"Kamu tuh ngomong apa sih, Mas? Jangan asal nuduh deh kalau nggak ada bukti!"Raka mendengus. "Bukti ya? Itu bau minyak kayu putih udah jadi bukti yang lebih dari cukup."Tiara terdiam tidak tahu harus membalas apa.Raka tersenyum sinis. "Tuh sekarang kamu liat kan? Kamu nggak bisa ngelak karena itu faktanya. Kamu abis dari kos-kosannya si Andra itu kan? Gatel banget kamu penginnya dimanjain sama dia ya?"Tiara menghela napas. "Terus kalau iya kenapa?" tantangnya. Tidak apa-apa lah hari ini dia kesal sekali dengan Raka karena sudah selingkuh tapi malah balik menuduhnya seperti itu. Padahal dia itu kan tidak selingkuh dengan Andra.Raka tersenyum sinis kembali. "Jadi bener kamu selingkuh sama dia?""Kamu yang selingkuh kenapa jadi aku yang dituduh balik sih?" kesal juga Tiara."Udahlah, males debat sama kamu nggak ada untungnya juga. Oh iya, aku nggak akan pulang malem ini jadi jangan tunggu aku." balas Raka yang kemudian memasuki mobilnya.Tiara merasa tubuhnya lemas, tanpa melihat la
"Mas, beliin aku hp yang ini ya?" pinta seorang wanita pada suaminya."Iya, sayang kamu pilih aja yang mana yang menurut kamu bagus," sahut sang suami.Sang istri tampak tersenyum namun berikutnya dia menunduk sedih. "Nggak deh, Mas. Aku beli hp yang lain aja deh."Suaminya bingung. "Lho kenapa? Apa hp yang ini kurang bagus?"Sang istri menggeleng lemah."Terus apa dong?" tanya sang suami lagi."Hp yang ini tuh mahal banget, Mas. Aku nggak tega deh minta dibeliin sama kamu hp yang mahal gini."Si suami tersenyum haru mendengar ucapan istrinya itu."Kamu kan istriku, kamu yang udah masak tiap hari nggak pernah ngeluh, ngurus anak kita juga sama ngurus rumah ngurusin aku juga. Jadi udah sepantasnya aku ngasih kamu yang terbaik juga, sayang," ucap sang suami."Beneran nggak apa-apa, Mas?""Iya, udah kamu tinggal ambil aja hp yang kamu sukai itu ya?"Sang istri mengangguk cepat. "Iya, Mas," ucapnya. "Kak, saya jadi beli hp yang ini deh."Tiara tersenyum ramah. "Baik, Kak. Jadi 38 juta ya?
"Kamu ngapain ke sini, Bin? Bukannya kamu jam segini tuh masih di kantor ya?" tanya Tiara yang heran melihat Bintang datang ke tokonya bersama Andra."Aku sengaja izin pulang cepet, Kak. Kan aku mau ngapelin Dina," jawab Bintang. Dina tersipu malu.Tiara melongo, dia menoleh ke arah Dina. "Jadi cowok yang kamu pacarin tuh si Bintang? Seriusan?" Dina mengangguk."Kenapa kamu nggak cerita sih? Kapan kalian jadiannya?""Kan aku malu sama kamu, Ra. Takutnya kamu nanti bakalan ngetawain aku karena suka sama brondong," sahut Dina.Tiara tertawa tanpa humor. "Kok kamu bisa mikir gitu sih? Emang apa salahnya pacaran sama cowok lebih muda? Yang penting kan kamunya nyaman sama Bintang dan dia baik sama kamu, itu aja sih.""Nah bener tuh, setuju banget," sambung Andra sambil duduk di samping Tiara."Apaan sih kamu juga malah diem-diem aja nggak mau ngasih tau aku tentang hubungan mereka. Kamu pasti udah tau kan?" Bisik Tiara pada Andra."Aku kan bukan tukang gosip," balas Andra dengan berbisik p
Tiara tersenyum lebar melihat Andra datang membawa dua mangkuk di tangannya."Makasih, Ndra," ucap Tiara sambil tersenyum setelah Andra meletakkan mangkuk berisi bakso itu di meja."Iya sama-sama," balas Andra sambil duduk di samping Tiara. Dia sendiri mulai mengaduk mie ayamnya agar bumbunya merata."Kamu beneran beli mie ayam? Aku kirain beli baso samaan kaya aku," ucap Tiara.Andra tersenyum lembut. "Aku beli mie ayam kan biar kamu bisa makan ayamnya," sahutnya.Tiara mendadak bingung. "Maksud kamu?" Tanyanya sambil menoleh ke arah Andra."Iya, Ra. Kamu itu kan suka banget ayam di mie ayam."Tiara jadi malu. Ternyata Andra masih sangat ingat apa saja yang dia sukai. "Kamu kok masih inget aja sih?""Iya dong, apa sih yang aku nggak inget tentang kamu," sahut Andra dengan bangganya."Apaan sih mulai deh gombal," ucap Tiara sambil menatap ke arah lain.Andra tertawa kecil. "Udah nih makan ayamnya."Tiara mengangguk semangat dan dia berbinar senang melihat mie ayam itu sedang Andra let
Tiara menghapus air matanya dengan kasar, untuk apa Raka ditangisi segala. Karena dia terus menunduk dia menabrak seseorang di lorong kantor Raka itu. Dia tersentak kaget tentu saja namun setelah dia tahu siapa orang yang dia tabrak itu diapun segera memeluknya."Kamu kenapa, Ra?" Tanya Andra yang membalas pelukan Tiara dan mengusap-usap punggungnya agar wanita itu tenang."Kamu ngapain di sini kan udah aku suruh kamu buat nunggu di luar aja?" "Aku khawatir sama kamu makanya aku nyusul aja, bener kan kamu malah kaya gini? Kamu kenapa? Si Raka itu ngelakuin apa ke kamu?""Nggak apa-apa, Ndra. Aku baik-baik aja kok beneran," balas Tiara.Andra menghela napas, dia tahu betul pasti sudah terjadi sesuatu yang membuat Tiara jadi seperti itu. Karena dia bisa melihat dengan jelas jejak air mata Tiara itu."Bilang sama aku dia udah ngapain kamu? Biar aku hajar dia.""Aku bilang aku nggak apa-apa, Andra. Aku cuma butuh dipeluk aja sekarang. Please jangan ke mana-mana," ucap Tiara sambil menger
Hari berganti pagi, saatnya orang-orang melakukan aktifitas. Termasuk juga Tiara yang ingin berangkat kerja, setelah dia berpamitan dengan Bu Mirna diapun berjalan seorang diri. Dia tak boleh lemah hanya karena masalah tadi malam itu karena dia seorang ibu. Dia harus semakin kuat sekarang.Di tengah jalan dia bertemu dengan Andra yang juga akan berangkat kerja."Ayo naik!" Ajak Andra sambil tersenyum.Tiara balas tersenyum lalu mengangguk. Diapun duduk di jok belakang motor Andra."Tadi aku ke rumah kamu dan kata Tante Mirna kamunya udah berangkat, untung kamu belum jauh," ungkap Andra."Ngapain kamu ke rumah aku?" Tanya Tiara."Ya biar sekalian bareng aja," jawab Andra."Oh gitu?"Tanpa berkata apapun lagi Andra menghidupkan mesin motornya lalu menjalankan motornya dengan kecepatan yang sedang.Setelah mengantarkan Tiara, maka Andra segera pergi meninggalkan Mall itu.Tiara tersenyum sendiri lalu saat dia tersadar dia menghela napas. Siapa yang bisa menyangka jika seseorang yang pern
Tiara termenung di tokonya, sudah pukul sebelas siang dan dia sudah merasa bosan karena hari ini aneh sekali Mall sesepi ini tak seperti biasanya yang selalu ramai dan banyak pelanggan datang ke tokonya untuk membeli ponsel."Ra, aku mau ngomong sama kamu," ucap Raka yang baru saja datang ke toko.Tiara terkejut melihat Raka yang berani sekali masih menunjukkan wajahnya itu di hadapannya setelah apa yang sudah dia lakukan."Mau ngomong apa lagi sih?" Tanya Tiara dingin. Dia membuang muka ke arah lain tak sudi menatap suaminya itu."Ra, aku perlu tanya sama kamu kenapa kamu bilang di di chat kalau kamu mau kita cerai tuh kenapa? Apa alasan kamu mau cerai sama aku?" Desak Raka yang mulai emosi itu.Tiara mendengus. Dia masih tanya? Cih! Yang benar saja."Parah ya kamu Mas? Aneh tau nggak kalau kamu yang nanyain itu sekarang," cibir Tiara. "Udah jelas-jelas kok kamu itu selingkuh sama si Tasya. Duh, aku bahkan nyebut namanya aja kaya jijik loh."Raka syok mendengar Tiara berkata seperti
Sorenya Andra kembali mengunjungi Tiara di tokonya. Dia tersenyum bahagia melihat Tiara yang memberinya senyuman. Dia langsung duduk di samping Tiara tanpa dipersilakan untuk duduk."Kamu ngapain sih ke sini? Bukannya langsung pulang aja ke kosan kamu biar istirahat gitu kan kamu capek pastinya," omel Tiara.Andra senang Tiara perhatian kepadanya. "Aku kan mau jemput kamu," jawabnya santai sekali seperti tak ada beban apapun.Tiara berdecak sebal. "Tapi kan aku pulangnya masih lumayan lama, Andra.""Ya nggak apa-apa sekalian nemenin kamu kerja.""Ya udah terserah kamu," timpal Tiara. Dia lalu menoleh ke arah Andra dan dia membersihkan keringat di wajah Andra dengan tisu. "Kamu sampai keringetan gini ke sininya lari ya?"Andra tersentak diperlakukan seperti itu oleh Tiara, dia tersenyum lembut. "Nggak lah, jalan kok."Tiara berdecak sebal setelah selesai membersihkan wajah Andra. "Aku beliin kamu minum ya? Kamu pastinya haus kan?""Nggak usahlah, Ra. Nggak haus kok aku.""Mau minum apa?
Hari ini Tiara datang ke toko kue tempat dia bisnis dengan Dina. Tokonya terlihat ramai karena memang rasa kuenya enak dan juga pelayanannya yang sangat ramah. Tiara dan Dina pandai sekali mencari karyawan yang baik dan juga ramah."Kuenya enak banget loh ini teksturnya juga lembut," kata pelanggan ibu ibu elegan."Terima kasih, Ibu. Datang kembali ya," ucap Tiara dengan ramah."Tentu. Saya pasti akan datang lagi ke sini malah udah bakalan jadi langganan," kata ibu itu sambil tersenyum.Tiara merasa senang mendengarnya, dia kembali mengucapkan terima kasih pada pembeli di tokonya tersebut.Tak lama Andra datang bersama Nayla yang dia gendong. Hari ini dia libur kerja jadi dia pergi ke tokonya Tiara untuk melihat keadaan toko kue itu.Tiara lebih dulu salim pada Andra lalu mencium pipinya Nayla dengan gemas."Kamu hebat ya udah bisa bisnis kue kaya gini mana rame lagi," kata Andra yang memuji Tiara."Alhamdulillah, ini kan juga karena izin dari suami juga," jawab Tiara sambil sesekali
Bu Mirna masih saja kesal dan kecewa dengan sikap Karin pada Tiara. Karin padahal dulunya sebelum menikah tapi dia selalu menyuruh pacarnya menginap di rumahnya sampai dia hamil itu kan namanya munafik.Meski Tiara sudah memberitahu ibunya untuk tak usah menghiraukan Karin namun tetap saja ibunya merasa marah dan tak terima putrinya dituduh yang tidak benar.~~Tiara hari ini bertemu lagi dengan Dina namun kali ini mereka bukan healing tapi untuk membicarakan bisnis bersama. Dina berencana ingin mengajak Tiara bekerja sama dalam bisnis kue yang sekarang ramai.Tentu saja Tiara sangat amat setuju karena dia tak ingin hanya mengandalkan uang dari Andra lagipula dia tadi sudah minta izin pada Andra dan suaminya itu setuju dan mendukungnya.Barulah setelah membicarakan tentang bisnis Tiara pulang untuk menjaga Nayla, dia berfoto dengan putrinya yang cantik dan sungguh menggemaskan itu dan kemudian mempostingnya di akun medsosnya.Karin kini tiba di rumah Tiara lalu dia menelepon Tiara memi
Karin kaget mendengar amarah Bu Mirna. "Saya heran sama kamu Karin kenapa kamu itu dari dulu selalu saja benci dengan anak saya Tiara. Dari dulu kamu begitu dari kamu masih kecil!""Udahlah, Ma kita pulang aja yuk. Ngapain ladenin omongannya Karin," ajak Tiara. Dia jengah sekali dengan sepupu angkatnya tersebut. Iya, Karin itu memang sepupu angkatnya Tiara karena tantenya Tiara dulu mengambil Karin di rumah sakit saat masih bayi.Bu Mirna setuju dan merekapun pergi meninggalkan Karin yang terdiam."Awas ya kalian berdua!" ancam Karin sambil mengepalkan tangannya kesal.~ ~Hari ini Bianca mengajak Andra untuk bertemu di kafe membahas bisnis. Saat dia akan menyeberang jalan tiba-tiba dari arah lain ada mobil yang melaju kencang ke arahnya membuatnya berteriak kaget. Tiara yang melihatnya langsung menarik tangan Bianca dan mereka berdua jatuh di rerumputan.Bianca yang ketakutan masih berusaha mengatur napasnya. Dia menoleh dan terkejut ternyata orang yang telah menyelamatkan dia adalah
Tiara merenung sejenak dan juga sekaligus dia ingin menghilangkan curiganya. Dia tersenyum dan melanjutkan langkahnya menuju Andra."Telfon dari siapa, Mas?" tanya Tiara.Andra menoleh karena terkejut. "Ini dari Bianca," jawabnya jujur."Oh gitu?" Tiara bersilang dada.Andra tersenyum melihat raut wajah Tiara yang cemburu itu. "Udah dulu ya, Bi," ucapnya lalu dia matikan sambungan telepon karena tak ingin membuat istrinya itu marah padanya."Lanjutin aja nggak apa-apa kok," kata Tiara sambil duduk di sofa."Nggak lah kan udahan bahas bisnisnya," balas Andra. Dia lalu duduk di sebelah Tiara."Seriusan?""Iya. Kenapa ke sini?" tanya Andra."Kok kamu nanyanya gitu sih? Kenapa? Kamu nggak suka ya kalau aku ke sini buat ketemu sama kamu?"Andra menghela napas, salah lagi dia. "Iya maaf sayang tapi maksudku bukan gitu kok. Iya aku juga kangen sama kamu," katanya sambil memeluk Tiara agar istrinya itu tak semakin merajuk. Dan dia berhasil karena Tiara sekarang tersenyum."Bohong kamu.""Ngga
"Dari Mas Raka," jawab Tiara sambil menunduk. Dia ingin terus saja pada Andra karena dia tak ingin pernikahan mereka ada kebohongan yang takutnya malah akan membuat hubungan bermasalah. Betul kan? Lebih baik kan jujur saja toh juga dia tak akan mengangkat telepon dari Raka kok.Andra menghela napas. "Ya udah kalau gitu aku mandi dulu ya," balasnya lega. Tuh kan buktinya dia jadi berpikiran positif. Diapun beranjak pergi setelah pamitan pada Nayla.Tiara hanya mengangguk sambil membuang napas kesal setelah suaminya itu pergi. Kenapa sih Raka terus saja menganggunya? Apa sih maunya dia?Ponselnya kembali berdering dan karena kesal dia langsung matikan lagi. Nayla sampai bingung melihat ke arahnya.Tiara hari ini pergi ke Mall sendirian karena dia tak ingin Nayla kelelahan jika ikut, dia saat ini berada di kafe minum kopi. Ya, masih sendirian dia, coba saja jika hari ini hari libur pasti dia akan mengajak Dina pergi dengannya. Mendadak dia jadi rindu saat dirinya masih bekerja di Mall."
Sudah pagi waktunya Tiara mengantar Andra kerja sampai luar rumah mereka. Setelah dia salim dan dia mendapat ciuman di keningnya dari suaminya diapun tersenyum. Melambai saat Andra masuk ke mobil dan pergi meniggalkan area rumah.Tiara masih pergi di sana, tanpa dia ketahui ternyata ada Karin yang mengintip dari kejauhan dengan tatapan irinya yang terlihat jelas."Lah aku nggak nyangka ternyata rumahnya si Tiara bagus banget gini mahal banget udah pasti sih ini." Karin berucap sambil mengamati rumah mewah Tiara."Hebat juga dia kira-kira dia nikahnya sama siapa sih? Kayanya nggak mungkin deh kalau dia nikah sama si Andra itu secara kan mereka berdua udah nggak ketemu lagi pastinya. Ya emang sih Andra anak orang kaya tapi kan nggak mungkin kalau sekaya itu sampai rumahnya kaya istana gitu."Karin tetap di sana sambil memotret rumah tersebut.Di KantorSinta masuk ke ruangan Andra dan tersenyum melihat anaknya itu sedang mengobrol dengan sekretarisnya. "Budah boleh masuk?" tanya Sinta
Tiara dan Dina juga Nayla akhirnya lanjut ke Mall untuk jalan-jalan setelah selesai makan makan di kafe. Mereka terlihat bahagia sekali menikwati waktu bersama-sama karena sudah lama Tiara di rumah saja tidak jalan ke luar dengan sang sahabat lagipula juga mereka berdua sama-sama sibuk.Sambil digendong Tiara, Nayla merengek ingin dibelikan boneka beruang yang besar dan tentu saja sang ibu menurutinya.Setelah selesai jalan-jalan Tiara pulang ke rumah karena haripun sudah sore. Dia mandi setelah membantu Nayla memakaikan baju.Andra yang baru saja pulang kerja dia bingung dengan Tiara yang cemberut kesal duduk di kasur. Dia juga duduk di samping istrinya itu dan memeluknya agar emosinya mereda."Sayang, kamu kenapa sih? Kok malah tambah kesel gitu?" tanya Andra karena dia malah dipukuli Tiara di lengannya. Ya sakit sih tidak lah ya karena pukulannya itu tak seberapa hanya pukulan kecil namun dia hanya bingung dengan mood Tiara."Bukannya hari ini kamu lagi seneng ya karena abis jalan
Karena hari ini hari libur Tiara meminta izin kepada Andra untuk pergi keluar karena dia ingin bertemu dengan Dina di tempat makan. Dia tak pergi sendirian kok aliasnya dia mengajak serta Nayla anaknya. Dan karena Andra sudah mengiyakan maka Tiara pun pergi dengan mengemudikan sendiri mobilnya itu.Tiara tertawa menanggapi Nayla yang sejak tadi bernyanyi di kursi belakang. Entah anaknya itu nyanyi lagu apa dia tak tahu.Tiara mendapat telepon dari Dina yang menanyakan sudah sampai di mana padanya dan dia menjawab bahwa sebentar lagi mereka berdua akan sampai. Dina mengatakan dia sudah tiba di kafe tempat mereka janjian dan dia juga bilang akan menunggu Tiara.Tiara menutup telepon lalu menoleh ke belakang dan tersenyum melihat Nayla masih bernyanyi sambil bermain boneka barbie."Mama, bentar lagi sampai ya? Nayla udah laper," rengek Nayla sambil memajukan bibirnya.Tiara tersenyum. "Iya, Nayla. Kamu yang sabar ya Nak bentar lagi kita sampai kok."Nayla tersenyum lebar. "Okey!"Tiara m
Andra yang kaget langsung saja melepaskan pelukan waktu itu.Wanita tanpa nama itu malah tersenyum licik lalu pergi begitu saja dari sana membuat Andra semakin bingung. Ada apa dengan wanita itu?Sementara itu di dalam rumahnya Tiara membuka pesan dan dia terkejut melihat sebuah foto yaitu foto Andra yang terlihat memeluk seorang wanita. Itu foto rupanya saat diambil tadi di jalan.Tiara menghela napas gusar. "Ini pasti ulah orang yang namanya Bianca itu. Heran aku sama dia maunya dia tuh apa sih nggak capek apa begitu terus?" gumamnya teramat kesal.Untungnya dia sangat amat percaya dengan Andra jadi apapun itu Tiara tak akan salah paham apalagi sampai marah pada suaminya."Makin lama makin nggak jelas tuh orang."Karena tak mau ambil pusing Tiara langsung saja pergi ke dapur untuk masak, sebentar lagi Andra kan pulang dari kerja. Sebagai istri yang baik yang perlu dia lakukan ya hanya percaya pada suaminya dan akan melakukan yang terbaik untuk selalu membuat suaminya bahagia bersama