Home / Romansa / My Adorable CEO / Chapter 31. Don't Worry!

Share

Chapter 31. Don't Worry!

Author: Cheezyweeze
last update Last Updated: 2021-11-22 19:45:47

Tik ... tok ... tik ... tok ....

Suasana hening, yang terdengar hanyalah suara detik jarum jam yang mengalun berirama ke seluruh penjuru ruangan. Enam pasang mata yang hanya saling beradu pandang, membuat suasana semakin menegang. Bunyi suara deheman Alexander memecahkan keheningan ruangan tersebut.

"Kenapa jadi canggung begini suasananya," kata Alex mencairkan suasana.

"Pokoknya aku tidak setuju, Kak!" bantah Irish.

"Irish, Kakak bukannya tidak mau ikut campur urusan kalian. Kalian berdua sudah cukup dewasa untuk memilih dan itu adalah hak kalian. Coba kalian berdua bicarakan baik-baik." Alex hanya menjadi penengah antara Irish dan Benjamin. Dia netral tidak memihak siapapun, walaupun Irish adalah adik kandungnya. Dia membiarkan Irish agar bisa berpikir lebih dewasa lagi.

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • My Adorable CEO   Chapter 32. Miracle

    Suara bel kembali berbunyi, Irish meraih ponselnya dan berusaha menghubungi seseorang. Namun, karena Irish dalam keadaan bingung dan takut, dia salah menekan nomor dan mengakibatkan salah sambung. Irish bukannya menghubungi Alexander, tapi justru yang dia hubungi adalah Benjamin.Benda pipih milik Ben bergetar saat Ben bersiap untuk tidur. Tangannya meraih benda tersebut dan menatap layarnya."Irish? Tumben dia meneleponku." Ben buru-buru menjawab panggilan itu. "Halo.""Kak, bisa ke sini tidak? Aku takut. Bel rumah berbunyi terus, tapi aku tidak melihat siapa-siapa dilayar tidak. Please Kak, ke sini ya." Klik! Irish langsung menutup sambungan teleponnya. Ben terdiam menatap layar ponselnya, dia bengong."Kak? Dia sedang mengigau apa?" beo Ben. "Eh .

    Last Updated : 2021-11-23
  • My Adorable CEO   Chapter 33. Wallpaper Image

    Cuaca kota Leiden siang itu agak mendung, gumpalan awan hitam menyelimuti sebagian langit kota Leiden. Mendung tak berarti hujan itu istilah pepatah. Masuk jam istirahat kantor, Benjamin segera bergegas keluar dari ruang kantor. "Pak Adrima, aku akan pulang awal hari ini." "Baik Tuan Muda," jawab pak Adrima. "Tuan Muda tidak perlu khawatir, hari ini saya akan standby di kantor." "Terima kasih pak Adrima." Ben masih berusaha menghubungi Irish. "Kenapa kau tidak mengangkat telepon dariku!" Mobil perlahan masuk ke halaman rumah Irish. Ben memperhatikan sekeliling rumah Irish, melepas seat bell dan keluar dari mobil. "Sepi ...." Ben melangkah menuju teras rumah. "Apa Irish pergi ke apartemen Kakaknya?" Ben menekan pin pintu rumah Irish dan masuk ke dalam. Benjamin menelusuri tiap ruangan dari kamar, dapur, teras belakang rumah

    Last Updated : 2021-11-24
  • My Adorable CEO   Chapter 34. Honeymoon

    Waktu berjalan begitu cepat, tak terasa banyak perubahan yang terjadi pada diri Benjamin Van De Haan. Pemuda itupun sekarang lebih sering menghabiskan waktunya bersama dengan Irish. Jam kantor telah usai, Irish segera berkemas untuk pulang. Ditentengnya tas berwarna cream dan melangkahkan kakinya ke masuk ke dalam lift. Ben dengan setia menunggu Irish di lobi kantor sambil memainkan ponselnya, sesekali dia melirik ke arah lift. Saat pintu lift terbuka, senyum simpul di bibir Ben. Seorang gadis keluar dari lift dengan menenteng tas. Benjamin langsung menghampiri Irish dan meraih tas yang ditenteng oleh Irish. "Biar aku yang bawa!" Pemandangan yang sudah tidak asing lagi karena para pegawai kantor sudah mengetahui hubungan kedua insan tersebut. Namun tidak dengan Irish. Justru gadis itu merasa tidak enak diperlakukan Ben dengan sangat beda. "Kau mau langsung pulang?" tanya Ben.

    Last Updated : 2021-11-25
  • My Adorable CEO   Chapter 35. Alex's Plan and The Ring

    Bagi Alex, Irish adalah satu-satunya keluarga yang dia punya. Namun demikian sekarang keadaan sudah sangat berbeda, karena dia sudah mempunyai seorang istri. Walaupun begitu, Irish tetaplah adik kesayangan Alex. Tentunya dia tidak ingin kalau adiknya salah dalam memilih pasangan hidup. Rencana Alex kali ini memang membuat Ben dan Irish bisa berakhir pekan bersama. Rencana pertama berjalan lancar, Irish menyusul ke kota Rotterdam bersama dengan Benjamin. Rencana kedua Alex membuat Irish sekamar dengan Ben pun berhasil ... ah tidak, tepatnya secara kebetulan karena kamar hotel hanya tersisa satu kamar saja. Rencana ketiga adalah makan malam. Irish sudah mulai protes dengan Kakaknya, kenapa dia harus sekamar dengan Ben. Mulailah dia merayu kakaknya agar diperbolehkan tidur dengan Ayana, tapi di sini justru Ayana diberi kode oleh Alex untuk mencari alasan agar Irish mengurungkan niatnya untuk tidur dengan Ay. "Apa yang

    Last Updated : 2021-11-25
  • My Adorable CEO   Chapter 36. Promise

    Kegalauan tengah dirasakan Irish, apalagi posisinya berada dalam satu ruangan bersama dengan Benjamin. Hari terakhir di kota Rotterdam, membuat Ayana merasakan kalau bulan madunya tersebut sangat singkat. Memang setiap akhir minggu, Alex selalu mengajaknya pergi keluar kota. "Begini saja bulan madu kita, sayang?" Ayana terlihat kesal. "Kenapa sayang?" Alex menatap istrinya. "Minggu depan kita bulan madu lagi ya." Alex mengusap lembut rambut Ayana. "Kali ini aku memang sengaja membantu Ben. Kau jangan cemberut begitu dong, lain kali aku pastikan kita akan pergi hanya berdua saja." "Iya, aku tahu," jawab Ayana ketus. "Sekarang kita siap-siap untuk pulang ya," ucap Alex.

    Last Updated : 2021-11-25
  • My Adorable CEO   Chapter 37. My Parents

    Sudah beberapa minggu ini Ben tinggal di rumah Irish. Ben menemaninya hingga apartemen tempat Ben tinggal tidak keurus. Walaupun sesekali dia pun pulang ke apartemen hanya untuk mengecek saja. "Mau sampai kapan kau tinggal di sini?" tanyanya pada Ben. "Sampai Bibi Dennisa sekeluarga pindah ke rumah ini," jawab Ben. Lagi-lagi Irish menghela napas panjang, gadis itu bangkit dari kursi dan langsung meraih tasnya. Begitu pun dengan Ben, pemuda tampan itu bangkit dari kursinya dan segera mengenakan jasnya. "Ayo berangkat," ajak Ben. "Aku naik bus saja," balas Hyena. Ben mengangkat tangannya dan melihat jam yang melingkar dipergelangan tangannya. "Kau bisa terlambat kalau naik bus." Ben menarik tangan Irish. "Hei! Kau ini kenapa selalu memaksa." Suara Irish meninggi. "Tidak ada kata penolakan, masuk mobil!" perintah Ben

    Last Updated : 2021-11-26
  • My Adorable CEO   Chapter 38. His Parents

    Sebuah mobil berwarna biru menerobos ramainya jalanan kota Leiden. Mobil itu perlahan parkir di halaman rumah yang berbentuk minimalis modern. Seorang pemuda turun sambil membenarkan jasnya, melangkah menaiki tangga yang hanya terdiri dari beberapa anak tangga saja. Tak lama dia pun menekan pin rumah tersebut. "Aku pulang," serunya masuk ke dalam rumah. Irish langsung menyembulkan kepalanya dari dapur. "Kak Alex!" "Oh ... Irish," ucapnya. "Di mana Ben?" tanyanya. "Kakak pulang ke rumah hanya untuk mencari Ben?" tanya Irish heran. "Apa Kakak tidak rindu dengan adik kakak yang cantik ini," rajuk Irish. "Kenapa Kakak malah mencari orang lain!" "Orang lain siapa?" tanya Alex. "Benjamin!" jawab Irish singkat. "Dia itu bukan orang lain buat Kakak, Sayang!" "Itu, orangnya sedang di kamar mandi!" Irish sedikit kesal, dia

    Last Updated : 2021-11-27
  • My Adorable CEO   Chapter 39. Diamond Ring

    Perbincangan hangat terjadi antara tiga pria yang sedang duduk di ruang utama. Ben, Alex, dan Tuan Robi terlibat obrolan serius, mereka bertiga benar-benar asik jika membicarakan masalah bisnis. Nyonya Elaine sendiri tengah sibuk menyiapkan makan malam dibantu beberapa asisten rumah tangga, sedangkan Irish dan Ayana duduk di ruang keluarga. Ayana menyenggol tangan Irish. "Apa kau tidak mau membantu Ibu mertuamu?" Ayana menggerakkan dagunya. "Membantu bagaimana? Aku masih canggung, Ay. Ben sama sekali tidak memberitahuku jika dia akan memperkenalkanku dengan keluarganya," jelas Irish manyun. Ayana menghela napas. "Sama kalau begitu." Irish menoleh ke arah Ayana. "Maksudnya?" lanjutnya bertanya. "Alexander sama sekali tidak memberitahuku jika akan mengunjungi rumah Ben dan makan malam di sini," jawabnya. Irish menghela napas, menatap Ayana lalu bergan

    Last Updated : 2021-11-27

Latest chapter

  • My Adorable CEO   Chapter 90. Pengusaha Baru (Extra Part)

    Lima tahun kemudian. Marky mengendarai mobil dengan kecepatan sedang. Dia mengendarai mobil sambil bersiul riang. Sepertinya keadaan hati pemuda berwajah tampan itu sedang bahagia. Marky menghentikan mobilnya di sebuah toko buah. "Wah, kau selalu datang tepat waktu," ucap seorang pria. Marky mengangguk dan melangkah menghampiri pria tersebut. "Buah Strawberry dari kebunmu ludes terjual. Apa kau bisa mengirimnya lagi hari ini?" kata Larry. "Tentu saja," jawab Marky singkat. "Aku akan meminta mereka untuk mengirim buah Strawberry nanti sore." Setelah itu dia melanjutkan lagi perjalanannya menuju ke sebuah Dessert Cafe. "Nak Marky, akhirnya kau datang juga." Seorang wanita yang biasa dipanggil oleh Marky dengan sebutan Bibi Luna. "Bibi Luna pasti menungguku." Marky terlihat sangat percaya diri.

  • My Adorable CEO   Chapter 89. HPL ( END )

    Tiga bulan kemudian. Sebuah keluarga akan sangat sempurna jika ditambah dengan kehadiran buah hati. Itulah yang sedang dirasakan oleh keluarga Van De Haan. Tuan Robi dan Nyonya Elaine ikut berbahagia dengan kelahiran si kembar Shane dan Daisy Van Willems. Kedua bayi kembar itu tumbuh sehat. Keduanya sudah mulai bisa menengkurapkan tubuhnya dan sudah bisa diajak bercanda. Tuan Robi dan Nyonya Elaine benar-benar merasakan menjadi seorang Kakek dan Nenek. Mereka sudah menganggap Alexander dan Ayana seperti anak-anak mereka sendiri. Benar-benar tidak bisa dipungkiri kehadiran bayi kembar itu membuat suasana rumah menjadi sangat ramai. Satu bayi menangis dan satu bayi lagu ikut menangis. Tangisan mereka saling bersahutan. Pagi itu tampak Tuan Robi dan Nyonya Elaine sedang duduk di ruang tengah. Sedangkan Ayana masih menyusui Daisy yang ada dalam gendongannya. Alex sibuk menggendon

  • My Adorable CEO   Chapter 88. Masa Tahanan

    David Janssen, Hendrick Smit, dan Grace Van Dirk masih menjalani masa tahanan mereka. Di dalam lingkungan penjara David harus sering bertemu dengan Hendrick dan Grace, akan tetapi David lebih sering menjaga jarang dengan mereka berdua. Sama halnya dengan hari itu, hari di mana David baru saja dikunjungi oleh Benjamin dan Irish. David mendapat banyak cemilan dari Ben dan makanan favorit yang dimasakan oleh Irish sendiri, sedangkan sebungkus rokok yang diberi oleh Benjamin, dia berikan pada seseorang. Ya, seseorang itu adalah polisi keamanan yang selalu mengawasinya. "Pak Martijn, tadi ada yang mengunjungiku. Dia memberiku ini, tapi aku sudah berhenti merokok." David memberikan sebungkus rokok itu pada pria itu. "Apa aku harus menerimanya?" tanyanya. "Terimalah ini dan apa Pak Martijn juga ingin makan cemilan?" David kembali menyodorkan sebuah kantung plastik. "Ah, cemilan itu untukmu.

  • My Adorable CEO   Chapter 87. Bayi Kembar

    Empat bulan kemudian. Alexander tampak resah gelisah tidak menentu. Dia merasa hatinya sedang gundah gulana dan rasanya itu seperti permen Nano-Nano. Tampak di samping Alex, Irish yang sedang duduk mengusap berkali-kali kandungannya yang sudah berumur enam bulan. Sesekali Irish merasakan gerakan bayi yang ada di dalam perutnya. Benjamin yang berada di samping Irish ikut merasakan ketegangan. Pria berlesung pipi yang tengah duduk di kursi besi itu masih terus menebarkan aura gundah gulana. Kakinya terus bergerak tidak bisa diam hingga menimbulkan bunyi. Nyit ... nyit ... nyitt! "Kak, kau ini bisa tenang sedikit tidak?" keluh sang adik. Irish yang duduk di sampingnya ikut terkena getarannya dari kaki Alex. Alex menghela napas. "Kakak mana bisa tenang dalam keadaan seperti

  • My Adorable CEO   Chapter 86. Save Me

    Irish membuka matanya dan terbangun dari tempatnya. Dia menyebarkan pandangannya ke sekitar tempat tersebut. Semua yang Irish lihat serba berwarna putih bahkan dirinya pun mengenakan baju berwarna putih. "Di mana aku? Apakah aku sudah mati?" lirihnya pelan. Dia tampak bingung dengan keadaan sekitar dan dia juga merasa asing berada di tempat tersebut. Tak ada satu orang pun di sana bahkan dia tidak melihat Benjamin, Alexander, ataupun Ayana. Irish mencoba bangkit dan ingin mencari tahu tempat tersebut. Namun, dia dikejutkan dengan sebuah cahaya putih yang sangat menyilaukan mata. Irish mengangkat kedua tangannya untuk melindungi matanya dari cahaya tersebut. Irish tampak menyipitkan matanya di tengah-tengah cahaya putih yang semakin mendekat ke arahnya. Dia berusaha melihat sesuatu di depan sana. Sesuatu yang masih samar-samar dalam penglihatannya, akan tetapi bergerak mendekat ke arah

  • My Adorable CEO   Chapter 85. Antara Hidup dan Mati

    Alex berjalan cepat sambil menempelkan benda pipih di telinganya, berharap panggilan itu ada yang menjawabnya. "Kau di mana?" ujar Alex saat panggilan itu terjawab. "Aku sedang berada di pinggir jalan, sedang menung——" Suara terjeda cukup lama .... "Aarghh!" Terdengar suara teriakan nyaring dari seberang sana. Suara yang tidak asing di telinga Alex. Ya, itu adalah suara teriakan dari Ayana. Alex yang mendengarkan teriakan itu seketika menghentikan langkahnya dan wajahnya langsung berubah menunjukkan kepanikan yang luar biasa. "Ay!" teriaknya. "Halo Ayana! Kau kenapa? Halo!" Alex mengecek layar ponselnya, dia melihat panggilan telepon masih tersambung. Alex berteriak sekali lagi melalui sambungan benda pipih itu. "Ay! Kau masih di sana kan? Jawablah!" Raut mukanya begitu sangat

  • My Adorable CEO   Chapter 84. Rencana Grace

    Warna gelap menyelimuti langit, gemerlap bintang muncul satu-persatu. Semilir angin malam bertiup sepoi-sepoi dan cahaya bulan membawa warna sendiri di langit malam yang sendu. Sepasang mata masih saling beradu pandang. Berdiam diri tanpa sedikit pun cuitan di antara keduanya. Salah satu memang harus ada yang mengalah untuk meredakan semuanya. "Benjamin, apa aku boleh menginap di rumah Bibi Dennisa untuk sementara," pinta Irish dengan nada memohon. Atensi itu membuat Benjamin menggelengkan kepalanya. "Tidak ... tidak boleh," sergah Benjamin. "Hanya sementara saja. Aku hanya ingin menenangkan diri," ucap Irish sendu. Benjamin terdiam melihat tatapan sendu dari mata Irish. Dia tak mampu membalasnya. Benjamin terlihat mengusap wajahnya dengan kasar, terlihat sekali dia tampak bingung dan frustrasi. "Istirahatlah dulu." Ben berdiri dari kursinya dan hendak melangkah, aka

  • My Adorable CEO   Chapter 83. Khawatir

    Hari itu, hari di mana suasana masih dibilang pagi sekitar pukul 09.00 am dan sudah terjadi keributan di sebuah perusahaan besar. Sebuah keributan yang membuat pegawai perusahaan tersebut saling berbisik-bisik antara satu dengan lainnya dan bisa ditebak bisik-bisik itu begitu cepat menyebar hingga lantai atas. Entah mereka memperbincangkan siapa? "Benjamin Van De Haan!" teriak seorang wanita saat pintu lift terbuka. "Kau pikir setelah ini hidupmu akan tenang hah!" Wanita itu berusaha memberontak untuk melepaskan diri dari genggaman tangan Hunter. Namun, genggaman tangan Hunter lebih kuat. Benjamin tidak mengindahkan omongan Grace, pria itu bergegas keluar dari lobi perusahaan. Terlepas dari itu, Benjamin segera membawa sang istri ke rumah sakit dengan di antar oleh Marky. Setelah sampai di rumah sakit, Irish langsung mendapat penanganan khusus dari para dokter. "Baga

  • My Adorable CEO   Chapter 82. Darah

    Rumahku adalah istanaku, begitulah kata pepatah. Saat itulah yang dirasakan oleh Ayana. Akhirnya dia bisa bernapas dengan lega tanpa harus membayangkan jika dia dan suaminya sedang dimata-matai. Walaupun pada saat itu juga Alex menyuruh orang-orangnya untuk memeriksa seisi rumah, jikalau ada kamera tersembunyi yang memantau aktivitas mereka dan ternyata hasilnya nihil. Tak satu pun dari mereka menemukan kamera tersembunyi. Pria dengan lesung pipi itu langsung beratensi jika istrinya dalam bahaya. "Bagaimana dengan tidur malam mu? Apakah kalian tidur nyenyak?" Benjamin menarik kursi dan langsung duduk. "Sangat nyenyak," ucap Ayana tersenyum lega. "Syukurlah ...." Irish membawa sepiring roti panggang dari dapur. "Di mana Alex?" Benjamin terlihat menoleh kanan dan kiri. "Dia sedang menelepon seseorang," jawab Ayana menunjuk ke arah ruang tengah. Tak lama setelah itu, Al

DMCA.com Protection Status