Share

Ch. 173

Author: Selfie Hurtness
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

“Mi, serius ini nggak terlalu mewah, Mi?” Sisca tentu terkejut, hari ini dia terbang ke Jakarta khusus untuk fitting gown pengantin untuk acara resepsinya.

Berbeda dengan gown untuk pemberkatan, gown resepsinya ini didesain dan dijahit sendiri oleh desainer kenamaan yang wajahnya sering wara-wiri di televisi. Ballgown yang menempel di tubuh Sisca itu begitu besar, macam gaun para Princess Disney yang sering dia lihat film-nya. Bertabur kristal swarovsky yang membuat gaun itu begitu berat.

Nampak mata dan wajah Linda berbinar cerah, menatap Sisca dari atas sampai bawah sambil berdercak kagum.

“Perfect banget! Jos!” komentarnya dengan raut wajah bahagia.

“Ntar kurangnya apa nih, Jeng, bilang aja. Aku tambahin nanti.” Timpal desainer itu sambil tersenyum. “Khusus buat Jeng Linda deh nanti aku jahit sendiri pakai tangan!”

Sisca hanya meringis mendengar percakapan itu. Kurang? Bagi Sisca ini sudah sangat berlebihan sekali! Sangat mewah dan seumur h

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Putrii Suryanii
Tuhh kan jadi makin penasaran apa jawaban maminya menerka"
goodnovel comment avatar
Sukmawati Dewi
Terkadang tanpa kita sadari..di sudut hati masih tersimpan dengan baik janji yang pernah kita ucapkan pada orang yang kita cintai dulu..tanpa pernah terusik..diam..menepi..sendiri..hanya dengan begitu kita bisa menjaganya tanpa pernah melakukannya.
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • My Crazy Boss (Indonesia)   Ch. 174

    Senyum Sisca mengembang ketika melihat sosok itu sudah berdiri menantinya. Arnold yang masih mengenakan celana bahan dan kemeja warna biru muda itu pun tersenyum begitu lebar. Merentangkan tangannya begitu Sisca melangkah mendekati.“Nggak ada peluk-peluk di sini!” salak Sisca galak sambil menempis lengan Arnold yang terentang. “Lagian pegi belum ada sehari aja kayak setahun nggak ketemu!”Arnold mencebik, “Ya ... tahu sendiri, kan, aku paling nggak bisa jauh dari kamu? Makanya tadi aku protes ke mami pas nyuruh kamu nginep. Nggak ada nginep-nginepan! Ntar sapa yang ngelonin aku?”Sisca mencibir, mencubit lengan lelaki itu dengan gemas lalu melangkah lebih dulu meninggalkan Arnold yang kontan setengah berlari mengejar langkah Sisca.“Kamu itu kebiasaan!” protes Arnold sambil bersungut-sungut. “Gimana tadi fitting-nya? Lancar?”Sisca tersenyum, menoleh dan mengangguk pelan sebagai jawaban d

  • My Crazy Boss (Indonesia)   Ch. 175

    Sisca tengah mengikuti gladi bersih untuk acara pernikahannya besok ketika tiba-tiba rasa mual itu datang bersamaan dengan terhidangnya beberapa camilan basah di meja.Ia sontak bangkit, setengah berlari menuju luar ballroom ketika sudah tidak sanggup lagi menahan mual yang mendera. Arnold yang melihat itu langsung berdiri, mengejar langkah Sisca yang tergesa-gesa.Tak perlu menunggu lama, semua isi perut Sisca sontak keluar begitu ia sampai di dalam toilet. Ia jongkok sambil memegang rambutnya agar tidak terkena segala macam yang keluar dari mulutnya."Sayang? Kamu kenapa, hey?" Arnold ikut jongkok, memijit tengkuk leher Sisca dengan wajah memucat.Sisca tidak menjawab, masih serius mengeluarkan isi perutnya. Rasanya benar-benar seperti diaduk dan dia sudah tidak sanggup lagi."Sis? Kenapa sih? Jangan bikin aku panik, Sayang!" Arnold benar-benar tidak tahu harus berbuat apa, wajahnya pucat dengan keringat yang mengucu

  • My Crazy Boss (Indonesia)   Ch. 176

    "HAH? HAMIL?" Dirly yang kini sudah beres urusan kuliahnya dan kembali pulang ke Indonesia itu sontak berteriak sambil melotot begitu mendengar kabar yang sang om sampaikan. "SIAPA YANG HAMIL, OM?"Gunawan menepuk gemas punggung sang keponakan. Hampir saja ia terlonjak kaget mendengar teriakan Dirly."Ya Sisca-lah, Ly! Masa iya tantemu hamil lagi, sih?" jawab Gunawan yang masih menatap gemas ke arah sang keponakan kesayangan."Bukan main!" desis Dirly sambil geleng-geleng kepala."Jangan dicontoh! Main aman kau kalau kuda-kudaan sama cewekmu itu!" sebuah nasehat tak baik keluar dari mulut Gunawan, membuat Dirly sontak terbahak."Tenang Om, tiap main pakai dobel kok! Dijamin anti bocor!" gumam Dirly santai yang berujung dengan melayangnya tangan Gunawan menjewer telinga sang keponakan.Dirly berteriak kesakitan, tepat di saat Linda melangkah mendekati mereka berdua."Astaga! Ini kenapa sih?" ia melepaskan tangan Gunawan yan

  • My Crazy Boss (Indonesia)   Ch. 177

    Hari ini!Hari ini adalah saatnya! Sisca sudah duduk di depan cermin rias besar dengan banyak sekali lampu. MUA yang dipilih mami mertuanya pun bukan sembarang MUA. Selain jam terbangnya yang sudah begitu tinggi, jangan lupa bahwa MUA satu ini adalah andalan dari beberapa artis ternama.Sudah sejak subuh tadi wajah Sisca dia sapu dengan berbagai macam produk makeup kenamaan. Produk yang seumur-umur belum pernah menempel di wajah Sisca.Tampak sejak tadi suasana kamarnya begitu sibuk dan ramai. Beberapa menyiapkan gaunnya, aksesoris dan masih banyak lagi yang harus dilakukan para kru untuk membuat hari bahagia Sisca ini terwujud dengan sempurna."Ngantuk?" tanya sosok itu sambil tersenyum ketika Sisca beberapa kali menguap."Dikit, Kak. Kemarin nggak bisa tidur." jawab Sisca apa adanya.Dia memang tidak bisa tidur semalam. Selain karena harus kembali briefing dan gladi bersih, dia harus pasrah dan rela diceramahi panjang lebar oleh sang

  • My Crazy Boss (Indonesia)   Ch. 178

    Arnold membiarkan dia orang asisten dari Taylor yang mengurusi semua keperluan tuxedo-nya untuk hari besarnya. Arnold tersenyum menatap bayangan dirinya, dia sama sekali tidak menyangka bahwa kemudian dia akan mengenakan tuxedo untuk mengucap janji sehidup semati dengan wanita yang menjadi pilihannya."Congrats, Ko! Kawin juga kau akhirnya! Mana langsung jadi bapak lagi!" Gumam Dirly yang tiba-tiba muncul sambil menepuk bahu Arnold dengan sedikit keras. Arnold tertawa, menepuk punggung Dirly dengan lebih keras. Membuat lelaki itu sontak mengusap punggungnya dengan bibir mengerucut. "Jangan ditiru, nggak baik!" Arnold tersenyum kecut, kembali menatap bayangan dirinya di cermin. Ini acara spesial seumur hidup sekali dalam hidup Arnold, tentu dia tidak ingin ada yang terlewat. Dia ingin semuanya sempurna dan sangat berkesan. Dari ujung rambut hingga ujung kaki, semuanya sudah oke! Membuat senyum puas itu tersungging di wajah Arnold. "Lu

  • My Crazy Boss (Indonesia)   Ch. 179

    Terlihat jelas tangan Arnold tremor luar biasa ketika menyematkan cincin itu di jari manis Sisca, hal yang membuat Sisca lantas mengulum senyum dan mati-matian menahan tawa. Setelah cincin dengan batu berlian itu melingkar dengan begitu cantik di jari manisnya, Sisca meraih cincin yang lain, menyematkan benda itu di jari Arnold dengan begitu hati-hati.Sisca mendongakkan wajah, mata mereka bertemu membuat senyum lantas merekah di wajah keduanya. Bisa Sisca lihat wajah itu mendekat, membuat Sisca memejamkan mata ketika kemudian kecupan itu mendarat di dahi Sisca dengan begitu lembut.Sebuah ciuman tanpa nafsu, ciuman yang begitu lembut dan seolah menggambarkan bagaimana Arnold begitu mencintai Sisca. Arnold perlahan-lahan menarik wajahnya menjauh, menatap Sisca dengan sorot mata yang begitu lembut."Hai istriku, selamat datang di perjalanan baru kita. Are you ready, Hon?" bisik Arnold dengan begitu lirih, dia tahu puluhan pasang mata itu tengah menatap mere

  • My Crazy Boss (Indonesia)   Extra Part 1

    Sisca berdercak kagum melihat betapa indah rumah yang papi-mami mertua hadiahkan untuk mereka. Rumah dua lantai itu begitu mewah. Bangunan hampir mirip dengan bangunan rumah keluarga Argadana di Jakarta. Kental dengan arsitektur Eropa. Arnold tersenyum penuh arti, merangkul pundak sang istri yang begitu cantik dengan dress motif bunga berwarna cerah.Semenjak mereka menikah dan Sisca hamil, dia tidak diperbolehkan Arnold memakai celana jeans dan mengganti celana-celana itu dengan dress casual yang tidak hanya aman dan nyaman untuk ibu hamil macam Sisca, tetapi juga membuat penampilan Sisca jadi lebih manis dan cantik."Suka?" tanya Arnold yang tahu betul, istrinya nampak begitu terkejut dengan hadiah apa yang orang tuanya berikan ini."Banget!" jawab Sisca apa adanya. "Tapi ini serius nggak kebesaran?" Sisca menoleh, menatap ragu ke arah sang suami.Arnold sontak membelalakkan mata, tawanya pecah melihat betapa Sisca begitu polos dan masih sangat

  • My Crazy Boss (Indonesia)   Extra Part 2

    "Sayang! Ayolah!" Sisca terus merengek dan bergelayut manja di bahu Arnold yang baru saja pulang kerja. Ada sesuatu yang begitu dia ingin sampai merengek-rengek macam anak kecil pada Arnold yang baru saja tiba di rumah."Astaga! Harus banget sekarang? Besok aja, ya?" Arnold mengendurkan dasinya, berusaha membujuk Sisca yang perutnya sudah lebih besar."Capek ya? Nanti aku pijitin deh." rayu Sisca sambil mengedipkan sebelah mata dengan manja.Arnold tersenyum, mengelus lembut pipi sang istri sambil menatap matanya dengan begitu serius."Bukan soal capek, Sayang. Masalahnya jam segini cari rujak buah di mana?" itu yang jadi masalah, bukan karena dia lelah sehabis kerja atau apa. Kalau pun lelah, demi Sisca dan calon anak mereka, apapun akan Arnold lakukan."Coba deh ke Hypermart, kali aja ada!" Sisca tidak menyerah, membuat Arnold lantas menghela napas panjang dan mengangguk pelan."Oke! Pergi sekarang kalau gitu!"

Latest chapter

  • My Crazy Boss (Indonesia)   Extra Part 9

    "Dahlah, fix namanya Albert!" Putus Arnold yang sontak membuat Linda mencak-mencak. "Eh ... Kenapa bisa jadi Albert? Jauh banget dari deretan nama yang kita bahas, Ar!" Protes Linda sambil membelalakkan mata. "Kan papanya Arnold, anaknya Albert. Dah gitu aja!" Gumam Arnold kekeuh lelah membahas nama untuk anaknya. Sejak tadi muter-muter malah jadi membahas silsilah keluarga kerjaan Inggris. Mana Arnold kenal sama mereka semua? Gunawan tersenyum, ia terlempar kembali pada masa sekarang. Ia hanya diam menyimak keributan yang sejak tadi terjadi. Sambil menikmati kenangan yang bisa dibilang sedikit kelam. Papanya setuju jika memang Linda adalah gadis yang Gunawan bidik hendak dinikahi. Tetapi keluarga Hartono bukan tipe orang yang suka jodoh menjodohkan. Dandi Hartono juga terkenal orang yang rendah hati. Apakah mereka akan setuju jika tiba-tiba Jamhari Argadana datang hendak meminta anak gadisnya untuk dijodohkan dengan Gunawan? Terlebih dengan kondisi Lin

  • My Crazy Boss (Indonesia)   Extra Part 8

    "Bagusan juga William, Ar!" Linda tidak cocok dengan nama David yang hendak Arnold gunakan. Entah kenapa Linda lebih suka dengan William. Bayangan putera mahkota calon penerus kerajaan Inggris, Pangeran William Philip Artur Louis itu tergambar dalam ingatannya. Arnold sontak garuk-garuk kepala. Sisca belum kembali dari ruang pulih sadar, kini mereka berlima berkumpul di ruangan membahas nama yang akan diberikan kepada jagoan kecil penerus trah Argadana itu. Mereka begitu sibuk berdiskusi hingga tidak sadar satu dari mereka malah terlempar jauh dalam kenangan masa lalu. Gunawan terpekur di tempatnya duduk. Matanya menatap lelaki yang beberapa rambutnya sudah memutih itu. Lelaki yang dulu bahkan mungkin hingga sekarang masih ada di hati sang istri. Lelaki itu begitu baik. Gunawan akui itu. Burhan lelaki yang tangguh, gentle dan berhati besar yang pernah Gunawan temui. Dari sorot mata yang begitu teduh itu, Gunawan bisa lihat bahwa dia masuk dala

  • My Crazy Boss (Indonesia)   Extra Part 7

    Gunawan dan Linda masih berharap-harap cemas di ruang tunggu yang ada di depan ruang operasi ketika dua orang itu melangkah mendekati mereka dengan begitu tergesa. Mereka kompak menoleh, besan mereka rupanya yang datang, membuat keduanya lantas tersenyum dan bangkit guna menyambut mereka. "Gimana Pak? Operasinya belum selesai?" Tanya Burhan seraya menjabat tangan Gunawan dan Linda bergantian. Wajah itu nampak begitu panik. "Belum, Pak. Mungkin sebentar lagi." Jawab Gunawan sambil mempersilahkan Burhan duduk. Burhan lantas duduk tepat di sisi Gunawan, sementara Retno duduk di sebelah Linda. Wajah mereka berempat begitu panik dan risau. Menantikan kabar mengenai bagaimana kelanjutan dari prosedur operasi yang harus Sisca jalani.Mereka berempat nampak saling berbincang dan berbagi kabar hingga suara derit pintu itu lantas membungkam mereka bersamaan. Pandangan mereka tertuju pada pintu. Nampak Arnold melangkah keluar dengan wajah memerah, diikuti

  • My Crazy Boss (Indonesia)   Extra Part 6

    Ruangan itu begitu dingin, sangat dingin sekali dan jangan lupa bahwa Sisca tidak mengenakan pakaian apapun kecuali baju operasi berwarna biru yang melekat di tubuhnya saat ini. Rambutnya tertutup nurse cap, kateter sudah terpasang dan jangan lupa selang infus. Ia terbaring di ruang tunggu, menanti di dorong masuk dan kemudian semua tindakan itu akan dia jalani. Sedikit banyak Sisca sudah membaca perihal apa itu sectio caesarea. Dia sudah banyak mencari tahu di blog-blog konsultasi kesehatan dengan tenaga medis. Membaca prosedur hingga efek apa saja yang akan dia alami pasca operasi itu akan dilakukan. Ah! Tidak perlu mengingat-ingat apa-apa saja perihal sectio caesarea! Bukankah setelah ini Sisca akan mengalaminya secara langsung? Dia akan menjalani operasi guna membantunya melahirkan janin yang sudah dia kandung sembilan bulan lamanya. Sosok yang sudah begitu ingin Sisca temui dan bawa dalam gendongan. Pintu terbuka, membuat Sisca mendongak dan meliha

  • My Crazy Boss (Indonesia)   Extra Part 5

    Burhan tengah mengajar ketika ponselnya berdering cukup nyaring. Ia menatap mahasiswanya satu persatu lalu melangkah menuju meja guna meraih benda itu. Matanya membelalak ketika Arnold yang ternyata meneleponnya sepagi ini. Pikiran Burhan sontak buyar, bayangan Sisca dengan perut membesarnya langsung otomatis tergambar dengan begitu jelas di dalam otak Burhan."Saya izin angkat telepon dulu, ya? Kalian bisa lanjut untuk baca materinya dulu.""Baik, Pak!" jawab mereka kompak.Burhan dengan tergesa melangkah keluar ruangan dan langsung menjawab panggilan itu dengan jantung yang berdegub dua kali lebih cepat."Ha--.""Pa ... maaf menganggu, Arnold cuma mau kasih kabar kalau Sisca sudah di rumah sakit. Udah bukaan tiga, Pa!"Jantung Burhan rasanya seperti hendak mau lepas. Jadi benar dugaannya? Bahwa Arnold menelepon hendak mengabarkan perihal kondisi Sisca dan calon cucunya?"Di-di rumah sakit mana, Ar?" wajah Burhan sontak

  • My Crazy Boss (Indonesia)   Extra Part 4

    Malam ini entah mengapa rasanya Sisca begitu gerah. Sudah pukul satu pagi dan dia sama sekali tidak bisa memejamkan matanya. Berkali-kali dia pindah posisi, tapi sama saja, tidak memberi efek apa-apa. AC yang menyala pun seolah tidak lagi terasa apa-apa. Sisca menyibak selimutnya, duduk sambil menatap sang suami yang tertidur begitu pulas. Senyum Sisca tersungging, jujur ia rindu bisa tidur senyaman itu. Ia rindu bisa tidur dalam dan dengan posisi apapun seperti saat belum hamil dulu. Sisca refleks mengelus perutnya yang sudah begitu besar. Sudah mendekati HPL, selain rasa tidak sabar, rasa cemas dan sedikit takut itu menghantui Sisca dengan begitu luar biasa. Apakah dia mampu nantinya? Mampu melahirkan anaknya dengan lancar dan mampu mengurusinya dengan baik?Tapi siapa yang bilang kalau Sisca akan mengurus mereka sendiri? Arnold bahkan sudah mempersiapkan dua baby sitter untuk anak mereka kelak.Sisca kembali tersenyum. Satu hal yang membuat dia benar-b

  • My Crazy Boss (Indonesia)   Extra Part 3

    Sisca dan Arnold melangkah memasuki gedung rumah sakit. Hari ini jadwal Sisca periksa kandungan, dan khusus untuk mereka obsgyn rumah sakit swasta mahal di kota mereka sudah ready menanti tanpa harus repot-repot mengantri giliran."Selamat pagi Bapak-Ibu, mari sudah ditunggu dokter!"Bahkan mereka tidak perlu menjelaskan tujuan mereka dan bertanya apapun, para perawat dan petugas medis sudah kenal dan tahu betul tujuan Arnold dan Sisca kemari."Dokter Adjie nggak ada jadwal operasi, kan, Sus?" tanya Arnold mengikuti langkah perawat itu. Tangannya menggenggam tangan Sisca dan membantu Sisca agar tetap aman di sisinya."Siang nanti, Bapak. Beliau masih harus standby di poli sampai jam sebelas." jelas perawat itu sambil tersenyum.Arnold lantas mengangguk, yang penting tidak ada operasi gawat yang mendadak saja sampai Sisca dan calon anaknya selesai diperiksa. Mereka terus melangkah hingga kemudian sampai pada ruangan yang Arnold sudah hafal betul ruangan milik

  • My Crazy Boss (Indonesia)   Extra Part 2

    "Sayang! Ayolah!" Sisca terus merengek dan bergelayut manja di bahu Arnold yang baru saja pulang kerja. Ada sesuatu yang begitu dia ingin sampai merengek-rengek macam anak kecil pada Arnold yang baru saja tiba di rumah."Astaga! Harus banget sekarang? Besok aja, ya?" Arnold mengendurkan dasinya, berusaha membujuk Sisca yang perutnya sudah lebih besar."Capek ya? Nanti aku pijitin deh." rayu Sisca sambil mengedipkan sebelah mata dengan manja.Arnold tersenyum, mengelus lembut pipi sang istri sambil menatap matanya dengan begitu serius."Bukan soal capek, Sayang. Masalahnya jam segini cari rujak buah di mana?" itu yang jadi masalah, bukan karena dia lelah sehabis kerja atau apa. Kalau pun lelah, demi Sisca dan calon anak mereka, apapun akan Arnold lakukan."Coba deh ke Hypermart, kali aja ada!" Sisca tidak menyerah, membuat Arnold lantas menghela napas panjang dan mengangguk pelan."Oke! Pergi sekarang kalau gitu!"

  • My Crazy Boss (Indonesia)   Extra Part 1

    Sisca berdercak kagum melihat betapa indah rumah yang papi-mami mertua hadiahkan untuk mereka. Rumah dua lantai itu begitu mewah. Bangunan hampir mirip dengan bangunan rumah keluarga Argadana di Jakarta. Kental dengan arsitektur Eropa. Arnold tersenyum penuh arti, merangkul pundak sang istri yang begitu cantik dengan dress motif bunga berwarna cerah.Semenjak mereka menikah dan Sisca hamil, dia tidak diperbolehkan Arnold memakai celana jeans dan mengganti celana-celana itu dengan dress casual yang tidak hanya aman dan nyaman untuk ibu hamil macam Sisca, tetapi juga membuat penampilan Sisca jadi lebih manis dan cantik."Suka?" tanya Arnold yang tahu betul, istrinya nampak begitu terkejut dengan hadiah apa yang orang tuanya berikan ini."Banget!" jawab Sisca apa adanya. "Tapi ini serius nggak kebesaran?" Sisca menoleh, menatap ragu ke arah sang suami.Arnold sontak membelalakkan mata, tawanya pecah melihat betapa Sisca begitu polos dan masih sangat

DMCA.com Protection Status