"Kenangan Irin Bagian IX."
Tampak sebuah sepeda motor sport terlihat memasuki pintu parkiran mall
Ternyata sepeda motor sport itu adalah milik Omega dan juga terlihat Ratisya yang berada di belakang kursi jok motor itu terlihat memeluk erat tubuh Omega.
Setibanya di parkiran motor di suatu Mall terlihat Ratisya pun langsung turun dari motor itu, namun ketika dia turun dari motor itu tampak terlihat sekali Ratisya sangat kesulitan ketika ingin membuka tali helm yang dipakainya tersebut.
Lalu Omega menoleh dan melihat kejadian itu dan berbicara dengan berkata ;
"Sini biar aku bantu kamu untuk membukakan helm itu." Ujar Omega, yang langsung dengan cepat kedua tangannya membantu Ratisya membuka helm yang digunakannya.
"Cekrek." Suara tali helm yang terdengar ketika Omega membukakan helm milik Ratisya itu.
Tampak raut muka
"Kenangan Irin Bagian X."Beberapa waktu kemudian.Tampak Omega dan Ratisya sudah berada dirumah.Di dalam kamarnya Ratisya, terlihat diam dan mengingat semua yang dirasakan pada hari ini. Dimulai dari hari pertamanya bersekolah, berjalan jalan dengan Tuan Muda Omega, sampai mengetahui kenapa Omega terlambat hari ini bersekolah.Di dalam kamar dia mengingat kejadian dia sebelum mengungsi tinggal di rumah Omega.Di Suatu Pelabuhan.Tampak sebuah mobil yang datang ke pinggir dermaga lalu berhenti di dekat sebuah kapal Kargo kontainer.Terlihat 2 orang yang membuka pintu mobil itu lalu turun dari dalam mobil tersebut dan kembali menutup pintu mobil."Jrep" Suara pintu mobil yang ditutup oleh kedua orang tersebut.Terlihat seseorang dari atas kapal melihat kedua orang itu yang baru saja datang lalu menurunkan anak tangga hingga akhirnya kedua orang itu pun naik ke atas tangga kapal tersebut."Plak Plak Plak" Sua
"Kenangan Irin Bagian XI."Ratisya, kembali dari lamunan masa kecilnya karena melihat suatu pesan yang masuk pada ponselnya yang ternyata itu dari Dessy.Tampak Ratisya langsung membalas pesan tersebut.Di tempat yang sama namun, di ruangan yang berbeda.Tampak Omega yang baru saja terbangun dalam tidurnya. lalu dia duduk diatas tempat tidurnya tak lama terlihat dia mengambil HP nya ternyata ada 2 pesan masuk dan 7 panggilan tak terjawab lalu dia membuka pesan itu ternyata itu dari Dessy dan Gustri. langsung saja dia membuka pesan itu yang berisi :"Bos Omega, jangan lupa malam Ini datang ke arena balap" pesan Gustri, pada ponselnya.Lalu dia membuka pesan selanjutnya lagi yang berisi :"Bos, Aku bertemu mantan pacarmu di arena balap jangan lupa kesini, ya! Aku disini bersama Gustri juga dan teman teman yang la
"Akhir Kenangan Irin."Pagi hari terlihat Desy, Elsa dan beberapa teman lain nya sedang berkumpul di depan sekolah.Lalu Dessy berkata kepada Elsa"Sudah kamu kabari Bos, belum?" Tanya Dessy."Sudah, kok! Terakhir dia kabarin aku untuk sampaikan kepada teman-teman tunggu di depan sekolah saja." Jawab Elsa, sambil dandan.Tak lama dia, Elsa melihat ponselnya kembali dan mencoba untuk menghubungi, Omega.Namun, tiba tiba saja terlihat datanglah dua mobil.Terlihat Gustri yang sedang membawa mobil BMW dan di belakang ada Omega dan Ratisya yang menggunakan mobil Ferrari di belakangnya.Tampak Gustri, membuka kaca mobilnya lalu berkata;"Maaf. nyonya-nyonya, telah lama menunggu." Ujar Gustri sambil tersenyum,"Tahu nih… kita sudah hampir 1 jam men
"Kenangan Reylan Bagian I."Di dalam rumah.Dante, tampak panik. Kemudian dia pun berjalan menuju teras depan rumahnya.Saat sudah berada di depan teras rumah Dante, terlihat mengambil ponselnya dan menghubungi seseorang.Namun, sepertinya orang yang dihubungi tidak kunjung menjawab panggilan telepon darinya."Akh… kenapa tidak diangkat juga teleponku?" Gerutu Dante, kesal.Kemudian terlihat kembali Dante, menghubungi seseorang dari ponselnya. Namun, sepertinya lagi tidak ada jawaban."Dimana sih, Ka Daren! Disaat seperti ini malah sulit untuk dihubungi!" Ucap Dante, menggerutu.Dengan cepat Dante, terlihat kembali masuk ke dalam rumahnya.Tak lama terlihat Dante, kembali keluar rumah dan masuk ke dalam mobil untuk pergi ke suatu tempat.&nbs
"Kenangan Reylan Bagian II."2 Tahun Kemudian, ketika Reylan/Eko telah lulus bersekolah.Tampak di suatu tempat di dalam gedung stadion. terlihat beberapa orang pemain yang sedang berkumpul untuk melakukan suatu pertandingan di depan layar komputer.Terlihat 10 orang yang saling berhadapan satu sama lain, hanya layar komputer sajalah yang memisahkan mereka.Tampak mereka terbagi dalam 2 grup sehingga berjumlahkan 5 orang di setiap grupnya.Kedua grup itu yang membedakan selain posisi duduk mereka terlihat juga dari pakaian yang mereka kenakan, yaitu pakaian hitam dan merah.Kemudian, kembali terdengar suara ramai dari kursi para penonton, berteriak."Eko, semangatlah! kami yakin kaulah yang akan menjadi pemenangnya." Teriak salah satu orang penonton.Tak lama di antara mereka, para pemain tampak seorang pria yang menggunakan masker, terlihat sangat beda sendiri atau mencolok.Begitu juga dengan cara bermainny
"Kenangan Reylan Bagian III."Di dalam ruangan rumah Arman, keadaan masih terlihat tegang.Terlihat Reylan, kembali tersadar. Kemudian terdengar suara orang berbicara,"Apa maksudmu! Jangan kamu membawa terus menerus nama, Tuan Muda Omega!" Teriak Kira, membentak Irin."Benar, itu lain urusannya! Beginikah balasanmu untuk keluarga yang telah membesarkanmu! Dasar wanita tidak tahu diuntung!" Sahut Mike."Bukan begitu, bibi. Aku bukan bermaksud melawanmu atau kalian semua. Hanya saja, aku berpikir ini adalah masalahku sendiri. Tak layak, jika kalian semua terus saja selalu mencampuri kehidupanku dengan Dante!" Jawab Irin."Apa! Kamu bilang kami, mencampuri hidupmu dan Dante. Suami bodoh yang sudah mencoreng nama baik keluarga besar kita ini!" Ujar Kira, kembali melanjutkan."Apakah kamu pikir, kami semua melakukan ini semata-m
"Kenangan Reylan Bagian IV."Di Tempat yang lain Pria Botak berbadan besar bersama pria berambut dikuncir dan Pria Tampan berdasi sedang mengadakan suatu pertemuan bersama di sebuah Cafe tempat makan yang sangat mewah."Apakah kalian berdua telah mendengar informasinya" Tanya Pria Tampan Berdasi."Apa maksudmu Leon, Apa kau fikir hanya kau saja yang mempunyai mata mata" Ucap Pria berkuncir."Bukan begitu maksud aku Bob" Ucap Pria Tampan Berdasi yang diketahui bernama Leon."Lalu apa maksudmu" Ucap Pria berkuncir yang telah diketahui bernama Bob."Sudahlah kalian selalu saja bertengkar dengan hal kecil, Apakah kalian telah lupa dengan pesan ketua selama ini coba untuk kali ini saja kita kita meributkan hal kecil seperti itu" Ucap Pria Botak berbadan besar yang bernama Doski.Tampak Bob dan Leon terdiam tanda paham dengan apa
"Kenangan Reylan Bagian V."Di Suatu tempat yang ramai.Tampak Aslan, terlihat baru saja datang lalu memarkirkan sepeda motornya di depan cafe.Terlihat Reylan muda bersama Andressa duduk bersama menoleh ke arah Aslan yang berjalan ke arah mereka berdua.Terdengar Aslan berkata,"Maaf, aku terlambat." Ujar Aslan, sambil tersenyum berjalan ke arah Andressa yang langsung berdiri dan menyambutnya."Tidak masalah adikku, selamat datang." Sahut Andressa, langsung berpelukan menyambut Aslan."Perkenalkan ini adalah Eko, teman kecilku waktu di asrama. Namun, kini telah berganti nama setelah bersama keluarga barunya." Ujar Andressa kepada Aslan."Lalu sobatku, perkenalkanlah dia adalah adikku, Aslan." Ucap Andressa, memperkenalkan.Langsung saja terlihat Reylan/Eko mengulurkan salah satu tan
"Epilog."Beberapa hari kemudian setelah kepergian Irin.Tampak Irin, terlihat berjalan di dalam suatu gedung bersama Reylan dan kemudian menaiki sebuah Lift.Ketika Lift itu terbuka, terlihat dengan cepat seluruh karyawan yang ada di dalam ruangan tersebut menyambut dengan memberikan salam kepada dirinya."Selamat pagi, Ketua Komisaris." Teriak seluruh para Karyawan menyambut Irin.Irin, hanya terlihat tersenyum lalu berjalan menuju ke dalam ruangannya diikuti oleh Reylan di belakang dirinya.Terdengar Irin, berkata kepada Reylan."Apakah semua para Investor telah hadir?" Tanya Irin."Sudah, mereka telah menunggu anda di ruangan rapat sekarang." Jawab Reylan."Bagus sekali, Kita akan selesaikan ini semua dengan cepat." Sahut Irin.&he
"Kenangan Reylan Bagian Akhir."Semua mata pun menatap terkejut dengan apa yang diucapkan oleh Aslan, lalu terdengar Reylan dan Andressa sedikit menahan tawa,"Ckckck…" suara tawa.Reylan sambil menepuk bahu Andressa berkata,"Sungguh lucu sekali adikmu ini sobat. Ckckck…" Ujar Reylan."Ckckck… Aslan, Dia ini masih saja sama seperti dahulu. Pandai sekali berbicara yang tidak masuk akal." Sahut Andressa."Dia itu konyol dan cerdas. sama sekali seperti dirimu sobatku, ckckck…" Ucap Reylan.Mike dan Veve pun, terlihat sedikit menahan tawa dan terdengar berkata,"Pacarku, teman kamu ini sungguh sungguh unik, ya! Hahaha…" Ujar Veve."Begitulah, Aslan. Ternyata dia masih saja tetap sama seperti dahulu, hahaha…" Sahut Mike.&nbs
"Kenangan Reylan Bagian IX." Masih di dalam sebuah Cafe. Beberapa waktu yang lalu kembali terdengar perdebatan antara mereka. "Cukup, kalian semua diamlah!" Teriak Ayahnya Bos Alex. Mereka semua pun dengan seketika tertunduk diam ketika mendengar teriakan dari ayahnya Bos Alex. "Tuan, baiklah kami akan melakukannya." Ucap Ayahnya Bos Alex. Seketika mereka, Bos Alex dan kawan kawan terkejut dengan keputusan tersebut. "Ayah, apa yang telah kamu katakan, kenapa kamu terlalu mengikuti kemauan mereka! biar bagaimanapun kita adalah orang terkaya di kota ini! Tidak cukupkah dengan permintaan maaf kami ini!" Sergah Bos Alex. "Benar, Paman!" Sahut salah satu dari teman Bos Alex, tidak setuju. Dengan cepat wajah Bos Alex, terkena tamparan dari a
"Kenangan Reylan Bagian VIII."Tampak senang dari raut wajah Bos Alex, lalu terdengar beberapa orang bersuara,"Mampus kau! Rasakanlah jika berani berurusan denganku, maka kehancuran yang akan kau terima, bedebah!" Teriak Bos Alex."Hahaha… akhirnya akan mati juga bocah ini, kita lihat saja sehebat apa dia atau hanya mampu membual saja!" Ujar teman Bos Alex."Palingan nanti dia akan merengek dan memohon belas ampun dari kita semua. Namun, semua itu sudah terlambat." Ucap teman Bos Alex, lainnya."Hei, Nak! Kita lihat apakah gayamu itu seimbang dengan kemampuanmu. Kalian semua serang dia sekarang!" Sahut Ayahnya Bos Alex.Dari jauh Reylan melihat Aslan yang sedang dikepung oleh beberapa orang, lalu memberitahu kepada Andressa,"Teman, lihatlah! Disana adikmu sedang dalam masalah." Ucap Reylan kepada Andre
"Kenangan Reylan Bagian VII."Beberapa waktu kemudian.Terlihat dari arah jalanan di luar cafe tersebut, tampak beberapa mobil sedan berdatangan dan keluarlah segerombol orang dari dalam mobil itu, lalu berjalan masuk menuju cafe.Terdengar Andressa bertanya kepada Reylan,"Ada apa ini? Sebenarnya apa yang telah terjadi, hingga banyak sekali orang yang datang ke dalam cafe?" Tanya Andressa, pelan.Reylan dengan wajah sedikit terkejut seperti orang berpikir dia lalu menjawab,"Oh ya, bukankah Aslan, adikmu saat ini juga sedang ada di dalam cafe tersebut, Andressa! Sebaiknya kita segera melihat ke dalam, aku seperti merasa sesuatu hal buruk akan terjadi padanya." Jawab Reylan."Apa maksudmu itu, Teman?" Tanya Andressa, kembali."Sudahlah, sebaiknya kita sekarang cepat bergegas masuk ke dalam
"Kenangan Reylan Bagian VI."Terlihat Aslan, berjalan menuju orang orang yang sedang berdebat itu.Hingga akhirnya dia Aslan, berada di belakang pria besar itu lalu berkata, "Mike."Perlahan pria besar itu pun menoleh ke arah Aslan yang berada di belakang.Dengan mata yang membesar pria itu tampak terlihat terkejut dan berkata, "Aslan!""Hey… apakah kau ini beneran, Aslan?" Teriak Pria besar yang dipanggil Mike itu sambil kedua tangannya menggenggam kedua bahu Aslan."Bodoh… memang kau pikir siapa aku ini! Apakah kamu tidak yakin bahwa aku ini adalah Aslan?" Tanya Aslan."Hahaha… kapan kau kembali, ketua? Sudah lama sekali kita tidak bertemu." Jawab Mike."Sekarang sudah yakin kau, bahwa aku ini adalah Aslan. Hahaha… baru saja aku datang ke kota ini pria bodoh. Oh iya ada apa
"Kenangan Reylan Bagian V."Di Suatu tempat yang ramai.Tampak Aslan, terlihat baru saja datang lalu memarkirkan sepeda motornya di depan cafe.Terlihat Reylan muda bersama Andressa duduk bersama menoleh ke arah Aslan yang berjalan ke arah mereka berdua.Terdengar Aslan berkata,"Maaf, aku terlambat." Ujar Aslan, sambil tersenyum berjalan ke arah Andressa yang langsung berdiri dan menyambutnya."Tidak masalah adikku, selamat datang." Sahut Andressa, langsung berpelukan menyambut Aslan."Perkenalkan ini adalah Eko, teman kecilku waktu di asrama. Namun, kini telah berganti nama setelah bersama keluarga barunya." Ujar Andressa kepada Aslan."Lalu sobatku, perkenalkanlah dia adalah adikku, Aslan." Ucap Andressa, memperkenalkan.Langsung saja terlihat Reylan/Eko mengulurkan salah satu tan
"Kenangan Reylan Bagian IV."Di Tempat yang lain Pria Botak berbadan besar bersama pria berambut dikuncir dan Pria Tampan berdasi sedang mengadakan suatu pertemuan bersama di sebuah Cafe tempat makan yang sangat mewah."Apakah kalian berdua telah mendengar informasinya" Tanya Pria Tampan Berdasi."Apa maksudmu Leon, Apa kau fikir hanya kau saja yang mempunyai mata mata" Ucap Pria berkuncir."Bukan begitu maksud aku Bob" Ucap Pria Tampan Berdasi yang diketahui bernama Leon."Lalu apa maksudmu" Ucap Pria berkuncir yang telah diketahui bernama Bob."Sudahlah kalian selalu saja bertengkar dengan hal kecil, Apakah kalian telah lupa dengan pesan ketua selama ini coba untuk kali ini saja kita kita meributkan hal kecil seperti itu" Ucap Pria Botak berbadan besar yang bernama Doski.Tampak Bob dan Leon terdiam tanda paham dengan apa
"Kenangan Reylan Bagian III."Di dalam ruangan rumah Arman, keadaan masih terlihat tegang.Terlihat Reylan, kembali tersadar. Kemudian terdengar suara orang berbicara,"Apa maksudmu! Jangan kamu membawa terus menerus nama, Tuan Muda Omega!" Teriak Kira, membentak Irin."Benar, itu lain urusannya! Beginikah balasanmu untuk keluarga yang telah membesarkanmu! Dasar wanita tidak tahu diuntung!" Sahut Mike."Bukan begitu, bibi. Aku bukan bermaksud melawanmu atau kalian semua. Hanya saja, aku berpikir ini adalah masalahku sendiri. Tak layak, jika kalian semua terus saja selalu mencampuri kehidupanku dengan Dante!" Jawab Irin."Apa! Kamu bilang kami, mencampuri hidupmu dan Dante. Suami bodoh yang sudah mencoreng nama baik keluarga besar kita ini!" Ujar Kira, kembali melanjutkan."Apakah kamu pikir, kami semua melakukan ini semata-m