Jalanan kota Bandung sudah mulai padat. Dipenuhi kendaraan yang berlalu lalang, baik anak-anak sekolah maupun para orang tua yang hendak pergi bekerja atau hanya sekedar mengantarkan anaknya berangkat sekolah. Sudah cukup lama Gala tak menikmati pagi kota ini dengan seorang wanita duduk disampingnya. Bintang masih duduk bersandar. Badannya masih sangat lemah. Baju yang dipakainya pun masih basah.
“Kamu baik-baik saja? Apa perlu kita kerumah sakit?” tanya Gala sambil meraba dahi Bintang.
“Kita pulang saja,” pinta Bintang dengan suara lemah.
“Pagi ini macet sekali. Aku akan membawamu ke Hotel terdekat saja ya.”
Gala fokus kembali kejalanan yang padat merayap. “Bertahanlah, sebentar lagi kita sampai.”
Tak lama kemudian, mereka sampai di Hotel terdekat. Gala keluar dari mobil dan langsung menuju resepsionis. Dipesannya satu kamar agar Bintang bisa langsung istirahat.
Gala kembali kemobil dan mengge
Sebuah ketukan membangunkan Bintang dari tidurnya. Gadis itu duduk terlebih dahulu. Kemudian bersiap hendak membuka pintu kamar yang sedari tadi diketuk oleh seseorang.Namun Gala lagi-lagi tak membiarkan Bintang pergi. “Mau kemana?”“Aku mau buka pintu.” Bintang menampik tangan kekar Gala yang mencoba meraih pinggangnya kembali. Dirapikannya Bathdrope yang ia kenakan karena sudah tak jelas bentuknya itu. Ia baru tersadar. Tak seharusnya mereka berada dikamar yang sama, tidur ditempat yang sama. Meski tidak melakukan apa-apa, tapi hal tersebut bukanlah sesuatu yang baik untuk keduanya.“Memangnya siapa sih pagi-pagi begini datang?” gerutu Gala dengan mata masih tertutup rapat. Tak lagi didapatinya sosok yang bisa dipeluk, Gala menarik bantal dan menelusupkan kepalanya dibawah benda itu. Kantuk masih benar-benar dirasanya saat ini.“Kamu buruan bangun! Nggak baik jam segini masih tidur.”Ditinggalkanny
Bel masuk sekolah sudah berbunyi beberapa menit yang lalu. Anak-anak sudah duduk dengan rapi ditempat masing-masing. Tak ada lagi yang bersuara didalam kelas. Mereka masuk tepat waktu dan langsung konsentrasi dengan peralatan yang sudah tersusun rapi dihadapan mereka. Termasuk pula Sam.Sejujurnya bocah itu masih ingin bersama dengan Bintang. Namun berhubung Bintang berkata ingin harus belajar terlebih dahulu baru akan kembali menemaninya bermain membuat Sam mau menuruti permintaan Ibu Guru Kesayangannya itu.Bintang sendiri masih berada didepan kelas. Merapikan sisa peralatan yang belum ia bawa tadi. Memang saat dirinya pamit terlebih dahulu dari Gala, Bintang menyusun sesuatu dikelas sehingga ketika anak-anak datang ia hanya tinggal menjelaskan saja. Ada pula yang sudah dengan benar menyusun benda itu ditempatnya kembali. Namun tidak sedikit yang sembarangan saja menaruhnya.“Ibu Bintang...” Suara seseorang menginterupsi Bintang dari benda-benda ya
Sudah beberapa sejak Gala mengantarnya kesekolah, pria itu belum memberi kabar pada Bintang. Entah apa yang sedang dilakukan Gala disana sehingga ia tidak pernah menghubungi Bintang lagi. Awalnya Bintang biasa saja. Namun lambat laun rasa sesak mulai menggerogotinya. Untuk menghubungi Gala terlebih dahulu Bintang tidak mau. Ia Lebih memilih untuk menunggu. Ia sangat takut jika Gala sedang sibuk dan akan mengganggunya.Hingga harinya tiba, Bintang berencana membatalkan janjinya pada Dion dan akan menggantinya dilain hari. Walau dia juga belum mendapat kabar dari Gala kapan pria itu akan datang, tapi Bintang coba untuk menunggu. Bintang berencana untuk memberi kabar pada Dion sepulang sekolah nanti.Bintang memutuskan untuk singgah disalah satu minimarket yang tak jauh dari rumahnya. Membeli beberapa keperluan yang sudah habis. Ketika Bintang sedang asyik memilih barang belanjaan, tiba-tiba ia melihat sosok yang beberapa hari ini ditunggunya. Ia baru saja turun dari mo
Sudah beberapa bulan sejak kejadian itu. Dion dan Bintang semakin dekat. Setiap hari mereka saling bertukar kabar. Dan jika ada kesempatan mereka pasti bertemu. Bintang juga sudah tidak pernah bertemu secara langsung lagi dengan Gala. Hanya sesekali melihat dari kejauhan saat Gala mengantar Sam sekolah.Namun tetap saja, ia tidak melihat Gala tapi ia melihat mini Gala setiap hari. Bukankah itu sama saja? Sam pun terlihat berbeda. Biasanya ia selalu menempeli Bintang. Tapi sekarang, jika berjumpa hanya bersalaman, lalu pergi. Tidak pernah ada pelukan, juga tidak pernah lagi bergelayut manja ditangan Bintang. Sam seperti menjaga jarak pada Bintang. ‘Apakah papamu yang mengajarkannya, Sam?'Seperti hari ini, Bintang memberikan tugas mewarnai. Seluruh pensil warna Sam terlihat tumpul. Mungkin orang rumahnya tidak mengecek perlengkapan sekolah Sam. Dengan susah payah Sam mencoba merautnya sendiri. Bintang menghampiri Sam, ia ingin membantu. Tapi Sam menolak.Wa
Setelah selesai nonton, mereka langsung kerumah Bintang. Mereka menggunakan mobil terpisah. Dion dan Bintang, sedangkan Bara satu mobil dengan Mondy. Seperti sebelumnya.Bintang mencoba untuk tidak lagi memikirkan apa yang sudah dilihatnya. Ia tidak ingin membuat Dion kecewa dengan sikapnya seperti tadi. Mereka sudah sampai dihalaman rumah Bintang.“Malam ini Mondy jadi nginap?” tanya Dion sambil membuka sabuk pengamannya.Bintang mengangguk dan memberi senyuman manisnya pada Dion yang saat ini tengah menatapnya. “Iya. Aku memintanya untuk menginap. Mumpung besok masih libur,” jawab Bintang.Usapan lembut diberikan Dion di puncak kepala Bintang. “Have fun ya. Mungkin setelah ini aku langsung pulang.”“Tahu gitu tadi aku langsung bareng Bara aja.”“Tidak, Bintang. Dengan senang hati aku melakukannya untukmu.”Bintang menatap pria yang ada disebelahnya itu. “Dion, terima
Bintang melalui hari-harinya dengan baik. Ia menyibukkan diri dengan pekerjaannya disekolah. Seperti hari ini, ia baru saja dipanggil kepala sekolah. Menanyakan donatur yang belum memberikan jawaban terkait bantuan dana yang sedang mereka butuhkan. Siapa lagi kalau bukan Galaxy Semesta Bintari dari Bintari Group. Mereka akan memberi kabar jika sudah ada keputusan, nyatanya sudah tiga bulan berlalu namun tidak ada yang menghubungi Bintang. Hari ini Bintang berencana untuk menghubungi pihak Bintari Grup, untuk menanyakan langsung tentang proposalnya. Tuuuttt..tuuutt... “Halo selamat siang. Dengan Bintari Grup. Ada yang bisa kami bantu?” suara seorang wanita terdengar diseberang sana. “Ya halo selamat siang. Saya Bintang dari TK Pelita Bunda. Begini mbak, tiga bulan lalu saya menyerahkan proposal untuk dana bantuan sekolah kami. Tapi sampai hari ini saya belum mendapatkan jawaban.” Bintang menjelaskan maksud dan tujuannya menghubungi perusahaan itu. dan
Mendung tebal tampak menggelayut dilangit sejak pagi. Bintang masih didapur, menyiapkan bekal untuk dibawa kesekolah. Ia sudah memakai baju dinasnya tapi dilapisi celemek untuk menghalangi kotoran yang menempel pada seragamnya.Saat masih asyik menyelesaikan bekalnya, sebuah pesan masuk..===Pesan teks on===Dion : Selamat pagi sayang.. sudah berangkat?Bintang : Belum. Sebentar lagi. Kamu udah berangkat?Dion : Baru selesai sarapan. Jangan lupa bawa payung. Sepertinya akan turun hujan.Bintang : Iya. Kamu juga ya. Jangan kehujanan. Nanti sakit.Dion : Kalau aku sakit kan ada kamu obat mujarab nya :DBintang tersenyum membaca pesan dari Dion.Bintang : Hihi... Iya, tapi aku tetep gak mau kamu sakit..Dion : Hmmm... Tak sabar rasanya menghabiskan pagi bersamamu. Miss u..Bintang : Jangan menghayal kejauhan Tuan Dion. Masih pagi :p aku berangkat dulu ya..Dion : Take care, Honey..Bintang : Kamu
Hari menjelang malam, Bintang masih dirumah sakit. Diruangan tempat Sam dirawat. Ia ingin melihat Sam sadar. Mbak Ratna sudah pulang, badannya juga demam dan butuh iatirahat malam ini. Besok dia akan kembali dengan membawa barang-barang yang dibutuhkan Sam dan Gala.Tok tok tok...Gala melangkah mendekati pintu. Ketika pintu terbuka, Renata berlari mendekati ranjang Sam.“Ya Tuhan, Sam. Bagaimana bisa sampai begini?” tanya Renata pada Sam yang masih terlelap. Renata sedang berada di luar kota saat Gala memberi kabar Sam masuk Rumah Sakit. Ia sangat khawatir sehingga segera memesan tiket pesawat penerbangan sore untuk dapat segera bertemu dengan bocahkesayangannya itu.“Bagaimana keadaan Sam?” tanya Renata tanpa mengalihkan pandangannya dari wajah pucat Sam.“Operasinya berjalan lancar. Tinggal pemulihan saja,” jawab Gala sambil mendekati Renata dan menepuk bahu wanita itu menenangkan. “Tenanglah.”