Home / Romansa / My Adorable CEO / Chapter 13. Misunderstanding

Share

Chapter 13. Misunderstanding

Author: Cheezyweeze
last update Last Updated: 2021-07-30 20:17:56

HAPPY READING

Pagi itu Alex tampak sudah rapi, dia mengenakan kemeja putih dan celana jeans biru. Sangat cocok dengan wajahnya yang maskulin.

"Mau pergi ke mana, kak?" Irish yang heran melihat kakaknya begitu rapi dan wangi diminggu pagi. Weekend yang biasanya dia dan Alex habiskan di rumah dengan bercanda bersama.

"Oh ... Irish, kakak akan keluar sebentar." Alex mengedipkan mata kanannya.

"Aih ... ganjen!" celetuk Irish. "Ternyata kakak ku ini bisa ganjen juga." 

"Ha ha ha ha ...." Alex hanya tertawa mendengarnya.

"Kaakk!" panggil Irish manja.

"Emmm ...." jawab Alex singkat.

"Apakah kak Alex mau pergi berkencan?" tebak Irish, karena dia jarang sekali melihat kakaknya serapi itu dan dengan mimik muka senyam-senyum sendiri.

Alex diam menoleh ke arah Irish dan berkali-kali mengedipkan k

Cheezyweeze

Selalu tidak bosen untuk mengingatkan, jangan lupa mampir di 2.59 dan BRITTLENESS

| Like
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • My Adorable CEO   Chapter 14. Jealous?

    HAPPY READING Flashback 2 minggu yang lalu.... "Ben, ada apa?" tanya Duncan memperhatikan Benjamin yang sedari tadi pandangannya menatap lurus ke depan. "Ben, kenapa kau terus menatap hotel di depan sana?" Mike ikut bertanya. "Ah, tidak ada. Hmm ... Mike, hotel apa itu?" tanya Ben. "Hotel itu adalah hotel paling bagus di Leiden. Kenapa kau tanya seperti itu, Ben?" Mike penasaran. "Hotel itu biasa digunakan untuk acara meeting, pertemuan penting para penjabat, bahkan hotel itu punya ruangan khusus untuk acara resepsi pernikahan." Duncan berjalan membawa minuman. "Apa kau mau memesan tempat di hotel itu, Ben?" Mike menoleh ke arah Ben. "Ah tidak, aku hanya bertanya saja." Ben menggaruk-

    Last Updated : 2021-08-04
  • My Adorable CEO   Chapter 15. Kemarahan Benjamin

    Malam semakin larut. Alex mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang. Hatinya benar-benar sedang bahagia. Senyumnya terpancar di sudut bibirnya ditambah lagi dengan lesung pipi yang semakin membuatnya terlihat sangat manis. Mendadak Alex dikejutkan dengan sebuah mobil silver metalik yang menghadang laju mobilnya. Alex keluar dari mobil, begitupun juga seorang pemuda keluar dari dalam mobil berwarna silver metalik itu. Tanpa pikir panjang pemuda itu langsung mengarahkan kepalan tangannya ke wajah Alexander. "Apa-apaan ini. Siapa kau? Kenapa tiba-tiba kau memukulku?" Alex tersungkur ke belakang, dia memegangi bibirnya yang sedikit mengeluarkan cairan berwarna merah. "Pukulan itu pantas untuk laki-laki yang suka mempermainkan hati wanita!" ucap pemuda itu. "Apa maksud

    Last Updated : 2021-08-19
  • My Adorable CEO   Chapter 16. Kamar Nomor B2 (21+)

    Ayana memapah Alexander masuk ke dalam rumahnya. Gadis itu membaringkannya di sofa. Lalu dia mengambil kotak P3K. Ayana mengobati luka memar pada muka Alexander."Kau mengenalnya?" Alex meringis menahan nyeri."Dia—putra tunggal pemilik perusahaan tempatku dan Irish kerja," jawab Ayana."Apa? Dia—" Alex terdiam dan akhirnya dia tersenyum dan menggelengkan kepalanya."Kenapa kau tersenyum?" tanya Ayana Heran."Aku rasa dia menyukai adikku dan dia tidak mengetahui jika aku ini adalah kakaknya. Mungkin dia cemburu," sahut Alexander."Dia memang menyukai Irish, tapi Irish tidak pernah menanggapinya," jelas Ayana. Alexander memahaminya.

    Last Updated : 2021-09-05
  • My Adorable CEO   Chapter 17. Ayana Dipecat?

    Benjamin bingung bercampur marah saat mendapatkan dirinya berada di kamar hotel. Lebih mengejutkan lagi setelah mengetahui wanita bernama Anna tertidur lelap di sampingnya. Ben memegangi kepalanya yang masih terasa sakit. "Apa yang aku lakukan? Ti-tidak mungkin aku melakukan dengan dia!" Ben menatap Anna. Pemuda itu meremas rambutnya sendiri. Dia pun turun dari ranjang dan meraih pakaiannya. Berdiri berkacak pinggang dan mendongakkan kepalanya. Mengembuskan napas setelah itu menelan saliva-nya sendiri hingga jakunnya naik turun. Ben memakai pakaian, lalu berjalan mendekati ranjang. "Ini pasti jebakan!" Ben meraih tas milih Anna dan dia menemukan sebuah botol berisi serbuk. Ben melirik Anna yang masih tertidur lelap. Sesaat setelah itu atensinya berubah pada benda pipi

    Last Updated : 2021-09-11
  • My Adorable CEO   Chapter 18. Calon Istri?

    Ayana menatap Irish dengan penuh tanda tanya. Gadis itu dibuat bingung dengan tatapan dari Irish yang tidak seperti biasanya dan Ayana mulai merasa tidak nyaman. "Kau kenapa sih?" "Aku?" Irish menunjuk dirinya sendiri. "Kenapa memangnya? Ah, tidak ada apa-apa," balas Irish. "Kalau tidak ada apa-apa, kenapa kau menatapku seperti itu?" tanya Ayana memutarkan gelas yang ada di depannya. "Apa kau masih penasaran dengan kejadian tadi?" lanjutnya bertanya. "Good answer.Pintar sekali!" Irish mendekatkan wajahnya semakin dekat dengan wajah Ayana "Kau ada masalah apa dengan Benjamin?" imbuh Irish. "Hush! Sopan kalau menyebut nama orang. Kalau sampai dia mendengarmu, bisa-bisa kau nanti akan kena amukannya. bagaimanapun juga dia itu adalah Bos-mu," jelas Ay. Irish langsung tertawa mendengarkannya. "Lalu kenapa kalau dia adalah Bos kita? Dia saja tidak pernah menghargai kita, kerjaannya hanya marah-marah terus," dengkus Irish

    Last Updated : 2021-09-16
  • My Adorable CEO   Chapter 19. Ancaman Dari Anna

    Anna melangkah keluar dari lift saat lift terbuka di lantai tiga. Dia berjalan menyusuri koridor dan berhenti menatap deretan kubikel-kubikel di ruang itu. Ayana menyenggol tangan Irish saat menyadari kedatangan Anna. Irish menoleh ke arah Ayana lalu beralih mengikuti dagu Ayana."Siapa wanita itu?" tanya Irish."Mungkin kliennya si Bos," jawab Ayana. Irish memperhatikan Anna yang masih berdiri dan memperhatikan para pegawai. Lalu dia melangkah dan masuk ke dalam ruangan Benjamin. Irish yang melihatnya mengerutkan dahi."Apa dia benar-benar kliennya?" gumam Irish."Ssstt!" Pamela mengangkat jari telunjuknya dan meletakkannya di bibir. "Yang aku dengar, dia itu calon istrinya Pak Ben.""Calon istri?" Irish menaikan alis kanannya. Ayana langsung mengangkat kepalanya dan menatap ruangan Benjamin. Seketika dia teringat kejadian malam itu. Kejadian yang di mana Ben memukul Alex dan memperingatk

    Last Updated : 2021-09-20
  • My Adorable CEO   Chapter 20. Anna Keguguran

    "Kau memasukkan apa ke dalam minuman Anna?" Irish dikejutkan dengan suara yang terdengar tepat di telinganya. Degup jantung Irish mendadak berdebar-debar, dia tahu siapa yang ada di belakangnya."Aku tidak memasukkan apa-apa," tukas Irish. Dia menggeser tubuhnya ke kiri untuk menghindari deburan napas dari Ben.Netra Ben terus memperhatikan dan mengekori Irish. Ben mendesah sedikit saat Irish menyenggol sesuatu. Mereka berdua begitu sangat dekat dan berdempetan. Irish justru merasa risih dibuatnya. Dia langsung menyingkir dari posisinya yang berada di dalam kungkungan Ben."Kau mau ke mana?" cegah Ben menarik tangan Irish. Mengembalikan posisi Irish di tempat semula. Membuat Irish merasa terkunci diantara kungkungan kedua tangan Ben."Minggir, aku mau kembali ke meja kerja!" Mendorong tubuh Ben."Kau belum menjawab pertanyaan ku?" Ben mencegah Irish."Kenapa kau suka sekal

    Last Updated : 2021-09-28
  • My Adorable CEO   Chapter 21. Maafkan Aku, Irish

    Ternyata saat ejadian di halte bus sore itu, Alexander sudah lama memperhatikan adiknya, Irish dari seberang jalan. Bukan Alex tidak ingin datang dan melindungi Irish, namun justru Alex sedang memperhatikan Benjamin. Atas penjelasan dari kekasihnya Ayana, dari situ Alex mengetahui siapa sebenarnya Benjamin itu. Awal mula pertemuan Alex dengan Ben yang salah paham. Ben mengira bahwa Alex adalah laki-laki yang mempunyai kedekatan dengan banyak wanita dan Ben mengira bahwa Irish adalah korban Alex selanjutnya, mengingat Alex pun mendekati Ayana yang notabene-nya adalah rekan kerja satu kantor. Dengan melihat kejadian tadi, Alex sudah bisa menyimpulkan sosok seorang Benjamin seperti apa. Namun, Alexander belum yakin seratus persen pada Benjamin. Alex tidak ingin kalau adiknya salah dalam memilih pasangan. Alex mengikuti mobil metalik silver milik Ben sampai ke sebuah rumah sakit. Lalu dia segera kembali ke rumahnya. Setelah

    Last Updated : 2021-09-28

Latest chapter

  • My Adorable CEO   Chapter 90. Pengusaha Baru (Extra Part)

    Lima tahun kemudian. Marky mengendarai mobil dengan kecepatan sedang. Dia mengendarai mobil sambil bersiul riang. Sepertinya keadaan hati pemuda berwajah tampan itu sedang bahagia. Marky menghentikan mobilnya di sebuah toko buah. "Wah, kau selalu datang tepat waktu," ucap seorang pria. Marky mengangguk dan melangkah menghampiri pria tersebut. "Buah Strawberry dari kebunmu ludes terjual. Apa kau bisa mengirimnya lagi hari ini?" kata Larry. "Tentu saja," jawab Marky singkat. "Aku akan meminta mereka untuk mengirim buah Strawberry nanti sore." Setelah itu dia melanjutkan lagi perjalanannya menuju ke sebuah Dessert Cafe. "Nak Marky, akhirnya kau datang juga." Seorang wanita yang biasa dipanggil oleh Marky dengan sebutan Bibi Luna. "Bibi Luna pasti menungguku." Marky terlihat sangat percaya diri.

  • My Adorable CEO   Chapter 89. HPL ( END )

    Tiga bulan kemudian. Sebuah keluarga akan sangat sempurna jika ditambah dengan kehadiran buah hati. Itulah yang sedang dirasakan oleh keluarga Van De Haan. Tuan Robi dan Nyonya Elaine ikut berbahagia dengan kelahiran si kembar Shane dan Daisy Van Willems. Kedua bayi kembar itu tumbuh sehat. Keduanya sudah mulai bisa menengkurapkan tubuhnya dan sudah bisa diajak bercanda. Tuan Robi dan Nyonya Elaine benar-benar merasakan menjadi seorang Kakek dan Nenek. Mereka sudah menganggap Alexander dan Ayana seperti anak-anak mereka sendiri. Benar-benar tidak bisa dipungkiri kehadiran bayi kembar itu membuat suasana rumah menjadi sangat ramai. Satu bayi menangis dan satu bayi lagu ikut menangis. Tangisan mereka saling bersahutan. Pagi itu tampak Tuan Robi dan Nyonya Elaine sedang duduk di ruang tengah. Sedangkan Ayana masih menyusui Daisy yang ada dalam gendongannya. Alex sibuk menggendon

  • My Adorable CEO   Chapter 88. Masa Tahanan

    David Janssen, Hendrick Smit, dan Grace Van Dirk masih menjalani masa tahanan mereka. Di dalam lingkungan penjara David harus sering bertemu dengan Hendrick dan Grace, akan tetapi David lebih sering menjaga jarang dengan mereka berdua. Sama halnya dengan hari itu, hari di mana David baru saja dikunjungi oleh Benjamin dan Irish. David mendapat banyak cemilan dari Ben dan makanan favorit yang dimasakan oleh Irish sendiri, sedangkan sebungkus rokok yang diberi oleh Benjamin, dia berikan pada seseorang. Ya, seseorang itu adalah polisi keamanan yang selalu mengawasinya. "Pak Martijn, tadi ada yang mengunjungiku. Dia memberiku ini, tapi aku sudah berhenti merokok." David memberikan sebungkus rokok itu pada pria itu. "Apa aku harus menerimanya?" tanyanya. "Terimalah ini dan apa Pak Martijn juga ingin makan cemilan?" David kembali menyodorkan sebuah kantung plastik. "Ah, cemilan itu untukmu.

  • My Adorable CEO   Chapter 87. Bayi Kembar

    Empat bulan kemudian. Alexander tampak resah gelisah tidak menentu. Dia merasa hatinya sedang gundah gulana dan rasanya itu seperti permen Nano-Nano. Tampak di samping Alex, Irish yang sedang duduk mengusap berkali-kali kandungannya yang sudah berumur enam bulan. Sesekali Irish merasakan gerakan bayi yang ada di dalam perutnya. Benjamin yang berada di samping Irish ikut merasakan ketegangan. Pria berlesung pipi yang tengah duduk di kursi besi itu masih terus menebarkan aura gundah gulana. Kakinya terus bergerak tidak bisa diam hingga menimbulkan bunyi. Nyit ... nyit ... nyitt! "Kak, kau ini bisa tenang sedikit tidak?" keluh sang adik. Irish yang duduk di sampingnya ikut terkena getarannya dari kaki Alex. Alex menghela napas. "Kakak mana bisa tenang dalam keadaan seperti

  • My Adorable CEO   Chapter 86. Save Me

    Irish membuka matanya dan terbangun dari tempatnya. Dia menyebarkan pandangannya ke sekitar tempat tersebut. Semua yang Irish lihat serba berwarna putih bahkan dirinya pun mengenakan baju berwarna putih. "Di mana aku? Apakah aku sudah mati?" lirihnya pelan. Dia tampak bingung dengan keadaan sekitar dan dia juga merasa asing berada di tempat tersebut. Tak ada satu orang pun di sana bahkan dia tidak melihat Benjamin, Alexander, ataupun Ayana. Irish mencoba bangkit dan ingin mencari tahu tempat tersebut. Namun, dia dikejutkan dengan sebuah cahaya putih yang sangat menyilaukan mata. Irish mengangkat kedua tangannya untuk melindungi matanya dari cahaya tersebut. Irish tampak menyipitkan matanya di tengah-tengah cahaya putih yang semakin mendekat ke arahnya. Dia berusaha melihat sesuatu di depan sana. Sesuatu yang masih samar-samar dalam penglihatannya, akan tetapi bergerak mendekat ke arah

  • My Adorable CEO   Chapter 85. Antara Hidup dan Mati

    Alex berjalan cepat sambil menempelkan benda pipih di telinganya, berharap panggilan itu ada yang menjawabnya. "Kau di mana?" ujar Alex saat panggilan itu terjawab. "Aku sedang berada di pinggir jalan, sedang menung——" Suara terjeda cukup lama .... "Aarghh!" Terdengar suara teriakan nyaring dari seberang sana. Suara yang tidak asing di telinga Alex. Ya, itu adalah suara teriakan dari Ayana. Alex yang mendengarkan teriakan itu seketika menghentikan langkahnya dan wajahnya langsung berubah menunjukkan kepanikan yang luar biasa. "Ay!" teriaknya. "Halo Ayana! Kau kenapa? Halo!" Alex mengecek layar ponselnya, dia melihat panggilan telepon masih tersambung. Alex berteriak sekali lagi melalui sambungan benda pipih itu. "Ay! Kau masih di sana kan? Jawablah!" Raut mukanya begitu sangat

  • My Adorable CEO   Chapter 84. Rencana Grace

    Warna gelap menyelimuti langit, gemerlap bintang muncul satu-persatu. Semilir angin malam bertiup sepoi-sepoi dan cahaya bulan membawa warna sendiri di langit malam yang sendu. Sepasang mata masih saling beradu pandang. Berdiam diri tanpa sedikit pun cuitan di antara keduanya. Salah satu memang harus ada yang mengalah untuk meredakan semuanya. "Benjamin, apa aku boleh menginap di rumah Bibi Dennisa untuk sementara," pinta Irish dengan nada memohon. Atensi itu membuat Benjamin menggelengkan kepalanya. "Tidak ... tidak boleh," sergah Benjamin. "Hanya sementara saja. Aku hanya ingin menenangkan diri," ucap Irish sendu. Benjamin terdiam melihat tatapan sendu dari mata Irish. Dia tak mampu membalasnya. Benjamin terlihat mengusap wajahnya dengan kasar, terlihat sekali dia tampak bingung dan frustrasi. "Istirahatlah dulu." Ben berdiri dari kursinya dan hendak melangkah, aka

  • My Adorable CEO   Chapter 83. Khawatir

    Hari itu, hari di mana suasana masih dibilang pagi sekitar pukul 09.00 am dan sudah terjadi keributan di sebuah perusahaan besar. Sebuah keributan yang membuat pegawai perusahaan tersebut saling berbisik-bisik antara satu dengan lainnya dan bisa ditebak bisik-bisik itu begitu cepat menyebar hingga lantai atas. Entah mereka memperbincangkan siapa? "Benjamin Van De Haan!" teriak seorang wanita saat pintu lift terbuka. "Kau pikir setelah ini hidupmu akan tenang hah!" Wanita itu berusaha memberontak untuk melepaskan diri dari genggaman tangan Hunter. Namun, genggaman tangan Hunter lebih kuat. Benjamin tidak mengindahkan omongan Grace, pria itu bergegas keluar dari lobi perusahaan. Terlepas dari itu, Benjamin segera membawa sang istri ke rumah sakit dengan di antar oleh Marky. Setelah sampai di rumah sakit, Irish langsung mendapat penanganan khusus dari para dokter. "Baga

  • My Adorable CEO   Chapter 82. Darah

    Rumahku adalah istanaku, begitulah kata pepatah. Saat itulah yang dirasakan oleh Ayana. Akhirnya dia bisa bernapas dengan lega tanpa harus membayangkan jika dia dan suaminya sedang dimata-matai. Walaupun pada saat itu juga Alex menyuruh orang-orangnya untuk memeriksa seisi rumah, jikalau ada kamera tersembunyi yang memantau aktivitas mereka dan ternyata hasilnya nihil. Tak satu pun dari mereka menemukan kamera tersembunyi. Pria dengan lesung pipi itu langsung beratensi jika istrinya dalam bahaya. "Bagaimana dengan tidur malam mu? Apakah kalian tidur nyenyak?" Benjamin menarik kursi dan langsung duduk. "Sangat nyenyak," ucap Ayana tersenyum lega. "Syukurlah ...." Irish membawa sepiring roti panggang dari dapur. "Di mana Alex?" Benjamin terlihat menoleh kanan dan kiri. "Dia sedang menelepon seseorang," jawab Ayana menunjuk ke arah ruang tengah. Tak lama setelah itu, Al

DMCA.com Protection Status