Home / CEO / My Dad CEO / Bab. 188

Share

Bab. 188

Author: Harumi
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

   Christian dan Diora bermain bersama, mereka juga menikmati hidangan yang di sajikan oleh pihak restoran di meja yang sama. Sementara para orang tua berada di meja yang terpisah. Christian begitu menikmati waktu bersama dengan Diora. Begitu pula dengan sebaliknya, Diora sangat bersemangat saat berbincang dengan Christian. Clarisa tidak menyangka bahwa Putranya dapat cepat akrab dengan Diora yang notabenenya baru saja bertemu.

Tak terasa hari telah menjelang sore, Christian sebenarnya tidak ingin berpisah dengan Diora. Tetapi Neneknya  menjamin jika nanti ia akan di pertemukan lagi dengan Diora di acara selanjutnya.

“Christian, sampai jumpa!” Diora yang berada di dalam mobil melambai pada Christian yang masih menunggu supir untuk menjemput mereka. Christian hanya tersenyum hingga bayangan mobil yang di kendarai oleh Diora hilang berbaur dengan mobil yang memadati jalanan.  

Clarisa menyadari sikap Christian, dia tahu bahwa Putranya t

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Tresno Ramelan
semangaaat up jgn lama2
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • My Dad CEO   Bab. 189

    Di sebuah ladang ranjau yang telah diamankan. Yo Han terbangun langit telah berganti. Cahaya matahari di sore hari membuat Langit berwarna Merah. Seorang wanita tengah berdiri di antara cahaya yang menutupinya. Yo Han merasakan silau di kedua matanya, ia mencoba bangkit dari tidurnya. Yo Han duduk memandangi wanita yang tersenyum hangat sembari membawa setangkai bunga liar. “Lihatlah indah bukan?” Nari memperlihatkan bunga yang sedang dia genggam pada Yo Han. “Eng, ini sama indahnya denganmu!” Yo Han bangkit. Ia memeluk Nari dari belakang. Keduanya memandangi langit yang semakin Merah. Ia mencium pipinya sesekali. “Di mataku kaulah yang terindah. Aku bahkan tidak bisa berpaling darimu. Saat yang selalu di rindukan oleh keduanya adalah menghabiskan waktu bersama. Satu tangannya menyentuh lengan Yo Han. Sedang yang satunya lagi tetap memegang setangkai bunga liar. Nari tampak menikmati waktu saat melihat matahari terbenam. Perlahan cahaya i

  • My Dad CEO   Bab. 190

    Di rumah sakit. Yo Han telah dipindahkan ke bangsal VVIP. Walau masih lemah tetapi Yo Han masih terus mencari-cari wanitanya. Yo Han mengedarkan pandangannya yang bisa dia temukan hanyalah Gerald dan juga Marvel. Ia menghela napasnya. “Apa dia tidak datang?” Marvel dan Gerald tidak bicara sepatah kata pun. Yo Han kembali menghela napasnya dengan berat. Ia memejamkan matanya berharap jika wanitanya datang menghampirinya. Namun, kenyataannya tidak seperti yang di harapkan. Nari tidak pernah datang lagi menemui Yo Han. “Apa kau ingin makan sesuatu?” Gerald bertanya pada Yo Han yang memalingkan wajah darinya. Yo Han hanya menggelengkan kepalanya. Dia tak ingin bicara dengan siapa pun. Yo Han hanya menatap ke arah jendela. “Jika saja tubuhku masih bisa berdiri aku akan berlari menemuinya.” Yo Han mendengus. Sedangkan Gerald dan Marvel hanya diam. “Kau bahkan tidak bisa bangun dari tempatmu! Jangan berlagak sok kuat!” tiba-tiba suara Lukas terdengar

  • My Dad CEO   Bab. 191

    Hari telah menjelang sore, panasnya matahari kini telah berganti dengan indahnya senja di sore hari. Clarisa tengah menatap Christian yang sedang bermain dengan Athes. Gelak tawanya terdengar begitu renyah di telinganya. Buuaaarrr... “Ibu, Aaaahhh!” Christian berteriak kesakitan saat dirinya tidak sengaja tercebur ke dalam sungai kecil yang ada di halaman belakang. Clarisa yang kaget langsung berlari menghampiri Christian yan sudah basah kuyup. Athes yang ada di sisi lain juga berlari dengan cepat saat mendengar teriakan Christian. “Tuan muda, apa Anda tidak apa-apa?” Athes bertanya sembari mengangkat Christian dari air. “Aaaaa, ini sangat menyakitkan!” Christian sedikit berteriak saat Athes memindahkannya. “Bagian mana yang sakit?” Clarisa bertanya dengan cemas saat putranya tengah mengaduh kesakitan. “Kakiku,” Christian berkata dengan lirih. Athes menurunkannya. Ia mencoba memeriksa pergelangan kaki Christian dan benar saja. Ma

  • My Dad CEO   Bab. 192

    Di apartemen Nari tengah terbaring . demamnya sudah reda. Nari tak bisa berbuat apa pun. Dia hanya tertidur seharian. Tetapi mulut dan hatinya tidak. Yang di sebut hanyalah Yo Han dan Yo Han. Hingga membuat Seo Joon geram sendiri. Seo Joon menggosok wajahnya dengan kasar. Dia tidak tahu apa yang harus dilakukan. Dia sendiri bahkan sudah kewalahan karena tekanan ayahnya yang tak lain adalah ayah Nari juga. Setelah seharian dia tertidur, Nari terbangung dengan pikiran linglung yang dia tanyakan hanya Yo Han dan Yo Han. “Kakak, bagaimana dengan Yo Han? Apakah dia baik-baik saja?” sorot matanya menunjukan pengharapan yang tiada akhir. Walau dia tahu akhirnya dirinya juga yang akan terluka. “Nari, jika kau masih mencintainya mengapa kau tidak kembali padanya?” “Jika dia mencintaimu tanpa pamrih dan juga tulus. Dia akan menerimamu dalam keadaan seperti apa pun.” Seo Joon tak kuasa saat melihat adiknya kembali terluka. “Kakak tidak tahu bagaim

  • My Dad CEO   Bab. 193

    Seo Joon menatap Nari dengan ratapan kesedihan. Ia menyandarkan tubuhnya pada pintu kamar Nari. Di tempat tidur Nari terlihat damai dan tenang. Seo Joon menghela napasnya lalu meninggalkan Nari yang terlelap.Seo Joon membuat segelas kopi untuk menemaninya, aromanya memberi ketenangan pada dirinya. Perlahan ia berjalan menuju jendela kaca yang besar terpasang di ruang tamu apertemennya. Ia menatap langit begitu mendung seakan hujan akan turun dengan deras. Seo Joon menyesap kopinya, ia begitu menikmati setiap kali kopi melewati lidah dan tenggorokan.Di sisi lain Marvel tengah berada di kafetaria rumah sakit. Pikirannya dipenuhi dengan awan mendung yang gelap. Marvel menyesap kopinya hujan pun turun membasahi bumi tiba-tiba buliran air mata berjatuhan tanpa terkendali.“Ah, kenapa ini?” Marvel mengusap air mata yang membasahi wajahnya. Ia menatap kaca, di sana ada bayangan wajahnya. Seketika Marvel menutup wajahnya dengan satu tangannya

  • My Dad CEO   Bab. 194

    Di ruang dokter Lukas senantiasa mendengarkan apa yang tengah dijelaskan oleh dokter. Setelah mendapat penjelasan penjelasan dari dokter tentang kondisi kaki Christian Lukas dapat bernapas dengan lega karena cedera yang didapat tidak terlalu parah.“Christian hanya perlu menggunakan gips di kakinya, dan jangan terlalu banyak membebani kakinya. Selebihnya semua baik-baik saja.” Perkataannya tegas, jelas, singkat dan padat. Sehingga Lukas dapat mengerti dengan cepat.“Sudah kukatakan, semuanya akan baik-baik saja.” Dokter Anand menepuk pelan bahu Lukas. Tiba-tiba ponsel Dokter Anand berdering. Ia melirik layar pnselnya.“Bangsal IGD?” Dokter Anand menjawab panggilan.“Dokter Anand. Conan Jiang jatuh pingsan.” Ia membelalakan kedua matanya, lalu melirik ke arah Lukas yang kebetulan menatap dirinya.“Baik, aku akan segera ke sana!” ujarnya sembari menutup teleponnya.“Ada apa?&rdq

  • My Dad CEO   Bab. 195

    Di bangsal IGD Conan tengah terbaring lemah, Claris begitu cemas hingga dia melupakan putranya Christian yang juga sedang sakit. Dari pintu masuk datang Lukas dengan wajah yang begitu cemas. Ia melihat Conan di ranjang, dan Clarisa duduk di sampingnya sembari memegang tangan kurus dengan jarum infus menacap. “Apa yang terjadi?” Lukas bertanya. Tetapi tak ada yang bisa menjawabnya. Lukas menatap Gerald tetapi, Gerald hanya menggelengkan kepalanya. Mereka tidak tahu apa yang telah terjadi pada Conan. “Suamiku,” Clarisa memanggilnya dengan mata yang telah berkaca-kaca. “Tenanglah,” Lukas memegang tangan Clarisa. Berusaha menenangkannya. Ia berbalik lalu mendekati Conan yang terbaring. “Conan,” Lukas berusaha memanggilnya dengan pelan di salah satu telinganya. Tetapi, tetap tidak ada jawaban. Di sisi lain dokter Anand sedang berbicara pada staf yang bertugas di bangsal IGD. Ia bertanya tentang apa yang terjadi pada Conan. Setela

  • My Dad CEO   Bab. 196

    Di koridor rumah sakit Seo Joon duduk termenung, ia mencoba menggali pikirannya. Kepalanya menengadah ke atas sembari memejamkan matanya lalu kambali menunduk.“Bagaimana aku bisa membiarkanmu menderita sendirian?” batinnya.Marvel berlari sekuat tenaga mencari keberadaan Seo Joon. Hingga akhirnya ia melihat Seo Joon menunggu sendirian. sejak awal ia berniat untuk menghampirinya. Tetapi, ia mengurungkan niatnya saat mendapati Seo Joon tengah terisak buliran air mata itu perlahan jatuh tanpa henti.“Seo joon!” seketika ia mengangkat kepalanya. Raut wajahnya dipenuhi kesedihan dan rasa bersalah.“Apa yang terjadi?” Marvel kembali bertanya padanya.“Nari... dia...” Seo Joon tak sanggup mengatakan apa yang terjadi pada Marvel.“Ada apa? Apa yang terjadi pada Nari?” Marvel semakin tidak sabar menunggu jawaban darinya.Seo Joon menghirup udara lalu mengeluarkannya, setelah s

Latest chapter

  • My Dad CEO   Bab. 224

    Kabar kematian Conan sudah tersebar pada keluarga maupun para sahabat Lukas. Bahkan Yo Han yang menghilang sejak setahun lalu pun mendengar kabar tentang putra sulung Tuan muda Jiang yang meninggal. Yo Han begitu kaget saat mendapat pesan dari salah satu orangnya yang mengatakan bahwa Putra sulung Lukas meninggal. Yo Han segera naik jet pribadinya untuk sampai ke Jincheng, sedangkan yang lainnya sudah berdatangan ke rumah duka. Lukas terduduk lemah di depan Altar ia bagaikan mayat hidup Lukas kehilangan gairah hidupnya. “Bagaimana dengan Clarisa apa dia sudah tahu tentang kabar Conan?” Joana begitu khawatir tentang mental Clarisa. “Lukas belum memberi tahunya, lagi pula Clarisa masih tidak sadarkan diri setelah menjalani operasi.” Sahut Gerald. “Aku tidak tahu bagaimana perasaan Lukas saat ini yang jelas itu sangatlah menyakitkan.” Raymond menatap iba pada Lukas yang terus memberi hormat pada setiap pelayat. Gerald mengedarkan pandangannya ia

  • My Dad CEO   Bab.223

    2 bulan penuh Conan berada di rumah sakit, Conan sendiri lebih tahu tentang kondisi tubuhnya ketimbang orang lain. Ia tetap berusaha seceria mungkin dan sesering mungkin ia tersenyum dan tertawa walau hanya gurauan yang garing. Ia terlihat lebih menikmati hidupnya. Conan di pulangkan karena ia ingin tinggal dan dirawat di rumah. Semua orang di mansion menyambutnya, kebahagian mulai menyelimuti keluarga Lukas karena Clarisa juga tengah mengandung anak ketiga Lukas. Orang-orang begitu bahagia begitu pula dengan Conan dan Christian yang akan menjadi calon kakak bagi adiknya saat lahir kelak. “Betapa beruntungnya dia saat lahir nanti sudah memiliki dua Kakak yang sangat tampan dan bisa diandalkan. Aku sangat iri padamu.” Ucap Joana saat berada di mansion. Clarisa hanya tersenyum tipis jika mengingat Conan yang mungkin tidak akan sempat melihat adik kecilnya lahir ke dunia. Lukas masih terus berusaha mencari-cari rumah sakit di luar negeri yang bisa menyembuhkan C

  • My Dad CEO   Bab. 222

    Di depan ruang IGD semua orang menunggu dengan cemas, saat dibawa ke rumah sakit Conan sudah kehilangan kesadarannya. Christian masih shock dengan apa yang menimpa Conan tubuhnya yang basah membuatnya menggigil. Karena terburu-buru mereka melupakan Athes dan juga Christian yang dalam keadaan basah kuyup. “Anakku, tidak apa-apa. Conan pasti baik-baik saja.” Clarisa mendekap Christian dengan rasa takut yang menyelimuti hatinya. “Sebaiknya kalian berdua berganti pakaian, Jay sudah membawakan pakaian ganti untuk kalian. Pergilah.” Athes dan Christian dibawa pergi oleh Jay sementara Lukas dan Clarisa amasih menunggu kabar tentang Conan. Kaca-kaca yang ada di mata Clarisa pecah begitu saja menyisakan luka bagi Lukas. “Apa ini akhirnya?” Clarisa bertanya dengan terbata-bata. “Berhenti bicara yang tidak-tidak. Kita belum tahu persis keadaannya. Jangan pesimis seperti itu pada hidup Putra kita.” Dokter yang bertugas di IGD datang menghampiri ke

  • My Dad CEO   Bab. 221

    Satu tahun setelah pernikahan Gerald dan Joana keduanya hidup bahagia bersama dengan malaikat kecilnya yang telah mengisi hari-hari keduanya. Suasana rumah Gerald begitu hangat kala suara tangis memenuhi seisi rumah. Walau Gerald sibuk dengan urausan pekerjaan ia tidak pernah mengabaikan putrinya yang belum genap setahun itu. Hari demi hari berlalu dengan begitu cepat tak terasa sudah satu tahun sejak Conan menjalani kemoterapinya. Bukannya semakin membaik kondisi Conan malah memburuk. Kanker yang awalnya stadium 2 kini telah menjadi stadium 3 semakin tipis harapan Conan untuk sembuh sepenuhnya. Clarisa sudah pasrah akan kondisi putra sulungnya setiap malam ketika tak ada seorang pun di kamar ia akan menangis hingga larut malam sampai Lukas pulang ke mansion. Christian yang selalu ceria kini berubah menjadi pendiam ia tak lagi banyak bicara, terkadang ia juga sering menangis di halaman belakang menangisi Conan yang tidak pernah sembuh. Setiap kali ia teringat bagaima

  • My Dad CEO   Bab. 220

    Gerald terdiam membeku ia bagaikan disambar petir di siang bolong saat mendengar pengakuan Joana gelas anggur yang ada di tangannya bahkan lepas dan terjatuh hingga pecahannya bertebaran dimana-mana. Gerald berdiri dari duduknya ia menatap Joana dengan penuh arti sedangkan Joana sendiri hanuya mampu menundukkan kepalanya ke bawah ia takut akan kenyataan jika Gerald tidak menerima kehadiran dah dagingnya sendiri.Hal yang selalu ditakutkan olehnya itu tidak pernah terjadi. Kaca-kaca di dalam mata Gerald telah menggenangi bola matanya yang coklat ia setengah berlutut sembari memegang tangan Joana.“Apa yang kau katakan itu benar adanya?”“Apa kau sedang mengandung anakku?”“Kau tidak bercanda bukan?” Gerald bertanya penuh pengharapan pada jawaban Joana.“Ya, aku mengandung Anakmu.” Ucapnya pelan.Ekspresi Gerald tidak terduga ia begitu bahagia kala mendengar kabar itu. Ia bahkan berjingkrak

  • My Dad CEO   Bab. 219

    Di pagi hari yang cerah Joana terbangun di dalam kamarnya, ia meraih bungkusan kecil dan membawanya masuk ke toilet dengan perasaan deg-degan Joana memberanikan dirinya untuk memeriksa dirinya sendiri. Joana membuka bungkusan test pack dengan tangan gemetar ia memasukannya dalam tempat yang sudah menampung urine nya sendiri. Belakangan ini Joana selalu merasa mual tiap pagi hari, ia juga tidak mendapatkan menstruasinya sudah dua bulan ini ia sedikit cemas. Joana memejamkan matanya ia sedikit takut dengan hasilnya, perlahan ia membuka matanya dan terlihat dengan jelas di alat tes kehamilan itu menunjukkan dua garis merah yang artinya dia positif hamil. Joana tentu saja bergembira akan hal itu namuan, sedetik kemudian ia kembali terdiam. Dirinya tidak tahu bagaimana reaksi Gerald setelah ia tahu bahwa dirinya telah mengandung darah dagingnya. “Bagaimana ini? Aku takut mengatakannya.” Joana berpikir cukup keras tentang apa yang harus ia katakan pada Gerald.

  • My Dad CEO   Bab. 218

    Selepas bersedih Lukas dan Clarisa turun secara bersamaan menuju meja makan karena sudah waktunya sarapan. Conan dan Christian sudah kembali dalam keadaan yang semula seakan tidak ada yang terjadi hanya mata sembab Christian yang tidak bisa berbohong. Dari arah lain Athes masuk menuju ruang tamu dengan membawa obat-obatan yang harus diminum oleh Conan ia meletakannya di meja ruang tamu tampak pemandangan yang sedikit menyakitkan bagi yang melihatnya. "Ayo, makanan sudah siap!" Lukas mengajak semua orang untuk menuju meja makan. Di sana telah banyak hidangan dari mulai makanan pembuka hingga makanan penutup ada di atas meja. Aroma masakan yang tercium semakin membuat orang menjadi lapar kala menghirupnya. Semua orang mulai berjalan menuju meja makan untuk menikmati hidangannya. “Makanlah yang banyak.” Lukas menaruh lauk pada mangkuk kedua putranya tanpa ada yang dibedakan. Christian tersenyum saat menerima lauk yang diberikan oleh ayahnya.

  • My Dad CEO   Bab. 217

    Hari telah berganti menjadi malam sepanjang perjalanan menuju mansion Conan hanya memejam kan matanya. Ia sudah terlalu lelah hari ini Lukas memandangnya dengan tatapan sendu. Sesampainya di mansion Clarisa telah menunggu kedatangan mereka berdua bersama Conan. Terlihat juga Athes ada di ruang tamu menemani Christian. “Apakah tidur?” Clarisa menghampiri Conan. Ia mengangkat sedikit kupluk yang menutupi wajahnya benar saja Conan sudah tertidur. “Ayah,” Christian berhambur memeluk pinggangnya. Lukas melihatnya dengan mengulas senyum hangat. “Bersabarlah, Ayah akan menidurkan Conan lebih dulu. Baru menemnimu sebentar.” Lukas mengusap puncak kepala Christian kemudian berlalu menuju lantai dua dimana kamar Conan berada. “Ibu,” Christian beralih memandang pada Clarisa yang berdiri. Clarisa segera menghampiri Christian ia berusaha menenangkannya. “Tidak apa-apa, Conan hanya kelelahan saja besok pagi ia akan bangun seperti biasanya.” Mendengar

  • My Dad CEO   Bab. 216

    Lukas berjalan dengan anggun menuju tempat Conan berada raut wajah yang tadinya tidak baik itu seketika berubah saat Conan mengulas senyum hangat padanya. Wajah pias itu masih kentara di antara senyum yang menghiasinya. Lukas semakin mendekati keberadaan Conan. Ia setengah berlutut di hadapan Conan. “Apakah sudah lebih baik?” “Eng,” Conan menganggukkan kepalanya pelan sebagai balasan dari pertanyaan Lukas. “Lalu apa kau masih ingin pergi memotong rambutmu?” Lukas kembali bertanya dengan suara yang sedikit bergetar. Senyum hangat itu kembali muncul di wajahnya tangan kecilnya menyentuh pipi Lukas terasa lembut dan begitu dingin saat disentuh olehnya, Lukas menatap matanya yang sendu. “Dingin sekali?” “Aku hanya sedikit kedinginan saja Ayah, tidak perlu dikhawatirkan!” Conan beranjak dari duduknya ia mencoba mencoba menarik tangan besar Lukas agar segera menuju tempat dimana ia akan memotong rambutnya. Lukas menguatkan hatinya lalu mengikuti kem

DMCA.com Protection Status