. Menunjukkan kue cokelat berbentuk balok kecil-kecil dengan lelehan cokelat yang melumer di tengahnya. Terlihat menggiurkan. "Baby pasti suka. Kamu coba, ya." Alex masih saja bersikap baik dan manis kendati Dania tidak pernah bersikap sebaliknya. Dia mengambil satu potong kue dan menyodorkannya pada Dania.Dania menatap kue itu sesaat sebelum menatap pria di hadapannya yang kini tengah tersenyum manis. Senyum yang tak pernah lekang oleh waktu. Ketampanan Alex memang luar biasa, apa lagi saat tersenyum seperti itu. Dulu Dania selalu bergetar ketika Alex bersikap manis seperti ini. Nam

  • My Hottest Man   85. Kontraksi

    Dania baru saja mengisi aplikasi pengajuan cuti ketika perutnya merasakan nyeri. Sebenarnya tadi pagi dia sempat melihat ada bercak darah di celana dalamnya. Namun, dia tidak terlalu khawatir karena tidak ada reaksi apa pun pada perutnya. Hanya sesekali merasa kencang di perut bagian bawahnya. Dania meraba perutnya. Apakah sekarang sudah waktunya? Menurut dokter, hari perkiraan lahirnya masih dua minggu lagi. Dania menggeleng. Mungkin ini hanya kontraksi palsu.Dania bergegas membereskan meja kerjanya. Dia harus cepat sampai rumah agar bisa segera istirahat. Clara sedang bertemu klien di luar, sementara Viona menemani Pak Robbi meeting. Jadi, Dania terpaksa pulang sendiri.Nyeri pada perutnya makin sering terjadi. Hanya jeda beberapa menit lantas rasa sakit itu muncul lagi. Dania makin yakin kalau ini bukanlah kontraksi palsu.Dia memeluk perutnya erat-erat ketika sedang menunggu lift terbuka. Matanya memicing menikmati gelombang cinta yang tim

Latest chapter

  • My Hottest Man   91. Janji Dania

    Liam langsung menyambut kedatangan Dania dan Alvin. Dia berlari-lari kecil dan menghambur ke pelukan Dania. Menjelang siang, Dania baru pulang dari hotel. Ya, apa lagi kalau bukan karena menuruti kemauan Alvin yang minta nambah lagi dan lagi."Anggap saja ini bulan madu kedua."Itu jawaban yang lelaki itu berikan ketika Dania protes lantaran Alvin yang sepertinya belum juga bosan menggempurnya. Padahal kaki Dania sudah tidak sanggup berdiri."Maafin, Mama. Pulang telat. Liam udah makan?" tanya Dania mencium pipi chubby anaknya."Mamam dah.""Pinter anak Mama.""Anak Papa juga dong," sambar Alvin mengusap rambut tebal Liam."Oh iya anak Papa juga."Mereka beriringan menuju ruang tengah. Dengan masih memangku Liam, Dania duduk di sofa ruang tengah."Honey, kamu lapar enggak?" tanya Alvin beranjak menuju dapur."Setelah kamu kuras habis tenagaku masih perlu

  • My Hottest Man   90. Janji Alvin (18+)

    "Congrats buat Dania dan Alvin. Moga kalian langgeng dan bahagia," seru Clara mengacungkan gelas minumannya, disusul gelas-gelas lainnya."Akhirnya kita bisa nyeret Dania ke kelab lagi, yuhuuuuu!" teriak Viona, di sisinya ada Bernard, pria yang disewanya untuk menemani minum.Clara lebih memilih duduk sendiri dan mengabaikan godaan para pria yang sesekali menghampirinya."Pantas saja. Laki lo tuh," ujar Viona mengarahkan pandangannya ke pintu masuk.Clara mengikuti arah pandang Dania dan menemukan pria bermata biru tampak melambai padanya. Arnold. Sontak senyum Clara mengembang."Selamat malam, Cinta," sapa Arnold mencium pipi Clara. "Wow, formasi kalian lengkap lagi ternyata," ucapnya melihat keberadaan Dania dan juga Viona."Kita sedang merayakan kebahagiaan Dania. Kamu mau minum?" sahut Clara menawarkan gelasnya."Tentu, Sayang." Arnold meraih gelas yang Clara angsurkan. Mata pria itu tak l

  • My Hottest Man   89. I Miss You too, Husband

    Alvin bergerak dengan mata yang masih terpejam. Beberapa detik kemudian tangannya terangkat mengucek mata. Sedikit mengerjap untuk menormalkan penglihatannya. Baru kemudian dia menoleh ke sisi kiri, dan matanya langsung bertemu pandang dengan mata Dania."Honey, kamu bangun?"Kata-kata pertama yang keluar dari mulut Alvin membuat Dania tercekat. Alvin menyebutnya apa tadi? Honey?"Liam juga bangun?" Lelaki itu menoleh ke ranjang tidur anaknya.Dania belum menjawab atau pun meluncurkan kata-kata. Hatinya terlalu bahagia.Lelaki itu menatap kembali kepada Dania yang tampak masih terbengong."Honey, are you okay? Kamu nggak senang aku datang?" tanya Alvin lembut.Dania kontan memejamkan mata. Merasakan kata-kata Alvin yang masuk ke telinganya dan menyebar memenuhi sanubarinya yang mendadak hangat."A-Alvin ... maafkan aku ...." Air matanya yang menggenang akhirnya terjatuh."Sst

  • My Hottest Man   88. Liam Sakit

    Dania bergegas ke kamar Liam. Anak itu sedang ditimang-timang pengasuhnya. Dia cepat-cepat mengambil alih Liam dari gendongan wanita itu."Panasnya belum turun, Mbak?" tanya Dania."Belum, Bu."Dania terpaksa meminta izin pulang lebih cepat karena Liam dari kemarin demam. Tadi pagi demam anak itu sudah turun. Oleh karena itu Dania memutuskan masuk kerja. Namun, siang tadi pengasuh Liam menelepon kalau demam anak itu meninggi lagi."Tolong siapkan perlengkapan Liam, ya, Mbak. Kita ke poliklinik.""Baik, Bu." Wanita muda yang memakai seragam baby sitter itu segera berbenah.Dania paling tidak bisa melihat anaknya sakit. Kalau disuruh memilih mending dia saja yang sakit. Mereka langsung masuk ke taksi yang sudah menunggunya.Poli anak tidak terlalu ramai ketika Dania sampai. Hanya beberapa pasien yang menunggu. Jadi, dia tidak terlalu lama menunggu.Dania bersyukur karena tidak ada penyakit yang

  • My Hottest Man   87. Dia Kembali

    "Ini kok lama-lama perusahaan udah kayak bola aja ya, lempar sana sini. Heran gue. Belum juga genap tiga tahun udah pindah tangan aja," ujar Clara.Dia dan kedua sahabatnya, sedang berjalan bersama menuju aula untuk sosialisasi owner baru perusahaan.Viona tertawa. "Alex menjual sahamnya karena hatinya udah dipatah-patahin dengan kejam sama temen lo."Dania di sebelahnya berdecak, tahu siapa yang Viona maksud."Hm, kasian juga si Alex sih. Kenapa sih lo nggak mau terima dia lagi? Dia itu pria tertampan sejagad. Apa lagi lo mantannya. Nggak akan sulit gue rasa." Clara mencolek lengan Dania yang masih dengan tenang mendengar ocehan kedua sahabatnya."Iya, lagi pula Liam kan butuh bapak. Kasihan dong kalau ketemunya cuma kita-kita aja," imbuh Viona.Ketiganya memasuki lift begitu pintu silver itu terbuka. Clara menekan tombol lantai tujuan mereka."Kalian pada gila apa gimana sih? Gue itu masih istriny

  • My Hottest Man   86. Kesempatan (18+)

    Dania menggeram ketika melihat Alex datang ke rumahnya membawa sebuah bingkisan. Apa lagi isinya kalau bukan mainan untuk Liam, putranya. Padahal baru kemarin kurir mengantar paket berisi kebutuhan Liam dan mainan untuk anak itu."Jangan beli mainan terus. Kamu tau, semua akan jadi sampah kalau dia sudah besar," ujar Dania protes."Hanya sesekali, Sayang." Alex tersenyum kepada bayi berusia satu tahun di hadapannya.Dania terlalu capek untuk meminta Alex menjauhinya. Pria itu tidak pernah kapok bertandang ke rumahnya."Tapi, kamu baru kemarin mengirimi Liam hadiah, Tin. Dia baru setahun, belum butuh itu," omel Dania seraya membereskan mainan anaknya yabg berantakan."Kemarin kapan? Aku baru kali ini kasih Liam mainan, Dania," ujarnya tak peduli sambil terus mengajak Liam bermain.Dania menoleh sesaat. Kebiasaan sekali suka menyangkal. Sering tidak mengakui perbuatannya kalau Dania sudah mengomel.Dania be

  • My Hottest Man   85. Kontraksi

    Dania baru saja mengisi aplikasi pengajuan cuti ketika perutnya merasakan nyeri. Sebenarnya tadi pagi dia sempat melihat ada bercak darah di celana dalamnya. Namun, dia tidak terlalu khawatir karena tidak ada reaksi apa pun pada perutnya. Hanya sesekali merasa kencang di perut bagian bawahnya. Dania meraba perutnya. Apakah sekarang sudah waktunya? Menurut dokter, hari perkiraan lahirnya masih dua minggu lagi. Dania menggeleng. Mungkin ini hanya kontraksi palsu.Dania bergegas membereskan meja kerjanya. Dia harus cepat sampai rumah agar bisa segera istirahat. Clara sedang bertemu klien di luar, sementara Viona menemani Pak Robbi meeting. Jadi, Dania terpaksa pulang sendiri.Nyeri pada perutnya makin sering terjadi. Hanya jeda beberapa menit lantas rasa sakit itu muncul lagi. Dania makin yakin kalau ini bukanlah kontraksi palsu.Dia memeluk perutnya erat-erat ketika sedang menunggu lift terbuka. Matanya memicing menikmati gelombang cinta yang tim

  • My Hottest Man   84. Cukup Sampai di Sini

    Dania menghela napas panjang beberapa kali ketika lagi-lagi Alex datang menjenguknya di rumah sakit. Kali ini pria itu membawa sekotak kue balok cokelat lumer. Ini sudah hari kelima Dania berada di rumah sakit. Setiap malam Clara dan Viona bergantian menjaganya. Dan, Alex biasanya akan datang menjelang makan siang tiba."Lihat, Sayang, apa yang aku bawa." Alex membuka kotak itu. Menunjukkan kue cokelat berbentuk balok kecil-kecil dengan lelehan cokelat yang melumer di tengahnya. Terlihat menggiurkan. "Baby pasti suka. Kamu coba, ya." Alex masih saja bersikap baik dan manis kendati Dania tidak pernah bersikap sebaliknya. Dia mengambil satu potong kue dan menyodorkannya pada Dania.Dania menatap kue itu sesaat sebelum menatap pria di hadapannya yang kini tengah tersenyum manis. Senyum yang tak pernah lekang oleh waktu. Ketampanan Alex memang luar biasa, apa lagi saat tersenyum seperti itu. Dulu Dania selalu bergetar ketika Alex bersikap manis seperti ini. Nam

  • My Hottest Man   83. Perhatian Alex

    Tawaran Alex agar Dania mau menikah dengannya terus terngiang. Meski Dania tidak bisa menjawab apa-apa, tetapi hatinya sedikit terusik. Sudah hampir enam bulan suaminya pergi. Tinggal beberapa bulan anaknya akan lahir. Namun, kabar dari Alvin tidak pernah dia terima."Alvin, sebenarnya kamu di mana? Aku minta maaf."Kembali air matanya merembes. Tidak ada yang tahu kepiluan Dania setiap malam. Hanya doa yang bisa dia lakukan, berharap di mana pun Alvin berada, lelaki itu akan baik-baik saja.Dania pikir hanya hari itu saja Alex datang menemuinya. Namun, hari berikutnya dan berikutnya pria itu selalu menyambangi kantornya. Dania mulai bosan mengusir mantan pacarnya itu. Namun, pemilik perusahaan tempatnya bekerja itu tak pernah berhenti datang. Jika bukan sosoknya yang datang, maka Alex akan mengirimkan makanan untuk Dania.Seperti siang ini. Dania meletakkan sebuah kotak makan tepat di kedua sahabatnya."Makan gih, Cla,"

DMCA.com Protection Status