Tuan Dogam sudah menarik semua anggota yang bekerja di bawah perintahnya. Tidak ada lagi anggota yang tersisa di sana Kecuali mereka yang terluka dan mereka yang bekerja secara ilegal dengan Nick.
Zaila dan Leon terkejut setelah mereka sampai di lantai paling atas dan melihat kondisi di sana sudah sangat kacau. Di atas lantai, banyak kertas yang berserakan. Leon membungkuk mengambil kertas tersebut. "Urusan kita sudah selesai! Kita akan lihat CCTV siapa yang menyelesaikan semua ini." "Kalau begitu, aku akan pulang. Untuk apa juga aku di sini," ucap Zaila sembari membalikkan tubuhnya."Tunggu dulu!" Leon menarik tangan Zaila supaya Zaa tidak melangkah lebih jauh darinya. "Temani aku mencari Kiana," pinta Leon. Leon berekspresi manja untuk meluluhkan Zaila.Hah … Zaila menghela napasnya. "Baiklah! Tapi tidak lebih dariYogas menerima panggilan kalau semua anggota HG Group diharapkan untuk mundur dengan segera. yogas menepis tangan Arta yang menghalangi Yogas yang hendak bertarung dengan Eren."Sepertinya kita tidak berjodoh untuk bertarung malam ini. Aku akan menunggumu dipertarungan selanjutnya!" ucap Yogas sembari melompat ke atas gedung sebelah dan ia berlari melalui atap. Arta langsung menghampiri Eren. "Eren, Apa kau baik-baik saja?" tanya Arta sembari mengecek tubuh Eren."Aku baik-baik saja. Kak, Terima kasih sudah membiarkanku bertindak untuk melampiaskan kekesalanku." Eren merasa puas karena sudah merobohkan orang yang melukai Zavier."Apa kau mau melihat Zavier?" tanya Arta."Lebih baik kita langsung membawanya ke rumah sakit.""Kau harus bersyukur karena ada dokter Agnes yang memberikan pertolongan pertama untuk Zavier." Arta merangkul bahu Eren dan membawa Eren menuju sebuah mobil.&n
Tap … Tap … Tap … Langkah kaki Kiana menggema di seluruh lorong gedung tersebut. Kiana sedang mencari objek pelampiasan kekesalan.Buagh!Buagh!Buagh!"Argh!" teriak Kiana. Ada sebuah balkon di lantai yang Kiana lewati. Kiana memukul dinding itu sampai dinding itu rusak. Kiana juga berteriak menyuarakan ketidakmampuannya, kekesalannya, kekecewaan pada diri sendiri."Maaf, Meysha! Sampai detik ini, aku belum menemukan siapa yang membunuhmu!" Tangan Kiana berdarah karena ia memukul dinding tersebut dengan kekuatan tinjunya. Kiana tidak menyadari kalau darahnya menetes pada setiap lantai yang ia lewati. Kiana keluar dari zona gedung tersebut. Zeki dalam kondisinya yang kacau, menunggu Kiana dengan wajahnya yang penuh kekhawatiran."Kiana!"Drap … Drap … Drap
Setelah mengantar Naura ke rumah sakit, Ken langsung kembali ke mansion. Di sana, ia duduk di kursi taman menatap langit malam yang hampir menyambut pagi. Sikap Naura padanya, tidak hilang juga dari ingatan. Tap ... Tap ... Tap ... Terdengar kaki melangkah. Mungkin para pelayan atau anggota yang sedang berpatroli. Pikir Ken. Sayangnya, tebakan Ken salah. Ketika ia menoleh, Olin sedang memetik bunga untuk mengganti bunga yang menghiasi setiap sudut mansion. “Olin!” panggil Ken. Pelayan yang bekerja di mansion, mereka bukan orang sembarangan. Semuanya memiliki status yang tinggi. Termasuk Olin. Olin terkadang bisa menjadi teman yang mendengarkan dengan baik apa yang Ken katakan. Karena, Seseorang yang bercerita sering kali hanya butuh didengarkan. “Tuan!” Olin langsu
Zeki membeli perban dan obat merah untuk mengobati luka ditangan Kiana. Zeki ingin memberikan perawatan terbaik untuknya."Padahal, luka seperti ini bukan apa-apa bagiku," ucap Kiana."Tapi bagiku, luka sekecil apapun itu, aku ingin mengobatimu," ucap Zeki. Kiana merasa gemas. Ia mengecup bibir Zeki yang terluka. "Kau memang yang terbaik, Kak!" ucap Kiana. Zeki masih terbelak. Ia tidak menyangka kalau Kiana akan menciumnya dalam kondisi tubuh Kiana yang normal tanpa mabuk, apalagi karena gangguan obat terlarang."Kenapa Kak Zeki menatapku seperti itu?" tanya Kiana."Bisakah kau melakukannya lagi?" tanya Zeki."Apa? Me--melakukan apa?" tanya Kiana gugup. Zeki menunjuk bibirnya sendiri. "Bisakah kau menciumku lagi?" tanya Zeki dengan jelas dan tidak bisa dielak."Ak--aku…" Kiana tiba-tiba saja menjadi semakin gugup.Cup!&
Arta sudah kembali ke rumah. Loid juga sudah membawa Eren pulang. Leon sudah istirahat di kamarnya dan Zeki maupun Kiana juga sudah sampai di mansion. Renza menghilang entah ke mana. Zeki berpisah dengan Kiana. Ia masuk ke dalam kamarnya dan Kiana menuju tempat pelatihan. Kiana masih ingin melampiaskan amarahnya yang tidak terbendung. Ia menuju hutan buatan dan berlatih dengan pohon-pohon besar yang ada di sana.“Argh!” teriak Kiana.Hiks ... Hiks ... Hiks ... Kiana tidak tahu pada siapa ia harus bersandar. Tidak peduli seberapa banyak luka yang Kiana dapatkan setelah berlatih tanpa arah dan menghajar objek apapun tanpa perhitungan.Degh!&nb
Zeki belum masuk ke dalam kamarnya. Ia sudah dicegat oleh Sam yang terlihat sudah menunggunya sangat lama dengan gelisah."Ayah!" panggil Zeki. Lirikan mata Sam sangat mengerikan. Aura gelap mengelilingi tubuh Sam."Ikut Ayah!" pinta Sam. Zeki mengikuti Sam ke penjara bawah tanah. Sudah sangat lama, Zeki tidak memasuki tempat hukuman terkutuk bagi penghianat. Zeki tidak tahu apa yang Sam rencanakan. Ia hanya mengikuti sampai langkah kaki Sam berhenti."Mendekatlah!" Zeki mendekat. Saat matanya bertemu dengan tatapan Sam, Zeki menelan air liurnya. Zeki bertanya-tanya dalam diam. Apa yang terjadi sampai Sam terlihat sangat murka?"Zeki, apa kau tidak mendengarkan apa yang Ayah katakan sebelumnya?" tanya Sam."Tentang apa, Ayah?" tanya Zeki.'Apa Ayah sedang membahas aku yang mencium Kia
Zaki tertatih-tatih berusaha membawa tubuhnya keluar dari mension yang luas itu. Zeki tidak sengaja bertemu dengan Diego."Zeki!" panggil Diego."Paman!"Bruk! Tubuh Zaki terjatuh dan Diego menangkapnya. Diego memasukkan Zeki ke dalam mobilnya. Diego paling mengetahui kondisi Zeki ketika ia keluar dari perusahaan kedua. Kondisi tubuhnya yang saat ini Ini pasti karena terjadi pertengkaran yang lain. Melihat Zeki yang berusaha untuk kabur dari mension. Diego akhirnya membantunya. Diego mengetahui dimana Zavier dirawat dan Diego menghindari rumah sakit itu. Diego tidak mengetahui apa yang terjadi di mansion. Melihat situasi saat ini, mungkin saja mansion sedang kacau, pikir Digo."Kau harus berterima kasih padaku karena aku sudah membantumu!"** &nb
Dua minggu, Kiana tidak kembali ke mansion. Ia hanya menulis pesan singkat di grup keluarga kalau ia sedang ingin menenangkan diri. Banyak pelajaran yang Kiana ambil dari semua kejadian yang ia alami. Zavier hanya dirawat dua hari. Zeki baru kembali dua hari yang lalu. Sayangnya, Zeki menjadi acuh pada Kiana. Kiana juga belum sepenuhnya menenangkan dirinya, jadi ia tidak berniat menambahkan beban pikirannya. Kiana membuang pandangannya ketika melihat Ken yang menatapnya dengan wajah yang memelas. Kiana kembali saat pagi hari, di mana semua orang sedang duduk berkumpul di meja makan.“Sayang!” Naura langsung memanggil Kiana.“Maaf, Ibu. Aku seda