Memikirkan perkataan Ramond membuat hidup Grace menjadi tidak tenang, pasalnya Julius sudah sangat baik dengan dirinya dan juga keluarga dan sekarang Ramond seakan memberi jalan agar Julius dekat dengan Nathali, wanita yang menantang Grace bahwa mampu mendapatkan Julius dengan cara apa pun. Grace belum siap kehilangan Julius bukan karena cinta disamping karena mudah diperdaya juga lebih mudah mendapatkan uang darinya meski tidak membuka diri agar memasuki dirinya, suara teriakan Olla menyadarkan Grace dari lamunan menatap interaksi mereka berdua dimana Grace sudah berada di rumah Julius pagi untuk memasakkan dirinya.
“Bunda, ayah bilang punya hadiah dan tinggal pilih” Grace menatap Julius menanyakan maksud dari perkataan Olla.
“Kamu tidak lupa bukan hadiah yang aku bicarakan semalam.”
“Ayah kerumah semalam kenapa gak bangunin aku?” Olla menatap Julius kecewa.
Julius langsung merayu Olla agar tidak marah dengannya membuat Grace menatap bagaimana interaksi mere
Pesan yang masuk di ponsel tidak Julius hiraukan sama sekali, bahkan sampai dirinya berpisah dengan Grace karena waktu yang telah selesai. Memasuki kantor baru membuat Julius menjadi pusat perhatian tapi tidak dihiraukan sama sekali, tujuan Julius hanya satu yaitu ruangan Ramond karena sudah membuat janji sebelum balik. Ramond menyambut Julius dengan senyum terbaiknya dan sudah memiliki rencana matang agar pria ini jauh dari hadapannya dan Ramond bisa bersama Grace dengan aman, kantor pusat sendiri menyukai pimpinan Julius dan berharap Julius bisa berada disana menggantikan posisi dirinya ketika tidak berada disana.“Saya ditugaskan di pusat?” Ramond mengangguk “apa tidak ada yang lain?.”“Sayangnya mereka menyukai pimpinanmu.”Julius terdiam mendengar perkataan Ramond yang berarti dirinya akan jauh dengan Grace dan Olla, ingin rasanya Julius segera menikahi Grace tapi masih banyak yang harus dipikirkan. Grace sendiri seakan mengulur waktu dengan pernikahan ini, Ju
Tidak percaya dengan perkataan kedua orang tuanya karena tadi saat bertemu mereka bisa menerima Grace dengan sangat baik, masih memandang kedua orang tuanya dan mencerna kata – kata mereka yang menyebutkan Nathali karena bagaimana bisa mereka mengenal wanita itu padahal Julius tidak pernah mengatakannya sama sekali.“Kami tahu dari teman kamu wanita yang mengatakan jika kamu mempunyai hubungan dengan janda dan memberi saran agar lebih memilih Nathali, bahkan kami sering berhubungan tanpa sepengetahuan kamu maksudnya kami dengan Nathali.”“Aku tidak mencintainya.”“Cinta bisa datang perlahan tapi hati orang yang baik tidak bisa kita dapatkan dengan mudah.”Julius tersenyum simpul mendengar perkataan orang tuanya “kalian tidak lupa bukan status aku apa dan aku bukan mencari seorang yang baik tapi aku mencari orang yang bisa sepemahaman dalam membangun rumah tangga, aku nyaman dengan Grace dibandingkan Nathali.”“Tapi kamu telah mengambil kehormatannya set
Tugas dari Rachel membuat Grace tidak nyaman, mungkin bukan sepenuhnya dari Rachel tapi Sebastian melakukan hal ini dan entah bagaimana Rachel menurutinya. Grace beralasan datang bulan agar tidak perlu untuk berada di kamar hotel melakukan keinginan gila Sebastian, kali ini Grace sedang tidak ingin menemani pria mana pun setelah apa yang dilakukan Ramond.“Kamu ada masalah?.”Grace menggelengkan kepala “hanya lelah dan kangen dengan anakku.”Sebastian menatap pemandangan yang ada dihadapannya “kehadiranku tidak membuatmu bahagia, entah ada apa denganmu mungkin kita bisa melakukannya saat berada di pusat dimana kamu akan bertindak seperti bukan dirimu, benar?.”Grace tersenyum menatap Sebastian “lebih baik aku pulang karena anakku telah menunggu.”Grace beranjak dari tempat duduknya melangkah ke dalam dengan Sebastian yang hanya diam ditempatnya tanpa melakukan pencegahan, kehadiran Sebastian di kantor membuat Grace tidak nyaman sama sekali meski dia ada
Perkataan Grace membuat Yusuf menatapnya horor lalu tertawa pelan, melangkah duduk dihadapannya dengan membawa gelas yang berisi air mineral. Grace sendiri tidak tahu kenapa berkata seperti itu pada Yusuf, pria yang sangat setia pada istrinya dimana tidak boleh melahirkan anak sehingga mereka tidak memiliki anak.“Aku mencintai istriku apa adanya bukan ada apanya, lagi ada masalah?.”Grace menggeleng dan mengangguk perlahan membuat Yusuf mengangkat alisnya melihat jawaban Grace, tapi Yusuf adalah Yusuf yang tidak akan bertanya jika orang tersebut tidak menjawab. Lebih seringnya Yusuf tidak terlalu peduli dengan permasalahan sekitar jika orang tersebut tidak bercerita, meski begitu tetap ikut bergosip jika para wanita ini bergosip panas. Grace memulai ceritanya secara pelan dari awal hingga akhir, Yusuf sendiri hanya bisa mendengarkan perkataan Grace karena pada dasarnya ingin mendengar dari versi berbeda mengenai permasalahan ini, Julius sudah bercerita men
Julius menatap pemandangan dari balik ruangan kerjanya, kemarin dirinya datang dan langsung disibukkan dengan banyaknya kegiatan hingga melupakan Grace. Paginya Julius harus menghadiri rapat sehingga lagi – lagi hampir melupakan wanita yang dicintainya jika saja Grace tidak mengirim pesan padanya mengenai kondisinya saat ini, pembicaraan singkat mereka sedikit mengobati rasa rindu serta bersalah dalam diri Julius.Sampai detik ini Julius belum mengatakan apa pun terkait jawaban dari kedua orang tuanya perihal pertemuan mereka, Julius seakan menjadi pengecut yang langsung lari dari tanggung jawab. Baru saja dirinya menutup panggilan telepon dengan kedua orang tuanya membahas mengenai Grace yang lagi – lagi mendapatkan penolakan dari sang ibunda, tapi kali ini sang ayah tidak berkomentar apa pun. Julius sedikit berharap jika sang ayah bisa membela dirinya dari hadapan sang ibunda mengenai pilihan hatinya, menatap jam yang rasanya jalanan diluar akan sangat macet mem
Julius menatap Nathali yang duduk tenang dan belum menyadari kehadirannya, bisa saja Julius tega dengan meninggalkan Nathali seorang diri tapi hati kecilnya tidak sejauh itu. Sesuatu terlintas dalam diri Julius sebelum menyapa Nathali yaitu melihat apa yang dilakukan wanita ini ditempatnya, Julius memutuskan untuk bersembunyi melihat apa yang dilakukan wanita ini ditempat Julius.Julius menunggu cukup lama hingga tidak lama kemudian seorang pria keluar dari lift mendatangi Nathali, Julius tidak menyangka atas apa yang dilihatnya saat ini dimana dihadapannya adalah Raymond yang tidak lain adalah pimpinan Nathali. Awalnya Julius berpikir jika mereka hanya atasan bawahan tapi semua berubah saat mereka berciuman singkat sebelum masuk kedalam lift, Julius melangkah mendekat saat mereka sudah berada dalam lift dengan melihat tujuan mereka dan saat tahu bahwa lantai mereka berada dua lantai dari tempatnya tinggal.Julius sedikit penasaran akan apa yang Nathali lakukan padahal
Grace terdiam mendengar perkataan Yusuf dan semenjak itu berpikir bahwa tidak semua pria sama seperti mereka yang melakukan hal tersebut padanya, ada juga yang setia dengan satu perasaan mungkin salah satunya adalah Julius dimana pria ini sangat sesuai dengan kriteria menjadi pasangan yang bisa diandalkan kedepannya dengan segala kelebihan dan kekurangan. Grace menghembuskan nafas pelan atas semua yang terjadi pada dirinya, jika dikatakan sebagai pemain pria jelas masuk didalamnya tapi disini juga mengambil harta mereka dengan kemampuan yang dimilikinya.“Kapan datang?” saat melihat Ramond berada didepan rumahnya.“Baru saja, mau ikut?” Grace mengangkat alisnya “menghabiskan waktu bersama.”Grace mengambil ponsel menghubungi orang tuanya mengatakan jika menginap ditempat temannya, Grace sangat tahu jika Ramond menginginkan sesuatu hal yang membuatnya bertahan sampai esok pagi. Kesempatan ini Grace gunakan untuk menghentikan ni
Kantor adalah tempat Grace menenangkan diri karena ada Devina dengan mulut pedasnya, Rachel yang lembut, Yusuf yang penuh dengan kata-kata penenang serta sopir dan office boy yang memiliki tingkat kelucuan tidak jelas. Pekerjaan yang banyak membuat Grace melupakan semuanya bahkan apa yang dirinya lakukan dengan Ramond semalam, menjelang subuh Grace berada dirumah sehingga ayahnya tidak mengetahui jika dirinya tidak berada dirumah.“Ada masalah?” Grace menatap Yusuf yang saat ini berada dihadapannya “seharusnya aku yang pusing karena tidak lama berada disini jika tidak sampai target, jadi apa permasalahanmu?.”Grace tersenyum menatap Yusuf, meski kemarin sempat berkata kasar dengan dirinya tapi tidak membuat hubungan mereka berdua berantakan. Yusuf tidak memiliki rasa dendam begitu juga dengan Grace, mereka yang berada di kantor ini tidak akan membawa permasalahan pribadi dengan kehidupan di kantor. Menghembuskan nafas pelan Grace menceritakan semua yang didapatkan dari R
Tidak peduli dengan apa yang Sebastian katakan, pada dasarnya Grace sendiri tidak yakin jika anak ini adalah anak Sebastian. Menikah dengan Raditya adalah rencana yang paling masuk akal, membuat Raditya tidak mengetahui tentang anak yang dikandungnya adalah tujuan utama setidaknya anak ini memiliki ayah itu yang ada dalam pikiran Grace.“Kamu benar mau menikah sama aku?” suara Raditya membuyarkan lamunannya.Grace mengangguk “Pernikahannya nanti malam kenapa malah bertanya sekarang?”Raditya tersenyum mendengar kata-kata yang keluar dari bibir Grace “Setidaknya aku tanya pendapat kamu karena kita menikah di rumah sakit.”“Bukan masalah besar.”Pernikahan mereka akan diselenggarakan malam ini, lebih tepatnya beberapa jam lagi. Grace sudah berganti pakaian kebaya dengan riasan minimalis, disampingnya ada Olla dan ibunya sendiri masih di ranjang pasien, sedangkan ayahnya berada tidak jauh dari ibunya. Gr
Grace tidak tahu harus berbuat apa saat melihat hasil pemeriksaan yang dilakukannya, tanda dua yang menyatakan bahwa dirinya sedang hamil. Tidak ada dalam bayangannya siapa benih yang ada didalam dan tidak mungkin mengatakan pada Raditya yang artinya bisa jadi pernikahan mereka akan terhenti, Grace membutuhkan Raditya untuk menutupi siapa ayah dari bayi yang ada didalam kandungannya saat ini.“Apa yang harus aku lakukan?” membelai lembut perutnya yang masih rata.Memilih keluar dari kamar mandi dan langsung membuang bukti begitu saja, satu hal Grace tidak ingin menikah dengan Sebastian. Raditya sendiri bukan pilihan tepat tapi mengharapkan Julius lebih tidak mungkin, Julius bisa saja langsung menikahinya saat tahu dirinya hamil tapi orang tuanya.“Darimana?” tanya Raditya yang secara tiba-tiba ada dihadapan Grace “Kenapa pucat?” membelai lembut pipi Grace yang hanya dijawab gelengan kepala “Pernikahan kita terjadi besok
Grace tahu keputusannya tidak benar-benar akan terjadi dalam waktu dekat, tapi nyatanya tidak demikian sang ibu sadar keesokan harinya. Raditya selalu berada disamping Grace bahkan sudah dekat dengan Olla, melebihi kedekatan Olla dengan Julius yang membuat Grace yakin dengan keputusannya.“Kalian benar akan menikah?” tanya sang ibu menatap penuh harap pada Grace dan Raditya.“Lagi persiapkan semuanya, Bu.” Raditya menjawab dengan nada lembutnya membuat Grace hanya diam.Menatap sang ibu yang sudah sadar cukup membuat Grace bersyukur tanpa henti, bahkan dirinya sudah memberikan kabar pada Julius mengenai kondisi ibunya saat ini. Julius sendiri tidak bisa datang disebabkan banyaknya pekerjaan yang harus diselesaikan, penjelasan Julius membuat Grace bernafas lega setidaknya pria itu tidak datang saat dirinya menikah dengan Raditya nanti.“Bunda benar menikah sama Om Raditya?” Olla menatap Grace dengan tatapan ingin tahu &l
Percintaan mereka membuat Grace tidak bisa berpikir jernih, bahkan melupakan jika mereka tanpa menggunakan pengaman sama sekali dan lebih parah lagi baru saja melepaskan kontrasepsi. Menatap kamar yang baru saja menjadi saksi mereka berdua dalam melakukannya semalam, belaian yang Raditya lakukan masih diingat olehnya.“Ayo kita harus ke rumah sakit.” Raditya memegang lengan Grace yang membuatnya tersadar dari lamunan.Mengikuti langkah Raditya menuju rumah sakit yang langsung tersadar dengan kondisi ibunya, ketakutan kecil hadir membayangkan hal buruk yang terjadi pada ibunya. Genggaman tangan Raditya membuat Grace sedikit merasa tenang, bahkan tidak merasakan ketakutan besar atau bisa dikatakan merasa terlindungi. Grace menatap sang ayah yang berjalan mondar mandir depan pintu membuat Grace datang dan memeluknya erat, Grace hanya menepuk punggung ayahnya perlahan untuk menenangkan.“Ibu kamu tadi mengalami sedikit pendarahan dan harus dimasukk
Pertemuan dengan keluarga Raditya membuat Grace menggelengkan kepala karena bagaimana pun tidak ingin menjadi istri kedua, meski begitu keputusan Grace tetap sama yaitu melepas alat kontrasepsi setelah sekian lama.Keadaan ibunya sendiri belum mengalami perkembangan sama sekali dan Raditya lebih sering menemani dirinya dibandingkan Julius, entah bagaimana ceritanya keluarga Julius memintanya mengurus perusahaan yang ada di pusat. Julius mengatakan ini salah satu syarat agar hubungan mereka direstui, meski sebenarnya Grace tidak peduli sama sekali mengenai hal itu.“Kalau ibu sembuh nanti kita jalan – jalan.”Grace memandang Raditya dengan tatapan bingung “jalan – jalan kemana?”“Umroh.”Membelalakkan matanya mendengar perkataan Raditya “kita lihat saja nanti.”Tidak memberikan jawaban semestinya membuat Raditya hanya tersenyum, Grace memandang dengan tatapan aneh pada Raditya dimana
Perkataan Julius malam itu membuat Grace berpikir banyak dengan perlahan melangkah keluar dari rumah sakit menuju kesalah satu rumah sakit dimana dirinya memasang alat pengaman dengan ditemani Julius saat itu, Grace sudah sangat yakin melepaskan pengaman agar bisa hamil anak Julius dan hubungan mereka bisa melangkah jauh.Julius datang tidak lama kemudian dimana mereka saling menatap saat berada didepan ruang periksa, melangkah mendekat dengan langsung menggenggam tangan Grace. Grace sangat tahu apa yang ada dalam pikiran Julius saat ini dimana karena secara tiba – tiba berubah pikiran, tidak lama nama Grace dipanggil membuat mereka masuk kedalam dan dokter langsung meminta mereka masuk kedalam kamar untuk proses selanjutnya.“Kenapa kamu melakukan ini?”“Anak akan membuat orang tua kamu merestui kita.”Julius menghembuskan nafas pelan “tapi tidak perlu sejauh ini.”“Bukti bahwa aku mencintaimu dan si
Penolakan yang Grace berikan membuat Sebastian emosi namun sekali lagi tidak dipedulikannya, Sebastian menarik tangan Grace entah kemana lagi tujuan pria ini karena memang tidak tahu banyak. Langkah mereka terhenti di depan hotel membuat Grace menghentikan langkahnya dengan menarik Sebastian dan mereka saling pandang dalam diam, gelengan kepala Grace membuat Sebastian mendekat namun terhenti saat ponsel Grace berbunyi.“Ada apa?” saat melihat wajah pucat Grace.Grace tidak menjawab pertanyaan Sebastian dengan melepas genggaman tangan lalu melangkah kearah kantor, Sebastian hanya diam mengikuti langkah Grace kedalam kantor dimana langsung masuk keruangan Rachel yang didalamnya masih ada rekan kerjanya yang lain.“Maaf jika saya tidak sopan” mereka memandang Grace yang tampak kacau “Mbak Rachel saya ijin pulang karena ibu masuk rumah sakit pembuluh darahnya pecah dan sekalian saya pengajuan cuti.”“Kamu pulang sama
Kedatangan dua petinggi mereka di kantor membuat suasana berubah dimana pastinya memeriksa semua kinerja dari mereka semua, Stefi sendiri tidak bisa bergerak sama sekali dengan kedatangan dua petinggi. Agenda pertama mereka adalah pastinya rapat membahas mengenai banyak hal dimana akhirnya mereka berada didalam tempat dimana biasanya Devina dan Yusuf bekerja, mencatat semua yang dikatakan dua petinggi tersebut agar tidak ada yang terlewatkan sedikit pun.“Kalian berdua kenapa gak ikut?” Bintang menatap Devina dan Grace bergantian.“Sudah terlanjur beli tiket, Bu.”Bintang dan Yunita hanya bisa menggelengkan kepala mendengar jawaban Devina, sesi selanjutnya adalah dimana mereka menghadap satu persatu kepada mereka berdua. Pertama kali masuk adalah Stefi karena karyawan baru dan mereka belum bertemu sama sekali, sedangkan yang lain berada diluar dimana akhirnya Grace memeriksa kerjaan Stefi yang kemarin ditinggalkan seorang diri.&ld
Liburan yang sangat membahagiakan dimana senyum Olla tidak lepas sama sekali dan Julius sangat mengikuti apa permintaan Olla, didalam kamar terkadang mereka berdebat yang berakhir dengan kesalahan Grace dalam mengungkapkan pendapat, perbuatan Julius juga tidak salah dan karena pria tersebut dimana Olla dapat tersenyum lebar yang tidak didapatkan dari ayah kandungnya.“Makasih buat semua” menatap Julius lembut.Mencium bibir Grace singkat “apa pun aku akan lakukan buat kalian berdua.”Balik ke tanah air dengan barang banyak membuat mereka harus sabar menunggu bagasi dan besok akan kembali ke aktivitas semula yang berarti harus berhadapan dengan Stefi, pandangan Devina dan Grace mengarah pada Olla yang sedang bercanda bersama Julius sedangkan Herman sendiri sibuk dengan ponselnya.“Yakin gak mau pilih Julius?” Grace mengangkat bahu “lihat mereka udah kaya bapak anak.”Grace mengalihkan pandangan menatap