Share

Part 52. Klub malam

Penulis: Triwahyuni Triwahyuni
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Aku tunggu jam delapan nanti," ucap Bram.

"Iya baik Bos." jawab Raka.

Kemudian Bram mematikan sambungan teleponnya. Raka menyimpan ponselnya ke dalam saku celana.

Raka berjalan kembali ke arah Alika duduk. Raka mendudukan badannya di kursi samping kiri Alika.

Melihat Raka kembali Alika mengalihkan pandangannya dari ponsel ke arah Raka. Alika meletakan ponselnya ke meja.

"Bagaimana?" tanya Alika.

"Dia mau ketemu kamu malam ini juga dan kamu di tunggu jam delapan," jawab Raka.

Alika melihat ke arah jam dipergelangan tangannya sudah menunjukan jam setengah tujuh malam. kemudian Alika menganggukan kepalanya.

"Ya, aku siap-siap dulu. kamu temani aku malam ini, cukup tunggu saja tidak perlu ikut menemui Bram," pamit Alika.

"Iya." jawab Raka.

Kemudian Alika berjalan masuk ke rumahnya. sedangkan Raka memilih duduk di gasebo. Raka menyeruput kopi yang sudah mulai dingin.

Sementara itu Alika yang berada di dalam kamar baru saja selesai mengganti bajunya. kali ini Alika memakai kaos wa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Misteri di balik cinta Alika   Part 53. Apa kamu punya rasa

    Tring... Tring... Ponsel Bram terus berdering. Bram terus saja memejamkan matanya karena terasa dunianya berputar. Untung saja ada seorang pelayan di klub malam itu yang masuk, dan pelayan itu memberitahu kondisi Bram kepada si penelepon. Tap... Tap... Tap... Terdengar langkah yang berlari mendekat ke arah pelayan klub, yang sejak tadi di minta untuk menunggui Bram."Aduh kok bisa sampai seperti ini?" tanya Raka dengan nada panik. "Maaf Pak kami juga kurang tahu saat saya datang ke sini sudah seperti ini," jawab pelayan klub. "Huufftt... bantu saya membawanya ke mobik," perintah Raka. Kemudian Raka di bantu oleh pelayan tadi membawa Bram. keluar dari klub, setelah berhasil memasukan Bram ke dalam Raka membawa mobilnya dengan kecepatan sedang menuju ke rumah Bram. "Sudah lama Bos tidak datang ke klub, kenapa sekarang datang lagi ke klub," gumam Raka. Di dalam mobil saat Bram sudah sadar tidak henti-hentinya memanggil nama Alika dan meminta maaf. Raka sesekali melihat ke arah B

  • Misteri di balik cinta Alika   Part 54. Menemani Alika

    "Iya nanti malam masuk kamar lagi," jawab Raka yang membuat pipi Alika merona. Entahlah saat dirinya berada di dekat Raka, berbeda sekali saat berada di dekat Bram. Alika menjadi sering malu-malu tetapi jika jauh dari Raka, Alika merasakan rindu.Raka mengambil kopi buatan Alika dan menyeruputnya. siang ini Alika rencana ingin pergi belanja. "Siang ini kamu mau ke mana Rak?" tanya Alika. "Hari ini seperti biasa, bekerja dan akan mengecek keadaan Bram. memangnya kenapa?" tanya Raka. "Sibuk yah, sebenarnya aku mau kamu temani aku belanja siang ini. tetapi kalau tidak bisa aku tidak memaksa kok. aku bisa pergi sama Pak Agus nanti," jawab Alika. "Jam berapa?" tanya Raka. "Jam sebelasan nanti," jawab Alika. "Kalau jam sebelas aku bisa. kan aku kerjanya bisa jam satu an dari rumah." jawab Raka. Karena tidak ingin Raka berangkat telar akhirnya Alika memutuskan untuk berbelanja jam sembilan pagi. selesai sarapan Alika langsung masuk ke kamarnya untuk bersiap. Hari ini Alika memakai d

  • Misteri di balik cinta Alika   Part 55. Awas saja kamu

    Sementara itu di rumah yang lain tepatnya di rumah Rara. Rara keluar dari kamar dan memutuskan untuk duduk di sofa ruang keluarga.Ting... Ponsel Rara berdering. Rara mengalihkan pandangannya ke layar ponsel dan terlihat ada pesan yang di kirim oleh Salma. (Malam ini jadi kan, ingat janjimu minggu lalu uangku sudah habis,) isi pesan yang dikirim oleh Salma. Rara menarik nafas panjang kemudian bergumam "Uang terus.".(Iya jadi, jam setengah delapan aku ke sana.) balas Rara. Kemudian Rara meletakan ponselnya ke sofa dan memutuskan untuk menonton televisi. Rara mengalihkan pandangannya ke arah jam di dinding sudah menunjukan jam setengah empat sore. Rara tersenyum dan langsung berdiri dari duduknya. sore ini Rara akan pergi ke rumah Bram. ini adalah kesempatan baik untuk mendekati Bram. apalagi Alika baru saja memutuskan hubungan mereka. Rara memakai dres warna lemon dan membiarkan rambut sebahunya tergerai. Rara mengeluarkan kunci mobilnya dari dalam tas. Rara membawa mobilnya de

  • Misteri di balik cinta Alika   Part 56. Berdebar

    Alika menggelengkan kepalanya. kemudian Rara berkata dengan nada mengancam "Awas saja kamu kalau bohong.". "Oke bagus, silahkan pergi." ucap Rara dengan melepaskan cengkraman tangan Alika. Alika langsung berlari ke dalam. Alika menyenderkan tubuhnya ke dinding. nafas Alika terdengar naik turun, Alika mengusap-usap dadanya. "Al kamu kenapa?" tanya Amel dengan nada khawatir. "Hufftt... aku ngga apa-apa Mel," jawab Alika. "Yang benar, kamu kelihatan pucat Al," jawab Amel. "Iya su,dah aku ngga apa-apa kok nanti juga sembuh. kamu yang antar pesanan ke meja nomor lima ya," pinta Alika. "Iyaa siap Al, ini kami minum dulu," pinta Amel dengan memberikan satu gelas berisi air putih kepada Alika. "Makasih banyak ya Mel," jawab Alika dengan menerima gelas dari Amel. "Iya sama-sama kamu istirahat saja dulu kalau sudah sembuh baru kerja lagi," pinta Amel. Alika menganggukan kepalanya dan menenangkan pikiran dan hatinya. sedangkan Amel meninggalkan Alika di sana. Amel mengirimkan pe

  • Misteri di balik cinta Alika   Part 57. Penangkapan Alika

    "Langsung masuk Rak," perintah Bram. Bram membalikan badannya dan berjalan ke arah kursi. Raka berjalan mengekor dibelakang Bram. Bram mendudukan tubuhnya di sofa yang berada di kamar.Raka menghentikan langkahnya tepat disamping sofa yang di duduki Bram. kemudian Alika bertanya "Lalu sekarang apa yang akan kita lakukan?".Bram menarik nafas panjang. Bram mengalihkan pandangannya ke arah Raka kemudian menjawab "Mengingat kembali kata-kata yang diucapkan Rara kemarin itu terdengar sangat menyakinkan. untuk saat ini kita awasi saja gerak-gerik mereka berdua. dan juga menjaga keselamatan Alika,"."Iya itu memang harus, tetapi aku tidak bisa melakukan itu semua dalam waktu yang bersamaan," ujar Raka. "Iya kamu tenang saja. nanti aku akan memerintahkan beberapa orang kepercayaanku untuk membantumu," jawab Bram. "Baik kalau begitu." ucap Raka. Kemudian mereka berdua melihat ke arah laptop. kemarin mereka berdua sudah berhasil meletakan beberapa kamera tersembunyi untuk mengecek kemana R

  • Misteri di balik cinta Alika   Part 58. Kecolongan

    Prok... Prok... Prok... Maminya bertepuk tangan tiga kali. tidak lama kemudian terdengar langkah kaki yang mendekat ke arahnya mereka. Alika mundur beberapa langkag agar menjauh dari Maminya. Alika melihat ke arah pintu dan melihat Rara dan dua orang Pria berbada kekar masuk ke ruangan itu.Rara tersenyum miring ke arah Alika. Rara senang melihat wajah Alika yang ketakutan, Rara melangkah mendekat ke arah Alika. "Ka... kamu mau apa?" tanya Alika dengan tergagap. "Aku? aku tidak mau apa-apa. aku hanya ingin meminta milikku yang selama ini kamu nikmati," ujar Rara. "Maksud kamu apa Ra?" tanya Alika dengan berjalan mundur. Tetapi sial tubuhnya terpentok ke tembok. Alika ingin berlari keluar tetapi di pintu ada dua orang berbadan kekar yang berjaga. tentu jika dirinya nekad dengan mudah kedua pria itu akan menangkapnya kembali. "Jangan pura-pura ngga tahu lah Al, sok polos banget sih jadi orang. tentu aku mau merebut Bram darimu," ujar Rara. Alika menarik nafas panjang. kemudian A

  • Misteri di balik cinta Alika   Part 59. Menemui Riko

    "Jok kamu ikut dan bawa mobilnya Jok," pinta Raka. "Baik Pak." jawab Joko dan masuk ke dalam mobil membawa mobilnya. Sedangkan Raka duduk di belakang dengan memangku kepala Alika. "Cari rumah sakit terdekat Jok," pinta Raka. "Iya baik Pak." jawab Joko. Kemudian Joko membawa mobilnya dengan kecepatan sedang menuju ke rumah sakit terdekat. Tring... Tring... Ponsel Raka yang berada di dalam saku jas berdering. Raka mengeluarkan ponselnya dan dilayar depan terpampang nama Bram. "Halo Bos, saya sedang di jalan menuju ke rumah sakit terdekat dari taman," ucap Raka ketika teleponnya sudah tersambung. "Oh iya baik, aku akan langsung datang ke rumah sakit saja," jawab Bram. Kemudian Bram mematikan sambungan teleponnya. Raka memasukan kembali ponselnya ke saku jas. Sepuluh menit kemudian Joko memarkirkan mobilnya di parkiran rumah sakit. Joko keluar dari mobil dan membantu Raka mengeluarkan Alika. Dokter dan perawat langsung membawa Alika masuk ke ruang IGD untuk mendapatkan pertolo

  • Misteri di balik cinta Alika   Part 60. Kesenangan Rara

    "Saya memang tidak punya bukti, tapi kalau tidak salah di restoran ini banyak kamera pengawas Bapak bisa melihatnya di sana." jawab Riko dengan lancar. "Oke, awas saja kalau kamu terbukti bersalah!" ancam Raka.Raka mengeluarkan ponselnya dari saku celana dan mencari nomor telepon Pak Irawan. setelah ketemu Raka menekan tombol panggil. Tut... Tut... Tut... "Halo Pak," ucap Pak Irawan ketika teleponnya sudah tersambung. "Masuk dan bawa orang yang biasa menangani kamera pengawas," perintah Raka. "Baik Pak." jawab Pak Irawan. Raka mematikan sambungan teleponnya. Raka meletakan ponselnya ke meja dengan kasar. Raka menatap ke arah Riko, wajah polosnya memang terlihat benar kalau Riko tidak melakukan hal itu. Klek... Pintu ruangan terbuka, Raka dan Riko mengalihkan pandangannya ke arah pintu. tidak lama kemudian Pak Irawan masuk dan di belakangnya ada seorang pekerja restoran. "Langsung saja periksa kamera pengawas hari ini. ke mana saja anak ini pergi," perintah Raka dengan menunj

Bab terbaru

  • Misteri di balik cinta Alika   Part 117. Happy ending

    "Iya do'anya saja. makasih ya Bri sudah mau mengantarkan kita. hati-hati bawa mobilnya," ucap Alika. "Iya Al, kami pulang dulu," pamit Brian. Kemudian Brian kembali membawa mobilnya dengan kecepatan sedang, meninggalkan parkiran hotel."Yang masuk sekarang yuk," ajak Raka kepada istrinya. "Hmm... ayo Yang," jawab Alika. Kemudian Alika dan Raka masuk ke dalam hotel. mereka berada di dalam kamar seperti pasangan pengantin baru saja. Bahkan hampir semalaman mereka berdua tidak tidur. Alika dan Raka berada di hotel selama dua hari tiga malam. Pagi ini adalah hari ke tiga Alika dan Raka berada di hotel, siang ini mereka memutuskan untuk kembali ke rumah. Mereka pulang ke rumah di jemput oleh Pak Agus. sudah ada tiga bulan terakhir ini Alika tidak lagi bekerja dengan alasan ingin istirahat agar cepat dapat momongan. Tring... Tring... Ponsel Raka yang berada di meja kecil samping ranjang berdering. Raka mengalihkan pandangannya ke arah ponsel. Raka melihat di layar depan terpampang

  • Misteri di balik cinta Alika   Part 116. Ke hotel

    "Kamu jangan mengada-ngada berita yang tidak benar kaya gini lah Bri, aku ngga suka," pinta Raka."Yang kamu jangan seperti ini, semua itu memang benar. kami yang mendengarnya sendiri, bahkan kami sudah melihat Bram untuk terakhir kalinya," ucap Alika dengan menangkup wajah suaminya.Tanpa berkata-kata Raka hanya bisa memeluk istrinya dengan erat. ini kehilangan kedua kalinya bagi Raka. Lagi-lagi Raka harus merelakan kehilangan seorang teman, sahabat dan juga ayah selama ini. Raka dan Brian langsung mengurus semua pemakaman Bram hingga selesai. karena waktu sudah malam mereka memutuskan untuk memakamkan jasad pada pagi harinya saja. Mereka membawa pulang jasad Bram ke rumah Bram. saat mobil ambulace datang, sudah banyak warga dan juga karyawan ada juga beberapa kerabat jauh yang datang ke sana. Pagi ini jam setengah delapan mereka berbondong-bondong mngantarkan jasad Bram ke tempat terakhirnya. Jam sembilan semua proses pemakamannya selesai. para pelayad juga sudah mulai pergi, t

  • Misteri di balik cinta Alika   Part 115. Kepergian Bram

    Bram melepaskan pelukannya telebih dahulu. kemudian Bram berkata "Kamu tahu, sejak pernikahanmu dengan Raka terjadi, aku sudah menganggapmu seperti adik sendiri, di sini aku hanya ada Raka, begitu juga dengan Raka. Raka hanya ada aku dan sekarang Raka memilikimu,"."Aku juga mau jujur kepadamu. hal yang mungkin akan sangat menyakitkan untukmu," ujar Bram. "Apa katakan saja," pinta Alika. Alika meminta Bram untuk duduk karena melihat pancaran wajahnya yang semakin pucat. "Kamu selama ini mencari di mana orang tuamu kan?" tanya Bram. Alika menganggukan kepalanya, kemudian Alika bertanya "Iya, lalu ada apa?"."Aku akan memberitahumu sesuatu. kedua orang tuamu masih ada dan keduanya masih sehat. mereka tinggal disalah satu desa dan Raka sudah mengetahui semuanya karena aku yang mengatakannya." jawab Bram. "Lalu di mana kedua orang tuaku?" tanya Alika dengan mengguncangkan pelan tubuh Bram. Bram mengeluarkan satu lembar kertas bertuliskan sebuah alamat. Bram memberikannya kepada Ali

  • Misteri di balik cinta Alika   Part 114. Kejujuran Bram

    "Pasti enak lah Yang, kan kamu yang bikin," jawab Raka. Kemudian Raka membalikan badan Alika. saat ini posisi Alika dan Raka saling berhadapan. bahkan wajah mereka hanya berjarak satu centimeter saja. Alika mengalungkan tangannya ke leher Raka. Alika sengaja memiringkan wajahnya, Alika tahu apa yang saat ini ada di pikiran suaminya.Pasti Raka sedang berat untuk meninggalkannya di rumah sendirian selama ini. "Kenapa?" tanya Alika. Bukannya menjawab Raka malah mendekatkan wajahnya ke wajah Alika. Raka mengecup bibir tipis istrinya itu, bukan kecupan singkat tetapi Raka selalu menuntut kepada Alika untuk lagi dan lagi. Setelah berciuman cukup lama, Alika melepaskannya terlebih dahulu. kemudian Alika dan Raka saling pandang. Raka mendaratkan kecupan singkat di bibir Alika. "Aku bakal kangen banget sama kamu Yang," bisik Raka di telinga Alika. "Iya Sayang, aku juga bakal kangen sama kamu. makanya semangat kerjanga biar cepet selesai kerjaannya ya, terus nanti bisa pulang," ucap Ali

  • Misteri di balik cinta Alika   Part 113. Pasti akan rindu berat

    Dua puluh lima menit kemudian mobil Raka memasuki komplek perumahan yang terlihat elit itu. Raka melihat ke arah Brian dengan tatapan tidak percaya. "Yakin pacarmu di sini Bri?" tanya Raka.Alika dan Brian mengalihkan pandangannya ke arah Raka. kemudian Brian bertanya "Iya lah yakin memangnya ada apa Rak, kok kamu tanyanya aneh?"."Kenal dimana sama wanita di sini kamu Bri. jangan-jangan calon istrimu itu masih abg ya Bri?" tanya Raka. "Ya ngga lah Rak, dia seumuran dengan istrimu, nanti kamu juga akan tahu," jawab Brian. Tidak lama kemudian mobil yang Raka kendarai di minta untuk belok ke salah satu rumah. rumah itu terlihat sangat luas dari bagian depan. Dengan cat tembok warna putih dan emas yang membuat rumah itu terlihat mewah dan elegan. Raka melihat di dalam pekarangan rumahnya, ada tiga mobil mewah yang terparkir. "Wah keren Bri," ujar Raka dengan menepuk pundak Brian. Brian hanya menjawab dengan tertawa perkataan Raka. kemudian Raka dan Alika berjalan di belakang kedua

  • Misteri di balik cinta Alika   Part 112. Darimana kamu bisa kenal wanita ini

    "Boleh ayo," ajak Raka. Raka menggandeng tangan istrinya. Raka membukakan pintu mobil untuk Alika. setelah ity Raka masuk ke kursi kemudi.Raka membawa mobilnya dengan kecepatan sedang, meninggalkan pekarangan rumah mereka.Dua puluh lima menit kemudian Raka memarkirkan mobilnya di parkiran mal. Raka dan Alika keluar dari mobil mereka berjalan bergandengan tangan masuk ke dalam mal. "Yang sini deh," ajak Raka. Raka dan Alika masuk ke salah satu toko yang menjual perhiasan. Alika hanya menurut ke suaminya. "Menurut kamu bagus yang mana Yang?" tanya Raka dengan menunjukan dua kalung kepada Alika. "Semuanya bagus Yang, memangnya mau buat siapa?" tanya Alika. "Ya buat kamu Sayang, memangnya buat siapa lagi," jawab Raka. "Hehe... ya kirain kamu mau ngasih hadiah buat siapa," jawab Alika. "Iya Yang, kan sudah lama ngga aku kasih hadiah buat istriku ini," ucap Raka dengan mengusap pucuk kepala Alika. "Hmm... aku yang ini aja kayanya bagus," ucap Alika dengan menunjuk kalung berliont

  • Misteri di balik cinta Alika   Part 111. Rencana baik Brian

    "Oh iya sampai lupa," jawab Brian dengan menepuk keningnya sendiri.Brian berbalik badan dan berjalan ke arah sepasang suami istri itu. mereka bertiga terlihat sedang berbicara tetapi tidak bisa Alika dengar dengan jelas.Tidak lama kemudian Brian kembali dengan berjalan beriringan dengan kedua orang tua tadi ke arah Alika. "Alika ini kenalin kedua orang tuaku, mereka baru saja bisa datang ke sini setelah beberapa tahun mereka tinggal di luar negeri untuk masalah pekerjaan," ucap Brian dengan menunjuk ke arah kedua orang tuanya. "Oh iya, salam kenal Pak, Bu. saya Alika," ucap Alika dengan mengulurkan tangannya ke arah Ibu Brian. "Iya salam kenal, sudah berapa lama kamu kenal dengan anak saya?" tanya Ibunya Brian dengan membalas uluran tangan Alika. "Sudah lama ya Bri," jawab Alika. "Iya Ma, sudah lama sekali. dia istri temanku Ma, si Raka." jawab Brian. Mungkin Mamanya mengira kalau Alika adalah calon istri yang dibilang oleh Brian semalam. "Kenapa kalian masih di luar, ayo mas

  • Misteri di balik cinta Alika   Part 110. Kedatangan Brian

    "Tapi tidak apa-apa, Mama sama Papa ihklas kalian meninggalkan kami. Mama sama Papa yakin, setelah hujan akan ada pelangi yang datang. pasti tuhan akan menyiapka kebahagian untuk Mama sama Papa," gumam Alika. "Oh iya kalian baik-baik ya di atas sana, Mama sama Papa akan selalu mengujungi kalian," lanjut Alika."Al," ucap Raka. Raka sudah tidak sanggup lagi mendengar kata demi kata yang keluar dari bibir Alika. "Iya Yang," jawab Alika. "Mama sama Papa, pulang dulu ya Sayang," pamit Alika. Alika mengecup dua nisan itu bergantian. sedangkan Raka hanya mengusapnya saja. Alika memeluk Alika dan mengajaknya ke parkiran mobil. Setelah Raka dan Alika masuk ke dalam mobil. Pak Agus kembali membawa mobilnya dengan kecepatan sedang, menuju ke rumah Alika. Sepuluh menit kemudian Pak Agus menghentikan mobilnya di pekarangan rumah Alika. Raka turun dari mobil dan menuntun Raka masuk ke dalam rumah. Raka mengajak Alika untuk duduk di sofa yang berada diruang tamu. Raka juga meminta Bi Mun un

  • Misteri di balik cinta Alika   Part 109. Jadi pendiam

    "Ta... tapi bagaimana dengan istri saya?" tanya Raka. "Bapak serahkan saja sama kami ya, kami akan melakukan yang terbaik untuk istri Bapak," ucap perawat itu."Sudah Rak, kamu percaya saja sama mereka yang lebih tahu." pinta Brian. Kemudian Brian memilih untuk duduk di kursi tunggu. sedangkan Raka berjalan mondar mandir di depan pintu ruang rawat Alika. Raka mengalihkan pandangannya ke arah jam dipergelangan tangannya sudah menunjukan jam setengah enam pagi. Tring... Tring... Ponsel Brian yang berada di dalam saku jaket berdering. Brian mengeluarkan ponselnya dan melihat di layar depan terpampang nama Bram."Halo Pak, pagi," sapa Brian ketika teleponnya sudah tersambung. "Pagi, kamu lagi di mana?" tanya Bram diseberang sana. "Saya sedang di rumah sakit, sedang menemani Raka dan istrinya Pak," jawab Brian. "Raka, ada apa dengan Raka?" tanya Bram. "Istrinya melahirkan Pak, tetapi kedua anaknya tidak bisa diselamatkan," jawab Brian dengan nada yang berbisik. "Innalillahiwainna

DMCA.com Protection Status