Masuk dalam kamar berbeda dengan Yusuf dimana makan terlebih dahulu sebelum membersihkan diri, menatap penampilannya dimana mencari bekas Sebastian agar tidak terlihat Julius dan sepanjang mencari dimana tidak menemukan tanda – tanda dimana Sebastian memberikan tanda. Mengambil ponsel dimana bertanya langsung pada Yusuf dan sayangnya tidak diangkat sama sekali, berkali – kali melakukan hal yang sama hasilnya selalu negatif. Grace seharusnya tahu jika Yusuf adalah type yang tidak memegang ponselnya kecuali sang istri yang langsung mengomel karena tidak memegang ponselnya, membuang waktu dimana langsung membersihkan diri sebelum Julius datang.
Bunyi bel kamar tepat ketika baru saja selesai mandi dimana sedang meletakkan handuknya disalah sudut kamar mandi, melihat siapa yang membunyikan pintu membuat Grace membelalakkan matanya dan langsung membukanya.
“Kalian dari tadi ketemuan?” menatap kedua pria tajam dimana Yusuf dan Julius berhadapan m
Sebastian langsung mencium Grace penuh dengan gairah, diangkatnya Grace membuat wanita itu melingkarkan kakinya ke pinggang Sebastian dan tanpa melepaskan ciuman dimana tubuhnya bersandar pada tembok. Grace meremas rambut Sebastian sebagai rasa bahwa dirinya menikmati semua sentuhan, mendapatkan reaksi membuat Sebastian semakin dalam mencium Grace. Ciuman selanjutnya turun ke leher dengan menghisapnya pelan, Grace meremas rambut Sebastian atas apa yang dilakukan. Ciumannya semakin dalam membuat mereka bergerak cepat, melepaskan seluruh pakaian hingga tanpa busana sama sekali, Sebastian mengarahkan miliknya ke bibir bagian bawah Grace dan menekan secara perlahan agar bisa masuk kedalam.Mereka berdua bergerak tanpa henti untuk mencapai klimaks, dimana Grace sendiri sudah mendapatkan klimaksnya sedangkan Sebastian belum sama sekali. Grace menatap jam dimana sudah hampir satu jam mereka melakukannya bahkan dirinya sudah terlalu lelah, hingga tidak lama kemudian Sebastian mencapa
Panggilan itu membuat kedua orang menatapnya penuh tanda tanya, mencoba tidak peduli dengan masuk kedalam ruang rapat dimana Sebastian menatap kearahnya tajam dan Grace mencoba tidak peduli dengan tidak menatap kearahnya melainkan beberapa orang dihadapannya yang lain. Bintang dan juga dua orang lagi yang tidak diketahui siapa namanya, Grace sangat tahu kemungkinan terburuk dari kejadian ini adalah pemecatan dirinya tapi mencoba mengenyahkan hal tersebut dengan berpikir positif. Duduk disalah satu tempat yang ada berdasarkan kode dari salah satu mereka dimana semua bisa menatap Grace yang semakin membuatnya ketakutan atas tatapan mereka semua.“Grace apa benar Pak Sebastian melakukan sesuatu denganmu?” Grace menatap Bintang lalu mengangguk pelan “memaksakan hubungan terlarang?.”“Apa dua orang melakukan hubungan bisa dikatakan memaksa?” Sebastian mengatakan sebelum Grace mengangguk “jangan hanya menyalahkan pria saja bisa jadi
Bintang mengajak Grace dan Yusuf untuk berbicara banyak karena saat kemarin datang dimana posisi Bintang tugas kantor bertemu nasabah diluar kota, mereka berbicara banyak hal termasuk kejadian Grace dengan Sebastian dimana Bintang menyesali kenapa tidak ada yang bercerita pada dirinya dan dirinya tahu disaat sudah semakin menjadi, merasa gagal menjadi atasan mereka karena tidak bisa melindunginya. Bintang mengatakan bahwa Sebastian diskors yang berarti harus berjaga diri lebih karena bisa saja melakukan hal yang tidak diinginkan, Grace menghembuskan nafas panjang mendengar perkataan Bintang.Bintang benar – benar melindungi serta menjaga Grace dan Yusuf selama berada di kantor pusat, saat kembali di hotel mereka selalu diberi pesan agar lebih hati – hati. Setiap pulang kerja Yusuf selalu mengajak Grace kuliner di sepanjang mereka berjalan menuju hotel tempat menginap mereka, tempat yang tidak terlalu jauh membuat mereka memutuskan untuk berjalan. Grace sebenarnya
Sedikitnya waktu bersama Julius benar – benar Grace manfaatkan dimana entah mungkin sudah timbul perasaan atau benih diantara mereka yang tidak disadari sama sekali oleh Grace, melepaskan penyatuan mereka dimana Julius kembali bekerja dan Grace sekali lagi membersihkan dirinya dari hasil percintaan mereka berdua. Menggunakan pakaian selayaknya keluar dari kamar mandi dimana Julius kembali sibuk dengan pekerjaannya, memilih berada di ranjang sambil memainkan ponselnya dimana tampaknya banyak hal – hal menarik sehingga dirinya ingin membeli banyak hal yang dilihatnya.“Gunakan kartuku untuk isi saldo dan beli semau yang kamu inginkan” Grace menatap Julius terkejut “tergambar jelas dari sini, sayang” Julius tersenyum melihat wajah Grace yang tampak terkejut.“Kamu yang nyuruh dan aku gak minta” Julius mengangguk pelan mendengarkan ancaman Grace.Grace memilih berbagai macam barang yang diinginkan dan tidak lupa langsu
Grace dan Yusuf memutuskan untuk pulang dengan pesawat sore karena mereka ingin jalan – jalan, Julius menjadi teman mereka dalam berjalan – jalan dimana Yusuf membelikan sang istri beberapa macam makanan. Istrinya Yusuf suka sekali kuliner dan selalu meminta Yusuf makanan yang tidak ada di kotanya, mereka saat ini berada didalam mall salah satu counter tempat dimana mereka akan membelikan oleh – oleh.“Buat istri?” Yusuf menggelengkan kepala “lalu?” Julius menatap bingung pasalnya Yusuf berada di aksesoris wanita.“Adik kalau istri gak suka beginian” Julius mengangguk paham “kalian gimana?” melirik kearah Grace yang masih sibuk memilih.“Setelah pekerjaan ini selesai aku akan berusaha lebih keras.”Yusuf mengangguk paham “jangan terlalu lama karena takutnya ada yang bergerak lebih cepat dibandingkan kamu.”“Memang ada yang dekatin dia?” Yusuf menga
Menghentikan langkah menatap sumber suara membuat Yusuf melakukan hal yang sama, mata Grace melotot saat melihat siapa yang ada dihadapannya saat ini tidak lain adalah Nathalie. Wanita yang menggoda Julius dan saat ini sedang bergelayut manja di lengan Raymond, Grace seperti mengingat Laura dulu dimana juga melakukan hal yang sama. Yusuf yang melihat keadaan memanas langsung memegang pundak Grace meninggalkan mereka berdua, Grace mencoba untuk menetralkan detak jantungnya agar tidak emosi mendengar perkataan wanita ini. Grace dulu mengira bahwa Nathali adalah wanita polos dan sekarang tidak jauh berbeda dengan Laura yang jatuh dalam pelukan Raymond, Yusuf masih berusaha menenangkan Grace dengan mengajak membeli minuman kopi kesukaan mereka semua.“Sudah gak sama Julius?” Grace menatap sumber suara dimana berdiri disamping Grace tanpa menatapnya “kasihan sekali Julius memilih kamu sampai berkorban tapi dapatnya seperti ini, janda dimana – mana haus kasi
Masuk kedalam dengan wajah kesedihan dimana dengan bodohnya meninggalkan makanan di bangku pesawat, kedatangan Grace dihadang Devina dengan tatapan emosi sedangkan Yusuf hanya terdiam membisu. Perjanjian mereka berdua dimana Grace yang akan membawa makanan tersebut biar Yusuf tidak bingung, awalnya mau dijadikan satu tapi Grace dengan percaya diri meminta untuk dipisahkan agar dirinya yang bawa.“Makanya jangan percaya diri jadi orang tu gak dapat apa – apa deh ini” Devina menatap sinis Grace “untung istrinya Yusuf baik kasih makanannya.”“Maaf” Grace mengucap tidak enak.“Udah lagian disana dia puas dapat jatah mulu” Rachel memberikan tatapan menggoda dengan senyum jahilnya “lantas gimana Pak Sebastian?.”Grace mengangkat bahu “dapat skorsing dan parahnya turun jabatan gitu.”Rachel mengangguk “aku dimarahin sama Bu Bintang karena gak cerita tentang kamu, satu lagi
Perkataan Stefi sudah tidak dihiraukan sama sekali oleh Grace tapi Devina rasanya ingin menampar bibirnya yang dengan mudah mengatakan hal itu, Grace membawa sepatu itu dengan tersenyum dimana membayangkan wajah Olla yang bahagia karena akan kembaran dengan Julius pria yang selama ini menemani dirinya. Mobil yang Julius berikan datang beberapa hari lalu saat dirinya berada di pusat, warna mobil yang berbeda membutuhkan waktu lama untuk sampai ditambah Julius membuat Grace nyaman dengan semua yang berada didalam terpasang sesuai dengan kebutuhan dari dirinya.“Bunda, kakek barusan pingsan” Olla mendatangi Grace dengan wajah ketakutan.Grace masuk kedalam untuk melihat sang ayah dan dengan langsung berlari ke depan meminta pertolongan untuk dimasukkan kedalam mobil, Grace meminta sang ibu untuk masuk kedalam mobil sedangkan dirinya menyiapkan apa yang bisa disiapkan dan tidak lupa mengunci seluruh rumahnya tanpa terkecuali. Grace mengarahkan mobilnya me
Tidak peduli dengan apa yang Sebastian katakan, pada dasarnya Grace sendiri tidak yakin jika anak ini adalah anak Sebastian. Menikah dengan Raditya adalah rencana yang paling masuk akal, membuat Raditya tidak mengetahui tentang anak yang dikandungnya adalah tujuan utama setidaknya anak ini memiliki ayah itu yang ada dalam pikiran Grace.“Kamu benar mau menikah sama aku?” suara Raditya membuyarkan lamunannya.Grace mengangguk “Pernikahannya nanti malam kenapa malah bertanya sekarang?”Raditya tersenyum mendengar kata-kata yang keluar dari bibir Grace “Setidaknya aku tanya pendapat kamu karena kita menikah di rumah sakit.”“Bukan masalah besar.”Pernikahan mereka akan diselenggarakan malam ini, lebih tepatnya beberapa jam lagi. Grace sudah berganti pakaian kebaya dengan riasan minimalis, disampingnya ada Olla dan ibunya sendiri masih di ranjang pasien, sedangkan ayahnya berada tidak jauh dari ibunya. Gr
Grace tidak tahu harus berbuat apa saat melihat hasil pemeriksaan yang dilakukannya, tanda dua yang menyatakan bahwa dirinya sedang hamil. Tidak ada dalam bayangannya siapa benih yang ada didalam dan tidak mungkin mengatakan pada Raditya yang artinya bisa jadi pernikahan mereka akan terhenti, Grace membutuhkan Raditya untuk menutupi siapa ayah dari bayi yang ada didalam kandungannya saat ini.“Apa yang harus aku lakukan?” membelai lembut perutnya yang masih rata.Memilih keluar dari kamar mandi dan langsung membuang bukti begitu saja, satu hal Grace tidak ingin menikah dengan Sebastian. Raditya sendiri bukan pilihan tepat tapi mengharapkan Julius lebih tidak mungkin, Julius bisa saja langsung menikahinya saat tahu dirinya hamil tapi orang tuanya.“Darimana?” tanya Raditya yang secara tiba-tiba ada dihadapan Grace “Kenapa pucat?” membelai lembut pipi Grace yang hanya dijawab gelengan kepala “Pernikahan kita terjadi besok
Grace tahu keputusannya tidak benar-benar akan terjadi dalam waktu dekat, tapi nyatanya tidak demikian sang ibu sadar keesokan harinya. Raditya selalu berada disamping Grace bahkan sudah dekat dengan Olla, melebihi kedekatan Olla dengan Julius yang membuat Grace yakin dengan keputusannya.“Kalian benar akan menikah?” tanya sang ibu menatap penuh harap pada Grace dan Raditya.“Lagi persiapkan semuanya, Bu.” Raditya menjawab dengan nada lembutnya membuat Grace hanya diam.Menatap sang ibu yang sudah sadar cukup membuat Grace bersyukur tanpa henti, bahkan dirinya sudah memberikan kabar pada Julius mengenai kondisi ibunya saat ini. Julius sendiri tidak bisa datang disebabkan banyaknya pekerjaan yang harus diselesaikan, penjelasan Julius membuat Grace bernafas lega setidaknya pria itu tidak datang saat dirinya menikah dengan Raditya nanti.“Bunda benar menikah sama Om Raditya?” Olla menatap Grace dengan tatapan ingin tahu &l
Percintaan mereka membuat Grace tidak bisa berpikir jernih, bahkan melupakan jika mereka tanpa menggunakan pengaman sama sekali dan lebih parah lagi baru saja melepaskan kontrasepsi. Menatap kamar yang baru saja menjadi saksi mereka berdua dalam melakukannya semalam, belaian yang Raditya lakukan masih diingat olehnya.“Ayo kita harus ke rumah sakit.” Raditya memegang lengan Grace yang membuatnya tersadar dari lamunan.Mengikuti langkah Raditya menuju rumah sakit yang langsung tersadar dengan kondisi ibunya, ketakutan kecil hadir membayangkan hal buruk yang terjadi pada ibunya. Genggaman tangan Raditya membuat Grace sedikit merasa tenang, bahkan tidak merasakan ketakutan besar atau bisa dikatakan merasa terlindungi. Grace menatap sang ayah yang berjalan mondar mandir depan pintu membuat Grace datang dan memeluknya erat, Grace hanya menepuk punggung ayahnya perlahan untuk menenangkan.“Ibu kamu tadi mengalami sedikit pendarahan dan harus dimasukk
Pertemuan dengan keluarga Raditya membuat Grace menggelengkan kepala karena bagaimana pun tidak ingin menjadi istri kedua, meski begitu keputusan Grace tetap sama yaitu melepas alat kontrasepsi setelah sekian lama.Keadaan ibunya sendiri belum mengalami perkembangan sama sekali dan Raditya lebih sering menemani dirinya dibandingkan Julius, entah bagaimana ceritanya keluarga Julius memintanya mengurus perusahaan yang ada di pusat. Julius mengatakan ini salah satu syarat agar hubungan mereka direstui, meski sebenarnya Grace tidak peduli sama sekali mengenai hal itu.“Kalau ibu sembuh nanti kita jalan – jalan.”Grace memandang Raditya dengan tatapan bingung “jalan – jalan kemana?”“Umroh.”Membelalakkan matanya mendengar perkataan Raditya “kita lihat saja nanti.”Tidak memberikan jawaban semestinya membuat Raditya hanya tersenyum, Grace memandang dengan tatapan aneh pada Raditya dimana
Perkataan Julius malam itu membuat Grace berpikir banyak dengan perlahan melangkah keluar dari rumah sakit menuju kesalah satu rumah sakit dimana dirinya memasang alat pengaman dengan ditemani Julius saat itu, Grace sudah sangat yakin melepaskan pengaman agar bisa hamil anak Julius dan hubungan mereka bisa melangkah jauh.Julius datang tidak lama kemudian dimana mereka saling menatap saat berada didepan ruang periksa, melangkah mendekat dengan langsung menggenggam tangan Grace. Grace sangat tahu apa yang ada dalam pikiran Julius saat ini dimana karena secara tiba – tiba berubah pikiran, tidak lama nama Grace dipanggil membuat mereka masuk kedalam dan dokter langsung meminta mereka masuk kedalam kamar untuk proses selanjutnya.“Kenapa kamu melakukan ini?”“Anak akan membuat orang tua kamu merestui kita.”Julius menghembuskan nafas pelan “tapi tidak perlu sejauh ini.”“Bukti bahwa aku mencintaimu dan si
Penolakan yang Grace berikan membuat Sebastian emosi namun sekali lagi tidak dipedulikannya, Sebastian menarik tangan Grace entah kemana lagi tujuan pria ini karena memang tidak tahu banyak. Langkah mereka terhenti di depan hotel membuat Grace menghentikan langkahnya dengan menarik Sebastian dan mereka saling pandang dalam diam, gelengan kepala Grace membuat Sebastian mendekat namun terhenti saat ponsel Grace berbunyi.“Ada apa?” saat melihat wajah pucat Grace.Grace tidak menjawab pertanyaan Sebastian dengan melepas genggaman tangan lalu melangkah kearah kantor, Sebastian hanya diam mengikuti langkah Grace kedalam kantor dimana langsung masuk keruangan Rachel yang didalamnya masih ada rekan kerjanya yang lain.“Maaf jika saya tidak sopan” mereka memandang Grace yang tampak kacau “Mbak Rachel saya ijin pulang karena ibu masuk rumah sakit pembuluh darahnya pecah dan sekalian saya pengajuan cuti.”“Kamu pulang sama
Kedatangan dua petinggi mereka di kantor membuat suasana berubah dimana pastinya memeriksa semua kinerja dari mereka semua, Stefi sendiri tidak bisa bergerak sama sekali dengan kedatangan dua petinggi. Agenda pertama mereka adalah pastinya rapat membahas mengenai banyak hal dimana akhirnya mereka berada didalam tempat dimana biasanya Devina dan Yusuf bekerja, mencatat semua yang dikatakan dua petinggi tersebut agar tidak ada yang terlewatkan sedikit pun.“Kalian berdua kenapa gak ikut?” Bintang menatap Devina dan Grace bergantian.“Sudah terlanjur beli tiket, Bu.”Bintang dan Yunita hanya bisa menggelengkan kepala mendengar jawaban Devina, sesi selanjutnya adalah dimana mereka menghadap satu persatu kepada mereka berdua. Pertama kali masuk adalah Stefi karena karyawan baru dan mereka belum bertemu sama sekali, sedangkan yang lain berada diluar dimana akhirnya Grace memeriksa kerjaan Stefi yang kemarin ditinggalkan seorang diri.&ld
Liburan yang sangat membahagiakan dimana senyum Olla tidak lepas sama sekali dan Julius sangat mengikuti apa permintaan Olla, didalam kamar terkadang mereka berdebat yang berakhir dengan kesalahan Grace dalam mengungkapkan pendapat, perbuatan Julius juga tidak salah dan karena pria tersebut dimana Olla dapat tersenyum lebar yang tidak didapatkan dari ayah kandungnya.“Makasih buat semua” menatap Julius lembut.Mencium bibir Grace singkat “apa pun aku akan lakukan buat kalian berdua.”Balik ke tanah air dengan barang banyak membuat mereka harus sabar menunggu bagasi dan besok akan kembali ke aktivitas semula yang berarti harus berhadapan dengan Stefi, pandangan Devina dan Grace mengarah pada Olla yang sedang bercanda bersama Julius sedangkan Herman sendiri sibuk dengan ponselnya.“Yakin gak mau pilih Julius?” Grace mengangkat bahu “lihat mereka udah kaya bapak anak.”Grace mengalihkan pandangan menatap