Malam itu Richie sudah berpakaian rapi, tentunya bersiap pergi ke rumah Aprilia guna memenuhi undangan dari bibinya itu.Kimi sendiri mengenakan gaun sederhana tapi tampak istimewa saat melekat di tubuh. Dia tidak ingin terlihat mencolok, seperti biasa karena tak ingin mengundang banyak perhatian, meskipun penampilan sederhananya pasti tetap akan mengundang perhatian.“Apa berpenampilan seperti ini sudah cukup?” tanya Kimi sambil menarik tepian gaun ke kanan dan kiri.Richie tersenyum melihat tingkah istrinya, kemudian mendekat dan langsung merengkuh pinggang sang istri, membuat Kimi begitu terkejut dengan yang dilakukannya.“Mau mengenakan apa pun, kamu tetap cantik,” ucap Richie memuji. “Bahkan tidak mengenakan apa pun juga cantik,” seloroh Richie kemudian.Tentu saja Kimi mencebik mendengar candaan sang suami, bisa-bisanya Richie menggodanya dengan cara seperti itu.“Sudah, jangan menggombal. Kita berangkat sekarang, atau bibimu akan menggerutu jika kita telat,” ujar Kimi mengajak
Richie menatap tajam ke Aprilia, dia tahu jika bibinya pasti sengaja menjegal kaki Kimi. Namun, Richie masih memikirkan harga diri Aprilia, sehingga tak mengamuk di sana, terlebih ada Nova dan kakaknya juga.Aprilia memalingkan wajah, bahkan berpura-pura bicara dengan Lily seolah tak melihat apa yang sedang terjadi. Lily sendiri langsung menenggak minuman yang dipegang, dalam hatinya menertawakan Kimi yang hampir terjungkal.“Kamu tidak apa-apa?” tanya Richie sambil menatap Kimi yang berada di dekapan.Kimi menggeleng kepala pelan, memaksakan senyum agar suaminya tidak cemas. Richie sekali lagi melirik Aprilia, sebelum kemudian mengajak istrinya menjauh dari sang bibi.Nova, Daniel, dan Ghea melihat Richie yang mendekat bersama Kimi. Hingga Ghea melihat wajah Kimi yang sedikit merah karena seperti ingin menangis.“Aku mau ke kamar mandi sebentar.” Pamit Kimi ke Richie.“Mau aku temani?” tanya Richie yang cemas.Kimi menggelengkan kepala, kemudian memilih pergi sendiri. Dia ingin menan
Hari itu Kimi pergi ke rumah Sara, di sana ada Mina dan Segara juga Biru karena Kimi memang meminta saudara tirinya itu untuk datang dan bertemu.Kimi dan Mina duduk di tepian kolam ikan koi milik Faraj, berbincang sambil mengawasi Segara dan Biru yang sedang bermain.“Semalam aku dan Richie pergi ke pesta bibinya, apa kamu tahu yang terjadi?” tanya Kimi. Tangannya terlihat berada di atas air, menggerakkan jari seolah sedang memberi aba-aba ke ikan koi di sana.Mina memandang Kimi, bisa menebak apa yang terjadi dengan saudaranya itu hanya dari membaca raut wajah Kimi.“Mereka membully mu lagi?” tanya Mina menebak.Kimi mengangguk-angguk, kemudian menghela napas kasar.“Ya, semalam bibinya seperti sengaja menghalangi langkahku hingga aku hampir terjatuh, tampaknya dia memang ingin mempermalukan setiap bertemu denganku,” kata Kimi dengan wajah lemas.Mina tidak tega melihat Kimi yang selalu saja dibully dan dihina, tak mengerti kenapa keluarga Richie selalu bersikap demikian.“Aku rasa
Pagi itu Richie sudah berpakaian rapi, bersiap pergi ke perusahaan seperti biasa. Kimi pun sama, sudah siap dan kini berada di meja makan menyiapkan sarapan.“Rich, apa kamu belum selesai? Nanti kesiangan!” teriak Kimi karena Richie tak kunjung keluar dari kamar untuk sarapan.“Iya ini aku keluar,”Richie keluar dari kamar, lantas menghampiri sang istri yang siap sarapan bersama.Melihat suaminya yang datang dengan pakaian rapi, membuat Kimi langsung berdiri hingga berhadapan dengan Richie. Kimi meraih dasi sang suami, kemudian merapikan ikatan yang kurang rapi.“Kenapa ikatan dasinya tidak rapi,” kata Kimi dengan gerakan tangan lihai membetulkan dasi suaminya.“Sengaja biar kamu perhatian,” balas Richie dengan nada candaan.Kimi melirik suaminya dan melihat senyum di wajah pria itu, sebelum kemudian mencebik dan mengangsurkan tangan di permukaan dasi Richie.“Sudah,” ucap Kimi memperhatikan dasi sang suami.“Aku buru-buru tadi karena kamu panggil, takut istriku marah kalau terlambat.
Malam itu Kimi mengenakan dress yang baru saja dibelinya untuk acara pesta di perusahaan Richie. Dia sengaja membeli gaun dibantu Mina, tidak ingin lagi sampai penampilannya dihina oleh Aprilia. Kali ini Kimi hendak melawan Aprilia, sesuai dengan apa yang dikatakan oleh saudarinya. Kimi tak ingin lagi dihina dan terus diinjak oleh bibi Richie, sedangkan Nova dan suaminya saja tidak mempermasalahkan tentang dirinya yang bersikap biasa. Richie baru saja keluar dari kamar ganti, hingga melihat sang istri yang mengenakan gaun begitu cantik dan melekat sangat pas di tubuh.“Kamu sangat cantik sekali malam ini,” puji Richie sambil mendekat ke arah Kimi.Richie bahkan memeluk istrinya dari belakang, kemudian mengecup pundak Kimi yang sedikit terbuka.“Rich, apa menurutmu gaun itu terlalu terbuka?” Tiba-tiba Kimi menjadi tidak percaya diri karena dipuji suaminya.“Tidak,” kata Richie, “gaun ini sangat cocok denganmu,” imbuhnya.“Aku sangat takjub melihat penampilanmu malam ini, Kimi.” Richi
Aprilia merencanakan untuk menjebak Richie agar terpaksa menikahi Lily. Lily yang sudah terlanjur menyukai Richie pun tidak memikirkan akibat yang akan diterima.Setelah Lily pergi untuk mengurung Kimi bersama karyawan yang dibayar Lily untuk mengajak Kimi pergi. Aprilia menuangkan sesuatu ke minuman Richie, tentu saja minuman itu yang nantinya akan membuat Richie terjebak dan pada akhirnya mau tidak mau menikahi Lily, atau begitulah pemikiran Aprilia.“Richie, minum.” Aprilia menawari Richie minuman yang sudah terkontaminasi dengan obat.“Tidak Bi,” tolak Richie meski sedang tidak memegang gelas.Aprilia tidak bisa membiarkan rencananya gagal, hingga mencari cara untuk membujuk Richie agar mau meminum minuman yang dibawanya.“Rich, Bibi tahu jika selama ini sering membuat kesalahan kepadamu dan istrimu. Apakah Bibi tidak layak meminta maaf, hingga kamu menolak menerima minuman dari Bibi sebagai tanda maaf,” ucap Aprilia dengan memasang wajah penuh penyesalan.Richie begitu terkejut m
Ruangan pesta yang seharusnya dipenuhi dengan tawa, kini terasa begitu menegangkan karena perdebatan antara Kimi dan Aprilia.Nova, Daniel, dan keluarga lain yang melihat kerumunan orang serta mendengar suara lantang Aprilia pun memilih mendekat, hendak melihat apa yang sedang terjadi.“Ayo Bibi, minum!” perintah Kimi sambil menyodorkan gelas yang tadi direbutnya dari Richie.Richie pun menunggu pembuktian, siapa di sini yang benar-benar telah berbohong. Namun, Richie tetap yakin jika istrinya pasti bicara jujur.Aprilia menelan ludah susah payah, andai saja bisa ingin sekali kabur dari sana. Namun, Jika Aprilia melakukannya, maka akan membuktikan jika dia salah, tapi jika meminum minuman itu, Aprilia pasti akan semakin malu.“Ada apa ini?”Di saat kebimbangan sedang mendera, Nova datang dan dianggap sebagai penyelamat oleh Aprilia.“Nov, lihat kelakuan menantumu!” Aprilia langsung mengadukan Kimi ke Nova.Nova bingung dengan yang terjadi hingga mengakibatkan keributan, sampai memanda
Kimi mengajak Nic ke klinik perusahaan, hingga keduanya melihat Mina yang berjaga di sana bak pengawal profesional.“Mina!” Nic sejak tadi kebingungan mencari sang istri, tapi ternyata istrinya santai-santai di sana.“Kak Nic.” Mina awalnya bersandar di pintu, lantas menegakkan badan begitu melihat Nic dan Kimi.“Bagaimana, Lily aman di dalam?” tanya Kimi sambil menunjuk pintu dengan dagu.“Aman.” Mina membuat gerakan dengan tangan jika semua terkendali.Lily awalnya terus berteriak-teriak meminta dikeluarkan, tentu saja tidak ada yang mendengar teriakan wanita itu selain Mina, karena ruang pesta berisik dengan musik dan tamu yang asyik berbincang.Mina membuka pintu klinik, hingga Kimi, Mina, dan Nic melihat Lily yang terduduk di lantai dengan wajah cemberut juga penampilan begitu berantakan. Kimi mendekat dengan cepat, kemudian sedikit kasar meminta Lily untuk bangun.Mina mengeluarkan ponsel, mereka hendak merekam pengakuan Lily sebagai bukti jika Aprilia mengelak.“Apa maksudmu in
Malam itu rumah Richie terlihat ramai dengan pria dan wanita yang berpakaian pelayan, rapi dan seragam. Mereka tampak mondar-mandir mengeluarkan makanan juga minuman kemudian menatanya di meja-meja yang terdapat di ruang tamu yang disulap menjadi tempat pesta.Richie dan Kimi ternyata merayakan Anniversary pernikahan mereka yang ke 19. Mereka kali merayakan dengan cara hal yang tidak biasa karena Richie ingin menyenangkan Kimi.“Hati-hati membawa kuenya.” Seorang pelayan terlihat mengomando beberapa pelayan pria yang sedang membawa masuk kue anniversary Kimi dan Richie.Kue dengan tinggi satu meter itu, terlihat cukup mewah dan indah.Orang-orang di sana sibuk ke sana-kemari mengatur tempat pesta itu, mereka harus sudah siap sebelum tamu undangan datang.Di kamar, Kimi baru saja selesai berdandan. Wanita itu terlihat masih cantik dan anggun di usianya saat ini.“Kamu sangat cantik.” Puji Richie sambil memeluk Kimi dari belakang.“Aku memang cantik sejak dulu, jangan merayu,” balas kim
Hari itu Kimi pergi ke tempat Sara, entah kenapa dia ingin sekali datang ke sana setelah beberapa hari ini keluar kota dan sibuk dengan pekerjaan. Dia juga sekalian ingin memberikan oleh-oleh yang dibelinya saat pergi bersama Richie.“Tumben kamu pagi-pagi sudah ke sini, ga ke rumah sakit?” tanya Sara saat melihat Kimi datang sendiri.“Habis ini mau ke rumah sakit, tapi aku memang sengaja ingin mampir ke sini,” jawab Kimi.Kimi masuk dan meletakkan barang bawaannya ke meja makan, sedangkan Sara memperhatikan apa yang dibawa putrinya itu.“Kamu bawa apa?” tanya Sara.“Kemarin aku ikut Richie ke luar kota karena ada urusan bisnis, aku belikan sedikit oleh-oleh buat Mami sama Papi,” jawab Kimi kemudian merekahkan senyum.Sara senang karena Kimi masih memberinya banyak perhatian meski sibuk dengan urusan keluarga dan pekerjaan.Kimi merangkul lengan Sara, lantas mengajak sang mami berjalan menuju sofa. Dia hendak bermanja ke sang mami, meski sadar jika sudah bukan lagi anak-anak.Kimi me
“Kamu seharusnya tidak seperti itu, Sya.”Richie bicara setelah Kimi pergi, ditatapnya Marsha yang terlihat tidak merasa bersalah sama sekali.“Tidak seperti itu apa sih, Pi? Bukankah aku sudah bilang jika memang punya pacar, papi dan mami juga tidak protes. Kenapa sekarang marah?” Marsha tidak mau disalahkan soal dirinya yang pergi berpacaran.“Mami dan Papi memang tidak protes kamu berpacaran, tapi bukan berarti kami akan diam kalau kamu berbohong. Mamimu hanya mempermasalahkan kenapa kamu berbohong, apa karena kini punya pacar, jadi membuatmu juga suka berbohong?” Richie bicara sambil menatap tajam Marsha, agar putrinya itu tahu kalau dirinya tidak bercanda.Marsha terlihat bingung mendengar ucapan ayahnya, hingga kemudian membalas, “Aku ‘kan takut kalau kalian marah.”“Sekarang kami semakin marah karena sikap kamu ini. Kamu tidak memikirkan perasaan dan kecemasan kami, Sya. Misal kamu berbohong pergi bersama Zie, tapi kenyataannya tidak, lalu terjadi sesuatu kepadamu, kami bisa ap
Marsha sangat terkejut melihat Kimi yang berjalan cepat ke arahnya bersama sang ayah. Baru saja Kimi berkata kalau masih di luar kota, bagaimana bisa sekarang sudah berada di sana.“Mati aku,” gumam Marsha ketakutan.Andro terlihat bingung melihat Marsha yang ketakutan, hingga menoleh ke arah Marsha memandang dan melihat orangtua Marsha yang sedang mendekat.“Ndro, kamu kabur saja dulu. Takutnya Mami nanti ngamuk! Perintah Marsha sambil mendorong lengan Andro agar segera pergi meninggalkan dirinya.Andro panik saat Marsha memintanya pergi, dia pun berpikir untuk kabur agar tidak mendapatkan masalah.“Baiklah, kamu tidak apa-apa menghadapi kedua orangtuamu sendirian?” tanya Andro yang sudah bersiap pergi.“Tidak apa-apa, buruan sana!” Marsha mendorong tubuh Andro agar segera pergi.Andro pun akhirnya pergi sebelum Kimi dan Richie sampai di sana. Namun, dia pun berjalan seolah sedang menikmati suasana car free day dan tidak berlari karena takut mencurigakan.Kimi menyipitkan mata saat
Kimi benar-benar kebingungan karena Marsha pergi tanpa izin dan berani berbohong. Dia pun akhirnya mencoba menghubungi Zie untuk bertanya apakah Marsha ada di sana.“Halo, Zie.”“Halo, Tan. Ada apa Tan pagi-pagi telepon?” tanya Zie dari seberang panggilan.“Zie, apa Marsha ada di rumahmu?” tanya Kimi dengan wajah panik.“Enggak Tan,” jawab Zie jujur. “Memangnya Marsha bilang kalau mau ke sini?” tanya Zie balik.Kimi langsung memegangi kening saat mendengar jawaban Zie, kepalanya berdenyut ngilu karena putrinya pergi entah ke mana.“Tidak, ya sudah Zie. Makasih infonya,” ucap Kimi kemudian mengakhiri panggilan itu.“Bagaimana?” tanya Richie saat melihat Kimi sudah selesai bicara dengan Zie.“Dia tidak ada di tempat Zie,” jawab Kimi semakin merasa kepalanya pening. “Kita harus mencarinya, Rich.” Kimi pun mengajak Richie untuk mencari Marsha.Di sisi lain. Marsha sedang jalan-jalan bersama Andro di car free day. Gadis itu hanya memanfaatkan kesempatan saat kedua orangtuanya pergi, Marsha
Setelah urusan pekerjaan selesai, Richie pun menepati janji untuk mengajak Kimi jalan-jalan. Seperti sore itu, keduanya pergi ke tempat bernama Kota Lama, di mana banyak bangunan tua dari zaman penjajahan, terjaga dengan baik sampai sekarang. Kimi berjalan sambil merangkul lengan Richie, melangkah sambil menikmati bangunan di sana.“Beli itu, Rich.” Kimi menunjuk ke arah pedagang yang berjualan di luar area kota lama.Pedagang kaki lima yang menjajakan jualannya dengan cara berkeliling, penjual itu kini sedang berhenti karena ada yang beli.“Apa itu higienis? Bagaimana kalau makanan yang dibuat itu tidak sehat?” tanya Richie cemas.Kimi mencebik lantas menoleh suaminya, wajahnya cemberut seperti anak kecil yang sedang merajuk.“Kalau mikirnya ke sana, kita tidak akan menikmati apa yang ada. Pasrah saja, misal ga higienis terus sakit, ya nasib,” ujar Kimi karena terlanjur ingin mencoba jajanan yang dijual di sana.Richie sudah tidak bisa berkata-kata, hingga akhirnya menuruti keinginan
Kimi dan Richie pergi ke Semarang sesuai jadwal yang sudah ditentukan, meninggalkan Marsha di rumah tanpa pengawasan karena mereka percaya jika putrinya sudah tidak melakukan hal aneh-aneh lagi seperti dulu.Begitu tiba di kota itu, Kimi dan Richie langsung pergi ke hotel tempat mereka akan menginap selama di sana, juga hotel itu nantinya akan jadi tempat pertemuan rapat antara Richie dan perusahaan yang akan bekerjasama dengan pabriknya.“Mungkin dua hari ini aku akan disibukkan dengan rapat dan juga peninjauan lokasi pembangunan pabrik, apa kamu tidak apa-apa misal belum bisa ke mana-mana?” tanya Richie sambil menatap Kimi yang sedang memasukkan koper ke lemari.Kimi menoleh, lantas menggelengkan kepala pelan. “Tidak apa-apa, yang penting bisa refreshing.”**Richie langsung dihadapkan dengan rapat di sore hari, sedangkan Kimi memilih berada di kamar menunggu Richie rapat. Mereka berniat makan malam di luar setelah Richie selesai rapat.Kimi menyalakan televisi yang ada di kamar hot
“Aku ada urusan bisnis ke luar kota selama beberapa hari.”Richie yang baru saja pulang dan kini sedang melepas manik kemejanya, langsung mengungkapkan perjalanan bisnis yang harus dilakukannya.“Ke mana?” tanya Kimi.“Ke Semarang,” jawab Richie.Kimi terlihat berpikir, kemudian kembali memandang Richie.“Berapa hari?” tanya Kimi kemudian.“Mungkin lima atau enam hari. Soalnya mau peninjauan lokasi pabrik baru di sana,” jawab Richie.Kimi tiba-tiba bangun dari duduknya, lantas berjalan dengan cepat ke arah Richie berdiri.Richie mengerutkan dahi, menatap Kimi yang tersenyum-senyum.“Kenapa kamu tersenyum seperti itu?” tanya Richie dengan satu alis tertarik ke atas.“Rich, aku boleh ikut nggak?” Kimi bicara dengan manja, bahkan memainkan jari di dada suaminya.Richie merasa aneh karena Kimi mau ikut, tapi kemudian tersenyum dan mengangguk.“Boleh, sekalian honeymoon lagi. Kita sudah lama tidak pergi bersama,” ujar Richie, dia ingin memanfaatkan waktu bersama.Kimi mengangguk-angguk set
Hari itu Nova mengadakan pesta di rumahnya. Richie, Kimi, dan Marsha pun hadir di pesta itu. Banyak teman Nova yang datang, termasuk teman Nova yang ingin menjodohkan cucunya dengan Marsha.“Richie, Kimi, ini Cantika teman Mama.” Nova memperkenalkan temannya.Richie dan Kimi tentunya bersikap sopan dengan menyapa dan memperkenalkan diri.“Ini Jeremy. Cucunya Cantika.” Nova lantas memperkenalkan seorang pria yang berdiri di samping temannya.“Dia itu yang Mama ceritakan kemarin dan mau Mama jodohkan sama Marsha,” bisik Nova ke telinga Richie.Richie langsung menoleh sang mama karena kembali membahas masalah perjodohan Marsha.“Selamat malam, Om, Tante.” Jeremy menyapa dengan sopan, sedikit membungkukkan badan untuk memberi hormat.Kimi sedikit terkesima dengan sikap Jeremy yang ramah dan sopan, jarang ada pria seumuran Jeremy yang bisa menghargai orang yang lebih tua darinya.Setelah berkenalan, Richie meminta bicara berdua dengan Nova, sedangkan Kimi memilih menemani Cantika dan Jerem