Share

59. Mentawai

Penulis: Nainamira
last update Terakhir Diperbarui: 2023-01-03 06:45:45

Aku melangkah dengan dada berdebar, hari ini hari pertamaku bekerja di sebuah perusahaan finance kendaraan bermotor. Setelah naik ojek selama 15 menit akhirnya sampai juga di sebuah ruko yang dipakai untuk kantor. Sepertinya kantor ini baru buka, aku melangkah ke meja resepsionis, seorang wanita cantik menyambutku dan langsung membawaku ke ruang Manager, di sana duduk menungguku seorang pria berumur sekitar empat puluh tahunan dengan busana rapi, dialah Manager kami.

"Mbak Lidia Khairunnisa?" tanyanya

"Benar, Pak," jawabku sopan, sambil menangkupkan kedua tangan di dadaku.

"Oh ya, saya Abdurahman, Manager di sini. Mbak Lidia bekerja di staf keuangan, selama tiga bulan masih dalam posisi magang, ya. Setelah tiga bulan baru kami evaluasi, layak diangkat jadi karyawan tetap, kontrak atau tidak kami pakai sama sekali," katanya tegas berwibawa, aura sebagai pimpinan benar-benar terpancar dari wajahnya.

"Baik, Pak. Saya mengerti," kataku mengangguk dengan sopan.

"Oke, kalau begitu silahkan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Misteri Cinta di Lokasi KKN   60. Pulau eksotis

    Pulang kantor kali ini tidak seperti biasanya, aku sudah ngabari Mamak kalau pulangnya jam 7.30 malam. Di halaman kantor, Andika sudah menunggu untuk menjemputku. Sesampainya di rumah, kuserahkan amplop gaji pertama untuk Mamak."Nih, Mak. Gaji pertama Lidia."Mamak hanya mengamati amplop itu tanpa membukanya."Besok siang kami dari kantor mau jalan-jalan ke pulau Mentawai di Sumbar, habis ini mau nyusun baju, semua karyawan di suruh ikut semua sama pak Bos." "Wah, enak nian jalan-jalan, Yuk. Andika boleh ikut, dak?" kata Andika menatapku dengan tatapan penuh haràpan."Kau nak bikin malu Ayuk kau? Kerja masih magang sudah bawak personil ngarep gratisan pulak," kataku sambil menjewer telinganya."Auuh, kalau dak boleh, tinggal bilang bae. Ngapolah pakai jewer segàla, sakit tahu!" pekiknya sambil menepis tangànku."Kalau kau nak jalan-jalan, bawalah duit gaji kau ni. Tidak usah kau bagi Mamak," kata Mamak sambil menyerahkan amplop itu kembali. "Gaji Lidia dua juta, Mak. Lidia bawa 500

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-03
  • Misteri Cinta di Lokasi KKN   61. Di tengah bencana

    Tiba-tiba tempat kami duduk, tergoncang dengan hebat. Jendela yang terbuka juga menutup dan membuka dengan kuat, barang-barang di atas lemari berjatuhan, suara-suara gaduh terdengar di mana-mana. Dari Marcusuar terdengar sirene berbunyi nyaring dan lama. Orang-orang berebut ke luar gedung atau bangunan dengan berteriak."GEEMPAAA!"Dengan susah payah aku berdiri, sebentar-sebentar terjatuh, begitu juga dengan Mbak Ros."Cepat, Lid. Kita keluar ... sebentar lagi plafon kamar ini akan terjatuh!" Teriak Mbak Ros.Tanpa kami bisa berpikir, kami terus berlari hingga di tanah datar, jauh dari bangunan dan pepohonan. Tampak banyak pohon kelapa yang bertumbangan. Aku dan Mbak Ros saling berpelukan. Ya, Allah ... untung saja kami belum menanggalkan jilbab atau pakaian luar kami. Banyak orang-orang di sekitar kami yang berpakaian ala kadarnya, bahkan hanya memakai pakaian dalam.Dalam waktu kurang satu menit, goncangan gempa-pun berhenti. Namun akibat yang ditimbulkan sungguh luar biasa. Resort

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-03
  • Misteri Cinta di Lokasi KKN   62. Aku ingin mati dipangkuanmu

    Kakhk ... akhk ....Aku membuka mata, suara teriakan itu sangat mengganggu. Ah, di mana ini? Teriakan itu datang bersahut-sahutan. Kubuka mata lebar-lebar, berkelebatan di atasku makhluk berwarna hitam yang jumlahnya banyak sekali. Aku berusaha bangkit, namun akh ... badanku sakit tak terkira, kakiku juga sakit tidak bisa di gerakkan. Namun, alhamdulillah tanganku masih bisa bergerak. Ya, Allah ... ya Rabbi ... di mana ini? Apakah ini alam barzah, atau neraka? Apakah aku masih di dunia? Pemandangan di sekelilingku sungguh mengenaskan. Bergelimpangan mayat, ah di kakiku juga terdapat mayat, ku seret kakiku menjauhi mayat itu, namun aku kepegang seorang mayat laki-laki yang matanya telah pecah. "Aaaarggh!"Aku berteriak, namun tenggorokanku tidak mengeluarkan suara, tenggorokanku sangat sakit, kering dan kehausan. Aku berjuang dengan sekuat tenaga menggerakan badanku, namun ketika kelelahan telah mencapai puncaknya, aku hanya bisa bergeser sekitar lima meter.Aku pasrah ... kurebahkan

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-03
  • Misteri Cinta di Lokasi KKN   63. Kemunculan Bayu Arya

    Seorang perawat lagi mendekati aku, di copotnya beberapa alat di tubuhku, sepertinya alat untuk mengontrol jantung, mengganti kantong keteter dan botol infus yang tinggal sedikit sekali isinya. Krettt ... pintu ruangann terbuka, aku tidak percaya dengan yang kulihat, keluargaku .... "Alhamdulillah, Nak. Kau lah sadar" kata Bapak sambil mengelus kepalaku yang di balut perban, air mata tampak menetes di sudut matanya. Mamak hanya menangis sambil memegang tanganku, Bang Yudi dan Bang Yuda terdiam di belakang Bapak. Andika ikut menangis disamping Mamak. "Aku gak papa," kataku, namun suara yang keluar hanya bisikan saja. "Tak perlu bicara dulu, kau pasti masih sakit," kata Bapak setelah mendengar ucapanku hanya bisikan yang tidak jelas. "Pak ...," kataku berbisik, bapak segera mendekatkan telinganya ke mulutku. "Aku haus, mau minum," bisikku. "Kau nak minum?" tanya Bapak, aku mengangguk. Bapak tampak bingung dengan ucapanku, dia menatap perawat yang tengah meng

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-03
  • Misteri Cinta di Lokasi KKN   64. Kenapa kau merasa tak pantas?

    "Wah ... tidak perlu repot-repot. Oya, kita belum kenalan yo? Saya Mamak Muliani. Panggil saja Mamak, nah ... bujang ganteng nih, siapa?" Mamak sambil menyodorkan tangan, disambut dengan hangat pria itu, senyum manisnya mengembang di wajah itu."Saya Bayu, Bayu Arya ...," kata pria itu, kemudian beralih menjabat Bapak. "Saya Mustofa, Bapak Lidia ... kita pernah ketemu, ye ... Nak Bayu ini, kenalkah dengan Lidia?" tanya Bapak mulai menyelidik"Yah ... satu tahun lalu, saya bertemu dia di lokasi KKN," kata pria itu.Aku hanya mampu mengamati dari ranjang, mata kami beradu pandang, duh ... dadaku berdetak dengan cepat, tatapan mata itu ... aku sangat merindukannya. Tiba-tiba pintu dibuka dengan kasar, Abang-abang dan adikku muncul dari pintu."Siapa Mak yang___" Andika spontan membeku, menghentikan perkataannya ketika melihat ada orang asing di kamar."Hmmm," Bapak berdehem untuk mencairkan suasana, "ini ... Bayu, orang yang telah menolong adik kau, Yud," lanjut Bapak."Oh ... makasih

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-03
  • Misteri Cinta di Lokasi KKN   65. Genggamlah tanganku

    Lelaki itu diam beberapa saat, dia menatapku dengan tatapan yang tidak bisa kujelaskan, tarikan napasnya yang panjang-panjang mungkin tengah menenangkan diri. Aku hanya balas menatapnya, kucari jawaban di mata itu, namun tak kutemukan."Apakah karena itu?" tanyaku sekali lagi."Dari mana kau mengetahui semua ini?" tanya pria itu gusar, menatapku dalam."Seseorang menceritakan kisah tentang dirimu di desa Manau, sebelum aku pulang dari sana, aku menemukan sebuah foto pernikahan seseorang, dan kau berada di sana, berfoto dengan pengantin itu, aku juga melihat buku nikah pasangan itu, namamu ada di sana sebagai saksi." "Sumarlin?" tanya lelaki itu, aku mengangguk."Ah, kenapa aku seceroboh ini? Apa yang kau tahu selain itu?" lanjutnya, lelaki itu menatapku dengan tatapan yang lagi-lagi tak bisa kumengerti."Tolong, Mas Bayu ... siapapun dirimu, genggamlah tanganku, jangan kau lepaskan diriku." Kuraih tangannya, dia ingin melepasnya namun kugenggam tangan itu lebih erat."Jadi, kau suda

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-04
  • Misteri Cinta di Lokasi KKN   66. Aku kuliah di Harvard

    Menjelang Magrib Mamak, Andika dan Mas Bayu pulang dari Pasar. Mereka memborong banyak sekali barang-barang, hingga kamar rumah sakit penuh. Setelah mengantar Mas Bayu permisi pulang ke Hotel tempatnya menginap, katanya mau mandi dulu, sudah gerah. "Banyak nian yang di beli, Mak. Bukannya duit kita pas-pasan, ya?" kata Bapak."Ini semua yang beliin Nak Bayu, Pak. Duit kita manalah cukup," kata Mamak sambil memilah-milah kantong belanjaan dan beberapa paper bag."Kau itu jangan manfaatin orang macam itu, nanti dikira mertua matre." "Aku sudah nolak, Pak. Dia malah milih-milih sendiri. Nih ... Lidia, kau di belikan sepuluh gamis, jilbab dan lima blus sama roknya. Mamak suruh beli dalamannya, Mamak belikan yang biasa, dibalekkan sama dia, dibelinya lagi yang mahal-mahal," kata Mamak memperlihatkan peper bag itu padaku.Aku hanya melongo melihat pakaian yang dikeluarkan Mamak dari paper bag."Katanya kau butuh banyak pakaian, kan pakaian kau sudah lenyap waktu bencana kemaren," kata Mam

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-04
  • Misteri Cinta di Lokasi KKN   67. Sambutan keluarga Lidia

    "Oya, Bang ... Abang kuliah di mana dulu?" tanya Andika.Aku mengernyitkan dahi mendengar pertanyaan Andika, ya Ampun kenapa anak ini musti menanyakan pertanyaan ini? Secara apa ya, dia kuliah?"Aku baru selesai kuliah empat tahun yang lalu di Harvard," jawab pria itu."Apa?" Kataku menatapnya tak percaya"Harvard, Bang? Harvard Amerika?" tanya Andika melongo penuh kekaguman"Wah, Amerika?" timpal Bapak."Iya, aku ngambil Biology degree program," katanya sambil menggigit daging rendang.Aku menatapnya tidak percaya, tapi dia acuh tak acuh."Wah ... luar biasa ternyata Abang lulusan Amerika, dapat beasiswa atau biaya sendiri, Bang?" tanya Andika lagi, kulihat matanya sangat mengagumi sosok di depannya."Biaya sendiri," jawab pria itu"Wah, Tidak salah dugaan Dika, Abang ini anak sultan yang tajir melintir. Biaya kuliah di Harvard kan mahal, Bang? Dika juga punya cita-cita ngambil S2 di sana kalau lolos beasiswa. Kemaren habisnya berapa biayanya, Bang?" "Kalau semua-semua dengan biaya

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-05

Bab terbaru

  • Misteri Cinta di Lokasi KKN   79. Samawa selamanya

    POV Bayu Arya"Kenapa ngelihatin aku kekgitu? Awas ... aku mau mandi!" teriaknya galak sambil mendorong tubuhku.Duh ... lucunya, kalau lagi malu kayak gitu toh tingkahnya, aku terus menatapnya dengan senyum menggoda. Dia hempaskan pintu kamar mandi dengan kuat. Tenang saja cantik, akan kutaklukan kegalakkanmu nanti.Selagi dia mandi aku keluar kamar, menyuruh pelayan hotel membawa minuman hangat karena yang dingin sudah ada di kulkas, serta menyuruhnya membawa penganan pempek kesukaan istriku, kuberi mereka beberapa lembar uang, aku menyuruhnya mencari di restoran yang terkenal menyediakan makanan tersebut, juga membeli sate madura kesukaanku, dan beberapa makanan ringan. Sesampainya di kamar, kulihat istriku itu sudah selesai mandi, dia masih memakai piyama mandi warna putih, duduk di tepi ranjang sambil memainkan handphonenya. "Darimana?" tanyanya"Pesan makanan. Nanti kalau pesanan datang, terima ya? aku mau mandi," kataku melangkah ke kamar mandi"Aku gak mau, pelayannya cowok

  • Misteri Cinta di Lokasi KKN   78. Resepsi pernikahan

    Pov BayuSetelah akad nikah, aku kembali lagi ke hotel, sesuai perjanjian kami, kami tidak akan bermalam pertama jika resepsi belum di gelar.Kenapa aku menyetujui perjanjian konyol yang di ajukan Lidia itu. Ah, sekarang aku yang tersiksa sendiri kan? Wajah cantiknya di akad nikah tadi yang seperti bidadari turun dari kayangan sekarang jadi terbayang-bayang. Apa coba yang akan aku lakukan seharian besok Sabtu? Coba kalau ... jiah, aku benar-benar harus bersabar sekarang.Aku melangkah ke lobby hotel bintang lima di kota ini, menuju resepsionis. Aku pesan kamar presiden suit, sekarang aku tinggal di kamar VVIP. Kupesan agar kamar itu dihiasi dan didekorasi untuk bulan madu. "Untuk minggu Malam, ya!" kataku pada petugas hotel"Baik, pak," jawab petugas hotel ituAku kembali ke kamar dan rebahan, kucek status facebookku di grub relawan yang pernah aku ikuti, ternyata sudah ramai sekali. Ada yang mendoakan pernikahanku, bahkan sebagian mereka akan segera meluncur ke kota ini. Kubalas sa

  • Misteri Cinta di Lokasi KKN   77. Akad nikah

    Pov LidiaPersiapan pesta pernikahan tinggal dua puluh persen, undangan sudah tersebar. Mas Bayu tidak mengundang temannya sama sekali, katanya hanya akan mengabari di grup facebook. Akad nikah akan diadakan hari Jum'at selepas salat Jum'at dan resepsinya hari minggu, sudah menjadi kebiasaan di sini resepsi diadakan hari minggu, mengingat hari libur, bagi yang kerja kantoran bisa menghadiri pesta.Selama persiapan pesta Mas Bayu tinggal di hotel, Mamak bilang pamali bertemu mempelai wanita sebelum hari H. Aku dan dia hanya bisa ngobrol via telpon, rasanya kangen banget tiga hari gak ketemu sama dia. Sebelum tidur, dia pasti selalu menghubungiku dulu. "Sayang, sedang apa?" tanyanya di seberang telpon.Aku masih belum terbiasa dengan panggilannya, rasanya ada yang menggelitik di hati ini, Sayang? Ow, uwu ...."Emm, baru mau tidur Mas," kataku malu-malu meong."Oya, tadi kata Pakdo Marlin Bibi Rudiyah sudah pulang dari Rumah sakit, keadaannya juga sudah membaik, InsyaAllah besok dia ke

  • Misteri Cinta di Lokasi KKN   76. Lamaran

    Aku tak kuasa menahan tangis melihat kondisi Nyai Rudiyah yang tinggal kulit berbalut tulang. Napasnya tinggal satu, dua tersengal-sengal. Rofita, Afikah dan Aida begitu senang aku datang. Aku sempatkan membeli oleh-oleh jajanan di sebuah warung sebelum ke sini."Nyai, apa kabar? Ini Lidia ... Nyai sakit kenapa tidak ngabari?" kataku tulus sambil menggenggam tangannya."Lidia ... kenapa datang jauh-jauh? terima kasih sudah datang menemuiku." "Nyai, kami akan membawa nyai ke Rumah sakit. Mau ya, nyai dirawat di rumah sakit?" "Ah, tidak usah repot-repot Lidia. Sepertinya kau membawa teman, siapa dia?" kata Nyai Rudiah sambil menoleh ke arah Mas Bayu yang dari tadi berdiri di depan pintu kamar.Aku melambai ke arahnya, Mas Bayu mendekat ke arah kami."Bibi ... Bibi harus segera sembuh," kata lelaki itu mendekat ke arah Nyai Rudiyah.Wanita tua itu tercekat, dia sangat terkejut melihat siapa yang datang. Matanya melotot, bibirnya bergetar, bahkan seluruh tubuhnya gemetaran. Mas Bayu mer

  • Misteri Cinta di Lokasi KKN   75. Menemui Pakdo Marlin

    Walau aku sudah mendengar tadi subuh obrolan mereka, namun mendengar langsung dari mulutnya membuatku sedikit berdebar. "Maukah kau menikah denganku?" tanyanya Aku hanya tersenyum simpul, jadi dia sedang melamar nih ceritanya? "Kau melamarku di mobil yang tengah melaju?" "Kenapa? Kurang romantis, ya?" "Lamarlah pada Bapakku, minta baik-baik sama dia." "Oo, itu pasti, sampai rumahmu langsung kuminta anak gadisnya," katanya tersenyum lebar. "Kalau gitu aku sekalian ngundang Pakdo Marlin sama Nyai Rudiyah," kataku "Kenapa? Mereka bisa tahu dong kalau aku masih hidup," katanya. "Sebaiknya mereka tahu, kau tidak perlu memusnahkan rumahmu, biar mereka yang melakukan. Sekalian Mas minta maaf pada nyai Rudiyah, walau bukan diri Mas yang menghabisi anak-anaknya, namun peliharaan Mas yang melakukannya, itu sama saja jadinya. Kalau Pakdo Marlin, diakan sudah tahu juga aku pernah bertemu denganmu," kataku "Ya, baiklah jika menurutmu begitu." ****Kami memasuki lorong kediaman Pakdo M

  • Misteri Cinta di Lokasi KKN   74. Melamar di mobil

    Pagi ini aku bangun tidur lebih cepat, kulihat di handphone menunjukkan pukul 4 pagi. Aku segera melaksanakan salat Tahajud, kuminta Allah agar segera membebaskan lelakiku itu dari pasungan jin yang menguasainya selama ini.Aku masih terbayang bagaimana Kiyai Amran sangat kesulitan menaklukkannya, hingga Kiyai Amran kuwalahan menangkis serangan dari Mas Bayu. Ah, pria itu benar-benar sakti, dikeroyok beberapa orang saja menang. Semua orang sampai takut-takut menyerangnya. Sehingga dia dilumpuhkan pakai senapan obat bius. Ah, sudah seperti memburu harimau sungguhan.Selepas mengaji aku bergegas ke musola ingin ikut salat subuh berjamaah. Ternyata masih lima belas menit lagi Azan Subuh. Aku segera memasuki masjid yang masih lenggang belum ada jamaah putri yang datang. Aku duduk mengambil tempat paling depan. Rencana mau kusambung tilawahku sambil menanti Azan Subuh. Tiba-tiba beberapa jamaah pria datang, suara sandal dan obrolan jelas terdengar, karena tempat wanita dan pria dibatasi se

  • Misteri Cinta di Lokasi KKN   73. Pergi ke tempat kiyai Amran

    Pov LidiaKami akhirnya benar-benar pergi siang ini ke Merangin. Bapak sebenarnya keberatan, karena aku baru sembuh dari sakit, namun lelaki itu meyakinkannya bahwa dia akan menjagaku. Andika kuminta menemaniku, tapi dia menolak beralasan kalau dia sudah banyak tertinggal mata kuliah sewaktu menungguku di rumah sakit.Kami berangkat selepas salat zuhur, sesudah makan siang. Lelaki itu melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang, aku duduk di sebelahnya memandang lurus ke depan."Tidurlah, biar badanmu lebih sehat. Atur kursinya, agar bisa berbaring nyaman," katanya Kutarik besi pengatur kursi, namun posisinya tidak juga berubah."Gimana sih ngaturnya ini?" gerutuku, karena sudah berusaha tetapi belum juga kursi itu rebah.Lelaki itu menepikan mobilnya ke badan jalan, ditariknya besi pengatur itu sehingga kursi itu rebah, jaraknya yang tertalu dekat denganku membuat dada ini mendesir, tercium aroma tubuhnya seperti dulu, aroma yang pernah kucium ketika berboncengan motor dengannya. Ku

  • Misteri Cinta di Lokasi KKN   72. Permintaan Lidia

    Pov. Bayu Arya"Apakah kau sudah mendapat apa yang kau cari dengan keliling dunia, Mas?" tanya gadis itu. Dia menatap air sungai yang tenang, setenang wajahnya yang kini dibalut jilbab, sehingga seluruh tubuhnya tertutup. Aku menyukai cara berpakaian dia sekarang, dia lebih terlihat anggun dan mempesona. "Aku sendiri tidak tahu apa yang sebenarnya aku cari, aku melakukan semua itu sebenarnya hanya pelarian, mencoba melupakan istriku, namun semakin aku melupakannya, justru luka itu semakin dalam." "Kau sudah menuntut ilmu sampai ke Universitas nomor satu di dunia, bahkan dua Universitas paling top di dunia dengan biaya yang sangat mahal. Namun, pernahkah kau berpikir untuk mencari ilmu agama, bekal untuk menuju kehidupan yang akan kekal abadi di akherat?" Kata-kata gadis itu menohok ke relung hati yang paling dalam. Aku tidak bisa berkata apapun, aku hanya terdiam seribu bahasa."Mas Bayu ... mungkin kegersangan hatimu karena kau belum menemukan petunjuk dan hidayah dari Allah. Car

  • Misteri Cinta di Lokasi KKN   71. Kisah Bayu Arya 3

    POV Bayu Arya Gadis itu sekali pandang sudah membuatku jatuh hati, lentik bulu matanya, hidungnya yang bangir, senyumnya yang ... aduh, tidak bisa kujelaskan karena aku benar-benar mabuk dibuatnya. Aku tahu, Aslan yang memilih gadis itu untuk meneruskan keturunan keluarga Aslan. Namun, aku juga mencintainya sedalam-dalamnya.Sudah tiga puluh tahun usiaku, namun baru kali ini aku merasakan jatuh cinta pada wanita, ternyata jatuh cinta itu sangat membuatku bahagia dan bersemangat. Tidak butuh waktu yang lama untuk menyuntingnya jadi pendamping hidupku. Aku tidak lagi hidup sendiri, karena ada belahan jiwa yang bisa kusalurkan rasa kasih sayang dalam jiwaku.Tidak ada yang mengenal namaku Bayu Arya selain paman Ja'far dan Bibi Rudiyah. Mereka semua mengenalku Bagindo Aslan, maka ketika ijab qobul aku memakai nama Bagindo Aslan. Namun, satu yang tidak kusadari, Paman Ja'far menulis nama lengkapku ketika menjadi saksi pernikahan Sumarlin, bocah yang kuselamatkan nyawanya memakai racikan a

DMCA.com Protection Status