Setelah sampai disalah satu restoran mewah di kawasan Jincheng mereka turun dari taksi, Clarisa Shen bertanya, “kenapa membawa ibu ke tempat seperti ini, ini terlalu mahal nak!”
"Apa yang ibu katakan? ini tidaklah mahal!" tegas Christian
"Apanya yang tidak mahal, kau bisa lihat bagaimana suasana, dan kualitas luarnya saja sudah seperti ini bagaimana suasana didalam-Nya." Clarisa sedikit khawatir
Conan melangkah pergi meninggalkan saudara dan ibunya yang masih berdebat diluar, dan melangkah masuk menuju meja resepsionis untuk bertanya tentang dimana ruangan yang sudah di reservasi olehnya.
Sedangkan Christian masih berusaha meyakinkan ibu nya bahwa mereka membawa ibunya kesini, untuk merayakan keberhasilan ibunya karna mendapatkan pekerjaan yang diimpikan oleh ibunya.
"Bu, ayo kita masuk jangan khawatir uang kami tak kan habis jika makan di restoran ini, ayo masuk!" Seru Christian.
Clarisa merasa terharu atas tindakkan kedua putranya itu. Conan berjalan menuju meja resepsionis untuk bertanya dimana ruangan milik mereka. Namun petugas resepsionis itu malah terpesona oleh ketampanan Conan.
walaupun Conan masih 9 tahun namun kharisma, dan wibawanya tidak kalah dengan orang dewasa Conan sangat mendominasi orang-orang yang ada didekat-Nya.
Conan berkata, "Aku sudah membuat reservasi tadi, bisakah kau mengantar kami ke ruangan kami?"
Petugas resepsionis pun bergunam, “masih anak-anak tapi sudah setampan ini bagaimana sudah dewasa nanti?”
Tok... tok... tok...
Conan mengetuk-ngetuk meja resepsionis menunggu jawaban.
"Aah iya atas nama siapa?" Tanya petugas resepsionis
"Conan Shen" ucap Clarisa
"Conan Shen Conan Shen, ah ya ruang VVIP 2 silakan biar saya antar ke ruangannya!”
Christian, dan ibunya menghampiri Conan. Dan berjalan mengikuti petugas resepsionis itu.
Saat Clarisa Shen berjalan melewati orang-orang yang ada di restoran semua mata tertuju pada Clarisa Shen, dan kedua putranya, mereka semua memandang Clarisa Shen, dan kedua putranya dengan kagum ibu dan anak sama-sama cantik, bahkan anak-anaknya lebih anggun.
Mereka penasaran dengan sosok ayah dari kedua putranya, bagaimana rupa dari sang ayah hingga melahirkan anak setampan, dan seanggun itu.
Setelah masuk ke dalam ruangan Conan memesan beberapa lauk, daging, dan sayuran serta makanan penutup andalan restoran ini.
"kenapa ibu baptis tidak ikut makan bersama kita ibu?"
"Ibu baptis kalian sedang ada urusan di luar kota jadi tidak bisa ikut bersama kita."
"Oh..." Christian sedikit kecewa karena nya.
"Christian habiskan makananmu." Christian hanya bisa menuruti perkataan Conan
Clarisa Shen hanya tersenyum melihat kedua putra nya.
Di ruangan sebelah yaitu ruangan VVIP 1 adalah ruangan khusus milik Lukas Jiang, ruangan itu hanya boleh ditempati oleh Lukas Jiang dan sahabat-sahabatnya seperti saat ini mereka berkumpul dan minum-minum bersama.
Saat Lukas pergi ke luar untuk merokok dia berpapasan dengan Conan sejenak, Lukas dengan saksama memperhatikan wajah Conan yang sangat mirip dengannya saat kecil, ekspresi Conan sama persis dengan Lukas Jiang saat kecil, tatapan dingin, berkarisma, berwibawa dan juga angkuh persis dengan Lukas Jiang.
Sejenak dia memperhatikan ke mana Conan masuk ruangan ternyata dia masuk ke ruangan sebelah, gen ayah, ibunya pasti sangat bagus hingga melahirkan anak seperti itu gunamnya anak siapa dia? aku baru melihatnya hari ini!
Lukas Jiang sangat penasaran dengan Conan, saat dia menunggu mereka keluar tiba-tiba ibu Lukas Jiang menelepon bahwa istrinya berselingkuh dengan pria lain di sebuah hotel, dan tertangkap basah oleh keluarga Jiang
Seketika itu juga Lukas Jiang pergi meninggalkan restoran tanpa menunggu Conan bersama ibu, dan saudaranya keluar dari ruangannya.
Tidak berapa lama Conan berserta ibu dan saudaranya Christian selesai makan dan bersiap untuk pergi setelah melunasi tagihan makan yang mencapai 150.000 RMB .Mereka pun beranjak meninggalkan restoran tanpa bertemu dengan Lukas Jiang.
Saat hendak pulang mereka mampir ke sebuah mall di pusat kota, karena Christian ingin pergi ke toko mainan, mencari toko yang menjual action figur.
Saat mereka melangkah kan kaki nya semua pandangan tertuju pada mereka bagaimana tidak? Mereka bertiga sangat mencolok dengan ketampanan dan kecantikan mereka, di sana, mereka menjadi pusat perhatian orang-orang, bahkan sebagian orang meminta berfoto dengan Conan dan Christian.
Mereka menyadari bahwa Conan dan Christian adalah seorang model pakaian anak-anak dari Brand ternama, mereka berdua adalah model anak-anak dengan bayaran yang cukup tinggi mereka berdua cukup terkenal di media sosial luar negeri.
"Hei...lihatlah bukankah itu si kembar Shen? Bahkan memakai pakaian kasual saja sudah begitu tampan" orang-orang yang mengenali mereka sangat antusias.
"Bolehkah kami berfoto denganmu? Aku penggemarmu Conan." Seorang anak remaja menghampiri Conan.
"Ya... ayo ke sana, ada si kembar Shen aku ingin melihat mereka secara langsung." Ucap seorang bibi
"Waah... benar-benar tampan bukan, mereka tidak hanya tampan di gambar, namun di dunia nyata ternyata lebih tampan." orang-orang bahkan semakin mengerumuni mereka.
Conan dan Christian semakin tidak berdaya, mereka tidak bisa menolak permintaan penggemarnya. Clarisa bahkan tidak menyangka jika kedua putranya cukup terkenal di sini.
Ya secara mereka besar di Eropa dan mulai berkarier juga di sana, dengan baik dan sopan Clarisa meminta orang-orang yang mengerumuni putranya untuk berhenti dan membiarkan mereka bertiga lewat.
"Mohon maaf, tapi bisakah kalian memberikan ruang pada kedua putraku, setidaknya Anda sekalian tidak mengganggu anak-anak. Karena di sini juga tempat umum." Seru Clarisa.
Orang-orang dengan perlahan memberikan ruang dan meninggalkan mereka bertiga, setelah mendapatkan tanda tangan dan berfoto bersama. Christian merasa lega karena ibu nya menyelamatkan mereka dari para gadis dan ibu-ibu.
"Terimakasih ibu, karena sudah menyelamatkan kami." Christian dengan senyuman manis yang membuat hati orang yang melihatnya meleleh seketika. Clarisa hanya tersenyum kala melihat tingkah Christian.
"Apakah kita akan pergi ke toko mainan?" Tanya Clarisa
"Tentu saja, kakak ayo jalan" Christian memanggil Conan yang terdiam sejenak. Conan tanpa sepatah kata pun berjalan mengikuti adik dan ibunya yang telah berjalan di depan nya. Saat mereka masuk ke area toko mainan yang sangat besar itu banyak anak-anak lain bersama orang tua nya masing-masing yang berada di sana, para orang tua melihat mereka bertiga dengan kagum.
"Lihatlah kedua anak kembar itu, sungguh tampan bukan?" Tanya seorang istri pada suami nya yang berada di sampingnya.
"Tentu, bahkan mereka sangat cantik dan anggun" imbuh nya.
"YA... kau benar-benar berani melirik wanita muda itu" suara wanita itu meninggi seakan marah pada suami nya.
"Bukan begitu, aku melihat mereka sangat indah, begitu cantik dan tampan, percayalah padaku." si suami sedikit merasa bersalah karena kesalahpahaman nya.
Clarisa mendengar pertengkaran kecil mereka, saat bertatap muka Clarisa membungkuk kan tubuh nya untuk memberi salam. Terlihat jika Clarisa di didik dengan cara yang baik dan disiplin, melihat kedua putranya juga yang memiliki pribadi yang baik tak luput dari ajaran nya."Ibu, bukankah ini bagus?" Tanya Christian pada Clarisa yang masih tersenyum melihat pertengkaran kecil pasangan sebelumnya.
"Ibu... apa kau mendengarkanku?" Christian sedikit kesal karena ibu nya tidak menanggapi pertanyaan nya.
"Ah... iya itu bagus nak, apa kau menginginkan ini?" Clarisa kembali bertanya pada Christian.
"Ya, aku menginginkan ini, boleh bukan?" seraya memasukkan mainan puzzle rakit kotak musik ke dalam keranjang.
"Conan, tidakkah kau memilih mainan kesukaanmu?" Tanya Clarisa
"Tidak, tidak perlu" Ucap Conan.
Clarisa pun pergi ke kasir bersama Christian untuk membayar tagihan mainan nya di kasir, setelah membayar mereka bertiga pun pulang ke rumah.Setelah mendapat kabar bahwa Elaine Chu berselingkuh bersama pria lain. Lukas Jiang langsung menemui Elaine, dan seluruh keluarga Chu. Lukas yang tadinya masih menghormati keluarga Chu kini semakin jijik terhadap mereka terutama pada Elaine Chu. Lukas Jiang tidak menampar, ataupun memaki Elaine Chu atas kelakuannya. Namun Lukas memberikan perjanjian cerai kepada Elaine Chu, di hadapan semua keluarga Chu. Lukas dengan dingin memberi perintah pada Jay, “Jay berikan dokumennya kepada wanita itu, dan cepatlah untuk menandatanganinya.” "Baik, silakan nyonya, maaf silakan nona Elaine Chu.” Jay memberikan dokumen perceraian itu kepada Elaine Chu. dengan tangan gemetar Elaine Chu menerimanya. Elaine Chu membaca semua isi dalam dokumennya, dan dia langsung tersungkur karna dalam perjanjiannya, Elaine Chu tidak akan mendapatkan uang sepeser pun karna Elaine Chu lah yang berkhianat kepada Lukas Jiang. Lukas tidak memberi toleransi apa pun kepada k
Conan bertanya, “Christian apa kau sudah membangunkan ibu?” Christian menjawab, “Ya, aku sudah membangunkannya!” “Conan hari ini karna ibu pergi bekerja bagaimana kalau kita pergi? Conan berkata, “Ya, nanti kita pikirkan!” “Pagi...” ucap Clarisa. “Pagi ibu, apakah tidurmu nyenyak?” Christian bertanya. “Hmmm...ibu tidak bisa tidur karna hari ini hari pertama ibu kembali bekerja.” Ungkap Clarisa. “Semoga harimu baik ibu.” “Semoga kau mendapat rekan kerja yang baik!” ucap Christian. “ayo cepat habiskan sarapanmu ibu. Oh ya Ibu, aku dan Conan akan pergi jalan-jalan apakah boleh?” Christian kembali bertanya. "Kalian akan pergi ke mana?" "Kami akan pergi ke tempat bermain ibu!” Jawab Christian. “Hmmmpppttt...hati-hati saat berjalan-jalan, jangan berbuat hal yang tidak-tidak mengerti!” "Mengerti Bu!” dengan lantang Christian berkata. Clarisa Shen pergi menuju t
Nyonya Jiang terkejut saat melihat Conan, karna Conan sangat mirip dengan Putranya Lukas Jiang, fitur wajah yang sangat tegas, dan anggun itu ya, itu milik Lukas Jiang. Nyonya Jiang bergumam. “apakah anak ini adalah anak Lukas Jiang yang tidak aku ketahui?” Nyonya Jiang bertanya pada Conan. "Nak, siapa namamu? Conan hanya melirik nya dan berkata dengan acuh. “Conan Shen" "Conan Shen. Ibumu namanya siapa?” Conan kembali meliriknya dan menatapnya bingung, dia menjawab. "Clarisa Shen" "Clarisa Shen. Lalu ayahmu siapa?” Nyonya Jiang kembali bertanya. Tatapan Conan Langsung meredup, seraya berkata. "kami tidak memilikinya!" Nyonya Jiang merasa sedikit bersalah. "Conan apakah kau sudah selesai? “ayo kita pulang!" Seru Christian. "Ya." Conan menjawab. Christian kembali bertanya. "Conan ini, mereka siapa?" "Entahlah aku pun tidak mengenal mereka!” Ungkap Conan.
Seiring berjalannya waktu Clarisa Shen sudah beradaptasi dengan lingkungan tempat kerja. Dia mendapatkan teman dan juga mendapatkan promosi karna kinerja nya bagus. Semua yang didapatkan adalah hasil kerja kerasnya, namun di tempat kerja, di mana pun tetap ada yang suka dan tidak suka kepadanya, mereka memujinya di depannya, dan memakinya dibelakang-Nya. Itu sudah biasa terjadi kepada Clarisa Shen, karna Clarisa Shen Selain penampilannya yang menarik dia pun sangat cantik, dan juga seorang pekerja keras. Bahkan manajer pemasaran dan Manajer desainer, sangat menyukai Clarisa Shen karena kinerja nya yang detail dan bagus. Sehingga membuat karyawan wanita yang lain iri terhadap kesuksesan Clarisa Shen. Saat Clarisa Shen pulang dia tidak melihat kedua putranya dirumah, dia pun menelepon Christian. Dia berkata. “Nak kenapa kalian belum kembali?” "Aah, aku lupa memberitahumu ibu, bahwa aku dan Conan sedang bekerja lembur hari ini.” “M
Saat terbangun Clarisa Shen merasa sakit kepala, karna mabuk dimalam sebelumnya, saat dia melihat jam, dia melompat karena terkejut, dia ada pertemuan, dan dia terlambat bangun. “Ah, gawat, aku terlambat!” “Kenapa alarmnya tidak bersuara!” “Ah, sial!” Ungkap Clarisa seraya beranjak ke kamar mandi. Clarisa dengan terburu-buru bersiap berangkat kerja tanpa menyadari rumahnya yang berantakan. Dia pun pergi meninggalkan rumah dengan tergesa-gesa. Saat Conan dan Christian kembali ke rumah. Mereka terkejut bukan main, bagaimana bisa rumahnya jadi seperti kapal pecah? Conan berkata. “Sebaiknya kita membereskan rumah terlebih dahulu!” Christian menjawab. “Baiklah, lagi pula aku tidak nyaman melihatnya berantakan!” Saat Conan masuk, dan akan membantu Christian membersihkan kamar ibunya, dia melihat pemandangan yang menyayat hati kecilnya, dia berpikir jika ibunya pasti tertekan ataupun dia kembali mengingat ma
Hari demi hari berlalu, di pikiran Lukas Jiang masih terlintas wajah Conan Shen, wajah anak yang tidak dikenalnya itu namun mampu menarik dirinya untuk mencari tahu siapa anak kecil itu. Disisi lain Clarisa Shen mulai terbiasa dengan pekerjaannya, kedua putranya juga sangat mendukungnya, mereka tidak pernah sekalipun merepotkan Clarisa Shen, bahkan kedua putranya yang selalu menyemangati Clarisa Shen agar tidak menyerah dengan pekerjaannya. Dia sangat bersyukur memiliki putra seperti mereka berdua. "Ibu..." Christian memanggilnya. "Hhmmppp..." jawab Clarisa. "Apa yang sedang kau pikirkan?" Tanya Christian Clarisa Shen tersenyum seraya berkata. "Begitu beruntungnya ibu memiliki kalian berdua!” Conan hanya menyunggingkan sedikit senyuman. Seperti biasanya Christian dengan semangat dan ceria memeluk ibunya dengan erat dan membisikan sesuatu ke telinga Clarisa Shen, dengan lembut dia berbisik. "Kami sangat mencintaimu,
“Presdir...” Jay memanggil namanya, dan membuyarkan lamunannya, namun saat Lukas Jiang tersadar Jay mendapatkan tatapan yang menakutkan dari Lukas Jiang. Be-gi-ni presdir klien sudah menunggu Anda untuk membahas proyek, Lukas Jiang tidak mengatakan apa-apa saat beranjak pergi meninggalkan Jay. Saat melangsungkan meeting dengan klien pun pikirannya hanya tertuju pada bocah itu. Setelah selesai pun Lukas Jiang tidak mendengarkan Jay yang sedang membacakan Schedule untuknya. Brrruuggghhhhh... Tiba-tiba saja ada anak yang menabrak Lukas Jiang. "Maaf, maafkan aku tuan. Apakah Anda tidak apa-apa?" Christian berbicara dengan sopan Saat Lukas Jiang mencoba untuk membantu anak itu bangkit dia begitu kagetnya melihat wajah anak itu, dan dalam hati nya dia bersyukur bisa bertemu dengan anak yang selalu ada di pikirannya belakangan ini. Lukas Jiang tersadar seraya berkata. "Ya, aku baik-baik saja, bagaimana dengan
Christian bertanya. “Paman bukankah kau akan mengajak kami melihat-lihat laptop?” “Bisakah sekarang kita pergi?” Christian bertanya dengan nada sedikit memohon. Entah kenapa Lukas Jiang menyukainya dia terlihat menyunggingkan sedikit senyuman di wajahnya. Conan sedikit heran dari mana Christian mendapatkan orang seperti itu? seraya mengikuti mereka berdua di terus memikirkannya. "Conan ayo cepat..." Christian yang memanggilnya penuh dengan semangat. Conan tersadar dari lamunannya, seraya menganggukkan kepalanya tanpa sedikit pun berbicara. Sesampainya di toko besar yang menjual berbagai macam laptop dan komputer, Conan dan Christian sedang melihat-lihat laptop mana yang kira-kira cocok untuk mereka soal harga tidak masalah. Tiba-tiba hal yang tidak di duga datang, ada seorang anak yang lebih muda dari Conan menabrak Christian dengan sengaja. Sehingga menimbulkan keributan, dia menangis berlari menghampiri ibu nya mengatakan bahwa
Kabar kematian Conan sudah tersebar pada keluarga maupun para sahabat Lukas. Bahkan Yo Han yang menghilang sejak setahun lalu pun mendengar kabar tentang putra sulung Tuan muda Jiang yang meninggal. Yo Han begitu kaget saat mendapat pesan dari salah satu orangnya yang mengatakan bahwa Putra sulung Lukas meninggal. Yo Han segera naik jet pribadinya untuk sampai ke Jincheng, sedangkan yang lainnya sudah berdatangan ke rumah duka. Lukas terduduk lemah di depan Altar ia bagaikan mayat hidup Lukas kehilangan gairah hidupnya. “Bagaimana dengan Clarisa apa dia sudah tahu tentang kabar Conan?” Joana begitu khawatir tentang mental Clarisa. “Lukas belum memberi tahunya, lagi pula Clarisa masih tidak sadarkan diri setelah menjalani operasi.” Sahut Gerald. “Aku tidak tahu bagaimana perasaan Lukas saat ini yang jelas itu sangatlah menyakitkan.” Raymond menatap iba pada Lukas yang terus memberi hormat pada setiap pelayat. Gerald mengedarkan pandangannya ia
2 bulan penuh Conan berada di rumah sakit, Conan sendiri lebih tahu tentang kondisi tubuhnya ketimbang orang lain. Ia tetap berusaha seceria mungkin dan sesering mungkin ia tersenyum dan tertawa walau hanya gurauan yang garing. Ia terlihat lebih menikmati hidupnya. Conan di pulangkan karena ia ingin tinggal dan dirawat di rumah. Semua orang di mansion menyambutnya, kebahagian mulai menyelimuti keluarga Lukas karena Clarisa juga tengah mengandung anak ketiga Lukas. Orang-orang begitu bahagia begitu pula dengan Conan dan Christian yang akan menjadi calon kakak bagi adiknya saat lahir kelak. “Betapa beruntungnya dia saat lahir nanti sudah memiliki dua Kakak yang sangat tampan dan bisa diandalkan. Aku sangat iri padamu.” Ucap Joana saat berada di mansion. Clarisa hanya tersenyum tipis jika mengingat Conan yang mungkin tidak akan sempat melihat adik kecilnya lahir ke dunia. Lukas masih terus berusaha mencari-cari rumah sakit di luar negeri yang bisa menyembuhkan C
Di depan ruang IGD semua orang menunggu dengan cemas, saat dibawa ke rumah sakit Conan sudah kehilangan kesadarannya. Christian masih shock dengan apa yang menimpa Conan tubuhnya yang basah membuatnya menggigil. Karena terburu-buru mereka melupakan Athes dan juga Christian yang dalam keadaan basah kuyup. “Anakku, tidak apa-apa. Conan pasti baik-baik saja.” Clarisa mendekap Christian dengan rasa takut yang menyelimuti hatinya. “Sebaiknya kalian berdua berganti pakaian, Jay sudah membawakan pakaian ganti untuk kalian. Pergilah.” Athes dan Christian dibawa pergi oleh Jay sementara Lukas dan Clarisa amasih menunggu kabar tentang Conan. Kaca-kaca yang ada di mata Clarisa pecah begitu saja menyisakan luka bagi Lukas. “Apa ini akhirnya?” Clarisa bertanya dengan terbata-bata. “Berhenti bicara yang tidak-tidak. Kita belum tahu persis keadaannya. Jangan pesimis seperti itu pada hidup Putra kita.” Dokter yang bertugas di IGD datang menghampiri ke
Satu tahun setelah pernikahan Gerald dan Joana keduanya hidup bahagia bersama dengan malaikat kecilnya yang telah mengisi hari-hari keduanya. Suasana rumah Gerald begitu hangat kala suara tangis memenuhi seisi rumah. Walau Gerald sibuk dengan urausan pekerjaan ia tidak pernah mengabaikan putrinya yang belum genap setahun itu. Hari demi hari berlalu dengan begitu cepat tak terasa sudah satu tahun sejak Conan menjalani kemoterapinya. Bukannya semakin membaik kondisi Conan malah memburuk. Kanker yang awalnya stadium 2 kini telah menjadi stadium 3 semakin tipis harapan Conan untuk sembuh sepenuhnya. Clarisa sudah pasrah akan kondisi putra sulungnya setiap malam ketika tak ada seorang pun di kamar ia akan menangis hingga larut malam sampai Lukas pulang ke mansion. Christian yang selalu ceria kini berubah menjadi pendiam ia tak lagi banyak bicara, terkadang ia juga sering menangis di halaman belakang menangisi Conan yang tidak pernah sembuh. Setiap kali ia teringat bagaima
Gerald terdiam membeku ia bagaikan disambar petir di siang bolong saat mendengar pengakuan Joana gelas anggur yang ada di tangannya bahkan lepas dan terjatuh hingga pecahannya bertebaran dimana-mana. Gerald berdiri dari duduknya ia menatap Joana dengan penuh arti sedangkan Joana sendiri hanuya mampu menundukkan kepalanya ke bawah ia takut akan kenyataan jika Gerald tidak menerima kehadiran dah dagingnya sendiri.Hal yang selalu ditakutkan olehnya itu tidak pernah terjadi. Kaca-kaca di dalam mata Gerald telah menggenangi bola matanya yang coklat ia setengah berlutut sembari memegang tangan Joana.“Apa yang kau katakan itu benar adanya?”“Apa kau sedang mengandung anakku?”“Kau tidak bercanda bukan?” Gerald bertanya penuh pengharapan pada jawaban Joana.“Ya, aku mengandung Anakmu.” Ucapnya pelan.Ekspresi Gerald tidak terduga ia begitu bahagia kala mendengar kabar itu. Ia bahkan berjingkrak
Di pagi hari yang cerah Joana terbangun di dalam kamarnya, ia meraih bungkusan kecil dan membawanya masuk ke toilet dengan perasaan deg-degan Joana memberanikan dirinya untuk memeriksa dirinya sendiri. Joana membuka bungkusan test pack dengan tangan gemetar ia memasukannya dalam tempat yang sudah menampung urine nya sendiri. Belakangan ini Joana selalu merasa mual tiap pagi hari, ia juga tidak mendapatkan menstruasinya sudah dua bulan ini ia sedikit cemas. Joana memejamkan matanya ia sedikit takut dengan hasilnya, perlahan ia membuka matanya dan terlihat dengan jelas di alat tes kehamilan itu menunjukkan dua garis merah yang artinya dia positif hamil. Joana tentu saja bergembira akan hal itu namuan, sedetik kemudian ia kembali terdiam. Dirinya tidak tahu bagaimana reaksi Gerald setelah ia tahu bahwa dirinya telah mengandung darah dagingnya. “Bagaimana ini? Aku takut mengatakannya.” Joana berpikir cukup keras tentang apa yang harus ia katakan pada Gerald.
Selepas bersedih Lukas dan Clarisa turun secara bersamaan menuju meja makan karena sudah waktunya sarapan. Conan dan Christian sudah kembali dalam keadaan yang semula seakan tidak ada yang terjadi hanya mata sembab Christian yang tidak bisa berbohong. Dari arah lain Athes masuk menuju ruang tamu dengan membawa obat-obatan yang harus diminum oleh Conan ia meletakannya di meja ruang tamu tampak pemandangan yang sedikit menyakitkan bagi yang melihatnya. "Ayo, makanan sudah siap!" Lukas mengajak semua orang untuk menuju meja makan. Di sana telah banyak hidangan dari mulai makanan pembuka hingga makanan penutup ada di atas meja. Aroma masakan yang tercium semakin membuat orang menjadi lapar kala menghirupnya. Semua orang mulai berjalan menuju meja makan untuk menikmati hidangannya. “Makanlah yang banyak.” Lukas menaruh lauk pada mangkuk kedua putranya tanpa ada yang dibedakan. Christian tersenyum saat menerima lauk yang diberikan oleh ayahnya.
Hari telah berganti menjadi malam sepanjang perjalanan menuju mansion Conan hanya memejam kan matanya. Ia sudah terlalu lelah hari ini Lukas memandangnya dengan tatapan sendu. Sesampainya di mansion Clarisa telah menunggu kedatangan mereka berdua bersama Conan. Terlihat juga Athes ada di ruang tamu menemani Christian. “Apakah tidur?” Clarisa menghampiri Conan. Ia mengangkat sedikit kupluk yang menutupi wajahnya benar saja Conan sudah tertidur. “Ayah,” Christian berhambur memeluk pinggangnya. Lukas melihatnya dengan mengulas senyum hangat. “Bersabarlah, Ayah akan menidurkan Conan lebih dulu. Baru menemnimu sebentar.” Lukas mengusap puncak kepala Christian kemudian berlalu menuju lantai dua dimana kamar Conan berada. “Ibu,” Christian beralih memandang pada Clarisa yang berdiri. Clarisa segera menghampiri Christian ia berusaha menenangkannya. “Tidak apa-apa, Conan hanya kelelahan saja besok pagi ia akan bangun seperti biasanya.” Mendengar
Lukas berjalan dengan anggun menuju tempat Conan berada raut wajah yang tadinya tidak baik itu seketika berubah saat Conan mengulas senyum hangat padanya. Wajah pias itu masih kentara di antara senyum yang menghiasinya. Lukas semakin mendekati keberadaan Conan. Ia setengah berlutut di hadapan Conan. “Apakah sudah lebih baik?” “Eng,” Conan menganggukkan kepalanya pelan sebagai balasan dari pertanyaan Lukas. “Lalu apa kau masih ingin pergi memotong rambutmu?” Lukas kembali bertanya dengan suara yang sedikit bergetar. Senyum hangat itu kembali muncul di wajahnya tangan kecilnya menyentuh pipi Lukas terasa lembut dan begitu dingin saat disentuh olehnya, Lukas menatap matanya yang sendu. “Dingin sekali?” “Aku hanya sedikit kedinginan saja Ayah, tidak perlu dikhawatirkan!” Conan beranjak dari duduknya ia mencoba mencoba menarik tangan besar Lukas agar segera menuju tempat dimana ia akan memotong rambutnya. Lukas menguatkan hatinya lalu mengikuti kem