Tiara termenung di tokonya, sudah pukul sebelas siang dan dia sudah merasa bosan karena hari ini aneh sekali Mall sesepi ini tak seperti biasanya yang selalu ramai dan banyak pelanggan datang ke tokonya untuk membeli ponsel."Ra, aku mau ngomong sama kamu," ucap Raka yang baru saja datang ke toko.Tiara terkejut melihat Raka yang berani sekali masih menunjukkan wajahnya itu di hadapannya setelah apa yang sudah dia lakukan."Mau ngomong apa lagi sih?" Tanya Tiara dingin. Dia membuang muka ke arah lain tak sudi menatap suaminya itu."Ra, aku perlu tanya sama kamu kenapa kamu bilang di di chat kalau kamu mau kita cerai tuh kenapa? Apa alasan kamu mau cerai sama aku?" Desak Raka yang mulai emosi itu.Tiara mendengus. Dia masih tanya? Cih! Yang benar saja."Parah ya kamu Mas? Aneh tau nggak kalau kamu yang nanyain itu sekarang," cibir Tiara. "Udah jelas-jelas kok kamu itu selingkuh sama si Tasya. Duh, aku bahkan nyebut namanya aja kaya jijik loh."Raka syok mendengar Tiara berkata seperti
Sorenya Andra kembali mengunjungi Tiara di tokonya. Dia tersenyum bahagia melihat Tiara yang memberinya senyuman. Dia langsung duduk di samping Tiara tanpa dipersilakan untuk duduk."Kamu ngapain sih ke sini? Bukannya langsung pulang aja ke kosan kamu biar istirahat gitu kan kamu capek pastinya," omel Tiara.Andra senang Tiara perhatian kepadanya. "Aku kan mau jemput kamu," jawabnya santai sekali seperti tak ada beban apapun.Tiara berdecak sebal. "Tapi kan aku pulangnya masih lumayan lama, Andra.""Ya nggak apa-apa sekalian nemenin kamu kerja.""Ya udah terserah kamu," timpal Tiara. Dia lalu menoleh ke arah Andra dan dia membersihkan keringat di wajah Andra dengan tisu. "Kamu sampai keringetan gini ke sininya lari ya?"Andra tersentak diperlakukan seperti itu oleh Tiara, dia tersenyum lembut. "Nggak lah, jalan kok."Tiara berdecak sebal setelah selesai membersihkan wajah Andra. "Aku beliin kamu minum ya? Kamu pastinya haus kan?""Nggak usahlah, Ra. Nggak haus kok aku.""Mau minum apa?
Andra membawa Tiara ke taman kota yang sepi. Bukan untuk tujuan yang macam-macam namun agar Tiara bisa leluasa mencurahkan keluh kesahnya karena untuk sekarang ini dia butuh itu."Gimana, Ra? Ini tempat yang cocok buat lampiasin emosi kamu itu," ucap Andra sambil turun dari motornya.Tiara juga turun dari motor Andra lalu dia menyerahkan helmnya kepada Andra."Iya nih," jawab Tiara sambil melihat sekitar. Dia lalu berjalan agak menjauh dari Andra dan barulah dia berteriak sekencang mungkin.Andra diam saja, dia duduk di kursi taman sambil menatap Tiara di depan sana.Kembali Tiara berteriak lebih kencang lagi dan setelah itu dia duduk di samping Andra. Dia tersenyum setelah merasa lumayan lega sekarang."Gimana? Udah lega belum?" Tanya Andra sambil melepas jaketnya lalu dia menyampirkannya di bahu Tiara agar tak kedinginan karena udara dinginnya malam ini. Tiara yang tersipu kemudian menoleh ke arah Andra lalu mengangguk. "Udah nih, ya lumayan lah." Dia kembali menatap ke depan. "Mak
Tiara sedang menyirami tanaman di depan rumahnya saat Dina datang."Rajin banget nih pagi-pagi udah mandiin taneman aja," ujar Dina sambil duduk di kursi yang ada di teras."Iya dong. Biar nggak buluk ya harus mandi juga kan biar cantik kaya aku," gurau Tiara.Dina tertawa lalu tawanya berhenti seketika begitu dia melihat Andra yang baru saja keluar dari rumah Tiara."Andra, kamu semalem nginep di sini?" Tuduh Dina."Nggak lah, Kak. Aku sama Tiara kan belum sah jadi ya aku belum berani nginep di sini lah," jawab Andra."Iyalah, nggak baik itu. Pinter kamu Andra, emang nggak salah aku restuin kamu pacaran sama Tiara sahabat terbaik aku," timpal Dina bangga pada Andra.Andra hanya tersenyum."Kamu udah selesai sarapannya?" Tanya Tiara pada Andra dan Andra mengangguk."Udah kok," jawab Andra.Dina kagum melihat pasangan baru itu. Ya memang benar, Tiara dan Andra sudah resmi berpacaran sebulan yang lalu bahkan rumah mewah yang kini Tiara tempati bersama keluarganya itu adalah rumah yang
Tiara sampai di rumahnya sekitar pukul sepuluh malam, dia langsung masuk ke kamarnya yang mewah itu. Ya memang sekarang semua kebutuhannya sudah terpenuhi oleh Andra dan sebenarnya dia juga sudah diminta Andra untuk resign saja dari kerjanya itu namun hingga kini dia belum menyanggupinya. Karena apa? Ya benar, itu karena dia masih khawatir jika Andra tak serius dengannya dan nanti takutnya jika dia sudah tak bekerja siapa yang akan mencukupi kebutuhan keluarganya? Mencari kerja yang baru juga susah. Dan hari ini kekhawatirannya itu muncul kembali karena melihat Andra membonceng perempuan lain tadi.Tiara akan berbaring di kasurnya itu namun dia mengurungkan niatnya saat mendengar ponselnya berbunyi. Dengan malas diapun mengangkatnya.Terlihat di layar ponselnya itu Andra yang sedang berbaring di kasur hanya memakai kaos putihnya saja juga celana jeans."Kamu udah sampai rumah?" Tanya Andra."Iya nih, baru aja kok," jawab Tiara jutek."Kok kamu jawabnya jutek gitu sih? Ada apa, Sayang?
"Beneran nggak bohong aku," ucap Andra lagi.Tiara mencoba untuk percaya saja apa kata Andra karena dia malas berdebat sudah lelah dengan rutinitasnya hari ini."Sayang, udahan dulu ya kita ngobrolnya aku capek banget nih," ucap Tiara. "Kamu juga istirahat biar besok bisa semangat lagi kerjanya.""Oke."Obrolan mereka berakhir dan Tiara segera pergi ke kamar mandi yang berada di dalam kamarnya itu. Ingin segera membersihkan diri dan bersiap untuk tidur. Dia kembali ke kamarnya setelah selesai mandi, dia duduk di kasurnya lalu memakai body lotion.Pagi harinya Tiara menjalani rutinitasnya seperti biasa berangkat kerja ke Mall, namun hari ini dia berangkatnya sendiri karena di telepon Andra mengatakan tak bisa mengantarnya karena harus pagi-pagi sekali berangkat ke kantor.Siang hari jika biasanya Andra meneleponnya bertanya sudah makan siang atau belum namun hari ini tidak. Tiara sampai berkali-kali memeriksa ponselnya siapa tahu ada balasan chat dari Andra namun tak ada sama sekali."S
"Saya terima nikah dan kawinnya Mutiara Ayumi binti Ahmad dengan mas kawin tersebut dibayar tunai," ucap Andra dengan satu tarikan napas."Bagaimana para saksi? Sah?" Tanya pak penghulu kepada para undangan di sana."Sah!" Sahut para saksi serempak.Berikutnya pak penghulu memimpin doa yang diamini oleh kedua mempelai dan juga semua tamu. Semua orang yang berada di sana turut berbahagia untuk pengantin baru itu.Andra kemudian memasangkan cincin emas yang sangat indah itu di jari manis Tiara dan gantian Tiara yang memasangkan cincin perak di jari suaminya itu. Andra tersenyum bahagia saat Tiara mencium tangannya kemudian dia balas mengecup kening istrinya itu dengan penuh sayang."Serasi banget ya mereka," ucap Dina pada Bintang yang duduk di sampingnya yang diangguki oleh pacarnya itu. Dia terharu sekali melihat sahabatnya itu bahagia."Oma, Nayla mau ke sana mau ikut Papa sama Mama," rengek Nayla yang saat ini dipangku oleh Bu Mirna."Iya nanti, sekarang Nayla duduk di sini dulu ya
"Aku mau mandi dulu kalau gitu," ucap Andra sambil melepas kemejanya hanya menyisakan kaus putihnya juga celana panjangnya saja karena dia akan mandi.Tiara menjadi semakin gugup sehingga dia menatap ke arah lain tak berani melihat suaminya itu."Iya, Mas. Aku udah siapin peralatannya kok buat kamu mandi, handuknya juga udah ada di sana," balas Tiara.Andra mengangguk sambil tersenyum. "Makasih, Sayang. Harusnya kamu nggak usah repot-repot segala."Tiara duduk di kasurnya. "Aku nggak ngerasa repot kok. Lagian kan itu juga udah jadi tugas aku sebagai istri kamu," katanya.Andra tersenyum mendengarnya, raut bahagia benar-benar terlihat di wajahnya itu. Bagaimana dia tak bahagia? Dia kan sudah berhasil mendapatkan hati Tiara sekarang, wanita yang sangat dia kagumi sejak dia masih kecil itu. Rasa kagum di hatinya yang semakin lama semakin tumbuh menjadi perasaan cinta dan sayang. Andra berlalu untuk segera mandi.Tiara masih menunggu Andra selesai mandi sambil bermain dengan ponselnya itu
Hari ini Tiara datang ke toko kue tempat dia bisnis dengan Dina. Tokonya terlihat ramai karena memang rasa kuenya enak dan juga pelayanannya yang sangat ramah. Tiara dan Dina pandai sekali mencari karyawan yang baik dan juga ramah."Kuenya enak banget loh ini teksturnya juga lembut," kata pelanggan ibu ibu elegan."Terima kasih, Ibu. Datang kembali ya," ucap Tiara dengan ramah."Tentu. Saya pasti akan datang lagi ke sini malah udah bakalan jadi langganan," kata ibu itu sambil tersenyum.Tiara merasa senang mendengarnya, dia kembali mengucapkan terima kasih pada pembeli di tokonya tersebut.Tak lama Andra datang bersama Nayla yang dia gendong. Hari ini dia libur kerja jadi dia pergi ke tokonya Tiara untuk melihat keadaan toko kue itu.Tiara lebih dulu salim pada Andra lalu mencium pipinya Nayla dengan gemas."Kamu hebat ya udah bisa bisnis kue kaya gini mana rame lagi," kata Andra yang memuji Tiara."Alhamdulillah, ini kan juga karena izin dari suami juga," jawab Tiara sambil sesekali
Bu Mirna masih saja kesal dan kecewa dengan sikap Karin pada Tiara. Karin padahal dulunya sebelum menikah tapi dia selalu menyuruh pacarnya menginap di rumahnya sampai dia hamil itu kan namanya munafik.Meski Tiara sudah memberitahu ibunya untuk tak usah menghiraukan Karin namun tetap saja ibunya merasa marah dan tak terima putrinya dituduh yang tidak benar.~~Tiara hari ini bertemu lagi dengan Dina namun kali ini mereka bukan healing tapi untuk membicarakan bisnis bersama. Dina berencana ingin mengajak Tiara bekerja sama dalam bisnis kue yang sekarang ramai.Tentu saja Tiara sangat amat setuju karena dia tak ingin hanya mengandalkan uang dari Andra lagipula dia tadi sudah minta izin pada Andra dan suaminya itu setuju dan mendukungnya.Barulah setelah membicarakan tentang bisnis Tiara pulang untuk menjaga Nayla, dia berfoto dengan putrinya yang cantik dan sungguh menggemaskan itu dan kemudian mempostingnya di akun medsosnya.Karin kini tiba di rumah Tiara lalu dia menelepon Tiara memi
Karin kaget mendengar amarah Bu Mirna. "Saya heran sama kamu Karin kenapa kamu itu dari dulu selalu saja benci dengan anak saya Tiara. Dari dulu kamu begitu dari kamu masih kecil!""Udahlah, Ma kita pulang aja yuk. Ngapain ladenin omongannya Karin," ajak Tiara. Dia jengah sekali dengan sepupu angkatnya tersebut. Iya, Karin itu memang sepupu angkatnya Tiara karena tantenya Tiara dulu mengambil Karin di rumah sakit saat masih bayi.Bu Mirna setuju dan merekapun pergi meninggalkan Karin yang terdiam."Awas ya kalian berdua!" ancam Karin sambil mengepalkan tangannya kesal.~ ~Hari ini Bianca mengajak Andra untuk bertemu di kafe membahas bisnis. Saat dia akan menyeberang jalan tiba-tiba dari arah lain ada mobil yang melaju kencang ke arahnya membuatnya berteriak kaget. Tiara yang melihatnya langsung menarik tangan Bianca dan mereka berdua jatuh di rerumputan.Bianca yang ketakutan masih berusaha mengatur napasnya. Dia menoleh dan terkejut ternyata orang yang telah menyelamatkan dia adalah
Tiara merenung sejenak dan juga sekaligus dia ingin menghilangkan curiganya. Dia tersenyum dan melanjutkan langkahnya menuju Andra."Telfon dari siapa, Mas?" tanya Tiara.Andra menoleh karena terkejut. "Ini dari Bianca," jawabnya jujur."Oh gitu?" Tiara bersilang dada.Andra tersenyum melihat raut wajah Tiara yang cemburu itu. "Udah dulu ya, Bi," ucapnya lalu dia matikan sambungan telepon karena tak ingin membuat istrinya itu marah padanya."Lanjutin aja nggak apa-apa kok," kata Tiara sambil duduk di sofa."Nggak lah kan udahan bahas bisnisnya," balas Andra. Dia lalu duduk di sebelah Tiara."Seriusan?""Iya. Kenapa ke sini?" tanya Andra."Kok kamu nanyanya gitu sih? Kenapa? Kamu nggak suka ya kalau aku ke sini buat ketemu sama kamu?"Andra menghela napas, salah lagi dia. "Iya maaf sayang tapi maksudku bukan gitu kok. Iya aku juga kangen sama kamu," katanya sambil memeluk Tiara agar istrinya itu tak semakin merajuk. Dan dia berhasil karena Tiara sekarang tersenyum."Bohong kamu.""Ngga
"Dari Mas Raka," jawab Tiara sambil menunduk. Dia ingin terus saja pada Andra karena dia tak ingin pernikahan mereka ada kebohongan yang takutnya malah akan membuat hubungan bermasalah. Betul kan? Lebih baik kan jujur saja toh juga dia tak akan mengangkat telepon dari Raka kok.Andra menghela napas. "Ya udah kalau gitu aku mandi dulu ya," balasnya lega. Tuh kan buktinya dia jadi berpikiran positif. Diapun beranjak pergi setelah pamitan pada Nayla.Tiara hanya mengangguk sambil membuang napas kesal setelah suaminya itu pergi. Kenapa sih Raka terus saja menganggunya? Apa sih maunya dia?Ponselnya kembali berdering dan karena kesal dia langsung matikan lagi. Nayla sampai bingung melihat ke arahnya.Tiara hari ini pergi ke Mall sendirian karena dia tak ingin Nayla kelelahan jika ikut, dia saat ini berada di kafe minum kopi. Ya, masih sendirian dia, coba saja jika hari ini hari libur pasti dia akan mengajak Dina pergi dengannya. Mendadak dia jadi rindu saat dirinya masih bekerja di Mall."
Sudah pagi waktunya Tiara mengantar Andra kerja sampai luar rumah mereka. Setelah dia salim dan dia mendapat ciuman di keningnya dari suaminya diapun tersenyum. Melambai saat Andra masuk ke mobil dan pergi meniggalkan area rumah.Tiara masih pergi di sana, tanpa dia ketahui ternyata ada Karin yang mengintip dari kejauhan dengan tatapan irinya yang terlihat jelas."Lah aku nggak nyangka ternyata rumahnya si Tiara bagus banget gini mahal banget udah pasti sih ini." Karin berucap sambil mengamati rumah mewah Tiara."Hebat juga dia kira-kira dia nikahnya sama siapa sih? Kayanya nggak mungkin deh kalau dia nikah sama si Andra itu secara kan mereka berdua udah nggak ketemu lagi pastinya. Ya emang sih Andra anak orang kaya tapi kan nggak mungkin kalau sekaya itu sampai rumahnya kaya istana gitu."Karin tetap di sana sambil memotret rumah tersebut.Di KantorSinta masuk ke ruangan Andra dan tersenyum melihat anaknya itu sedang mengobrol dengan sekretarisnya. "Budah boleh masuk?" tanya Sinta
Tiara dan Dina juga Nayla akhirnya lanjut ke Mall untuk jalan-jalan setelah selesai makan makan di kafe. Mereka terlihat bahagia sekali menikwati waktu bersama-sama karena sudah lama Tiara di rumah saja tidak jalan ke luar dengan sang sahabat lagipula juga mereka berdua sama-sama sibuk.Sambil digendong Tiara, Nayla merengek ingin dibelikan boneka beruang yang besar dan tentu saja sang ibu menurutinya.Setelah selesai jalan-jalan Tiara pulang ke rumah karena haripun sudah sore. Dia mandi setelah membantu Nayla memakaikan baju.Andra yang baru saja pulang kerja dia bingung dengan Tiara yang cemberut kesal duduk di kasur. Dia juga duduk di samping istrinya itu dan memeluknya agar emosinya mereda."Sayang, kamu kenapa sih? Kok malah tambah kesel gitu?" tanya Andra karena dia malah dipukuli Tiara di lengannya. Ya sakit sih tidak lah ya karena pukulannya itu tak seberapa hanya pukulan kecil namun dia hanya bingung dengan mood Tiara."Bukannya hari ini kamu lagi seneng ya karena abis jalan
Karena hari ini hari libur Tiara meminta izin kepada Andra untuk pergi keluar karena dia ingin bertemu dengan Dina di tempat makan. Dia tak pergi sendirian kok aliasnya dia mengajak serta Nayla anaknya. Dan karena Andra sudah mengiyakan maka Tiara pun pergi dengan mengemudikan sendiri mobilnya itu.Tiara tertawa menanggapi Nayla yang sejak tadi bernyanyi di kursi belakang. Entah anaknya itu nyanyi lagu apa dia tak tahu.Tiara mendapat telepon dari Dina yang menanyakan sudah sampai di mana padanya dan dia menjawab bahwa sebentar lagi mereka berdua akan sampai. Dina mengatakan dia sudah tiba di kafe tempat mereka janjian dan dia juga bilang akan menunggu Tiara.Tiara menutup telepon lalu menoleh ke belakang dan tersenyum melihat Nayla masih bernyanyi sambil bermain boneka barbie."Mama, bentar lagi sampai ya? Nayla udah laper," rengek Nayla sambil memajukan bibirnya.Tiara tersenyum. "Iya, Nayla. Kamu yang sabar ya Nak bentar lagi kita sampai kok."Nayla tersenyum lebar. "Okey!"Tiara m
Andra yang kaget langsung saja melepaskan pelukan waktu itu.Wanita tanpa nama itu malah tersenyum licik lalu pergi begitu saja dari sana membuat Andra semakin bingung. Ada apa dengan wanita itu?Sementara itu di dalam rumahnya Tiara membuka pesan dan dia terkejut melihat sebuah foto yaitu foto Andra yang terlihat memeluk seorang wanita. Itu foto rupanya saat diambil tadi di jalan.Tiara menghela napas gusar. "Ini pasti ulah orang yang namanya Bianca itu. Heran aku sama dia maunya dia tuh apa sih nggak capek apa begitu terus?" gumamnya teramat kesal.Untungnya dia sangat amat percaya dengan Andra jadi apapun itu Tiara tak akan salah paham apalagi sampai marah pada suaminya."Makin lama makin nggak jelas tuh orang."Karena tak mau ambil pusing Tiara langsung saja pergi ke dapur untuk masak, sebentar lagi Andra kan pulang dari kerja. Sebagai istri yang baik yang perlu dia lakukan ya hanya percaya pada suaminya dan akan melakukan yang terbaik untuk selalu membuat suaminya bahagia bersama