"Jangan pura-pura tidak tahu!" teriak Jennifer yang langsung membuat Eve tersentak."Ada apa?" tanya Eve yang benar-benar tak mengerti penyebab wanita di depannya itu berteriak padanya.Sesaat kemudian terlihat air mata meleleh dari netra Jennifer. "Dia masuk rumah sakit gara-gara kamu," ujarnya sembari mengusap air yang meleleh itu."Dia, dia siapa?"Mata Jennifer kembali menatap tajam. "Tentu saja Gabriel.""Gabriel, kenapa dia?" Setelah memperhatikan ekspresi wajah Eve yang terlihat benar-benar tidak mengetahui apa pun, kemudian Jennifer pun menghela napas panjang. "Dia kemarin bertengkar dengan Tuan ....""Tuan ... Keanu maksudmu?" Eve memperjelas kalimat Jennifer tersebut."Benar.""Lalu?" tanya Eve yang penasaran dengan hal tersebut."Mereka bertengkar hebat dan akhirnya ....""Akhirnya apa?" tanya Eve yang semakin penasaran karena Jennifer terlihat ragu-ragu untuk menyelesaikan kalimatnya."Kakinya patah," terang Jennifer.Mata Eve membulat ketika mendengar hal itu. Ia tidak
Eve yang terkejut melihat orang itu pun langsung mundur beberapa langkah."Kamu kenapa?" tanya laki-laki yang saat ini sedang berada di depan Eve dan menatapnya heran."Tidak apa-apa," jawab Eve sambil merapikan pakaiannya."Kamu masih marah padaku?" tanya laki-laki tersebut sembari melangkah maju. Namun Eve dengan cepat mundur kembali untuk menghindari berdekatan dengan laki-laki yang pernah ada di dalam hatinya itu. "Bukankah kamu sudah tahu apa yang terjadi waktu itu,"imbuhnya."Iya, aku sudah tahu dan aku juga sudah tidak mempermasalahkan hal itu," sahut Eve dengan tenang."Lalu?" Laki-laki tersebut mengerutkan dahinya, tentu saja ia merasa heran karena Eve terus menjauh darinya."Maaf, sekarang aku sudah memiliki suami, aku tidak mau ada salah paham, " tegas Eve.Mata laki-laki tersebut pun membulat. "Suami, siapa? Bukankah kamu hanya bekerja di perusahaan, sejak kapan kamu menikah?"'Benar, dia tahu aku bekerja di perusahaan. Lalu kenapa dia tidak tahu kalau aku sudah men
"Pingsan?" Eve terdiam sesaat. Ia kemudian mengingat kejadian sebelumnya. Sesaat setelah mengirim kepada Keanu memberitahukan keberadaannya, tiba-tiba saja pandangannya berubah gelap dan ia langsung tak ingat lagi setelah itu."Ah tidak, mungkin aku hanya kecapean, jadi tidur."Keanu mengerutkan dahinya mendengar jawaban yang terlihat tak dipercaya. "Katakan yang sebenarnya, kamu pingsan kan?""Sudahlah Key, aku tidak apa-apa. Kata Dokter Emi aku sehat dan bayi kita juga sehat, mungkin itu memang pengaruh hormon saat hamil ini," jawab Eve sambil berdiri dari sofa yang mereka berdua duduki saat ini.Keanu pun ikut bangun dari sofa itu. "Kamu keras kepala. Kamu tidak boleh lagi pergi ke butik, kamu akan menemaniku di perusahaan saja. Aku akan menyiapkan tempat istirahat untuk kamu di perusahaan."Eve langsung menatap ke arah suaminya sembari menyipitkan matanya. "Kamu mulai lagi," sahutnya."Ini semua demi—""Demi aku kan?" sahut Eve kembali.Keanu menghela napas panjang mendengar sahut
Setelah lebih dari satu jam bergumul di bathtub dan berbagai sudut di kamar mandi, akhirnya Keanu pun segera keluar dari kamar mandi sembari menggendong tubuh istrinya."Key, ini sudah selesai kan?" tanya Eve sembari meletakkan tangannya di pundak suaminya itu."Tentu saja belum," jawab Keanu sembari melangkah ke arah kamar mereka. Dan setelah sampai di dalam kamar, Keanu pun segera merebahkan tubuh istrinya itu di atas ranjang dengan pelan. "Key, kamu yakin tidak ingin istirahat?" tanya Eve sembari menggeser posisi tubuhnya agar terasa lebih nyaman. "Aku sudah dua kali loh," imbuhnya."Kamu memang dua kali, tapi aku belum," tandas Keanu. " Aku tidak ingin mengecewakan istriku," imbuhnya sembari kembali mengungkung Eve di bawah tubuhnya.Eve pun memejamkan matanya ketika Keanu kembali mengusap bagian inti tubuhnya."Ah, Key," desah Eve ketika benda kebanggaan suaminya berhasil masuk kembali mengisi tubuhnya lagi.Gerakan pelan kembali dilakukan oleh Keanu. Gerakan terkon
Belum sempat ia menjawab pertanyaan tersebut, tiba-tiba terlihat beberapa orang laki-laki masuk ke ruang makan."Kakek," ucap Eve sembari menatap ke arah salah satu dari beberapa orang yang baru saja masuk ke apartemen tersebut."Apa aku mengganggu?" tanya Tuan Howgins sambil menatap ke arah Eve dan Keanu bergantian.'Tentu saja mengganggu,' batin Eve yang tidak selaras dengan ekspresi wajahnya."Tidak Kek, tentu saja tidak," jawab Eve dengan cepat sembari memberikan senyum ramah pada kakek suaminya itu.Setelah itu Eve pun segera memindahkan salah satu kursi agar kursi roda Tuab Howgins bisa berada di sana. "Itu ... kami sedang makan pagi, apa kakek juga ingin ikut makan bersama kami?" tawar Eve sambil tersenyum kaku."Baik kalau begitu, mari kita makan bersama."Sahutan Tuan Howgins tersebut membuat Eve cukup terkejut, ia pikir laki-laki tua itu akan menolaknya karena makanan yang ada di atas meja sangatlah sederhana jika dibandingkan dengan yang ada di mansion.Ia yang me
Mereka pun terus melanjutkan langkahnya, hingga akhirnya bertemu dengan seseorang yang tidak disangka akan tetap ada di rumah itu. Kali ini Eve dan Keanu sama-sama mengerutkan dahi melihat laki-laki itu tengah santai sambil menatap para pekerja yang sedang melepas beberapa barang dari dinding.Dan ketika mereka tengah memperhatikan laki-laki tersebut, tiba-tiba saja ia menoleh dan tersenyum hangat seperti yang biasa dilakukannya."Selamat datang Tuan Muda dan Nyonya muda," sapa laki-laki tersebut.Mendengar sapaan itu Keanu pun menghela napas dalam dan kemudian membalasnya. "Ya. Kamu masih di sini, Paman?"Dan tetap dengan senyuman yang sama, sebuah jawaban pun muncul dari bibir laki-laki yang sempat Keanu anggap sebagai ayah angkat tersebut. "Tentu saja, aku akan selalu mendampingi keluarga ini. Ah iya, Tuan Howgins saat ini sedang berada di halaman belakang, silakan Anda berdua ke sana.""Ya."Kemudian Keanu dan Eve pun berjalan ke arah tempat yang ditunjukkan oleh Gust
Setelah percakapan tersebut, kemudian Eve dan Keanu pun meninggalkan Tuan Howgins yang masih berada di halaman belakang. Mereka berdua menuju ke kamar yang biasa mereka tempati di rumah itu. Namun ketika hampir sampai di kamar tersebut, tiba-tiba Eve melihat Rosella yang tengah berjalan di kejauhan dan sempat menatapnya sesaat tapi langsung berjalan ke arah lain, seolah sedang menghindarinya."Key aku mau ke dapur," ucap Eve sambil menatap ke arah di mana Rosella menghilang."Perlu aku temani?" tanya Keanu sembari ikut menatap ke arah apa yang sedang ditatap oleh istrinya tersebut.Eve pun segera menatap ke arah Keanu lalu menggeleng pelan."Kalau begitu hati-hati," ucap Keanu sembari mengusap kepala istrinya dengan lembut.Setelah itu Keanu pun melanjutkan langkahnya, masuk ke dalam kamar yang sudah beberapa waktu ia tinggalkan, semenjak kejadian Eve yang diculik oleh Tuan Stenly. Sementara itu, saat ini Eve tengah berjalan mencari di mana Rosella berada. Ia me
Mendengar cerita itu, Eve pun langsung menoleh ke arah Keanu. "Kalau kamu suka, pakailah," ucap Keanu sembari mengangguk dan menyungging senyum di bibirnya.Setelah itu Eve pun kembali menatap ke arah kotak hitam berisi kalung dan cincin bertahtakan berlian di atasnya tersebut. 'Wah, ini kalau dijual pasti bisa untuk membuat membeli pulau, " batin Eve.Kemudian Eve pun kembali menatap ke arah ayah mertuanya. "Terima kasih Pa, tapi apa ini tidak berlebihan. Aku takut—""Tidak ada yang berlebihan untuk menantuku," ucap Tuan Alex dengan tenang, lalu mengusap lembut pipi Eve."Ehem!" deheman keras muncul dari Keanu."Hahaha! Dia memang selalu jadi pencemburu hebat," tawa Tuan Alex.Sementara itu, orang-orang yang tadi melongo ketika melihat tuhan Alex berjalan ke arah Eve dan Keanu langsung saja membicarakan tentang Tuan Alex. Bagaimana tidak, ia yang sudah terkenal mati selama lebih dari 10 tahun dan kejadian itu pernah menggemparkan seisi kota tersebut, sekarang tiba-tiba saja muncul d