“Valerie, apa kau ada waktu untuk bertemu?” Pertanyaan singkat yang merupakan pembukaan dari panggilan William itu membuat Valerie terdiam.Satu alis Valerie terangkat, bibirnya membentuk satu garis lurus yang datar, dan untuk sesaat gadis itu tidak menjawab langsung pertanyaan itu. Valerie menatap pemandangan yang tersaji di balik jendela mobil yang tengah berjalan dalam diam, kedua mata biru langitnya meredup untuk sesaat. Dari pantulan bayangannya yang ada di kaca jendela, dia bisa melihat sorot matanya yang dingin itu balik menatap dirinya.William Meyer adalah kakak kandung Valerie yang berbeda ibu dengannya. Tahun ini pemuda itu berusia 28 tahun. Dia begitu dewasa dan juga pintar. Sejak kecil William telah dididik oleh Tuan Meyer sebagai pewaris Keluarga Meyer di masa depan, sehingga pendidikan yang pemuda itu tempuh jauh lebih tinggi dan juga berat bila dibandingkan dengan dua adik perempuannya.Valerie tidak bisa mengatakan dirinya membenci ataupun menyukai William, karena pad
Seorang wanita cantik yang mengenakan setelan gaun biru laut tengah duduk di depan sebuah piano. Jemari tangan lentik milik sang wanita menari dengan lihainya di atas tuts hitam dan putih, alunan melodi piano yang begitu merdu pun terdengar, membentuk sebuah lagu yang mampu menggetarkan hati. Suaranya begitu damai, menenangkan siapapun yang mendengar alunan melodi dari piano yang tengah wanita itu mainkan. Duduk di samping wanita yang tengah bermain piano itu adalah seorang gadis kecil, dia berusia sekitar empat tahunan. Wajah gadis itu begitu manis, dengan rambut panjangnya yang dikuncir dua dan pipi tembemnya yang merona merah itu membuat sang gadis kecil terlihat begitu menggemaskan. Dia mirip seperti seorang putri kecil yang keluar dari negeri dongeng, sangat mengesankan dan membuat ibu-ibu yang melihatnya ingin memeluk gadis kecil itu. Si wanita tengah bermain piano, dan si gadis kecil yang berperan sebagai satu-satunya penonton di sana memandangnya dengan penuh takjub. Ketika
“Apa yang ingin kau bicarakan denganku?”Pertanyaan itu diucapkan dengan nada yang lirih dengan aksen seksi, menggelitik telinga si pendengar, membuat mereka ingin mendesah kecil dan berpikir bagaimana mungkin seseorang memiliki suara yang begitu memabukkan seperti itu. Valerie pun tidak terkecuali, dia juga berpikir demikian.Ekspresi di wajah Valerie tertahan, mencoba untuk membuatnya senormal mungkin, tidak memperlihatkan kalau barusan dia terpengaruh akibat mendengarkan suara Cedric yang dia rasakan begitu seksi tersebut. Gadis itu berdehem, dia mengangkat wajah, melihat sosok pemuda tampan yang telah berdiri di hadapannya entah sejak kapan.Satu jam yang lalu ketika Valerie menelepon Cedric dan mengatakan ingin berbicara mengenai sesuatu kepada pemuda itu, Cedric menawarkan gadis itu bisa mengunjunginya langsung di kantor. Valerie berpikir tidak ada salahnya untuk bertemu dengan Cedric, apa yang ingin Valerie bicarakan ada kaitannya dengan bisnis, dan lebih baik berbicara langsun
“Wow… Anda terlihat sangat cantik!!”“Saya sangat setuju!”“Saya juga setuju!!”Berbagai pujian yang diberikan oleh penata rias, penata busana, bersama asisten mereka terdengar dalam ruangan itu. Pujian tersebut begitu tulus, bahkan beberapa asisten mereka yang masih muda pun tidak dapat menyembunyikan rasa kagum yang dimiliki. Tidak jarang dari mereka merasa gatal dan ingin mengambil foto, tetapi karena perjanjian yang mengikat akhirnya mereka pun menahan keinginan tersebut.Objek dari kekaguman mereka adalah Valerie Meyer yang kini berdiri di depan sebuah cermin besar, dia memperhatikan pantulan dirinya dari kepala sampai kaki yang terefleksikan oleh cermin besar.Gadis cantik itu mengenakan sebuah setelan gaun elegan berwarna merah burgundy. Gaun tersebut memperlihatkan kedua bahu Valerie yang putih, di bagian area dada terdapat lilitan kalung mutiara yang menyilang, dan area pinggang yang langsing memeluk tubuh Valerie, memperlihatkan lekuk tubuh yang proporsional milik gadis cant
“Presiden Wyatt, akhirnya kau datang. Aku senang bisa melihatmu di tempat ini.”Seorang pria paruh baya dengan wajah yang menyuarakan ‘keramahan’ datang menghampiri Cedric dan Valerie. Di samping pria itu adalah seorang gadis muda yang cantik, berada di awal usia dua puluh tahunan, dan berpakaian begitu glamor yang menggoda dengan gaun hitam yang memperlihatkan lekuk tubuhnya. Dilihat dari penampilannya, wanita muda itu adalah seorang artis yang menjadi kekasih pria paruh baya tersebut.Cedric berhenti ketika pria itu menyapanya, bersamaan dengan itu Valerie pun ikut menoleh, melihat ke arah dua orang yang datang menghampiri mereka.“Direktur Carter, lama tidak berjumpa,” sahut Cedric dengan nada netral.Wajah tampannya mengukir sebuah senyum penuh kesopanan, tetapi Valerie yang mengenal Cedric tahu betul kalau Cedric tidak menganggap serius pria yang dia sebut sebagai Direktur Carter tersebut. Sayangnya Direktur Carter terlihat tidak menyadarinya, bahkan pria itu seperti bangga akan
Ketika orang-orang menunggu pendapat yang dimiliki oleh Nyonya besar Wyatt, mereka mengira kalau nenek Cedric tersebut tidak akan setuju kalau cucunya yang berharga menikah dengan gadis dari Keluarga Meyer. Tidak hanya status Keluarga Meyer tidak sebanding dengan keluarga mereka, Valerie yang Cedric pilih tersebut juga merupakan anak haram dari Tuan Meyer.Beberapa orang sangat yakin kalau pilihan Cedric untuk menikahi Valerie adalah sebuah keputusan impulsif, hubungan mereka tidak akan mendapatkan restu dari sang nyonya besar bagaimana pun caranya.Namun, kenyataan yang ada rupanya menampar wajah semua orang. Tidak hanya nenek Cedric tidak marah mendengar keputusan impulsif Cedric tersebut, wanita itu juga tersenyum setelahnya. Bukan senyuman kaku maupun senyuman dingin, tetapi senyuman yang Nyonya besar Wyatt miliki berasal dari lubuk hati terdalam.Wanita berusia senja tersebut meraih tangan Valerie, membuat si empunya tangan dan juga banyak orang yang melihat semua itu merasa terk
[Dua dari lima berita teratas di Milford berhubungan denganmu, Valerie. Sistem ini tidak pernah menyangka kalau kau punya potensi sebagai seorang selebritis.]Komentar yang Glory berikan pada Valerie tidak hanya sekali maupun dua kali, dan semua itu membahas mengenai berita panas yang tengah berhembus di Milford dalam beberapa hari terakhir.Setelah Cedric membawa Valerie ke pesta ulang tahun neneknya dan mengenalkannya pada sirkel mereka mengenai identitas Valerie sebagai istrinya, berita mengenai Valerie langsung tersebar di mana-mana, banyak orang yang ingin mencari tahu siapa itu sebenarnya Valerie Meyer yang berhasil menaklukkan Cedric Wyatt. Dan sosok Valerie menjadi bertambah panas setelah berita mengenai Nyonya besar Cedric menerimanya sebagai istri Cedric menyebar.Valerie yang awalnya tidak lebih seperti amoeba di bawah tempurung dan tidak dikenal oleh siapapun kini menjadi sosok yang paling dicari. Banyak orang yang penasaran dengannya, bahkan tidak sedikit pula dari mereka
Valerie membuka pintu dan menemukan Richard sang kepala pelayan telah berdiri di depan pintu.Melihat Valerie ada di hadapannya, Richard yang telah bekerja pada Keluarga Wyatt sejak Cedric masih kecil dan mengikutinya ke tempat ini pun memiliki etika yang sangat bagus, ia langsung membungkuk kecil dengan satu tangan ada di dada, memberikan sapaan kepada Valerie.“Madam, Tuan Cedric sudah menunggu Anda di ruang makan. Makan siang sudah selesai disiapkan oleh pihak dapur,” lapor Richard dengan begitu sopan santunnya.Valerie melirik ke arah jam dinding yang terpasang di dinding kamar, dia tidak sadar kalau 30 menit sudah berlalu dan pihak dapur telah menyelesaikan memasak makan siang yang dia tinggalkan tadi. Namun, yang membuat Valerie cukup terkejut adalah laporan mengenai Cedric yang sudah menunggunya di ruang makan. Bukankah pemuda itu seharusnya ada di kantor dan tidak ada di rumah sekarang ini?Seperti tahu akan apa yang tengah Valerie pikirkan, Richard tersenyum kecil. Sepasang m
“Cedric, apa kau tahu siapa sopir di mobil box yang mencoba membunuh kita pada waktu itu?” Pada akhirnya Valerie melontarkan pertanyaan itu kepada Cedric, berharap sang pemuda bisa memberinya jawaban.Walaupun sebenarnya Valerie tahu identitas dan motif sang sopir mobil box yang mencoba membunuh mereka —terutama dirinya— pada waktu itu, Valerie ingin tahu jawabannya dari mulut Cedric sendiri. Mengingat Cedric memiliki koneksi yang kuat dan dia bisa dengan mudah mendapatkan informasi yang lebih lengkap dibandingkan dirinya, Valerie memutuskan untuk menanyakan hal itu pada suaminya. Dugaan Valerie tepat, Cedric tidak membuatnya menunggu lama, pemuda itu menganggukkan kepala sebagai jawaban positif.“Aku sudah mengurus semuanya. Orang yang berniat membunuh kita pada waktu itu adalah Bryan Mort, dan motifnya melakukan percobaan pembunuhan adalah uang. William Meyer, kakakmu, menyuruh Mort untuk membunuhmu dengan memberikan imbalan 200.000 dollar. Setelah polisi menangkap Mort di kediaman
“Nggh…”Erangan kecil yang tertahan terdengar dalam ruangan itu. Si pemilik suara yang telah tertidur sejak beberapa hari lalu pun mulai tersadar. Kedua matanya yang tertutup bergerak beberapa saat, kemudian mereka terbuka sedikit demi sedikit dan memperlihatkan sepasang mata biru langit yang begitu cemerlang. Si pemilik mata itu, Valerie, mengerjapkan matanya untuk beberapa saat untuk mengusir rasa lelah yang ia miliki.Pandangannya sedikit buram, membuatnya tidak bisa melihat dalam beberapa detik ke depannya. Hal ini tidak membuat Valerie panik, gadis itu mengerjapkan matanya beberapa kali, dan kurang dari dua menit kemudian perlahan-lahan penglihatannya pulih.Hal pertama yang bisa Valerie lihat adalah warna putih. Warna itu mendominasi tempat di mana Valerie berada, bahkan perabotannya pun juga didominasi oleh warna putih. Aroma alkohol yang Valerie cium membuatnya tahu ada di mana dirinya sekarang. Gadis itu mengangkat tangan kiri, di sana ia menemukan adanya selang IV terhubung
Dalam waktu singkat, luka toreh di kening Cedric yang tadinya masih mengucurkan darah segar kini mulai tersegel, dan tidak menunggu waktu lama luka tersebut mengering —hanya meninggalkan bekas darah. Selain itu, wajah Cedric kembali berseri, suhu tubuhnya juga kembali normal, dengan begini Valerie harap trauma di kepalanya pulih setelah pemuda itu mengonsumsi setengah waktu kehidupan yang Valerie berikan padanya.[Analisa yang sistem ini lakukan sudah selesai. Kesehatan Cedric bertambah dan mencapai 80% setelah mengonsumsi waktu kehidupanmu. Trauma di kepalanya juga berangsur-angsur pulih, begitu pula dengan pendarahan di otaknya mulai menghilang. Kita tinggal menunggu waktu saja sampai dia bangun.]Valerie mengembuskan napas lega, gadis itu menganggukkan kepalanya sebagai balasan singkat atas informasi yang Glory berikan padanya. Kondisi Cedric sudah stabil dan tidak lagi berada dalam bahaya seperti sebelumnya, kali ini Valerie benar-benar merasa puas karena memiliki waktu kehidupan
Setelah keningnya menghantam dashbor dengan keras saat mobil terjun ke sungai, pandangan Valerie menggelap, kesadaran gadis itu menghilang selama tiga menit lamanya. Dalam kurun waktu yang singkat itu, mobil yang ditumpangi oleh Cedric dan Valerie tenggelam ke dasar sungai. Bagian body mobil penyok, area depan—belakang juga ringsek dan hampir tidak berbentuk. Beruntungnya kaca jendela mobil yang telah digantikan dengan kaca anti-peluru tidak pecah, sehingga air dari sungai tidak masuk ke dalam dan masih memberikan udara bagi kedua penumpang yang berada di dalamnya.[Valerie…]Sebuah suara memanggil nama Valerie. Suara itu terdengar panik dan terburu-buru, kepanikan yang dimiliki oleh sang sistem tersebut membuat kesadaran Valerie perlahan-lahan kembali pada tubuhnya.[Valerie, ayo bangun! Valerie!!]Lagi-lagi namanya dipanggil. Valerie mengernyitkan kening, kemudian desisan kecil ikut keluar dari bibirnya. Kedua mata Valerie tertutup mulai bergerak, lalu perlahan-lahan terbuka setelah
“Orang ini benar-benar nekat. Bagaimana mungkin ada orang yang berani melakukan percobaan pembunuhan di tempat ramai seperti ini?!!” Valerie mengatakan apa yang ada dalam pikirannya.Mobil yang mereka tumpangi berusaha untuk menghindari hantaman dari mobil box yang kini melaju di sebelah mereka. Beberapa kali Cedric memutar kemudi dan membantingnya, selain itu dia juga dengan cekatan menghandel gigi perseneling serta rem untuk menopang laju mobil. Melihat keahlian Cedric yang tengah mengemudikan mobil untuk bertahan hidup, Valerie bisa melihat kalau pemuda itu benar-benar ahli, bahkan tidak mustahil juga sebelum ini Cedric pernah melaju dalam trek balapan mobil ketika ia masih remaja.Tubuh gadis itu hampir terbanting kembali kalau bukan karena sabuk pengaman yang dikenakannya. Hantaman yang diberikan oleh mobil box itu diterima telak oleh mobil yang mereka tumpangi, Cedric tidak bisa menghindarinya, akan tetapi ia cukup cerdik untuk menambah laju kecepatan sehingga mobil mereka tidak
Ketika bulan Desember datang, musim dingin juga ikut datang bersamanya. Hampir tiap hari salju turun dari langit, butiran putih salju yang turun membuat warna Kota Milford menjadi lebih monoton dari biasanya, udara dingin pun juga terus menyerang sampai membuat orang enggan untuk keluar rumah atau sekedar menjalankan aktivitas mereka. Meskipun orang-orang ingin sekali meringkuk di bawah selimut untuk mencari kehangatan, di akhir bulan Desember terdapat perayaan akhir tahun dan juga menyambut pergantian tahun yang dinantikan. Banyak orang merasa antusias dengan hal itu.“Tidak terasa pergantian tahun akan segera terjadi,” gumam Valerie. Napasnya menghembuskan kabut tipis di depan, gadis itu beberapa kali bermain-main membuat kabut tipis tersebut, seperti seorang anak kecil yang menemukan mainan baru. “Tahun baru ada di depan mata.”Dengan tubuh yang dibalut oleh jaket tebal warna lavender dan syal hangat terikat di leher, Valerie menjulurkan kedua tangan ke depan. Butiran salju jatuh d
“A-apa?” Mulut Valerie terbuka, begitu pula dengan kedua matanya yang membulat sempurna. Apakah yang barusan didengarnya sebuah halusinasi? Valerie tadi mendengar kalau Joseph Meyer akan berurusan dengan polisi, apakah itu benar?Cedric yang melihat istrinya hampir terjungkal akibat keterkejutan yang diterima pun dengan segera menangkap tubuh gadis itu. Satu lengan memeluk pinggang Valerie, lalu dengan cekatan Cedric menarik gadis itu ke arahnya sampai tubuh keduanya menempel pada satu sama lainnya. Napas lega terdengar dari sang pemuda kemudian, matanya yang sedikit menggelap itu berkilau penuh akan kepasrahan. Pemuda itu tidak pernah membayangkan kalau Valerie memiliki kecerobohan seperti ini.Apabila Cedric tidak segera menangkap Valerie dan membantunya, pastinya sekarang ini gadis itu akan jatuh tersungkur di atas tanah berumput yang tumbuh terawat di area taman. Walaupun rumput di sana bisa mengurangi rasa sakit, tetap saja rasa sakit dan bahkan luka akan muncul ketika terjatuh.
Cerita Valerie mengenai Joseph Meyer yang meneleponnya tadi siang dan bagaimana telepon tersebut berjalan hampir satu jam lamanya meluncur begitu saja dari mulut Valerie. Bukan hal umum lagi kalau Joseph tidak menyukai Valerie yang dikiranya adalah anak haramnya, bahkan sebelum ini dia juga tidak memiliki inisiatif untuk menghubungi gadis itu. Namun, ketika dirinya sudah berada di ujung tanduk, hal pertama yang Joseph lakukan setelah hal lainnya tidak berhasil dilakukan adalah mencari Valerie, dan lucunya juga panggilan yang dilakukan pria itu berlangsung cukup lama.“Dan kau tahu, hampir satu jam lamanya dia menyuarakan komplain terus-menerus mengenai Bowen, lalu dia juga mengatakan kalau seharusnya dirinya mendepak Bowen dari perusahaan sejak lama.” Valerie menceritakan kembali apa yang dia tangkap dari telepon Joseph tadi siang. Ia cukup bersemangat ketika melakukannya —berbagi gosip dengan Cedric, terutama dengan Cedric sendiri yang memilih untuk menjadi pendengar setia ceritanya,
[Kakak? Jangan bercanda. Valerie tidak memiliki kakak, terutama setelah fakta mengatakan dia bukanlah bagian dari Keluarga Meyer.]Sebelum Valerie bisa memberikan komentar mengenai hal itu, Glory terlebih dahulu menyuarakan hatinya. Valerie tersenyum kecil, hatinya tidak berombak sedikit pun, bahkan dirinya bisa dikatakan sangat senang serta menunggu untuk melihat sebuah drama terulas di depan matanya. Ia tidak perlu menjadi orang pintar untuk menebak identitas orang yang mengaku sebagai kakaknya, kelihatannya Regina terlalu bodoh sampai dia berlari lagi ke tempat Valerie dan meneriakkan keberadaannya di sana.Apakah gadis itu sudah lupa dengan jebakan gagal yang dirancangnya untuk Valerie tempo hari? Bahkan karena itu Regina harus mengorbankan bidak catur yang telah bersusah payah ia letakkan di samping Valerie. Tidak hanya gagal sebagai hasilnya, Keluarga Meyer pun harus berhadapan dengan Cedric yang ingin membalaskan dendam istrinya.Dan tidak lama setelah hal itu berlalu, Regina t