Perapian yang ada diruang tamu villa tidak cukup menghangatkan Kiano dan Cassie. Kiano dalam kesehatan yang prima, hasratnya mulai tergoda oleh dinginnya suasana.
Tangan Kiano yang semakin dingin menyelinap kedalam gaun Cassie, mencari lekuk kehangatan di tubuh Cassie. Ini yang pertama bagi Cassie, sehingga hasratnya pun tergoda untuk melakukan hal yang lebih dari biasanya. "Mas..," cuma itu kata-kata yang terucap dari mulut CassieDia membalikkan tubuhnya menghadap Kiano, masih dalam dekapan Kiano. Kiano menempelkan bibirnya kebibir Cassie yang dingin, dengan ciuman yang menghangatkan. Sejenak Kiano melabuhkan ciuman di bibir Cassie, "Cassie..ini tidak boleh kita teruskan." ujar Kiano tiba-tiba. Cassie hanya menatap mata Kiano penuh harap, dia masih ingin merasakan kehangatan di tengah dinginnya malam. Cassie tidak mampu menahan puncak hasratnya, dia ingin Kiano melalukan lebih dari yang ingin dia rasakan.Di lokasi shooting semua sedang membahas tentang Hati yang Terpisah, yang masuk nominasi sebagai Sinetron Terfavorit, dalam Festival Film Televisi Indonesia. Bukan cuma itu, Robby pun masuk nominasi sebagai sutradara Terfavorit, begitu juga dengan Cassie, sebagai artis pendatang baru Terfavorit.Cassie menanggapi hal itu cukup dengan bersyukur, dia tidak ingin terlalu euforia dengan apa yang sedang menjadi topik pembicaraan. Semua itu di luar ekspektasinya, karena baginya bukan itu yang menjadi targetnya.Jovanca orang yang pertama kali memberikan ucapan selamat pada Cassie,"Well.. aku salute sama kamu Cassie, ternyata dugaanku gak salah, selamat ya." Jovanca memberikan selamat pada Cassie, saat keduanya ketemu di ruangan Cassie"Terima kasih Jo.. ini di luar dugaan sih, aku kan masih baru di dunia film.""Kualitas akting itu bukan dinilai dari baru atau lama Cassie, kamu berhak atas itu."Puji Jovanca dengan serius, dia tidak main-main, atau pun pura-p
Kiano, Cassie dan Jovanca menghadiri malam Festival Film Televisi Indonesia 2020, bersama mereka hadir juga Robby sebagai sutradara yang masuk nominasi.Di panggung gemerlap Festival Film Televisi Indonesia 2020, sedang diumumkan berbagai nominator dari berbagai kategori. Tampak Cassie, Kiano, dan Jovanca ada di kursi barisan kedua. Kiano diapit Cassie di sebelah kirinya, dan Jovanca di sebelah kanannya. Bak seorang Don Juan, Kiano tampil penuh percaya diri. Sementara Robby dan beberapa crew dan pemain lainnya berada di barisan ketiga. Raga tidak terlihat hadir pada malam itu, karena kurang sehat. Tibalah saatnya nominator pemeran wanita terfavorit diumumkan, Cassie menatap ke arah panggung dengan harap-harap cemas. Begitu juga dengan Kiano dan Jovanca pandangannya terfokus kepanggung. "Inilah nominee artis terfavorit Festival Film Televisi Indonesia.. Raina Anastasha, dalam sinetron Cinta Putih!!" Teriak sepasang artis terkenal yang kebagian untuk mengu
Cassie merasa gemerlap dunia keartisan itu sangat jauh dari kehidupan dia yang sebenarnya. Terjun ke dunia hiburan itu karena sesuatu yang tidak disengaja, bukanlah keinginan hatinya. Sementara Kiano menganggap Cassie adalah tambang emas yang perlu terus digali.Kiano mengikuti keinginan Cassie, dia tidak memaksa Cassie untuk terus berkarir di film, tapi dia sangat berharap suatu saat Cassie berubah pikiran. Bagi Kiano, saat ini yang terpenting dia harus 'maintain' tayangan, agar tidak ada alasan untuk menghentikan tayangan yang terus berlangsung.Masih dalam perjalanan pulang, Kiano mengingatkan Cassie, "bulan depan kita sudah melangsung Pernikahan dan semua keluarga sudah sepakat ya." Kiano mengatakan itu sambil terus menatap kedepan"Kamu sendiri sudah siap mas? Gimana dengan kesehatan kamu?" Tanya Cassie sambil menatap KianoDengan penuh keyakinan Kiano menjawab, "In Sha Allah aku sudah siap Cassie, kamu gak usah cemas.""Aku maunya setelah menikah kita
Sebuah mobil box katering datang ke lokasi shooting menjelang makan siang. Mobil berhenti persis didepan gedung utama. Dibelakang mobil box ada sebuah mobil mini bus. Dari mobil mini bus beberapa orang karyawan berseragam turun, dan langsung membuka mobil box. Mereka mengeluarkan beberapa benda berbentuk meja lipat empat persegi dan kain taplak meja. Sebagian dari mereka langsung menata meja prasmanan di dalam gedung, sebagian yang lainnya menurunkan makanan dan alat prasmanan. Dalam sekejap makanan prasmanan tersebut sudah tersaji dengan rapi. Crew dan pemain sangat surprise dengan adanya kiriman makanan dari kantor. Tidak lama berselang, mobil Kiano masuk ke lokasi shooting dan berhenti di depan gedung utama. Tidak ada yang tahu kalau hari itu akan ada makanan prasmanan, dan tidak ada yang menduga Kiano pun akan datang. Begitu turun dari mobil Kiano langsung menghimbau pemain dan crew untuk berkumpul di gedung utama, "Teman-teman semua kita kumpu
Keesokan harinya Kiano ke Mall untuk ketemuan sama orang stasiun tv, membicarakan konsep tayangan berikutnya. Sudah menjadi kebiasaan pihak stasiun ajak kongkow di Mall, supaya tidak terlalu formil.Acara ini biasanya merupakan perjamuan khusus pihak PH dengan pihak stasiun tv. Hari itu kebetulan shooting break, sehingga Kiano leluasa untuk menghabiskan waktunya dengan pihak stasiun.Setelah acara makan siang, Kiano mengunjungi sebuah counter parfum langganannya. Ternyata Jovanca pun ada di dalam counter yang cukup luas itu, Kiano tidak melihat keberadaan Jovanca, tapi Jovanca melihat Kiano.Jovanca sangat senang ketemu Kiano, dia tidak langsung menyapa Kiano. Jovanca mencari tahu terlebih dahulu siapa yang menemani Kiano. Setelah dia yakin Kiano hanya sendirian, Jovanca menyapa Kiano,"Hai mas.. tumben nih sendirian." Sapa JovancaKiano gak nyangka kalau ketemu Jovanca di counter tersebut, "hei Jo!! Sama siapa kamu?" Tanya Kiano sambil menghampiri Jovanca,
Kiano kehilangan keseimbangan saat Jovanca menarik lehernya dan jatuh di atas tubuh Jovanca. Kiano berusaha untuk berdiri, tapi Jovanca mendekap lehernya. Wajah keduanya begitu dekat, Kiano sangat merasakan hangatnya tubuh Jovanca."Kenapa kamu harus lakukan ini Jo? Apa kamu tidak punya cara yang lain?""Aku tidak yakin dengan cara yang lain mas, karena kamu sangat mencintai Cassie."Kiano melepaskan dekapan Jovanca di lehernya, dia jatuhkan tubuhnya di sisi Jovanca. Pandangannya menatap langit-langit kamar,"Dengan cara ini pun, kamu gak bisa memisahkan aku dari Cassie Jo.""Tapi setidaknya aku bisa bersama kamu mas.. aku cuma inginkan itu, aku sadar kalau aku cuma bisa berhayal tentang kamu."Kiano hanya terdiam di sisi Jovanca dia begitu dilematis, waktu pernikahannya dengan Cassie tinggal menghitung hari. Jovanca memang sangat menggoda, tapi Jovanca bukanlah wanita idamannya."Mas.. aku tidak menuntut apa pun, aku cuma ingin merasakan bersama kamu, aku sanga
Dua firasat yang dialami Cassie hari ini, membuat dia sangat mencemaskan keadaan Kiano. Dia terus berpikir tentang Kiano, ada keinginannya untuk telepon Kiano, menanyakan keadaannya, namun keinginan itu tidak dia wujudkan.Cassie berbaring di tempat tidur, telapak tangannya berkeringat sedari tadi. Cassie sangat gelisah, sesekali dia mengelap keringat yang ada di telapak tangannya ke seprai tempat tidurnya.Kiano sepulang dari apartemen Jovanca rupanya langsung menuju kerumah Cassie. Perasaan bersalahnya terhadap Cassie sangat mengganggu pikirannya. Dia tidak ingin menceritakan pertemuannya dengan Jovanca, dia tidak ingin Cassie salah pengertian.Mobil Kiano sampai di depan rumah Cassie, adik Cassie membukakan pintu pagar. Kiano turun dari mobilnya dengan tergesa-gesa, dia bertanya pada adik Cassie,"Mbak Cassie ada di rumah?""Ada mas.. lagi di kamar." Jawab adik CassieCassie yang mendengar suara mobil segera keluar dari kamarnya menuju ruang de
Ucapan-ucapan Cassie itu bagi Kiano memperlihatkan keraguannya, meskipun secara terang-terangan Cassie mengaku siap menikah.Kiano merasa kalau Cassie mempunyai firasat tentang perilakunya dengan Jovanca. Ada keinginanny untuk berterus terang pada Cassie, tapi dia tahu kalau Cassie sangat sulit menerimnya.Kiano terlihat melamun setelah mendengar ucapan Cassie, dan Cassie menegur Kiano,"Kamu melamunkan apa mas? Ucapan aku mengganggu pikiran kamu ya?" Ucap Cassie sambil menatap wajah Kiano yang begitu dekat dengan wajahnya"Aku aneh aja Cassie, kok semakin dekat hari pernikahan kita tapi kok semakin runyam.. ada apa ini?" Kiano mengakhiri jawabannya dengan balik bertanyaKiano terus memandang kedepan, Cassie memegang dagu Kiano dan menariknya kearah wajahnya,"Mas.. kamu gak usah bimbang, berdoa aja semoga tidak ada halangan pernikahan kita ya?""Ucapan kamu tadi membuat aku bimbang Cassie, kok tiba-tiba kamu berubah pikiran
Cassie mencoba menghubungi nomor ponsel pengirim video tersebut. Namun, tidak bisa tersambung. Berkali-kali Cassie mencoba menghubunginya. Tapi, hasilnya tetap sama, tidak bisa dihubungi sama sekali.Waktu sudah menunjukkan pukul 2 pagi. Mata Cassie semakin sulit untuk terpejam. Cassie benar-benar dalam kebingungan, rencana pernikahannya sudah diujung tanduk. Dari tampilan video yang dikirim kepadanya, rasanya sudah sulit dia bisa memperbaiki hubungan dengan Kiano.Dalam video itu tersajikan Kiano sedang memeluk Jovanca di parkiran sebuah Mall. Seperti apa yang dilihat Regina saat memergoki Kiano memeluk Jovanca. Kejadian itu merupakan bagian dari peristiwa saat Kiano menolong Jovanca yang sakit. Berdasarkan cerita Kiano dan Jovanca hanyalah memberikan kesan Kiano hanya menolong Jovanca.Bahasa verbal yang disampaikan jelas berbeda penyampaiannya dengan visual, karena secara visual akan memberikan berbagai penafsiran. Inilah yang membuat Cassie sanga
Malam sudah larut saat Kiano antar Cassie pulang, meskipun mereka pasangan yang sebentar lagi menikah ibu Cassie tetap khawatir dengan Cassie. Di hadapan Kiano ibu Cassie mempertanyakannya,“Kok larut malam pulangnya nak Kiano?” tanya ibu Cassie. Kiano menjawab apa adanya pertanyaan ibu Cassie, “maaf bu.. tadi pulang shooting saya ajak Cassie ngobrol soal acara lamaran.” Jawab Kiano.Ibu Cassie tidak terima begitu saja jawaban Kiano, namun mengingatkan Cassie dan Kiano; “kalian kan bulan depan menikah, harus hati-hati menjaga hubungan. Hubungan kalian sangat rentan kalau tidak diwaspadai.” Nasehat ibu Cassie.Setelah Kiano pamit pulang, ibu Cassie kembali mencecar Cassie, “emang gak bisa dibicarakan di rumah soal lamaran itu, Kasih? Kenapa harus larut malam pulangnya?” ceca ibu Cassie. Cassie minta maaf sama ibunya,“Maaf bu.. aku yang ajak mas Kiano untuk bicara di kapal pesiarnya, kar
Saat tim produksi dan artis melakukan rembukan Kiano datang ke lokasi tanpa pemberitahuan. Kedatangan Kiano yang tiba-tiba membuat suasana menjadi ramai, karena Kiano langsung nimbrung di tengah-tengah crew dan pemain. “Ada apa nih? Lagi gak pada shooting ya? “ Tanya Kiano memecah keramaian. Robby sebagai sutradara langsung menjawab pertanyaan Kiano, “kebetulan nih bapak ada.. kita sedang membahas ritme kerja yang sedang menurun pak.” Jawab RobbyDengan antusias Kiano pun ingin mendengar apa yang menjadi persoalannya, “oke.. saya suka kalian peduli terhadap hal ini, saya akan menjadi pendengar dari semua yang akan kalian kemukakan.” Ujar KianoMelihat kehadiran Kiano Jovanca hatinya berbunga-bunga, sebaliknya Cassie malah biasa-biasa saja. Robby meneruskan pembicaraan, “Tadi Jovanca sudah mengemukakan apa yang merusak mood-nya, begitu juga dengan Cassie.” Tambah RobbyDengan tanpa perasaan sunkan Jovanca menghampiri Kiano, dia mengemukakan tentang apa yang meru
Hubungan antara Jovanca dengan Cassie dan Kiano seperti api dalam sekam. Di permukaan terlihat baik-baik saja, namun secara diam-diam Jovanca tetaplah merencanakan sesuatu untuk menghancurkan rencana pernikahan Cassie dan Kiano. Sehari-hari di lokasi antara Jovanca dan Cassie terlihat harmonis, tidak ada yang tahu kalau Jovanca tidak saja antgonis dalam perannya di sinetron. Saat tibanya waktu sholat Jovanca pun sholat bersama Cassie. Sehingga tabiat jahatnya Jovanca tidak akan ada yang menduganya. Wajahnya cantik dan ayu, tutur katanya juga lembut layaknya orang baik-baik, tapi di balik itu semua Jovanca tidak segan untuk menggunting dalam lipatan. Karakter aslinya Jovanca perlahan-lahan mulai kelihatan di mata Cassie, sejak dia terlalu kepo dengan hubungan Cassie dan Kiano. Cassie menegur Jovanca yang mulai terlalu jauh mencampuri hubungannya dengan Kiano. Dia mengkoreksi dandanan Cassie yang di matanya terlalu biasa. “Cassie.. Kiano pernah protes gak dengan pe
Di kantor, Kiano sedang berbicara dengan Regina untuk melanjutkan pembicaraan yang tertunda.“Kamu serius gak tahu apa yang direncanakan Regina? Masak sih kamu sepolos itu Kiano?” Tanya Regina membuka pertanyaan. Kiano berpikir keras mendengar pertanyaan Regina. Dia mencoba mengingat kembali peristiwa saat ketemu Jovanca.“Aku sih gak berpikir negatif pada Jovanca, Gin.. karena pertemuan itu tidak disengaja.” Jawab Kiano“Pertemuannya memang kebetulan Kiano, tapi masak iya tiba-tiba ketemu kamu Jovanca sakit? Logis gak menurut kamu?”Kiano sebetulnya tahu kalau Jovanca hanya pura-pura sakit, karena pada kenyataannya setelah sampai di apartemen dia sehat – sehat saja. Dan Kiano sangat sadar kalau Jovanca sudah masuk perangkap Jovanca, hanya saja dia tidak mungkin mengakui itu pada Regina.“Aku sih sebetulnya tahu kalau Jovanca pura-pura sakit Gin, yang aku gak tahu itu apa motifnya melakukan semua itu?” Tanya Kiano“Ya apalagi kalau bukan sen
Mendengar ucapan Mama Kiano seketika Cassie tersadar dengan posisi Kiano dihadapan Mamanya. Cassie mengenang kebaikan Kiano dan keseriusan Kiano untuk menikahinya. Bagaimana Kiano menahan hasrat untuk tidak menodai kesucian Cassie, yang sudah tidak mampu menahan hasratnya.Sementara Cassie juga berpikir bahwa, kesalahan yang dilakukan Kiano bukanlah kehendaknya. Dan bukanlah sebuah kesalahan yang patal. Terlalu naif kalau Cassie terus menerus menolak menikah dengan Kiano hanya karena itu. Cassie juga berpikir, belum tentu dia menemukan lelaki yang lebih baik dari Kiano.Cassie berdiri dari duduknya, dihampirinya Mama Kiano dan dipeluknya sambil menumpahkan airmatanya,“Cassie sangat bahagia bisa menjadi bagian hidup Mama.. Cassie sangat mencintai Kiano dan Mama.” Ujar Cassie sambil berurai airmata.Mama Kiano pun tidak mampu menahan keharuannya. Meskipun masih dengan penuh tanda tanya dia membalas pelukan Cassie,&ld
Di lokasi shooting, Jovanca terus melakukan pendekatan pada Cassie. Dia berusaha untuk melakukan playing victim, seolah-olah dia menjadi korban dari isu tentang hubungannya dengan Kiano. Jovanca tetap ingin membuat Cassie tidak berpandangan negatif terhadap dirinya.“Cassie, aku sebenarnya merasa tersudutkan dalam kasus ini. Pandangan orang terhadap aku sangat negatif, aku dianggap sebagai pelakor.” Ujar Jovanca dengan akting sedikit memelas.Cassie menanggapi ucapan Jovanca itu dengan dingin, “Masak sih Jo? Kan tidak terjadi apa-apa? Kenapa kamu harus merasa bersalah? “ Tanya Cassie dengan ringannya.Jovanca merasa jawaban Cassie itu menohok dirinya, karena berdasarkan pengakuannya sendiri bahwa antara dia dengan Kiano tidak ada hubungan apa. Tapi, pada kenyataannya dia merasa jadi korban. Sementara sikap Cassie di depan Jovanca biasa-biasa saja.“Kamu gak beranggapan negatif sama aku kan? Kamu gak benci sama aku kan?” tanya J
“Cassie.. mumpung ada mas Kiano aku akan jelaskan semua.” Ujar Jovanca tiba-tiba.Jovanca menceritakan semua kronologisnya sesuai dengan apa yang dikatakan Kiano pada Cassie. Memang pada akhirnya Cassie percaya dengan cerita Jovanca, karena cerita Jovanca persis sama dengan penjelasan Kiano. Hanya saja kejadian Kiano memeluk Jovanca sampai ke mobil tidak masuk dalam cerita Jovanca.Cassie hanya terdiam mendengar kronologis kejadian yang diceritakan Jovanca. Sesekali Cassie menatap ke arah Kiano untuk melihat reaksi Kiano saat mendengar cerita Jovanca.“Cassie.. kamu sudah dengar Semua kan apa yang diceritakan Jovanca.” Tanya Kiano sambil menatap Cassie. Cassie hanya menjawab dengan anggukan kepala.Jovanca mengatakan kepada Cassie kalau dia sangat beruntung dicintai Kiano, karena menurutnya Kiano adalah laki-laki yang setia dan tidak mudah tergoda wanita lain.“Aku menjadi saksi Cassie bahwa, mas Ki
Cassie tanya Jovanca tentang petemuannya dengan Kiano, namun Jovanca tetap tidak ingin menceritakan peristiwa yang sebenarnya. Jovanca tidak ingin masalah itu akan mengganggu karirnya, banyak yang dirahasiakan Jovanca."Aku sih gak sengaja ketemu, aku sudah duluan di toko parfum, eh.. gak lama aku lihat ada mas Kiano, ya aku ngobrol deh." Cerita Jovanca"Cuma ngobrol di toko parfum ya Jo?"Jovanca masih duduk di kursi lipatnya, begitu juga dengan Cassie. Jovanca menjawab pertanyaan Cassie dengan santai,"Ya cuma gitu deh.. habis itu aku pulang, mas Kiano masih di toko parfum."Berbeda antara ucapan dan kata hatinya, meskipun dia mengatakan tidak mempermasalahkan pertemuan Jovanca dan Kiano, tapi hatinya terus gelisah. Cassie sangat terganggu dengan firasat yang diterimanya.Cassie tidak percaya dengan cerita Jovanca, meskipun Jovanca sikapnya baik terhadapa Cassie. Dia merasa kalau Jovanca belum menceritakan tentang pertemuannya dengan Kiano secara leng