Delice dan Ken berada di dalam ruang meeting. Matanya beradu dengan pria yang berumur sekitar empat puluh tahun. Pria yang menatap Delice penuh kedengkian. Delice hanya fokus pada persentase yang sedang berjalan untuk mendapatkan sebuah proyek.
Enam jam terperangkap dalam ruangan bersama orang-orang yang penuh persaingan, akhirnya Delice keluar dari tempat yang menyesakkan. Ketika sampai ditempat parkir, mobil Delice bersebelahan dengan pria yang tidak mengalihkan pandangan matanya sejak beberapa waktu lalu.
“Jaga matamu baik-baik, sebelum aku mencongkelnya!” kata Delice sembari memberikan tatapan membunuh.
“Cih! Sombong,” balasnya.
“Mr. Don, jangan membuatku naik darah di sini. Kalau memang kau berani, kau bisa mendatangiku kapan saja kau mau!” Delice membuka pintu mobilnya.
Grep!
Tuan Do
Kiana sudah menemukan titik temu keterangan tentang HG Group melalui petunjuk yang pria asing berikan. Pria asing itu tidak lain adalah suruhan Rael. Kiana memakai wig berwarna hitam. Ia memakai soflen berwarna biru untuk menutupi bola matanya yang berwarna merah. Kiana memakai pakaiannya yang sangat rapi. Dia tidak pergi sekolah kali ini karena Kiana akan menghadiri perusahaan kelima karena kebetulan ada wawancara. Kiana memakai kacamata dan membawa tas paling sederhana.“Kiana, mau ke mana?” tanya Sam.“Paman Sam, aku ada urusan. Sampaikan pada orang rumah kalau aku tidak ikut sarapan pagi ini.” Kiana tidak ingin menunda waktu lagi. Dia ingin tahu tempat seperti apa perusahaan kelima itu. Kiana bergegas sebelum tertinggal bus. Setelah duduk di dalam bus, tiba-tiba saja Zeki juga duduk di
“Sei!” Teo memanggil orangnya dengan jentikan jari.“Iya, Tuan.”“Bawa wanita ini untuk latihan. Jangan lupa, siapkan gaun yang serasi denganku,” pinta Teo.“Eh?” Kiana hanya diam karena bingung. Teo mendekati telinga Kiana. “Aku tertarik dengan warna dalaman yang kau kenakan,” bisik Teo.Set! Kiana melayangkan tamparan tapi Teo berhasil menangkap tangan Kiana. Teo tersenyum seperti pria hidung belang.“Kau ini, beraninya menyerang atasan bahkan disaat kau belum mulai bekerja,” omel Teo.“Tatapanmu itu mengerikan, Tuan,” balas Kiana.‘Mesum tidak tahu diri,’ batin Kiana.“Kau benar-benar membuatku tertarik untuk melucuti pakaianmu, Rachel!” bisik Teo. Teo melepaskan tangan Kiana dan berjalan keluar dari ruangan. “Sei, kau urus di
Persiapan sangat matang. Eren bersama Zavier menemui Kiana. Zeki dengan Leon kembali menyelidiki gedung yang belum sepenuhnya dihancurkan. Malam akan terasa sangat panjang, juga melelahkan. Renza dan Arta, mereka memiliki rencana sendiri untuk memudahkan rencana rekannya yang lain.“Apa benar, ini tempatnya?” tanya Renza.“Kau ini, terlalu banyak bicara,” omel Arta. “Kita akan mendapatkan santapan yang sepadan,” imbuhnya. Di depan mereka sudah ada sebuah gudang. Alamat itu Arta temukan setelah dia menjadi penyusup antara obrolan para wanita yang menjadi pemegang kandidat orang kepercayaan.“Selain merayu pria, kau ini pandai juga menghasut para wanita Kak,” kata Renza.“Aku anggap itu pujian.”“Aku berfikir kalau kau belok.”Plak!&nbs
Buagh! Buagh! Buagh! Tidak cukup jika hanya dengan satu pukulan. Tuan Dogam kemudian mencekik leher Renza. Renza mencengkeram tangan Tuan Dogam. Ia tidak akan membiarkan dirinya terluka tanpa perlawanan."Anak muda jaman sekarang hanya seperti ini kemampuannya?" ujar Tuan Dogam.Buagh!"Argh!" teriak Renza. Ia dibuat kesal oleh Tuan Dogam. Tuan Dogam mengusap hidungnya yang berdarah. Tubuh Renza yang sedikit lentur, meski lehernya dicekik hingga ia hampir mati, tapi Renza bisa menendang wajah Tuan Dogam. Renza yang lepas dari cengkeraman, langsung mengambil kuda-kuda dan mengepalkan kedua tangannya. Matanya dipenuhi akan sebuah amarah yang terus disulut oleh api."Jangan meremehkan anak muda, Tuan beruang!" ujar Renza."Hahahahaha... Kau sangat menarik. Kenapa kau tidak pingsan saja seperti temanmu itu?" Tuan Dogam tertawa meremehk
Kiana memilih gaun yang berwarna hijau. Bagian atas gaun itu menutupi sebelah lengannya yang masih terluka dan sebelah lengan lagi terbuka. Bagian bawah gaun itu terbelah, menggaris dari paha sampai bawah. Menampakkan kaki jenjang Kiana yang sangat cantik. Tiba-tiba saja, Teo datang memegang kedua lengan Kiana dari belakang. “Cantik!” pujinya.“Selamat malam, Presdir! Bisakah Anda sedikit menjauh? Aku sedang sibuk bersiap,” kata Kiana. Sejujurnya Kiana merasa geli dengan kemesuman Teo padanya sejak mereka bertatap mata. Teo tidak menyingkir. Dia malah memakaikan kalung yang begitu indah dileher Kiana.“Lehermu terlalu kosong. Kau semakin cantik menggunakan kalung ini,” kata Teo.“Aku memiliki kalungku sendiri. Bisakah kau melepaskan kalungmu dari leherku?”“Kau adalah p
Eren memakai pakaian pelayan. Ia berdandan culun supaya tidak dicurigai. Para pelayan itu, bukan pekerja yang mengantarkan makanan atau minuman untuk para tamu, melainkan untuk membawa barang yang akan dilelang. Bagaimana caranya Eren bisa masuk? Tentu saja ia menculik salah satu pelayan dan menukar pakaiannya. Meski usianya masih belia, tapi Eren memiliki postur tubuh yang tinggi."Mon, cepat!" teriak salah satu orang yang dipanggil Mrs. manager."Baik!" jawab Eren segera, supaya tidak menaruh curiga. Selama menunggu giliran, tentu saja Eren tidak diam. Ia mencari petunjuk, entah dari bisikan mulut ke mulut atau pembicaraan yang sengaja ia dengar."Aku harus menemukan chip," gumam Eren. Eren menyelina
Zavier tidak menemukan sebuah kekacauan. Dia juga melakukan hal yang sama seperti Eren. Dia mengikat salah satu keamanan di sana dan menukar pakaiannya. Saat ini, Zavier berjaga di depan pintu utama. Telinganya terpasang sangat sensitif.‘Wah... Gila! Gadis itu terlihat masih kecil tapi sudah menjadi penyusup handal.’‘Benar. Dia siapa namanya? Eren?’‘Untung saja, dia tertangkap.’‘Iya. Dia pasti jadi makanan harimau.’‘Ketua Aliansi katanya datang?’‘Habis sudah riwayatnya...’ Zavier mendengarkan celoteh dari para mulut keamanan yang berjalan keluar. Tidak peduli informasi itu benar atau salah, Zavier tidak bisa mengontrol dirinya jika hal itu bersangkutan dengan Eren.Tak! 
Renal bersama kepala keamanan Ryu mengetuk semua pintu tamu yang menginap di sana. Seluruh pintu keluar sudah ditutup tanpa ada yang bisa melewatinya. Semua itu perintah dari Teo. Siapa saja yang menjadi pengacau, akan dibuat tidak dapat keluar hidup-hidup.“PERHATIAN SEMUANYA! UNTUK PARA TAMU, DIHARAPKAN TIDAK KELUAR DARI KAMAR. ADA SEDIKIT GANGGUAN HINGGA KAMI SEMUA, PETUGAS SEDANG BERUSAHA MEMPERBAIKI SISTEMNYA.” Renal menggunakan pengeras suara supaya semua pengunjung mendengar titahnya. Renal menugaskan satu orang keamanan untuk setiap pintu kamar tamu. Jika mereka keluar tanpa mendengarkan perintah darinya, siap-siap mereka akan dipenggal kepalanya.“JANGAN SAMPAI KALIAN TIDAK MENTAATI PERINTAH INI SAMPAI ADA PENGUMUMAM SELANJUTNYA!” Pengumuman itu membuat para tamu semakin resah. Setiap pintu, dihalangi oleh scimita