Beranda / Thriller / Misi Misteri Sang Indigo / Bagian 50. Maafin Kita

Share

Bagian 50. Maafin Kita

Penulis: Sayang Yura99
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Seorang pria sebaya dengan Raizel, menyeburkan diri ke dalam rawa demi menyelamatkannya.

Dia berusaha menyelam, memaksakan matanya bisa melihat di dalam air rawa yang gelap dan dingin, untuk bisa melihat di mana posisi Raizel.

Di dalam air ia melihat gelembung yang naik megapung kepermukaan melewati wajahnya.

Gelembung yang sama seperti  ia keluarkan dari mulutnya.

Saat itu juga, dia langsung menemukan dan melihat posisi Raizel yang perlahan mulai tenggelam kedalam dasar rawa.

Dengan cepat ia menyelam dan berhasil menemukan Raizel.

Dia merangkul tubuh Raizel yang sudah tidak sadarkan diri, dan membawanya ke atas ke permukaan air lalu berenang kembali ke tepi rawa.

Dia adalah Andri.

Andri membaringkan tubuh Raizel di rerumputan yang ia kira tidak berduri, setelah itu ia menekan keras hati-hati bagian perut dan dada Raizel.

Karenanya, Raizel berhasil memuntahkan air rawa dari dalam tubuhnya.

Meskipun be

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Misi Misteri Sang Indigo   Bagian 51. Lo Harus Kuat

    Diva melirik jam yang tertera di layar gawainya.Di sana memberitahunya, bahwa saat ini adalah jam 04.16 subuh.Belum terlalu banyak orang yang keluar, hanya ada beberapa pintu yang terbuka memperlihatkan lampu rumah mereka yang masih menyala.Dan juga terlihat beberapa orang dari rumah itu akan bersiap melaksanakan sholat subuh berjamaah Di Masjid.Langkah berat kaki Diva membuatnya teringat seseorang.Tangan Diva yang dingin, ia hangatkan dengan memeluk tubuhnya sendiri.Pria yang selalu ada di sampingnya, selalu membuat dia nyaman dan selalu membuat hatinya menggebu-gebu jika sedang mengingatnya.Kini tidak ada.Dia berjalan sendiri, menyusuri suasana subuh yang dingin.Diva tidak tahu, keadaan Raizel saat ini. Ia hanya berharap, bahwa Tuhan yang maha esa memberikan pertolangan padanya.Menolong dia dari segala kesulitannya, Diva berharap. Raizel bisa kembali menyusulnya pulang ke rumah Gunawan, ayah Eg

  • Misi Misteri Sang Indigo   Bagian 52. Kenapa Harus Dia

    Haikal pulang dalam kedaan marah, sirik dan kesal.Pasalnya Winda sangat mengkhawatirkan Raizel."Cih! Apa istimewanya dia ... sampe ada yang khawatir, takut dia kenapa-napa, cuma modal tampang doang aja banyak yang suka," gerutunya di dalam kamar, merasa iri.Sebenarnya, Haikal sangat menyukai Winda. Ia sudah pernah mengutarakan perasaanya, beberapa tahun lalu. Namun, ditolak oleh Winda dengan alasan, dia tidak suka cowok jahat.Alasan Winda membuat Haikal tertawa geli.Menurut Haikal.Orang jahat di dunia ini banyak, berjenis-jenis, hanya saja mereka pintar menyembunyikannya dengan kemampuan mimikri seperti Bunglon.Berbeda dengan dirinya, dia tidak suka menyembunyikan apa yang disukai atau yang tidak disukainya.Karena itu, dia menjadi blak-blakan dalam melakukan apapun.Haikal merebahkan tubuhnya di atas kasur empuk miliknya, karena merasa lelah, dia pun akhirnya tertidur.Pada pagi harinya,

  • Misi Misteri Sang Indigo   Bagian 53. Dia Yang Ingin Disingkirkan

    Tibalah di hutan.Haikal dan teman-temannya benar- benar kembali ke tempat itu untuk mencari Raizel, tapi bedanya mereka langsung ke rawa tempat Raizel jatuh."Tadi Malam ... dia jatuh di sini, kan?" tanya Haikal pada teman -temannya, meluruskan pandangan matanya pada rawa yang lebar."Iya ... aku juga yakin, dia jatuh ke dalam rawa ini" sahut salah satu teman Haikal.Kini mereka sudah berada di lokasi, yang di mana itu benar-benar rawa tempat Raizel jatuh dari atas jurang."Harusnya, ngambang," gumam Haikal, yang terdengar oleh teman-temannya.Haikal berfikir, jika Raizel masih ada di dalam kolam pasti dia sudah mati tenggelam. Dan tubuhnya pasti sudah mengambang, tapi saat ini mereka tidak melihat ada tubuh manusia yang mengambang di dalam Rawa.Tiba-tiba, salah satu dari mereka menemukan gelang Andri yang tadi malam jatuh tanpa sepengetahuannya."Kal ... ini bukannya gelang punya Andri?" kata salah satu teman Hai

  • Misi Misteri Sang Indigo   Bagian 54. Raizel Selamat

    Dalam kesendirian, Diva kembali menangis. Hatinya ingin beristirahat dari akting yang menyakitkan.Tanpa sadar, Diva berjalan ke arah kasur dan meraih ponselnya yang tergeletak di atas bantal.Tangannya secara otomatis diluar kendalinya, menekan tombol on of lalu mencari kontak bernama 'Railove'.Setelah itu, ia menekan tombol panggil. Dengan air mata yang berlinang, memberikan guratan bekas air mata mengalir di pipinya.Ia spontan, menempelkan benda pipih itu di samping telinganya.'Maaf nomor yang anda tuju tidak bisa dihubungi, cobalah beberapa saat lagi.'Jawaban dari operator, membuatnya tersadar akan kelakuan bodohnya.Ponsel Raizel jelas sudah mati, terendam di dalam air bersama Raizel.Mana mungkin, panggilan telpon bisa nyambung ke dalam Handphonenya."Huhuhu ... Hikss ... gue kangen sama lo Rai" kata Diva pelan.Ia takut, tangisanya akan terdengar oleh teman-temannya di luar kamar."

  • Misi Misteri Sang Indigo   Bagian 55. Sadarnya Raizel

    Pada pagi hari, sekitar jam sembilan.Di atas brankar, Raizel masih terus saja menutup matanya.Sudah satu hari dia dirawat, tapi belum saja sadar.Padahal beberapa jam yang lalu, Dokter Bram mengatakan sebentar lagi dia bisa sadar. Namun, hingga kini, matanya belum juga terbuka.Ketika Andri meratapi Raizel yang terbaring, tiba-tiba saja pintu ruangan tersebut berbunyi tanda ada seseorang memasuki ruangan."Haikal ...?" gumam Andri pelan.Haikal datang sendirian, ia masuk ke dalam ruangan rawat Raizel yang di mana di situ hanya ada Andri yang sedang menjaganya.Ya, Haikal datang, setelah Andri mengirimi alamat ruangan Raizel padanya.Dengan terpaksa."Hemb ... jadi gimana keadaanya?" tanya Haikal pada Andri, yang kini sudah berdiri di sampingnya memandangi wajah Raizel."Dia ... dia amnesia" jawab Andri, tanpa menoleh ke arah Haikal.Matanya memandang lurus pada Raizel, yang masih terbaring.

  • Misi Misteri Sang Indigo   Bagian 56. Romie?

    Hendrik membawa Raizel pulang ke rumahnya, beberapa jam yang lalu ia memohon-mohon pada Dokter Bram agar mengizinkan Raizel dibawa pulang.Awalnya Dr. Bram menolak, dan tidak mengizinkan demi keselamatan pasien, tetapi karena Hendrik yang bersikekeh dengan mengatakan dirinya dari keluarga tak mampu, dan tidak bisa membayar tagihan rumah sakit yang lebih dari satu hari.Maka Dr. Bram terpaksa mengiyakan.Sebenarnya Dr. Bram tau jika Hendrik berbohong.Untuk berjaga-jaga Hendrik menandatangani kertas Materai, yang jika terjadi apa-apa pada pasien yang keluar rumah sakit, sebelum jadwal yang ditentukan.Maka, pihak RS tidak akan bertanggung jawab.Setelah beberapa problem dengan Dokter dan pihak RS, akhirnya Hendrik berhasil membawa pulang Raizel.Alasan sebenarnya Hendrik ingin cepat-cepat membawa Raizel pulang ke rumahnya adalah, karena ia takut jika teman-teman dari Raizel nekat mencari tahu dan menjenguk Rai

  • Misi Misteri Sang Indigo   Bagian 57. Raizel/Romie?

    Matahari yang tadinya berada di atas kepala.Tidak terasa, sudah akan beristirahat dari tugasnya menerangi dunia pada waktu siang.Cahayanya mulai redup, kala jam menunjukan pukul setengah lima sore.Kini Andri sudah berada di sebrang jalan, depan rumah Saleh.Ia memandang lurus, pada seorang bapak-bapak dan istrinya, yang sedang merapikan jualan mereka untuk besok.Niat di dalam hati Andri sudah bulat, ia tidak akan membiarkan Haikal memanfaatkan atau menipu Raizel yang Amnesia.Setelah dia mendengar percekcokan antara Haikal dan Hendrik di RS, Andri merasa tidak terima.Jika harus membiarkan, mereka mencuci otak seseorang yang sedang Amnesia.Maksud Andri, kenangan dan pengalaman pasti sudah banyak dialami dan dilewati oleh Raizel.Entah itu bersama, keluarga, teman atau pacarnya.Jika ia menjadi Raizel, tentu dirinya tidak bisa membiarkan orang lain menghapus ingatannya begitu saja.Guru terb

  • Misi Misteri Sang Indigo   Bagian 58. Rencana Kasar

    "Kamu jangan mikirin mereka, mereka itu bukan siapa-siapa " ucap Daweh, Mereka—teman-teman Raizel.Seakan tahu, apa yang sedang dipikirkan oleh Raizel."Iya ... lagian, kita itu baru pindah ke sini jadi banyak yang pengen kenal" imbuh Hendrik, bohong.Mereka tidak bisa, membiarkan ingatan Raizel kembali.Sedangkan Raizel sendiri, diam tidak menjawab. Matanya hanya fokus memandangi gelas kopi susu yang dibuatkan oleh Hasna di atas meja.Raizel, Daweh dan Hendrik tengah duduk bersama di salah satu ruangan, sambil meminum kopi.'Kenapa gue bisa jatuh,ya?' batin Raizel.Dia sudah tau. Jika baju, yang ada di dalam kresek dan masih tersimpan di atas kasur itu memang pakaianya.Ia juga tahu, pria yang dilihat Raizel itu adalah dirinya sendiri.Tiba-tiba, Mata Raizel tertuju pada sesuatu di belakang Daweh.'Kenapa dari tadi, anak cewek itu kaya ngikutin gue terus.'Merasa, sudah da

Bab terbaru

  • Misi Misteri Sang Indigo   Bagian 78. Vano & Cindy

    2 jam lagi, acara pernikahan gue sama Cindy dimulai. Gue cuma berharap, semoga acara dan segala urusan hari ini berjalan lancar. Gue emang udah niat lama, pengen cepet-cepet nikah sama Cindy. Karena, gue nggak mau sampai harus jauh dari dia. Awal mula gue suka dia, karena dia minta ditemenin beli baju.Waktu itu, gue belum punya perasaan apa-apa sama dia.Alias masih biasa aja, dan masih nganggep Cindy itu cuma sebatas sahabat nggak lebih. Saat perjalanan pulang, gue mau anterin dia pulang. Karena udah terlalu sore, dan masa iya gue ngebiarin sahabat cewek gue pulang sendiri. Jadi, gue nawarin diri buat anter dia pulang. Namun, malah dia nggak mau gue anter. Alasannya, katanya itu nggak adil. "Gue nggak mau lo anter pulang.Itu nggak adil, masa iya gue pulang bareng elo ....Dan habis itu, lo pulang sendiri ....Mending kita pulang sendiri-sendiri aja." Dia ngomong kaya gitu, gu

  • Misi Misteri Sang Indigo   Bagian 77. Egy & Caca

    Pada saat itu, gue dan Raizel, juga Vano baru aja masuk SMA.Kita masih umur 16 tahun.Kita membuat geng yang cuma 6 orang, gue, Raizel, Vano, Cindy, Caca dan Diva.Awalnya kita ngebuat geng atau persahabatan ini, karena kita sudah merasa cocok aja.Cocok dalam berbagai hal.Hingga sampai gue punya perasaan ke salah satu sahabat gue sendiri, gue bisa suka dia.Karena ... dia itu ....Susah juga gue jelasinnya.Intinya gue suka aja.Gue beraniin diri buat nembak dia jadi pacar gue, dan akhirnya gue diterima. Jadilah persahabatan kita, menjadi sebuah ikatan pacar.Tetapi meskipun begitu, kebersamaan kita masih tetap terjaga. Karena bagi kita semua, pacar bukan alasan buat ninggalin tali persahabatan, dan kenyamanan pertemanan.Banyak masalah, pengalaman dan hal yang udah gue alami selama ini. Sampe, gue harus mati-matian. Nyari tau penyebab, kenapa Ega bisa meninggal.Ega, A

  • Misi Misteri Sang Indigo   Bagian 76. Reza & Hasna

    Pov. Reza. Setelah acara 7 hari Ega dan Kak Ajeng. Aku masih tidak tau, siapa yang sudah membunuh Kakakku. Meskipun nanti aku tau, aku cuma ingin menanyakan alasan apa, sampai dia membunuh Kakakku?Hanya ingin bertanya saja. Jikapun dia menjawab, dan menjelaskan apa alasannya.In Sya Allah, aku bisa memaafkannya. Juga, aku baru tau. Ternyata, Kak Ajeng, dan Kak Haikal saling mencintai dulunya. Aku sudah menerima kenyataan, bahwa Kakakku pergi. Aku sudah ikhlas, karena mungkin ini takdir. Meskipun aku sangat menyayangi Kakakku. Tapi jika Allah, saja sudah merindukan dia. Aku bisa apa?selain ikhlas dan menerima. Dia adalah perempuan yang selalu menyayangiku setelah ibu meninggal. Dia adalah Kakakku yang selalu memanjakanku, menghiburku kala aku merindukan Ibu. Dan sekarang, dia juga pergi menyusul Ibu. Awalnya, aku pikir. Aku tidak akan bisa menerima kenyataan pahit ini. Tidak bi

  • Misi Misteri Sang Indigo   Bagian 75. Kebahagiaan

    "Uuh ... nyamannya, nggak kerasa gue udah pergi 3 minggu dari rumah ....Padahal cuma 3 minggu, tapi rasanya kaya 3 tahun.Soalnya , banyak banget pengalaman yang udah gue lalui di sana," gumam Raizel, sambil terlentang.Tiba-tiba ....Tok! Tok! Tok!Suara pintu diketuk, tentu Raizel bangun untuk membukanya,"Den ...." Ternyata itu adalah Isum.Ia berdiri dihadapan Raizel dengan keadaan yang sudah berlinangan air mata.Raizel yang melihat Isum berdiri di depan pintu kamarnya seperti itu pun tersenyum, Raizel senang bisa melihat Isum lagi."Bi?"Mareka melepas rindu, Raizel memeluk Isum dan Isum terisak di pelukan Raizel. Isum bahagia, karena Raizel sudah kembali."Den, Bibi ... kangen."****Setelah Isum pergi, ia berjalan ke arah cermin. Raizel memandangi pantulan wajahnya.Kemudian menghembuskan nafas panjang."Huuufh ... sungguh keajaiban gue bisa hidup lagi, kalo gue nggak bisa

  • Misi Misteri Sang Indigo   Bagian 74. Sampai Jumpa

    Haikal menatap Raizel, yang berbicara tanpa menoleh kepadanya. Ia terkejut, setelah Raizel mengatakan bahwa ia tahu semua alasan mengapa ia melakukan itu."Maksud kamu?" tanya Haikal, tidak sabar mendengar jawaban dari Raizel."Iya ... harusnya, kalo lo beneran cinta sama dia ... lo ngelindungi dia, bukan malah ...." Raizel menggantungkan kata-katanya, membuat Haikal tidak tenang."Bukan malah lo nurutin keinginan Ayah sama Paman elo, yang sebenernya lo tau itu salah," lanjut Raizel masih fokus ke depan, tidak melihat ke arah Haikal yang sedari tadi. Memantapkan padangan padanya.Deg!Jantung Haikal sejenak berhenti berdetak, ternyata tebakannya benar. Raizel sudah tahu, jika dia yang telah membunuh pacarnya sendiri. Haikal menunduk, ia malu, sedih, dan menyesal.Melihat Haikal tertunduk, Raizel melirik dan kemudian menoleh padanya."Ini buat pengalaman, suatu saat nanti ... kalo lo punya seseorang di hati

  • Misi Misteri Sang Indigo   Bagian 73. Gue Tau

    🌸🌸Pov. Raizel.Ketika tubuh ini merasa lelah ...Ketika gue akan ikhlas untuk pergi, meninggalkan semuanya ....Di saat itu ....Gue pikir itu yang terbaik ....Tetapi, ternyata gue salah.Hati gue ternyata belum siap.Meninggalkan semua orang yang gue sayangi.Meninggalkan seseorang yang gue cintai.Gue bersyukur.Karena Tuhan ngasih gue satu kesempatan lagi.Ketika mata gue bisa lihat dunia lagi.Perasaan bahagia, nggak bisa gue pungkiri.Terimakasih Tuhan ....Terima kasih ....Pov selesai🌸🌸🌸🌸Mata yang terpejam.Kini kembali perlahan mengerjap lagi.Perlahan, Raizel kembali membuka matanya.Raizel terbaring, di atas rumput hijau.Beberapa tetes air mata, menetes jatuh tepat di atas pipinya.Itu adalah air mata Diva.Ia tersenyum, karena Tuhan telah memberikan satu kesempatan lagi.Saat mata Raizel

  • Misi Misteri Sang Indigo   Bagian 72. Raizel

    Pagi yang sejuk, mentari masih belum juga menunjukan cahayanya yang sempurna.Hanya sedikit cahaya pagi yang membuat dunia tidak terlalu gelap saat ini.Musuh telah kalah.Tujuan telah tercapai.Misi hampir selesai.Diva, Caca, Cindy, Hasna, Winda, Egy, Vano, Haikal, Andri, dan Reza juga Gunawan.Masih setia menunggu sang 'Indigo' membuka matanya.Gunawan berjalan pelan, ke arah Raizel yang masih terbaring.Mata Gunawan menatap fokus, pada tubuh remaja yang masih memakai baju pengantinGunawan sudah tau semua yang telah terjadi, termasuk tentang Raizel yang dipaksa menikah.Setelah ia sudah berdiri tepat di samping Raizel, Gunawan berlutut. Mengusap lembut pipi Raizel lalu memeluknya.Memejamkan mata, Gunawan membelai sayang kepala Raizeldan berkata."Terimakasih Raizel, udah cukup kamu tidurnya ....Ayo bangun, kita semua khawatir khawatir sama kamu."Semua pasang mata di

  • Misi Misteri Sang Indigo   Bagian 71. Terungkap

    Tap ... Tap ... Tap ...Suara derap langkah kaki, mendekati tubuh Raizel dan Diva yang sudah tak sadarkan diri.Laki- laki itu menyeringai puas, melihat momen yang menurutnya sangat enak untuk ditonton."Hahahaha ...!" Daweh berkacak pinggang dan tertawa puas.Padahal sebentar lagi, gudang akan runtuh karena api sudah kembali membesar dan merambat ke atas atap.Tapi dia seolah tidak memerdulikannya."Ini karena kamu sudah menghancurkan segalanya ....Lebih baik, kalian mati bersama."Daweh mengangkat tinggi-tinggi kedua tangannya, yang memegang benda pusaka sebuah keris berwarna hitam, ukurannya juga lebih besar dari keris perak yang dipegang Raizel sebelumnya.Siap untuk menghunuskan ujung keris yang lancip pada Raizel dan Diva. Namun, saat Daweh meluncurkan ujung keris itu.Tiba-tiba saja, kilatan putih langsung menyambar tubuhnya.Braaakk!!Tubuh Daweh terpent

  • Misi Misteri Sang Indigo   Bagian 70. Maaf

    Di sebuah tempat, tapi tidak jauh dari lokasi rumah Daweh.Tampak dua orang sudah menyusun segala sesuatu yang dibutuhkan untuk keperluan mereka.Telah disiapkan beberapa lilin siap untuk dinyalakan, yang berjejer membentuk sebuah bintang, juga ada bunga 7 rupa, kelapa muda yang sudah dibuka, jangan lupakan 2 buah foto seseorang, ditangan Hendrik."Kang ... semuanya sudah siap," kata Hendrik, selesai menyusun semuanya."Iya ... tapi anehnya, kenapa batu mawar kencana ini belum nyala juga, ya? Harusnya, 4 orang tumbal udah cukup buat batu ini menyala" 4 tumbal yang dimaksud adalah, Haikal, Hasna, Raizel dan Diva.Daweh memandangi batu akik kecil, berwarna merah mengkilat.Di dalam batu itu, terukir sebuah bentuk bunga yang persis seperti bunga mawar."Kita harusnya tinggal, menambahkan sisanya, kan? Kang? 3 orang lagi untuk menutup mantranya?" tanya Hendrik, melihat kearah Daweh yang masih menunggu batu merah

DMCA.com Protection Status