Darah gadis bermata biru itu tiba-tiba mengalir dengan cepat, dia kaget seketika, jantungnya tersentak....., berdetak lebih cepat dari biasanya. Gadis itu merasakan sesuatu benda panas menggenggam jari-jarinya tadi, nyaris saja terbakar. Dia ketahui itu adalah tangan Adam. Ingrid kemudian memalingkan wajahnya ke arah pemuda itu. “Ingrid, are you okay.?” ......Ingrid, apakah kamu tak apa-apa.....? Adam kembali bertanya, gadis itu menganggukkan kepala. “I am dream....?” .......apakah aku bermimpi....... Gadis itu memegang kepalanya. Kedua bola matanya menatap Adam dalam-dalam penuh rasa heran “No, It is not really.....” ......tidak juga...... Jawab Adam singkat. Ada sesuatu yang tak wajar dirasakan oleh gadis itu. Dia benar-benar merasakan tangan Adam begitu panas ketika pemuda itu menggenggam jari-jarinya tadi. Kemudian timbul rasa penasaran yang begitu dalam. Tangan Adam digenggamnya dengan erat, Ingrid mendadak kaget..., genggaman tangannya langsung di
Ngeri...., dada terasa sesak membayangkan kematian. Ingrid yang ikut menemani Adam di dalam ruangan kokpit pesawat itu benar-benar berada dalam puncak kengeriannya. Dia menyaksikan semuanya dengan jelas, bagaimana dahsyatnya badai yang kini tengah menghadang tepat di depan pesawat. “Adam, we can not make it.., oh my God, we can not make it.” ......Adam, kita tak akan mungkin bisa selamat.. oh Tuhan..., tak akan mungkin selamat........ Ucap gadis bermata biru itu. Bibirnya bergetar mengatakan, menunjukkan betapa sempurnanya kengerian yang dia rasakan. “I am going to die..., oh God, please forgime me.” .......aku akan mati..., ya Tuhan ampunilah aku....... Ucap gadis itu lagi. Cairan bening terlihat mulai membasahi kedua bola matanya yang biru. “We can make it Ingrid..., believe me, we can make it.” .... kita akan selamat.. percayalah Ingrid .... kita akan bisa melaluinya dengan selamat..... Teriak Adam. Pemuda itu langsung membantah apa yang ada di dalam pikiran g
Arus pusaran di pusat badai semakin kencang. Kuat medan listrik yang terakumulasi di sana juga tak kalah kuatnya. Sistem komunikasi dan navigasi pesawat terkena imbasnya dan tak lagi bekerja, kokpit pesawat itu kini lumpuh total. Kiamat menjelang...! Betapa tidak...! Medan elektromagnetik listrik yang berpadu dengan pusaran arus yang begitu kencang itu telah membangkitkan suatu energi raksasa berupa daya hisap yang luar biasa besarnya. Kekuatan hisap yang dihasilkan jauh melampaui kemampuan kedua mesin pendorong pesawat untuk mempertahankan posisinya. Kedua mesin pendorong K.O. ‘knock out’ sama sekali tak berdaya. Seperti tak berdayanya seekor semut nakal tersedot dalam sebuah vacuum cleaner, begitulah diibaratkan nasib yang menimpa. Pesawat terus tersedot dalam kabut tebal berbentuk spiral raksasa yang menjulang tinggi ke angkasa. 144 nyawa ikut melejit dalam pusaran badai hitam dengan kecepatan melebihi 1.300 kilo meter per jam, ribuan kilometer
Bentuk fisik dan struktur dari pesawat Airbus A320 itu kini lenyap, kesadaran seluruh penumpang yang berada dalam ruangan kabin pesawat juga lenyap. Mereka kini mulai digerogoti arwah-arwah gentayangan. Beberapa orang kerasukan memasuki alam bawah sadar mereka. Pikiran menerawang ke angkasa, seperti terlepas dari raga, lalu melayang menembus awan-awan hitam. Jelmaan hantu-hantu putih berambut panjang seakan-akan bergentayangan dalam ruangan kabin pesawat. Puluhan pasang mata melotot menyaksikan hantu-hantu itu beterbangan tak menentu di langit-langit kabin pesawat, kemudian mereka berputar-putar menembus dinding, lalu muncul dari bawah kursi dan berubah jadi hitam. Penampakan menyerupai tangan-tangan setan juga membahana dalam ruangan pesawat. Tangan-tangan yang kekar terlihat membentang seperti cengkaman drakula menyelimuti seluruh penumpang. Lalu puluhan jari dengan kuku-kuku api yang panjang bermunculan dari celah lampu kabin. Semakin lama kuku-kuku itu semakin panja
(......bahagian ini menggambarkan kejadian-kejadian aneh di bawah alam sadar.....)***** Kaget dan terperanjat. Mata terbuka, mulut menganga. Wajah semakin pucat melihat. Jantung yang sebenarnya tak lagi berdetak langsung tersengat. Keduanya bingung terpana. Kemudian saling tatap. Sulit bagi mereka untuk percaya dengan apa yang mereka lihat. Pesawat Airbus A320 itu terdampar di sebuah pulau gersang. Bukit-bukit berbatu dan hamparan pasir terlihat membentang. Banyak pepohonan gundul tak ada dedaunan. Yang tinggal hanya ranting-ranting kering seperti bertahun-tahun tak diguyur hujan. Tak mungkin ada manusia yang bisa bertahan hidup di sana. Aneh.....! Benar-benar aneh. Pulau itu kering kerontang, namun lembab diselimuti kabut tebal seakan penuh aura mistis. Langit yang membentang bukannya biru, melainkan abu-abu seperti debu. Matahari juga tak bercokol di langit sana. Serasa berada dalam film horor sungguhan, itulah yang terlintas dalam benak Ayu setel
(......bahagian ini masih menggambarkan kejadian-kejadian di bawah alam sadar....)***** Pikiran takut carut-marut. Perlahan Silva mundur selangkah menjauhi pintu kokpit pesawat. Ayu yang tak tahu apa-apa jadi bengong. Dia juga ikut-ikutan mundur selangkah. Dengkul Silva dilihatnya tiba-tiba bergoyang hebat. Tangannya juga menggigil cepat. Ayu semakin ketakutan melihat. “Ada apa Silva, kamu kok gemetaran begitu, apa yang kamu lihat.?” Ayu masih terus bertanya. Silva masih tak ingin buka suara. “Silva.., kamu kok kayak orang kerasukan setan... memangnya ada apa..! katakan Sil..!” Ayu terus mendesak. “Ngeri.., kamu lihat saja sendiri Ayu...!” Silva bersikukuh tak mau mengatakannya. Dia hanya menunjuk-nunjuk ke ruangan kabin penumpang. Setelah itu Silva mengalihkan pandangannya ke sisi lain ruang kokpit pesawat. Ayu sewot tak diberi tahu. Dia semakin penasaran. “Ada apa sebenarnya ya..?” Keinginan tahu Ayu menggebu-gebu. Walaupun takut, Ayu memberanikan
Seratus empat puluh empat orang penumpang dalam pesawat termasuk awak kabin terlanjur menerobos portal misterius berbentuk pusaran badai berwarna hitam. Mereka menghilang dari masa sekarang. Terjerembab ribuan kilo meter jauhnya. Menjelajah angkasa di belahan lain kaki langit. Raga penumpang terjun bebas. Tubuh-tubuh terpeleset ke suatu masa di masa lalu. Puluhan tahun silam, mendekati satu abad lamanya. Tak ada internet dan game online yang bisa diutak-atik saat itu. Entah kapan masanya itu. Dan di benua mana itu. Seratus empat puluh empat pasang mata terbelalak dalam ruang kabin pesawat. Semuanya menerobos alam bawah sadar. Mimpi seram menyusup senyap dalam pikiran masing-masing orang. Jiwa dan raga terasa lemah tak lagi berdaya. Tubuh serasa digerogoti makhluk-makhluk berkuku panjang yang mengerikan. Lalu...., semuanya mendadak kejang-kejang. Dan....., menggeliat tegang. Di manakah sebenarnya keberadaan pesawat Airbus A320 itu sekarang...? Badai apak
Tak ingin lagi Mona mengingat-ingat kejadian mengerikan yang baru saja dia alami.. Sesaat Mona hanya terpaku dalam kebingungan. Kedua matanya dia picingkan untuk menenangkan diri. Mona mengambil napas panjang, disimpannya napas itu dalam-dalam untuk beberapa saat. Lalu.., dihembuskannya dengan sekali sentakan. Lega kemudian dia rasakan. Mona membuka kedua bola matanya. Jam tangan digital yang melingkar di pergelangan tangannya dia lirik. Di sana tertulis pukul 00.00. Menit dan detik tertulis sama 00.00. Tanggal saat itu juga tertulis tanggal 0.0. Bulan dan tahunnya juga sama tertulis 00.00. “Kok aneh ya...?” Mata Mona menyipit. “Kenapa tertulis tanggal nol nol semua ya..? waktunya juga sama, semuanya di angka nol, apa jam aku yang ngaco..? ah.. kayaknya nggak juga sih.” Gumam Mona. Jari telunjuknya bahkan dia jentik jentikkan di arlojinya karena tak percaya. Namun yang muncul tetap angka yang sama. “Mungkinkah ada sesuatu yang tak beres..?” Pikir Mona lagi.
Mendung kesedihan begitu gelapnya menimpa Ingrid, hingga meluluh lantahkan semua impian yang cukup lama terpendam. Dengan kedua bola matanya yang berkaca-kaca, gadis itu hanya mampu menatap pilu dinding kaca yang membatasi ruangan perawatan, begitu berharapnya dia sesosok pemuda menyerupai Adam itu muncul di sana kembali menampakkan senyumannya. Namun sayang...., sebegitu lamanya dia menatap ke sana tapi pemuda yang dia impi-impikan itu tak kunjung terlihat jua dalam pandangannya. Pupuslah sudah kini setetes harapan yang masih tersisa, hingga membuat dirinya tak mampu lagi menahan tetesan air mata. Mata yang memerah kini tak bisa lagi dia pejamkan, penglihatan gadis itu kemudian berserakan tak menentu mencoba mengurai kegelisahan yang melanda perasaan. Kedua bola matanya kemudian berputar ke sudut-sudut ruangan perawatan. Dipandanginya dinding-dinding kaca yang membentang yang membatasi ruangan, juga ditatapinya langit-langit kamar dengan sederetan lampu yang bercahaya tera
Lima hari setelah kecelakaan penerbangan XZ-1949 Lima hari sudah Ingrid terbaring lemah di salah satu ruang isolasi perawatan khusus sebuah rumah sakit ternama. Cidera yang dialami oleh gadis itu dalam musibah kecelakaan pesawat Airbus A320 lima hari yang lalu ternyata cukup parah. Dari hasil analisa tim dokter yang menangani kesehatannya, Ingrid baru akan bisa pulang ke negara asalnya paling cepat dalam waktu tiga minggu lagi. Setelah selamat dari musibah kecelakaan pesawat Airbus A320, gadis cantik bermata biru yang berkecimpung dalam dunia astrofisika itu tak lagi seceria seperti dulu. Mendung kedukaan begitu membelenggu perasaannya mengetahui Adam belum juga ditemukan hingga di hari ke lima itu. Hari-hari dirawat di rumah sakit, Ingrid hanya bisa menunggu perkembangan berita melalui media masa dan televisi. Di manakah sebenarnya keberadaan Adam kini...? apakah pemuda yang telah menyelamatkan hidupnya itu berhasil ditemukan...? Namun sayang..., apa yang ditunggu-tung
Waktu terus berjalan. Jarum jam berputar hingga dua kali keliling lingkaran. Malam pun sudah lama terlewatkan. Siang kini kembali datang. Langit biru terbentang luas tanpa awan. Matahari kembali bersinar terang. Panas yang terasa begitu garang. Ingrid setelah sehari semalam terkatung-katung di tengah-tengah lautan kini kembali siuman. Hawa panas dia rasakan menimpa seluruh anggota badannya. Mata terasa perih bagai terkena noda. Ingrid perlahan terjaga. Cahaya kuning kemerah-merahan dia rasakan menempel di balik kedua kelopak mata. Gadis itu kemudian mencoba membuka kedua matanya, namun apa daya dia tak bisa. Untuk sejenak, gadis itu berusaha mengumpulkan sisa-sisa tenaga yang ada. Beberapa saat kemudian, dia coba menggerakkan kedua tangannya, namun juga masih tak bisa. Seluruh tubuh terasa kaku bagai mati rasa. Jangankan mengangkat tangan, untuk menggerakkan kelopak matanya saja dia masih tak berdaya. Ingrid akhirnya menyerah kalah kembali tak ingat apa-apa. Ada ses
Segelintir manusia memakai baju pelampung terlihat terapung-apung di atas lautan buas. Pelampung itu menyebar tercerai berai terpisah satu sama lain menuju ke sebuah pulau hantu tak berpenghuni. Merekalah itulah para penumpang pesawat Airbus A320 dengan nomor penerbangan XZ 1949 yang berhasil selamat dari maut. Segelintir memang...., tapi itulah yang terjadi. Sebagian besar penumpang tenggelam sudah ke dasar lautan. Mereka kini hidup terkatung-katung di antara alam nyata dan alam gaib, puluhan orang jumlahnya. Mereka berada di alam lain dan kini hidup dalam kutukan. Merekalah....., para manusia yang selama hidup di dunia bergelimpangan dosa dan pesta-pora. Mereka para pembuat maksiat dan perusak yang tak pernah tobat. Penipu-penipu elit terselubung yang hidup mewah namun merajalela dalam kemunafikan. Semuanya itu kini tak ada lagi guna. Arwah-arwah mereka kini bergentayangan di dunia, disiksa oleh dosa-dosa yang tak berhingga. Mereka kini menjadi penghuni sebuah pulau
Terik matahari pagi di tengah-tengah lautan semakin ganas membakar. Namun sayang, Ingrid yang berada dalam keadaan cidera masih belum juga sepenuhnya sadar. Baju pelampung yang sedari tadi dikejar juga hanyut semakin menjauh. Keletihan yang luar biasa tak membuat Adam menyerah dengan begitu saja. Pemuda itu kembali berenang dan mengejar pelampung yang semakin hanyut. Tubuh Ingrid kembali dia seret dengan paksa. Gadis cantik itu merasakan tubuhnya menghempas di atas air ketika diseret Adam. Sakit dia rasakan di sekujur tubuhnya, hal itu merangsang sistem syarafnya untuk kembali terjaga. Kelopak matanya kemudian kembali terbuka, mulut bergerak komat-kamit seakan ingin berkata. Nyaris saja baju pelampung berhasil dicapai, namun Adam mendadak menghenti ayunan kakinya mendengar Ingrid mengerang kesakitan. Dilihatnya kelopak mata gadis itu kembali terbuka. “Ingrid, it is me Adam..., can you hear me...?” .......Ingrid, ini aku Adam, apakah kamu bisa mendengarkan aku......
Tenaga Adam terkuras habis, oksigen yang tersisa dalam dada juga semakin menipis, napas yang tersisa kini semakin kritis. Udara yang tadi terperangkap dalam ruang kokpit kini tak terlihat lagi, semuanya telah habis. Ada satu hal yang membuat Adam bertekad untuk tetap bertahan hidup, janji yang telah terlanjur dia ucapkan pada gadis itu untuk menyelamatkan nyawanya. Tak ingin Adam mati sebelum janji itu dia penuhi. Begitulah ikrar seorang tentara, pantang menyerah, pantang kalah. Nyawa Ingrid yang sekarat berada dalam dalam pelukannya harus dia selamatkan terlebih dahulu. Baju pelampung yang telah terpasang di badan Adam yang menghalangi pergerakannya dengan rela dia lepas agar bisa bergerak lebih bebas. Darah pemuda itu menggelegar di ujung napasnya yang terakhir, Adam bertahan di pintu kokpit beberapa detik. Tubuh Ingrid yang berada dalam pelukannya dia lepas sesaat. Dengan sisa-sisa tenaga yang ada, tubuh gadis itu dia dorong ke bawah keluar melalui pint
Tiga puluh orang lebih penumpang berhasil ke keluar dari jendela darurat setelah berjibaku adu otot. Beberapa orang lainnya tersangkut sebelum mencapai jendela darurat. Puluhan penumpang sudah terlebih dahulu tewas. Sebahagian lagi masih meregang nyawa tersangkut di antara kursi penumpang. Perjuangan curang berjibaku adu jotos mereka sia-sia belaka. Sebahagian besar dari mereka itu mengapung tanpa baju pelampung. Dengan susah payah mereka berenang menantang ombak. Napas sesak, mata perih, hidung pedih, badan letih dan perut kembung terminum air. Apa yang terjadi kemudian, belasan orang yang mengapung tanpa baju pelampung akhirnya menyerah kalah tak sanggup berjuang. Gelombang air laut menghadang. Tubuh-tubuh mereka kembali tenggelam dan menghilang. Tak jauh kalah. Potongan bahagian belakang dan ekor pesawat yang terpisah kondisinya jauh lebih parah. Tiga perempat bagiannya tenggelam sudah. Sisanya han
Sesuatu hal yang tak berguna dan sangat fatal kini terjadi di antara penumpang. Masing-masing orang berlomba-lomba ingin secepatnya mengembangkan baju pelampung dalam ruangan pesawat. Tanpa pikir panjang tali warna merah disentak ke bawah. Baju pelampung pun mengembang. Dan kini.., apa yang terjadi.....? Semuanya berebutan, satu sama lain saling dorong ingin secepatnya menuju jendela darurat dengan kondisi baju pelampung yang sudah terkembang. Hal itu tentu saja memperburuk keadaan, gang pesawat di antara kursi-kursi penumpang yang sempit kini semakin berdesakan tak bisa dilewati. Padahal...., prosedur penggunaan baju pelampung selalu diperagakan oleh pramugari-pramugari cantik dalam setiap kali keberangkatan pesawat. Bahkan..., ada juga yang mendengarnya belasan kali dalam sebulan. Namun dalam situasi panik membuat pikiran jadi beku tak bisa berpikir. Semuanya kehilangan akal sehat tak peduli apa itu maksudnya dengan mengembangkan baju pelampung setelah berada di
........Bahagian ini menceritakan kejadian yang mengerikan. Kebijaksanaan pembaca diperlukan (kalau takut jangan dibaca ya)......... ***** Penglihatan Adam tiba-tiba saja dikagetkan oleh kemunculan sebuah pulau misterius yang terlihat di tengah-tengah lautan. Pulau yang muncul itu menyeramkan, terlihat tandus dipenuhi gunung-gunung batu tanpa pepohonan. Banyak terlihat bangunan-bangunan aneh mirip tembok besar di cina, piramida atau candi yang menghiasi sebahagian besar permukaan pulau itu. “Pulau itu lagi...? mustahil.!” Mata Adam terbelalak tak percaya. Adam masih ingat, pulau itulah yang pernah dia saksikan enam bulan yang lalu. Begitu angker terlihat, pulau itulah yang membawa bencana bagi Adam enam bulan yang lalu. Hanya beberapa detik setelah Adam menyaksikan kemunculan pulau itu, pesawat Hercules Lockheed C-130 yang dia piloti meledak di angkasa dan hancur berkeping-keping sebelum tercebur ke dalam lautan. Tak ada firasat apa-apa yang dirasakan ol