Home / Horor / Misteri Menara Tanpa Nama / Masa lalu Ria bagian 3

Share

Masa lalu Ria bagian 3

last update Last Updated: 2023-12-03 20:18:38
Masa Lalu.

Tanggal 30 Maret.

Sudah sebulan lebih Aku tinggal di rumah baru kami.

Tidak ada banyak hal yang terjadi dalam sebulan ini.

Bahkan bisa dikatakan Aku tak melakukan apapun selama sebulan belakangan ini.

Aku tak pernah keluar rumah ataupun bertemu dengan orang lain, selain Ayahku.

Hubunganku dan Ayahku juga tak berubah sama sekali.

Kami rajin melakukan hal yang selalu kami lakukan di rumah lama kami.

Tanggal 13 April.

Ayahku lagi-lagi dipecat dari tempatnya bekerja.

Ini sudah beberapa kali terjadi, sejak kami pindah rumah.

Alasannya selalu saja sama.

Ayahku tak becus dalam pekerjaannya.

Seperti biasa juga, dia selalu melampiaskan emosinya padaku.

Setiap kali hal buruk terjadi padanya.

Maka semakin banyak emosi yang dia luapkan padaku.

Meski begitu, Aku tetap tak mengerti apa yang dia rasakan saat ini.

Aku tak tahu apa yang ada di kepala Ayahku.

Tanggal 22 Mei.

Sudah cukup lama Aku tak menulis di buku harianku.

Bahkan Aku merasa bahwa belakangan ini Aku semak
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Misteri Menara Tanpa Nama   Masa lalu Ria bagian 4

    Masa Lalu. Tanggal 16 Agustus. Ini adalah hari pertama kami pindah rumah, setelah setahun lebih kami menempati rumah lama kami. Aku menemukan Diary ini saat menaruh barang lama kami. Jadi Aku memutuskan untuk menulis di Diary ini. Tak ada hal yang spesial terjadi hari ini, selain kepindahan kami. Aku merasa senang, karena bisa pindah ke rumah yang lebih besar dari sebelumnya. Meski tak sebesar rumah kami yang pertama, tapi rumah ini lebih nyaman. Aku masih harus beres-beres rumah. Jadi sampai di sini saja tulisanku hari ini. Tambahan : Kasur di kamar ini sangat empuk. Tanggal 18 Agustus. Ayah berkata bahwa besok Aku akan bertemu dengan seseorang yang penting, jadi Aku harus merapikan diriku. Ayahku membawaku ke salon yang sudah sangat lama tak pernah kukunjungi. Mereka memotong rambutku dan menatanya dengan rapi. Aku merasa sangat puas dengan pelayanan mereka. Setelah selesai. Aku merasa sangat cantik. Kira-kira siapa yang akan kutemui besok hingga Ayah membuatku menja

    Last Updated : 2023-12-03
  • Misteri Menara Tanpa Nama   Setelah membaca Buku harian Ria (Bagas)

    Hari – 6.Kami semua terdiam, setelah membaca buku harian Ria. Kami tak tahu harus mengeluarkan ekpsresi seperti apa setelah membaca hal seperti itu.Bahkan Adrian yang biasanya tak memiliki hati dan mengatakan apapun sesukanya hanya bisa terdiam, begitu mengetahui masa lalu Ria yang lengkap.Kami memang sudah mengetahui bahwa dia menjadi mainan Ayahnya, tapi Aku tak pernah berpikir bahwa akan seburuk ini.Aku bertanya-tanya, apakah dia hanya mengalami aborsi sekali saja? Dia bisa saja mengalaminya berkali-kali, mengingat jumlah Ria bertemu dengan para tua bangka tak tahu malu itu.“Apa yang akan kau lakukan, Sarah?”Aku akhirnya memecahkan kesunyian ini dengan bertanya pada Sarah. Dia adalah orang yang paling dekat dengan Ria di sini, jadi dia seharusnya yang paling tahu apa yang harus kita lakukan.“Aku... tak tahu...”Suara yang dia keluarkan sangat lemah. Aku bahkan hampir tak bisa mendengarnya.Aku tak bisa memeriksa ekspresi yang dia gunakan sekarang, karena dia menundukkan kepa

    Last Updated : 2023-12-03
  • Misteri Menara Tanpa Nama   Keputusanku (Bagas)

    Hari – 6.“Aku akan menunggu sampai Aku melihat keadaannya.”Itu adalah satu-satunya keputusan yang bisa kubuat untuk saat ini.“Begitukah, kurasa jawaban itu sudah cukup bagus.”Adrian nampak menyeringai mendengar jawabanku. Aku tak tahu apa yang membuatnya nampak puas seperti itu, tapi dia membuatku kesal.“Tunggu dulu, Bagas!”Aku melihat ke arah Arifa yang nampaknya tak setuju dengan ucapanmu.“Apa maksudmu dengan sampai kau melihat keadaannya? Apa kau berniat membunuhnya!?”Aku menganggukkan kepalaku.“Tergantung keadaannya, jika keadaan mentalnya sangat buruk dan tak stabil, maka akan lebih aman untuk membunuhnya!”“Apa kau akan meninggalkannya begitu saja!?”Aku mengerti alasan kenapa dia marah. Aku juga sebetulnya tak ingin melakukan hal seperti itu. Akan tetapi keselamatan orang banyak adalah hal yang lebih penting dari pada keselamatan satu orang.“Apa kau tak ingat dengan apa yang baru saja kita baca!? Ria... gadis itu... gadis itu... selama ini selalu sendirian... dia tak

    Last Updated : 2023-12-04
  • Misteri Menara Tanpa Nama   Selingan : Keadaan kelompok Rock (Rock)

    Hari – 6.“Nah, apakah kita bisa mengakhiri pencarian ini?”Tanya Angelica yang nampak sangat marah padaku.Aku bukannya tak mengerti kenapa dia marah. Kami sudah mencari dari lantai 1 dan sekarang kami berada di lantai 3. Kami sudah mencari semua ruangan di setiap lantai, jadi wajar bila dia sudah merasa lelah.“Menara ini sangat luas, jadi wajar bila kau merasa tak senang jika harus memeriksa setiap sudut di menara ini.”Michael berkata dengan santai.“Bagaimana jika kita beristirahat sebentar di ruangan sana... kurasa itu adalah ruangan yang cocok sebagai tempat istirahat!”Aku melihat ke pintu ruangan yang ditunjuk oleh Michael. Ruangan itu memiliki tulisan Akuarium.Aku menganggukkan kepalaku, lalu berjalan menuju ruangan itu. Michael dan yang lain segera menyusulku memasuki ruangan itu.“Meskipun kita sudah memeriksa ruangan ini tadi, tapi ruangan ini tetap terlihat menakjubkan.”Aku setuju dengan apa yang dikatakan oleh Michael. Ruangan ini sangat luas dan dipenuhi dengan begit

    Last Updated : 2023-12-04
  • Misteri Menara Tanpa Nama   Selingan : Terjebak di sini (Aurel)

    Hari – 6. Kenapa Aku harus terjebak dalam kelompok ini? Padahal seharusnya kami membuat kelompok 5 orang atau lebih, tapi kenapa di kelompokku hanya ada 4 orang? Dan terlebih lagi 2 orang di antaranya adalah orang yang tak berguna. Aku melihat ke arah dua orang idiot yang sedang berbicara dengan santai, meskipun situasi kita sedang gawat. “Apa kau menemukan lagu baru yang enak didengar?” “Sayang sekali, Aku tak menemukan artis baru yang menarik perhatianku di sini... menara ini memang memiliki banyak sekali koleksi CD musik dari berbagai negara dan berbagai tahun, tapi sayangnya hal itu malah menyulitkanku untuk memilih mana yang harus kudengarkan duluan.” “Aku mengerti perasaanmu itu... Aku juga sempat bingung harus mendengarkan yang mana duluan.” Kenapa mereka malah membicarakan CD musik di sana seperti ini? Aku kemudian melihat ke arah Maria. Dia nampak tersenyum seperti biasa. Aku sama sekali tak bisa membaca ekspresinya. Apakah dia memang sedang senang atau di sebetulnya m

    Last Updated : 2023-12-05
  • Misteri Menara Tanpa Nama   Alasanku untuk percaya

    Hari – 6.Setelah Aurora meninggalkan ruangan ini, hanya tersisa Aku dan Helene di sini. Jujur saja, suasana di sini sangatlah canggung.Kami berdua hanya saling duduk berhadapan tanpa mengatakan apapun. Aku sesekali memakan cemilan yang dibawakan oleh Helene untuk mengalihkan perhatianku dari kecanggungan ini.Karena Aurora langsung pergi setelah menyelesaikan makan siangnya yang sedikit, jadi masih ada banyak sisa makanan yang tersedia di atas meja.“Hei, kau... namamu Asraf, kan?”Tanya Helene sambil melihat ke bagian dadaku yang terdapat tanda pengenalku. Sepertinya dia tak bisa mengingat namaku tanpa melihat papan itu.“Ya, itu benar. Memangnya ada apa?”“Aku sebetulnya memperhatikan aktivitas kalian dari jauh, lalu Aku juga menyadari bahwa tak banyak orang yang memakai papan nama sepertimu.... bukankah kalian sudah setuju untuk memakai tanda pengenal itu, tapi kenapa hanya sedikit orang yang mematuhinya?”Kenapa dia menanyakan hal yang tak penting seperti itu? Apa dia hanya ingi

    Last Updated : 2023-12-05
  • Misteri Menara Tanpa Nama   Firasatku (Crona)

    Hari – 6.“Apa ini artinya Hunter memang orang yang membunuh Satria?”Tanya Sebastian, begitu kami pindah ke ruang bermain yang tak begitu jauh dari ruang komputer berada. Di sini ada banyak permainan yang cocok untuk dimanakan anak-anak di bawah 10 tahun, seperti kolam bola.Aku kemudian mengambil bola yang berukuran cukup besar yang menggelinding ke arah kakiku, lalu melemparkannya menjauh dariku.“Ini hanya dugaanku semata, tapi ya... kurasa skor yang mereka dapatkan bisa menjadi bukti bahwa Hunter memiliki motivasi untuk membunuhnya.”Aku mengingat kembali masa lalu yang diceritakan oleh Hunter pada kami waktu itu.“Dia hanya mengatakan sedikit tentang masa lalunya, tapi dia berkata bahwa dia selalu dimarahi oleh orang tuanya, karena dia selalu bermain game setiap hari dan sering mengabaikan sekolahnya.”“Kertas itu berkata bahwa dia bertengkar sangat hebat dengan orang tuanya hingga dia membuat orang tuanya celaka dan dia melarikan diri dari rumahnya.”Rina menambahkan sedikit in

    Last Updated : 2023-12-05
  • Misteri Menara Tanpa Nama   Ruang kesehatan (Bagas)

    Hari – 6.Suasana hatiku langsung menjadi sangat buruk, begitu Aku melihat seorang gadis kecil yang memasuki ruangan ini, yaitu ruang kesehatan. Di belakang gadis itu kemudian muncul para pemilik wajah yang tak asing bagiku.“Kenapa kau ada di sini?”Tanya Gadis itu dengan spontan. Dia sama sekali tak berniat untuk menyembunyikan ketidak sukaannya pada diriku.“Kau sendiri bagaimana? Kenapa kau datang ke sini?”Aku membalasnya dengan perasaan kesal. Aku juga tak menyembunyikan sedikitpun perasaan tidak sukaku padanya.“Kurasa mereka datang ke sini juga dengan alasan yang sama dengan kita.”Sarah tiba-tiba berbicara sambil berjalan ke area di antara diriku dan gadis itu untuk menengahi kami sebelum kami mulai bertengkar.“Jadi kalian ingin mencari tahu siapakah yang mengambil kantong darah yang ada di sini?”“Ya, begitulah... kami juga ingin tahu apakah masih ada darah cadangan di sini atau tidak.”“Lalu bagaimana hasil pencarianmu?”“Seperti yang kau lihat di sana! Kami menemukan bebe

    Last Updated : 2023-12-06

Latest chapter

  • Misteri Menara Tanpa Nama   Kata Penutup

    pertama Author di GoodNovel. Butuh banyak petuangan untuk menyelesaikan Novel yang satu ini, terutama melawan rasa malas. Meskipun cerita utama dari Novel ini sudah berakhir, tapi Author berencana untuk menuliskan cerita pendek yang menceritakan masa lalu dari setiap karakter yang hanya diceritakan sekilas, keseharian Asraf dan yang lainnya di dalam menara yang tak bisa dimasukkan ke dalam cerita utama, lalu kehidupan sehari-hari mereka setelah tinggal di Desa Tanpa Nama. Kemungkinan besar ceritanya akan di Post di Blog pribadi Author dan bukan di platform ini. Jadi silahkan tunggu cerita Author yang selanjutnya. Author juga mau mengucapkan terima kasih kepada Editor yang telah membantu saya, juga pada GoodNovel yang sudah mau menayangkan Novel ini dan terutama pada para pembaca setia yang mau membaca cerita ini sampai habis. Sampai jumpa lagi di karya Saya yang selanjutnya. TTD Author, Ismail Fadillah.

  • Misteri Menara Tanpa Nama   Epilog : Desa Tanpa Nama

    Sebulan kemudian.Tak terasa waktu berjalan begitu saja, bahkan pengalaman kami di Menara Tanpa Nama itu mulai terasa seperti mimpi.Menara itu sekarang sudah terbakar dengan hanya menyisakan puing-puing bangunan. Sejujurnya Aku merasa seperti mengalami keajaiban, karena bisa selamat dari api yang dapat membakar semua bagian dari Menara besar itu.Keberuntungan mungkin sedang terjadi pada kami, karena dampak dari terbakarnya menara itu tak meluas sama sekali. Yah, sebetulnya Aku tak tahu itu hanya sekedar keberuntungan semata atau ada semacam kekuatan aneh yang melindungi Desa dari api tersebut.Aku akan berbohong jika mengatakan bahwa Aku tak merasakan apapun saat melihat puing-puing dari Menara itu. Karena meski sebentar, kami telah menghabiskan 10 hari di dalam sana. Dan tempat itu juga menyimpan tubuh teman-teman kami yang telah meninggal. Pada akhirnya sampai akhir kami tak pernah lagi melihat tubuh mereka. Bahkan saat api yang membakar Menara itu te

  • Misteri Menara Tanpa Nama   Akhir Menara Tanpa Nama (Bagas)

    Hari – 10.Setelah berpisah dengan Asraf, kami semua berjalan menuju pintu keluar dari Menara ini. Kami semua berhenti tepat di depan pintu tersebut, lalu saling melihat ekspresi wajah satu sama lain.“Sebelumnya pintu itu tak bisa terbuka sama sekali, kan?”Tanya Cinta sambil melihat pintu yang ada di hadapannya.“Ya, itu benar... Aku dan Asraf sudah mencoba membukanya.”Jawabku sambil berjalan menuju pintu tersebut, Rock dan Michael juga segera mengikutiku. Kami bertiga kemudian mendorong pintu tersebut. Meskipun berat, tapi kami bisa membuka pintu tersebut, berbeda sekali dengan apa yang terjadi di hari pertama kami datang ke tempat ini.“Pintunya benar-benar terbuka...”Gumam Cinta tak percaya.Aku menutupi wajahku dari sinar matahari yang masuk melalui pintu tersebut. Setelah seminggu lebih tak melihat cahaya matahari, Aku jadi merasa silau dengan cahayanya.“Kita benar-benar sudah bebas.”Aku bisa mendengar gumaman Lisa saat gadis itu berjalan keluar dari Menara ini.“Horeee! Ki

  • Misteri Menara Tanpa Nama   Percakapan terakhir

    Hari – 10.“Aku benar-benar tak menyangka bahwa Christ akan mengkhianatiku.”Kata Kepala desa sambil melihat kedua orang yang berbadan besar di lantai. Aku bisa melihat ada minuman yang tumpah di lantai, kemungkinan besar mereka diracuni olehnya.“Aku sendiri juga tak menyangka akan hal tersebut.”Balasku dengan jujur. Aku memang tak pernah berencana untuk melibatkannya.“Apakah dia memang menyimpan dendam padaku? Aku tak menyangka bahwa lelaki sepertinya akan menyimpan dendam.”“Itu mungkin salahmu sendiri bahwa kau membunuh salah satu anggota keluarganya.”“Hmm... kurasa kau memang benar.”“Tentu saja Aku benar.”Meskipun dia seharusnya tahu apa yang saat ini sedang kurencanakan, tapi dia tak terlihat panik sama sekali.“Nah, apa sudah kau mengetahui apa yang sedang kurencanakan saat ini?”“Ya, tentu saja.”“Lalu kenapa kau tak melarikan diri?”“Untuk apa? Aku ini sudah tua, bahkan jika kau tak melakukan ini, Aku pada akhirnya akan mati juga.”Kepala desa itu memberikan senyuman ten

  • Misteri Menara Tanpa Nama   Rencana terakhir

    Hari – 10.“Asraf, apa kau akan melakukan sesuatu yang berbahaya sendirian lagi?”Tanya Sarah yang nampak tak senang dengan apa yang ingin kulakukan.“Ya, kurasa begitu.”Jawabku dengan santai.“Apa kau tak berpikir untuk merubah sifatmu yang satu itu?”Sarah kembali bertanya, tapi dengan nada yang lebih kesal dari sebelumnya.“Untuk saat ini... tidak!”Jawabku tanpa ragu.“Kenapa?”Sarah menghilangkan nada kesalnya dan menggatinya dengan nada sedih.“Tidak ada alasan yang begitu spesial, kurasa Aku hanya bertindak egois.”Aku memberikan senyum lemah saat mengatakan itu.“Apa kau ingat saat Aku berkata ingin merubah tempat ini?”Tanyaku dengan suara lemah, tapi masih dapat terdengar oleh Sarah dan yang lain.“Ya, kau pernah mengatakan itu... kau serius tentang itu, kan?”“Ya, tentu saja... Aku benar-benar berniat untuk melakukannya, tapi untuk melakukan hal tersebut.”“Kau perlu menjadi Kepala desa... betul, kan?”Crona melanjutkan ucapanku dengan nada percaya diri. Aku mengangguk ke

  • Misteri Menara Tanpa Nama   Berbicara tentang masa depan bagian 3

    Hari – 10.“Tidak ada yang benar-benar kusembunyikan dari kalian tentang sifatku yang asli... Aku memang selalu seperti ini.”Jawabku sambil tersenyum santai.“Apa itu memang benar?”Tapi nampaknya Maria tak percaya dengan perkataanku sedikitpun.“Itu memang yang sebenarnya, kau bisa tanyakan saja pada Bagas... dia sudah mengenalku luar dan dalam, jadi dia seharusnya tahu jika Aku sedang menyembunyikan sifat asliku atau tidak.”Aku melihat ke arah Bagas untuk meminta pendapatnya.“Ya, Aku sudah lama mengenalnya... jadi Aku tahu bahwa dia tidaklah banyak berubah dari sebelum dan sesudah dia datang ke tempat ini.”Jawab Bagas tanpa ragu sama sekali.“Benarkah itu?”Tapi sepertinya Maria meragukan hal tersebut.“Apa yang ingin kau katakan?”Bagas menajamkan pandangannya pada Maria.“Tidakkah kau berpikir bahwa dia sebelum dan sesudah Kakaknya meninggal adalah dua orang yang berbeda?”“Maksudmu?”“Oh, ayolah... Aku tahu bahwa kau sudah menyadarinya... bahwa Asraf yang sebelum dia menjadi

  • Misteri Menara Tanpa Nama   Berbicara tentang masa depan bagian 2

    Hari – 10.“Jadi apa yang ingin kau lakukan setelah ini, Rock?”Tanya Michael yang sudah mengerti apa yang kami bicarakan, sebelum dia dan Rock bergabung dengan kami.“Kau tahu sudah mengerti bahwa kau tak mungkin terus seperti ini, kan?”Lanjut Michael yang mendesak Rock untuk menjawab pertanyaannya.Rock nampak menggaruk lengan kirinya dengan cangung. Dia sepertinya memang sudah menyadari hal tersebut, tapi sayangnya dia belum bisa menentukan hal yang bisa dia lakukan di luar sana.“Aku selalu berkelahi.”Katanya dengan tiba-tiba.“Hal tersebut membuatku ditakuti oleh banyak orang dan tentu saja mendapat banyak musuh... Aku sendiri tak begitu mengerti kenapa Aku tak bisa menahan diriku, tidak kurasa itu hanya alasanku... Aku hanya bersikap terlalu egois dan tak mau mengerti perasaan orang lain... Aku selalu saja membuat orang-orang di sekitarku kerepotan karena tingkahku yang eg

  • Misteri Menara Tanpa Nama   Berbicara tentang masa depan

    Hari – 10.“Pertama-tama, mari kita hilangkan suasana kaku di sini dan membicarakan sesuatu dengan lebih santai!”Kataku sambil meregangkan tubuhku agar tubuhku merasa lebih santai.“Kau benar... kita sudah terbebas dari permainan itu, jadi kita lebih baik bersikap lebih santai.”Kata Sarah yang setuju dengan ideku.“Justru itu adalah hal yang kulakukan saat ini... kenapa kalian seperti tidak menyadarinya!”Kata Cinta yang telihat kesal. Tentu saja Aku menyadarinya, jadi seharusnya dia tak perlu marah begitu.“Tenang saja, Cinta... Aku mengerti usaha yang ingin kau lakukan.”Kataku yang membuatnya menoleh ke arahku dengan ekspresi sedikit terkejut.“Eh! Benarkah itu?”Aku menganggukkan kepalaku.“Tentu saja... kau ingin kami melupakan peristiwa buruk yang terjadi di sini, kan? Meski hanya untuk sementara waktu.”Cinta terse

  • Misteri Menara Tanpa Nama   Pagi yang baru

    Hari – 10.Setelah merapikan tempat tidurku, Aku langsung bergagas mandi dan mengganti pakaianku. Aku sebetulnya cukup menyukai baju baru yang kudapatkan di tempat ini, tapi sepertinya Aku harus meninggalkan baju tersebut di sini, karena setelah diperhatikan ternyata baju itu memiliki noda darah yang sulit dihilangkan. Kemungkinan besar itu adalah bekas pertarungan antara Aku dan Sebastian kemarin. Saat itu dia memiliki banyak noda darah di dirinya, belum lagi dia menggunakan pisau yang basah oleh darah segar.Setelah itu, Aku mengemas kembali barang-barang bawaanku. Aku jadi teringat, Aku membeli obat sebelum ke tempat ini, tapi sepertinya Aku hanya menggunakannya sedikit. Meski begitu Aku memutuskan untuk tetap menyimpannya, karena siapa tahu Aku membutuhkannya.Setelah beres, Aku membawa barang bawaanku keluar kamar. Di saat yang hampir bersamaan, Bagas juga nampak keluar dari kamarnya.“Ah, Asraf... apa kau...”Bagas berhenti bertanya di tengah-tengah, dia kemudian menggelengkan k

DMCA.com Protection Status