Zeki membeli perban dan obat merah untuk mengobati luka ditangan Kiana. Zeki ingin memberikan perawatan terbaik untuknya.
"Padahal, luka seperti ini bukan apa-apa bagiku," ucap Kiana."Tapi bagiku, luka sekecil apapun itu, aku ingin mengobatimu," ucap Zeki. Kiana merasa gemas. Ia mengecup bibir Zeki yang terluka. "Kau memang yang terbaik, Kak!" ucap Kiana. Zeki masih terbelak. Ia tidak menyangka kalau Kiana akan menciumnya dalam kondisi tubuh Kiana yang normal tanpa mabuk, apalagi karena gangguan obat terlarang."Kenapa Kak Zeki menatapku seperti itu?" tanya Kiana."Bisakah kau melakukannya lagi?" tanya Zeki."Apa? Me--melakukan apa?" tanya Kiana gugup. Zeki menunjuk bibirnya sendiri. "Bisakah kau menciumku lagi?" tanya Zeki dengan jelas dan tidak bisa dielak."Ak--aku…" Kiana tiba-tiba saja menjadi semakin gugup.Cup!&Arta sudah kembali ke rumah. Loid juga sudah membawa Eren pulang. Leon sudah istirahat di kamarnya dan Zeki maupun Kiana juga sudah sampai di mansion. Renza menghilang entah ke mana. Zeki berpisah dengan Kiana. Ia masuk ke dalam kamarnya dan Kiana menuju tempat pelatihan. Kiana masih ingin melampiaskan amarahnya yang tidak terbendung. Ia menuju hutan buatan dan berlatih dengan pohon-pohon besar yang ada di sana.“Argh!” teriak Kiana.Hiks ... Hiks ... Hiks ... Kiana tidak tahu pada siapa ia harus bersandar. Tidak peduli seberapa banyak luka yang Kiana dapatkan setelah berlatih tanpa arah dan menghajar objek apapun tanpa perhitungan.Degh!&nb
Zeki belum masuk ke dalam kamarnya. Ia sudah dicegat oleh Sam yang terlihat sudah menunggunya sangat lama dengan gelisah."Ayah!" panggil Zeki. Lirikan mata Sam sangat mengerikan. Aura gelap mengelilingi tubuh Sam."Ikut Ayah!" pinta Sam. Zeki mengikuti Sam ke penjara bawah tanah. Sudah sangat lama, Zeki tidak memasuki tempat hukuman terkutuk bagi penghianat. Zeki tidak tahu apa yang Sam rencanakan. Ia hanya mengikuti sampai langkah kaki Sam berhenti."Mendekatlah!" Zeki mendekat. Saat matanya bertemu dengan tatapan Sam, Zeki menelan air liurnya. Zeki bertanya-tanya dalam diam. Apa yang terjadi sampai Sam terlihat sangat murka?"Zeki, apa kau tidak mendengarkan apa yang Ayah katakan sebelumnya?" tanya Sam."Tentang apa, Ayah?" tanya Zeki.'Apa Ayah sedang membahas aku yang mencium Kia
Zaki tertatih-tatih berusaha membawa tubuhnya keluar dari mension yang luas itu. Zeki tidak sengaja bertemu dengan Diego."Zeki!" panggil Diego."Paman!"Bruk! Tubuh Zaki terjatuh dan Diego menangkapnya. Diego memasukkan Zeki ke dalam mobilnya. Diego paling mengetahui kondisi Zeki ketika ia keluar dari perusahaan kedua. Kondisi tubuhnya yang saat ini Ini pasti karena terjadi pertengkaran yang lain. Melihat Zeki yang berusaha untuk kabur dari mension. Diego akhirnya membantunya. Diego mengetahui dimana Zavier dirawat dan Diego menghindari rumah sakit itu. Diego tidak mengetahui apa yang terjadi di mansion. Melihat situasi saat ini, mungkin saja mansion sedang kacau, pikir Digo."Kau harus berterima kasih padaku karena aku sudah membantumu!"** &nb
Dua minggu, Kiana tidak kembali ke mansion. Ia hanya menulis pesan singkat di grup keluarga kalau ia sedang ingin menenangkan diri. Banyak pelajaran yang Kiana ambil dari semua kejadian yang ia alami. Zavier hanya dirawat dua hari. Zeki baru kembali dua hari yang lalu. Sayangnya, Zeki menjadi acuh pada Kiana. Kiana juga belum sepenuhnya menenangkan dirinya, jadi ia tidak berniat menambahkan beban pikirannya. Kiana membuang pandangannya ketika melihat Ken yang menatapnya dengan wajah yang memelas. Kiana kembali saat pagi hari, di mana semua orang sedang duduk berkumpul di meja makan.“Sayang!” Naura langsung memanggil Kiana.“Maaf, Ibu. Aku seda
Dua minggu tidak muncul di SMA HG, orang yang merindukan Kiana adalah Kumey. Tidak ada Kiana, hidup Kumey sengsara. Perundungan kembali terjadi."Kak Zeki!" Kiana menyapa Zeki."Maaf, Kiana. Aku sibuk!""Kak!" Renza menahan Kiana. Ia tidak mengizinkan Kiana untuk mengejar Zeki."Kiana, sepertinya ada sesuatu yang terjadi pada Kak Zeki. Setelah kau lergi, dia juga menghilang dan baru kembali setelah dua hari yang lalu," jelas Renza."Menghilang?" tanya Kiana."Kiana!" Orchia menghampiri Kiana. Kiana berteman baik dengan Orchia. Sayangnya, karena Orchia memiliki kelemahan dan kehidupan Kiana yang berbahaya untuk kondisi Orchia, akhirnya Kiana menjauhi Orchia atas permintaan Gracia."Chia, ada apa?" tanya Kiana."Bisakah kita bicara?""Renza, kau ke kelas lebih dulu." Renza mengangguk paham. Pe
Kiana menunggu Kumey masuk ke dalam kelas. Meski Kiana acuh kepadanya tapi sebenarnya Kiana peduli padaku Kumey. Kumey .asuk ke dalam kelas bersamaan dengan guru yang mengajar pada saat itu. Kumey tersenyum tapi senyumnya terasa aneh. Kiana memperhatikan Kumey dengan teliti. Ia tidak ingin kejadian pada pada Meysha terjadi kembali padaku Kumey.'Pakaiannya kotor. Sepatunya terlihat basah. Rambutnya juga. Siapa yang berani membuat masalah dengan Kumey lagi? Batin Kiana."Kumey!" panggil Kiana dengan lirih."Ada apa, Kiana?" sahut Kumey."Nanti kita ke kantin bareng." Kumey merasa senang karena Kiana berinisiatif untuk mengajaknya. Kumey mengangguk dan ia kembali fokus pada pelajaran. Akhirnya bel tanda istirahat kedua sudah berbunyi. Kiana langsung menarik tanganku Kumey supaya Kumey berj
Malam sudah menunjukkan pukul tujuh. Leon menghadiahkan sebuah gaun berwarna putih tulang untuk Zaila. Leon memiliki Janji temu secara pribadi dengan Zaila. Leon sudah sampai di restoran yang sudah di reservasi sebelumnya. Leon terus masuk ke toilet hanya untuk berkaca diri."Apa aku sudah tampan?" gumam Leon seorang diri. Leon gugup menunggu Zaila datang. Saat Leon keluar dari toilet, di ruang reservasi yang Leon pesan atas namanya sudah ada seorang wanita cantik yang duduk di sana. Leon sudah membayangkan kecantikan Zaila saat Leon melihat dari belakang rambut Zaila yang diikat ke atas menampakan leher jenjangnya."Zaila!" panggil Leon."Hai!" Leon terkejut melihat Zaila yang menggendong bayi yang sangat imut. Leon tidak berpikir sebelumnya Kalau Zaila adalah Ibu muda."Zaila, ken
"Tuan, persiapan kita sudah penuh!" Seorang pria muda yang memiliki wajah sangat tampan, umurnya masih dibawah dua puluh tahun. Dia pria yang genius. Terdapat tato diseluruh tubuhnya. Pria itu terlihat sangat kejam. Apalagi ketika ia sudah menyeringai, maka lawan akan tumbang. Pria tersebut disambut oleh anggotanya yang sangat banyak. Seseorang yang setia padanya membawakan jas yang melambangkan kepemilikannya. Anggotanya menunduk karena waktu yang dinanti-nantikan selama dua tahun terakhir akhirnya tiba. Dimana pria itu, keluar dari penjara. Pria tersebut menjadi pemimpin yang paling adil dan ia merangkul semua bawahannya, sehingga ketika ia dipenjara sekalipun mereka tetap menunggu dengan setia."Selamat datang kembali, Tuan kami Jordan Louis!""Heuh!" Jordan tersenyum malu saat semua anggotanya menyambutnya. "Aku sudah katakan jangan membuat acara konyol sepert