Home / Horor / Misteri Rumah Di Ujung Jalan / 24. Masa Lalu Yang Terungkap

Share

24. Masa Lalu Yang Terungkap

Author: Novita
last update Last Updated: 2023-10-10 21:49:13

“Mbak Arun kenapa, ya. Kok tiba-tiba berubah setelah kamu sebut nama Pak Saka,” celetuk Winda.

“Karena ada sesuatu pastinya,” jawab Asih sambil tersenyum.

“Kayaknya kamu tahu sesuatu tentang Mbak Arun,” ucap Winda sambil melirik Asih dengan ujung matanya.

“Karena aku mencari tahu,” jawab Asih singkat.

“Udah aku bingung. Cepat kamu ngomong apa aja yang kamu tahu tentang Mbak Arun!” pinta Winda yang mengubah posisi duduknya menghadap ke arah Asih.

Asih mengambil ponselnya. “Kamu perhatikan dua gambar ini,” perintah Asih sambil menyerahkan ponselnya pada Winda.

“Dari mana kamu dapat foto ini,” tanya Winda sambil mengamati ponsel Asih dengan serius.

“Itu foto yang aku ambil di album milik Pak Saka. Habis aku penasarana karena sejak lihat Mbak Arun aku ingat foto itu. Awalnya aku ragu, tapi setelah aku selidiki ternyata foto yang ada di kamar Pak Saka memang foto Mbak Arun,” jelas Asih.

“Ssstttt, pelan-pela
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Misteri Rumah Di Ujung Jalan   25. Penyelidikan Bagas

    Sebuah mobil berhenti tepat di depan gerbang masuk perumahan. Pak Senin yang merasa asing dengan mobil yang berhenti pun segera mendekatinya.“Permisi Pak,” sapa Bagas yang keluar dari mobilnya“Iya, Pak ada yang bisa saya bantu,” jawab Pak Senin dengan ramah.“Perkenalkan Pak saya Baguas,” ucap Bagas sambil mengulurkan tangannya dengan sopan pada Pak Senin.“Saya Senin, satpam di sini,” jawab Pak Senin sambil membalas uluran tangan Bagas.“Begini, Pak Senin saya sedang mencari rumah kalau boleh saya tahu apa di sini masih ada unit yang kosong?” tanya Bagas.“Kayaknya udah penuh, tapi nanti coba saya tanyakan karena di sini ada satu rumah kosong. Tapi iya itu pemiliknya pergi dan saya enggak tahu kemana,” jelas Pak Senin.“Tapi pasti sesekali pemiliknya pernah kesini ‘kan, Pak atau mungkin ada orang yang di suruh untuk menjaga rumahnya,” tanya Bagas yang tertarik dengan cerita Pak Senin.“Kalau itu sih ada, Pak, E... tapi dijual atau enggaknya saya kurang tahu. Karena pemilik rumah ko

    Last Updated : 2023-10-25
  • Misteri Rumah Di Ujung Jalan   26. Bertamu

    Pak Senin menepati janjinya pada Saka untuk ngopi bersama di rumahnya, Beberapa makanan kecil dan kopi sudah tersaji di hadapan Pak Senin dan Saka. “Silahkan, Pak,” ucap Asih mempersilahkan mereka berdua. “Makasih, Sih. Kamu ikut ngobrol di sini aja, lagian ada yang mau saya bicarakan dengan kamu,” ucap Saka begitu melihat Asih hendak masuk kedalam rumah. Asih menghentikan langkahnya dan langsung ikut duduk bersama mereka. “Sih, kamu kenal Arunika ‘kan?” tanya Saka langsung tanpa basa basi.Asih menundukkan kepalanya. “iya, Pak,” jawabnya lirih.Pak Senin yang mendengar perkataan Saka hanya mengeryitkan dahinya. “Apa dia sudah tahu kalau kamu kerja sama saya?” Asih hanya mengganggukkan kepalanya merespon pertanyaan Saka. “Sebelumnya saya mau minta maaf,” ungkap Asih. “Minta maaf? Memangnya kamu melakukan salah apa?” tanya Saka penuh selidik mendengar permintaan maaf Asih. “Pak Saka ‘kan tahu kalau sa

    Last Updated : 2023-11-01
  • Misteri Rumah Di Ujung Jalan   27. Penasaran

    Arun masih enggan beranjak dari tempat tidurnya, hari ini memang sengaja tak ingin kemana-mana.TOK! TOK! TOK! Terdengar suara ketukan dari pintu kamar Arunika. “Iya, jawabnya sambil melangkah dengan malas membuka pintu. “Mama, ucapnya sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal. “Tumben kamu jam segini masih di kamar, mana belum mandi. Kamu enggak lihat Run kerjaan di dapur banyak. Bu Ijah sampai kewalahan. Lagian mana Winda katanya mau bantu Mama,” ucap Mama tanpa henti.Arun menghembuskan nafasnya, ia pun berjalan dan duduk di tepi tempat tidur. Mama tanpa di suruh pun mengikuti langkahnya dari belakang. “Winda sibuk, Ma. Kalau harus ninggal toko kayaknya enggak mungkin. Mama ‘kan tahu sampai Arun cari karyawan lagi,” jelas Arun. “Gini aja Run, gimana mulai sekarang kita fokus buat roti aja, enggak usah kue tradisional. Tapi kalau ada pesenan kita baru buatin,” usul Mama. “Terserah Mama aja. Lagian Arun buka tok

    Last Updated : 2023-11-02
  • Misteri Rumah Di Ujung Jalan   28. Mencari Jawab

    “Sebentar lagi Pak Senin datang,” ucap Saka sambil meletakkan ponselnya.Mereak hanya terdiam sambil menikmati makanan yang di sajikan Saka. Arun sibuk memainkan ponselnya padahal sedari tadi ia hanya mengotak atik menu. Bagas yang sudah hapal dengan karakter Arun hanya mengulas senyum melihat tingkah sahabatnya itu. Sesekali Saka melirik Arun. “Ini kenapa mendadak jadi kena sariawan semua ya?” celetuk Bagas.Saka langsung tergagap mendengar perkataan Bagas. “Enggak juga, Gas. Oh iya kesibukan kamu apa aja. Kok kayaknya siaga banget jagain Arun?” “Gue kan pengacara, Ka,” sahut Bagas sekenanya. “Wah keren dong,” jawab Saka yang terkagum-kagum mendengar ucapan Bagas. “Pengacara maksudnya pengangguran banyak acara. Lagian omongan Bagas di percaya. Dia itu punya usaha, Ka. Makanya bisa seenaknya sendiri kerja.” “Wah, jadi yang bener yang mana ini. Serius aku tanya,” tanya Saka sedikit kesal karena melih

    Last Updated : 2023-11-04
  • Misteri Rumah Di Ujung Jalan   29. Cerita Asih

    Asih masih terdiam tak berani menatap Arunika. Perasaannya tak menentu apalagi baru kali ini Asih melihat sikap Arunika. Sosok Arunika yang dikenalnya selama ini sangat ramah tak banyak bicara dan selalu santai mengahadapi apapun kini yang Asih lihat sangatlah berbeda. Tatapan Arun sangat tajam Asih tahu kalau Arunika marah. “Asih, saya bukan tipe orang yang suka ikut campur masalah orang lain. Selama ini yang aku tahu kerjaan kamu bagus, jadi kalau kamu ada masalah dengan Saka itu bukan urusan aku. Aku juga enggak akan memecat kamu.”Asih menghembuskan nafasnya lega, wajahnya sumringah setelah mendengar perkataan Arun. “Tapi...,” Arun tak melanjutkan perkataannya. “Tapi apa, Mbak,” ucap Asih memotong pembicaraan Arunika. “Kamu mau bantu saya?” tanya Arun penuh harap. “Mau, Mbak.” Jawab Asih dengan yakin sambil menganggukan kepalanya. “Apa yang kamu ketahui tentang rumah kosong itu, Sih?”Seketika Asih terperanjat

    Last Updated : 2024-01-01
  • Misteri Rumah Di Ujung Jalan   30. Pertemuan

    Asih berjalan mondar mandir di dapur rumah Saka, sebelumnya Asih sudah ijin kalau hari ini dia tak masuk kerja di toko roti. Arunika tak mempermasalahkan karena Asih tak masuk kerja. Ponsel Asih berbunyi dan sebuah pesan pun masuk. [Saya sudah ada di rumah kosong itu sekarang cepat kamu kesini] Dirga.Asih menghembuskan nafasnya dia berusaha menenangkan dirinya, Memang kali ini berbeda dulu Asih tak pernah setakut ini jika Pak Dirga mengajaknya bertemu, tapi tidak untuk kali ini. “Kamu tenang aja saya akan mengawasi kamu,” terdengar suara yang mengejutkan Asih. “Pak Saka buat saya jantungan saja,” ucap Asih sambil memegangi dadanya. “Dari tadi kamu kelihatan bingung, Sih. Memangnya ada apa, saya sudah bilang kamu enggak perlu takut saya dan Pak Senin serta Bagas akan mengawasi kamu,” ucap Saka meyakinkan Asih. “Saya pergi dulu, Pak. Pak Dirga sudah di sana,” Asih pun berpamitan pada Saka.Dengan langkah cepat Asih menuju ke ruamh kosong di ujung jalan perumahan. Tak lama Asih suda

    Last Updated : 2024-01-03
  • Misteri Rumah Di Ujung Jalan   31. Menghilang

    “Udah dari kemarin kita mengawasi rumah Pak Dirga, tapi kayaknya sepi,” ucap Arunika. “Jangan-jangan dia tahu kalau kita lagi ngawasin rumahnya,” jawab Bagas. “Gimana kalau kita tanya orang aja, dari pada buang-buang waktu,” usul Arunika pada Bagas yang masih asik dengan ponselnya. “Biar aku aja yang tanya. Takutnya mereka mengenali kamu.”Arunika mengikuti saran Bagas, benar juga ucapannya. Pasti mereka tahu kalau Arunika pemilik toko roti yang letaknya tak jauh dari tempat ini. Tak lama Arunika melihat seorang lelaki berjalan ke arah mobilnya. “Gas coba kamu tanya sama orang itu.” tunjuk Arunika pada seorang laki-laki yang berjalan ke arah mereka.Bagas pun segera turun, Arunika menundukkan kepalanya supaya orang yang di akan di temui Bagas tak melihatnya. “Permisi Pak,” sapa Bagas sopan pada lelaki itu. “Iya, ada apa ya?” ucap lelaki itu membalas sapaan Bagas. "Saya mau ke rumah Pak Dirga, tapi kaya

    Last Updated : 2024-01-09
  • Misteri Rumah Di Ujung Jalan   32. Titik Terang

    “Itu mobil Mas Saka,” ucap Pak Senin sambil menunjuk ke arah mobil yang berjalan menuju ke arahnya.Mobil pun berhenti tak lama Saka dan Ayu turun dari dalam mobil. Ayu pun tersenyum ramah pada mereka bertiga. “Hai, Run apa kabar?” sapa Ayu ramah begitu melihat Arunika ada di sana.Bagas langsung melihat ke arah Arunika. “Hai, Yu. Kabar aku baik, kalian dari mana?” tanya Arunika berusaha mencairkan suasana. “Dari kantor, aku sekalian mau ambil berkas buat besok. Katanya Pak Saka besok berangkat telat,” jelas Ayu. “Kalian udah lama nunggu aku?” “Udah lah, Mas sampai saya habis kopi dua gelas terus makan roti dari toko Mbak Arun sampai puas,” jawab Pak Senin sambil mengelus perutnya yang kekenyangan. “Maaf, Ka kalau kedatangan kita ganggu waktu kamu,” ucap Bagas. “Santai aja lagi enggak ada yang ganggu kok. Lagian kerjaan aku juga udah selesai. Kalau gitu ayo ke rumah aku aja biar ngobrolnya enak,” ajak

    Last Updated : 2024-01-11

Latest chapter

  • Misteri Rumah Di Ujung Jalan   38. Kematian Mayla

    Saka pun segera menghubungi Arunika setelah mendengar kabar dari Asih. Arun pun segera mengirim pesan kepada Bagas agar segera menyusulnya ke rumah Saka. “Mau kemana kamu malam –malam begini?” tanya Bu Erika yang melihat Arunika membawa tasnya. “Arun ada urusan Mama nanti kalau sudah saatnya Mama juga akan tahu,” jawabnya dan bergegas meninggalkan Mamanya. “Ini anak semakin hari semakin aneh pasti dia pergi sama Bagas,” gerutu Mamanya. “Sabar, Bu. Mungkin Mbak Arun memang ada kepentingan mendadak,” sahut Bu Ijah yang berusaha menenangkan Bu Erika. “Kita lanjutin aja buat kuenya, Bu nanti keburu malam dan enggak selesai. Pesanannya kan di ambil pagi.”Bu Erika pun menuruti kata Bu Ijah, ia pun kembalkhiri ke dapur melanjutkan kerjaannya yang belum selesai. “Cepat sedikit, Pak,” ucap Arun pada sopir taksi. “Enggak berani Mbak ini jalannya ramai.” Arun nampak gelisah berkali-kali ia mengecek ponselnya. Semoga aja

  • Misteri Rumah Di Ujung Jalan   37. Rahasia Pak Dirga

    “Ayolah, Mas mending kamu jujur aja mau sampai kapan kamu hidup seperti ini dihantui rasa bersalah. Aku tahu ada hal yang kamu rahasiakan,” desak Asih. Karto hanya diam mendengar ocehan Asih. Memang benar apa yang dikatakan Asih Karto sudah bosan hidup seperti ini, setiap hari selalu di kejar ketakutan. Apalagi ia merasa Mayla selalu menghantuinya. Andai dulu aku tak mengikuti kemauan Dirga tentu semua tak akan seperti ini. Batin Karto. “Siapa yang menyuruhmu sebenarnya?” tanya Karto perlahan. “Mas Karto enggak usah banyak tanya, intinya Mas mau enggak bantu aku dan menjelaskan tentang rumah kosong itu.”Karto menghembuskan nafas dengan kasar. “Aku tak tahu dimana Pak Dirga, karena aku juga sedang mencarinya. Kalau tentang Mayla.” Karto terdiam tak melanjutkan perkataannya matanya menyapu semua sudut rumahnya. “Pak Dirga adalah orang yang di percaya Mayla untuk menjaga rumahnya termasuk istrinya, tapi entah setan apa yang merasuki Pak Dirga saat i

  • Misteri Rumah Di Ujung Jalan   36. Bujukan Asih

    Taksi yang di tumpangi Asih berhenti di sebuah rumah yang bangunannya terlihat sangat sederhana. Perlahan Asih pun turun dan mengamati rumah yang sedari kecil di tinggalinya. Suasana terlihat sangat sepi seperti tak berpenghuni. Apa Mas Karto sedang pergi ya. Kenapa asepi sekali. Monolog Asih. Asih pun berjalan kembali ke taksi yang ia tumpangi tadi. “Pak, apa sebaiknya Bapak tinggalkan saya saja? Karena saya takut akan lama nanti,” ucap Asih pada sopir taksi tersebut. “Tapi tadi Pak Saka pesan kalau saya harus nunggu, Mbak,” jawab Sopir tersebut.Asih terdiam mendengar jawaban Sopir tersebut. Asih nampak berpikir keras mmencari cara supaya sopir tersebut tak di ketahui Karto. “Gini aja, Mbak. Ini kartu nama saya di situ udah tercantum nomor telepon saya, nanti kalau urusan Mbak sudah selesai, Mbak tinggal hubungi saya.” “Bapak mau kemana?” tanya Asih stelah menerima kartu nama Pak Sopir tersebut. “Saya mau cari w

  • Misteri Rumah Di Ujung Jalan   35. Cerita Kita

    “Nach itu Winda,” tunjuk Asih yang melihat Winda dari kejauhan. “Akhirnya datang juga pesenanku,” celetuk Bagas. “Maaf, Mas lama,” ucap Winda begitu berdiri di hadapan Bagas. “Kamu ambil piring, Sih di belakang,” pinta Arun pada Asih. “Baik, Mbak sama saya mau buat munuman sekalian.”Asih pun langsung berjalan ke dalam toko, tanpa di minta Winda segera mengekor di belakangnya. “Asih,” panggil Winda berbisik karena takut Bagas atau Arunika mengikutinya. “Ngapain kamu ngikutin saya?” tanya Asih heran melihat Winda sudah berdiri di belakangnya. “Mau bantuin kamu, lagian dari pada jadi obat nyamuk aku juga enggak ngerti apa yang di bicarakan Mbak Arun sama Mas Bagas mendingan aku ikut kamu,” jawab Winda.Mereka berdua pun membuat minuman dan menyiapkan beberapa roti dan gorengan yang di beli Winda tadi di warung Bu Surti. “Silahkan, Mbak, Mas,” ucap Asih sambil meletakkan minuman dan makanan.D

  • Misteri Rumah Di Ujung Jalan   34. Ide Bagas

    Arunika menceritakan semua rasa penasarannya tentang rumah kosong di perumahan dekat toko roti miliknya. Bahkan tentang mimpi yang di alami Saka dan dirinya. Awalnya Dika tak percaya karena Dika mengira Arunika hanya menghayal karena terobsesi ingin menemukan Kakanya. Namun setelah Arun menemukan bukti foto-foto di rumah kosong itu Dika mulai mempercayai kecurigaan Arunika terhadap Pak Dirga. “Aku kehilangan jejak Pak Dirga, makanya aku bingung,” keluh Arun dengan suara lirihnya. “Apa dia tak punya sanak keluarga yang bis kita mintai keterangan?” tanya Dika. “Kenapa kita enggak kepikiran hal itu dari awal, setidaknya kita bisa tanya sama Pak Senin atau Asih tentang Pak Dirga,” imbuh Bagas sambil menepuk keningnya. “Dik, apa Nanda pernah menceritakan sesuatu atau mungkin berkeluh kesah tentang keadaannya?” tanya Ayu sambil menatap Dika seolah meminta mengingat sesuatu hal sebelum Nanda menghilang.Dika terdiam wajahnya nampak serius mengi

  • Misteri Rumah Di Ujung Jalan   33. Dia Adalah Perempuan Itu

    “Kamu mau kemana, Run pagi-pagi gini. Lagian bukannya toko buka jam sembilan,” tegur Mama Arunika ketika melihat Arun sudah rapi. “Arun ada perlu Bu mau pergi sama Bagas. Hari ini kayaknya Arun juga enggak akan sempat ke toko. Mama tenang aja udah ada Winda sama Asih, mereka bisa di andalkan kok,” jawab Arunika. “Kamu itu bukannya nyari Kakakmu tapi sibuk aja dengan Bagas.”Arunika memejamkan matanya sambil membelakangi Mamanya mendengar perkataan Mamanya hatinya begitu sakit jelas sekali Mamanya selama ini hanya memikirkan Kakaknya. Ma andai Mama tahu selama ini usahaku mencari Kak Nanda. Bahkan aku pergi dengan Bagas pun karena Kak Nanda. Sampai Bagas yang bukan keluarga kita mau bantu mencari kak Nanda karena dia tahu gimana perlakuan Mama ke aku. monolog Arunika. “Belum saatnya Arun menjelaskan apa yang Arun lakukan sama Bagas Ma. Karena selama Kak Nanda belum di temukan Arun akan selalu salah di mata Mama.” “Kamu marah sama Mama?”

  • Misteri Rumah Di Ujung Jalan   32. Titik Terang

    “Itu mobil Mas Saka,” ucap Pak Senin sambil menunjuk ke arah mobil yang berjalan menuju ke arahnya.Mobil pun berhenti tak lama Saka dan Ayu turun dari dalam mobil. Ayu pun tersenyum ramah pada mereka bertiga. “Hai, Run apa kabar?” sapa Ayu ramah begitu melihat Arunika ada di sana.Bagas langsung melihat ke arah Arunika. “Hai, Yu. Kabar aku baik, kalian dari mana?” tanya Arunika berusaha mencairkan suasana. “Dari kantor, aku sekalian mau ambil berkas buat besok. Katanya Pak Saka besok berangkat telat,” jelas Ayu. “Kalian udah lama nunggu aku?” “Udah lah, Mas sampai saya habis kopi dua gelas terus makan roti dari toko Mbak Arun sampai puas,” jawab Pak Senin sambil mengelus perutnya yang kekenyangan. “Maaf, Ka kalau kedatangan kita ganggu waktu kamu,” ucap Bagas. “Santai aja lagi enggak ada yang ganggu kok. Lagian kerjaan aku juga udah selesai. Kalau gitu ayo ke rumah aku aja biar ngobrolnya enak,” ajak

  • Misteri Rumah Di Ujung Jalan   31. Menghilang

    “Udah dari kemarin kita mengawasi rumah Pak Dirga, tapi kayaknya sepi,” ucap Arunika. “Jangan-jangan dia tahu kalau kita lagi ngawasin rumahnya,” jawab Bagas. “Gimana kalau kita tanya orang aja, dari pada buang-buang waktu,” usul Arunika pada Bagas yang masih asik dengan ponselnya. “Biar aku aja yang tanya. Takutnya mereka mengenali kamu.”Arunika mengikuti saran Bagas, benar juga ucapannya. Pasti mereka tahu kalau Arunika pemilik toko roti yang letaknya tak jauh dari tempat ini. Tak lama Arunika melihat seorang lelaki berjalan ke arah mobilnya. “Gas coba kamu tanya sama orang itu.” tunjuk Arunika pada seorang laki-laki yang berjalan ke arah mereka.Bagas pun segera turun, Arunika menundukkan kepalanya supaya orang yang di akan di temui Bagas tak melihatnya. “Permisi Pak,” sapa Bagas sopan pada lelaki itu. “Iya, ada apa ya?” ucap lelaki itu membalas sapaan Bagas. "Saya mau ke rumah Pak Dirga, tapi kaya

  • Misteri Rumah Di Ujung Jalan   30. Pertemuan

    Asih berjalan mondar mandir di dapur rumah Saka, sebelumnya Asih sudah ijin kalau hari ini dia tak masuk kerja di toko roti. Arunika tak mempermasalahkan karena Asih tak masuk kerja. Ponsel Asih berbunyi dan sebuah pesan pun masuk. [Saya sudah ada di rumah kosong itu sekarang cepat kamu kesini] Dirga.Asih menghembuskan nafasnya dia berusaha menenangkan dirinya, Memang kali ini berbeda dulu Asih tak pernah setakut ini jika Pak Dirga mengajaknya bertemu, tapi tidak untuk kali ini. “Kamu tenang aja saya akan mengawasi kamu,” terdengar suara yang mengejutkan Asih. “Pak Saka buat saya jantungan saja,” ucap Asih sambil memegangi dadanya. “Dari tadi kamu kelihatan bingung, Sih. Memangnya ada apa, saya sudah bilang kamu enggak perlu takut saya dan Pak Senin serta Bagas akan mengawasi kamu,” ucap Saka meyakinkan Asih. “Saya pergi dulu, Pak. Pak Dirga sudah di sana,” Asih pun berpamitan pada Saka.Dengan langkah cepat Asih menuju ke ruamh kosong di ujung jalan perumahan. Tak lama Asih suda

DMCA.com Protection Status