Jangan Larang Aku Menikah!
Part 23: Ijab Sah
"Berapa mahar yang kamu minta rupanya wahai wanita ...?" Tante Lusy mencoba memancing Bu Nadya.
Bu Nadya tertawa mendengar pertanyaan Tante Lusy. Dia buang muka lalu melangkah menjauh dari Tante Lusy.
"Emangnya kamu punya uang? Berani sekali kamu menantang permintaanku."
Bu Nadya tepuk tangan. Dia tidak menyangka kalau Tante Lusy menantang permintaan dirinya.
"Uang mah kecil bagiku. Kamu kira dengan penampilan saya seperti ini nggak ada uang. Buktinya, aku punya mobil. Kalau aku nggak ada uang mana bisa punya mobil mewah seperti yang kamu tunggangi."
Tante Lusy mulai emosi, dia melawan Bu Nadya karena merasa diremehkan olehnya.
"Mahar yang aku minta hanya tujuh ratus juta dan uang bulanan tiga puluh lima juta."
Bu Nadya melipat kedua tangannya dan diletakkannya sej
Jangan Larang Aku Menikah! Part 23: Ijab Sah Sementara Pak Zainuddin menelpon penghulu kenalannya yang bekerja di Kantor Urusan Agama. Segala sesuatunya berhubungan dengan administrasi sudah aman. Meskipun Winda masih lemas terbaring di tempat tidur, dia tidak berharap ijab qabul ini terlaksana dengan khidmat. Mengingat ulah ibunya. 'Winda, aku berjanji akan selalu menjaga dan melindungi kamu esok kelak kalau sah jadi istriku,' ucap Ahmad berjanji pada dirinya. Ahmad mencoba mempersiapkan diri mulai dari fisik, mental juga pengetahuan sekitar ijab kabul. Agar di depan penghulu tidak terjadi salah sebut karena grogi. Setelah semua persiapan sudah beres, suasana haru menjadi senang. Winda mengukir senyum walaupun wajahnya pucat pasi. "Winda! Semoga kamu cepat sehat setelah menikah malam ini dengan Ahmad." Pak Zainuddin
Jangan Larang Aku Menikah!Part 24: Ijab Sah Kedua GagalCuma kamu salah ucap bagian binti-nya saja," jawab pak penghulu.'Astagfirullah! Kenapa aku bisa salah ucap. Apa karena Bu Nadya mengancam aku di depan pintu sana,' ucap Ahmad dalam hati.Di depan pintu ruangan, Om Parto dan Bu Nadya mengancam Ahmad dengan Pisau lipat di arahkan ke leher. Jika Ahmad mengucap ijab sah dengan benar, maka nyawanya taruhannya. Bu Nadya sengaja mengganggu konsentrasi Ahmad."Alhamdulillah, rencana kita berhasil Om Parto. Sekarang cepat kamu pikirkan rencana selanjutnya apa yang akan kita lakukan."Tiba-tiba, pesanan kue kotak dan nasi kotak datang."Maaf permisi, Bu, Pak. Izin bertanya, apa benar acara ijab kabul Ahmad dan Winda di ruangan ini?"Seorang petugas catering bertanya dengan nada lembut, namanya Iqbal terlihat jelas di atas sa
Jangan Larang Aku Menikah!Part 24: Ijab Sah Kedua Gagal"Aku mau menikahkan putri kawanku lagi besok pagi di kampung sebelah dan sudah berjanji sama beliau. Kalau ijab sah ini ditunda lama, aku takut hari semakin larut, alangkah baiknya kita lanjutkan saja segera."Om Parto duduk di belakang dan menghela napas. Keringat dingin mengalir deras di keningnya. Dia gemetar, kalau dirinya ikut menyaksikan pernikahan bidadari yang selama ini di impikan menjadi istrinya."Boleh ... boleh ... boleh, Pak!" jawab bapak."Apakah Ahmad sudah tenang dan tidak grogi lagi?" tanya pak penghulu.Ahmad membaca istighfar berkali-kali dalam hati lalu menjawab pertanyaan pak penghulu."Mudah-mudahan tidak lagi, Pak."Dia menghembuskan napas kasar, sesekali dia menatap wajah tantenya. Dia takut gagal kedua kalinya sehingga membuat orang kecewa."Syukurlah! Baik kalau begitu. Ikuti apa kataku, jan
Jangan Larang Aku Menikah!Part 25: Winda Curiga Kepada Ibunya"Ya, Dek!" Ahmad beranjak dari tempat duduknya dan melangkah menuju kamar mandi. Dia tidak peduli kalau dirinya tidak memakai sandal. Tamu undangan tersenyum melihat kelakuan Ahmad yang konyol dan percaya diri.Sementara Bu Nadya senyum bahagia melihat pernikahan buah hatinya gagal.Tamu undangan satu persatu mulai pergi.Suara pintu terbuka, "bapak ...!" Ahmad berlari menghampiri calon mertuanya.Pak Zainuddin sudah terlentang di dalam kamar mandi. Air kamar mandi terus mengalir. Hampir saja Ahmad terpeleset akibat genangan air di lantai."Bapak ... bangun, Pak!"Ahmad menggoyang tubuh Pak Zainuddin. Namun, tidak ada sama sekali dia bangun. Ahmad mulai panik, bibirnya kelu tidak tahu mau berkata apa."Bang Ahmad!" teriak Winda.Ahmad sadar dan dia membopong Pak Zainuddin keluar dari kamar mandi. Dia meletakkan tubuh Pak Z
Jangan Larang Aku Menikah!Part 25: Winda Curiga Kepada Ibunya"Ya, Dek!" Ahmad beranjak dari tempat duduknya dan melangkah menuju kamar mandi. Dia tidak peduli kalau dirinya tidak memakai sandal. Tamu undangan tersenyum melihat kelakuan Ahmad yang konyol dan percaya diri.Sementara Bu Nadya senyum bahagia melihat pernikahan buah hatinya gagal.Tamu undangan satu persatu mulai pergi.Suara pintu terbuka, "bapak ...!" Ahmad berlari menghampiri calon mertuanya.Pak Zainuddin sudah terlentang di dalam kamar mandi. Air kamar mandi terus mengalir. Hampir saja Ahmad terpeleset akibat genangan air di lantai."Bapak ... bangun, Pak!"Ahmad menggoyang tubuh Pak Zainuddin. Namun, tidak ada sama sekali dia bangun. Ahmad mulai panik, bibirnya kelu tidak tahu mau berkata apa."Bang Ahmad!" teriak Winda.Ahmad sadar dan
Jangan Larang Aku Menikah!Part 25: Winda Curiga Kepada IbunyaAhmad dan dokter berjalan menghampiri Pak Zainuddin yang sudah terbaring di atas brangkar."Dokter! Tolong selamatkan Bapakku. Aku mau menikah soalnya, Dok."Winda tidak sabar. Ia tidak mau kalau pernikahannya gagal dan gagal terus menerus."Sabar, saya mohon jangan panik. Biarkan saya bekerja sesuai dengan tugas dan tanggungjawab yang diberikan kepada saya," ucap dokter Faisal.Dokter Faisal mengecek keadaan suhu Pak Zainal. Ruangan terasa hening dan hampa. Hanya suara jam dinding yang terdengar di atas nakas."Sepertinya beliau keracunan makanan. Makanan apa saja yang dikonsumsi beliau satu kali dua puluh empat jam?" tanya dokter Faisal.Winda terkejut mendengar perkataan dokter Faisal. Seketika mulutnya menganga."Ini tidak mungkin!" ucap Winda sambil memeluk tubuh Pak Zainuddin.Om Parto
Jangan Larang Aku Menikah!Part 25: Winda Curiga Kepada Ibunya'Sial! Kenapa aku kesannya membela Ahmad. Padahal dari dulu aku nggak suka sama dia,' ucap Bu Nadya dalam hati.Bu Nadya berkacak pinggang, dia berpikir keras mencari alasan bagaimana caranya agar Om Parto tidak berang."Ma-maksud aku nggak seperti itu, Om Parto."Bu Nadya ngeles dan mengelus punggung Om Parto."Pokoknya, ibu calon mertua kudu tanggungjawab atas ...."Om Parto menjeda ucapannya, hampir saja dia keceplosan. Dia menutup mulutnya dengan telapak tangannya. Matanya menyalang takut ketahuan."Om Parto! Maksudnya tanggungjawab atas apa? Apa jangan-jangan biang kerok semua ini kalian berdua?" tuduh Ahmad dengan sedikit mengancam agar Om Parto mengaku.Sejak dahulu, Ahmad sudah menaruh curiga kepada Bu Nadya dan Om Parto.
Jangan Larang Aku Menikah!Part 25: Winda Curiga Kepada IbunyaTante Lusy masih belum percaya atas tragedi yang terjadi. Dia mengedipkan mata lalu menarik napas dalam-dalam."Maaf aku belum familiar dan kenal dengan catering yang ibu maksud. Aku baru satu minggu tugas di sini."Jantung Tante Lusy hampir copot mendengar perkataan Reza. Setelah mendengar semua apa kata Reza, baru dia tenang sedikit."Bagaimana dengan hasil laboratoriumnya, Dok?" tanya Tante Lusy lagi.Jiwa penasarannya meronta-ronta. Sudah lima menit dia di dalam ruangannya Reza, tapi tidak ada sama sekali dokter Reza menyampaikan hasil Lab-nya."Hasilnya ada racun yang membuat konsumen sakit perut dan apabila nggak segera ditangani, konsumen tersebut bisa jadi meninggal," jelas Reza."Ma-maksudnya, Dok? Aku nggak paham!"Tante Lusy membetulkan duduknya, dia merekam perkataan Reza tanpa izin terlebih dahulu."Kalau
Jangan Larang Aku Menikah!Part 26: Pak Zainuddin Masuk ICUBaru saja Ahmad mengancam dokter gadungan itu, malah dia langsung kabur."Argh ... Sial! Licik sekali dia."Ahmad berlari mengejar dokter tersebut. Namun, tidak dapat. Dia ketinggalan jejak akibat kakinya terpeleset dan dia hampir jatuh."Ahmad ... Ahmad .... Kamu kira bisa melawanku," ucap Bu Nadya.Bu Nadya mengukir senyum dan dia merasa senang misinya berhasil."Kenapa ibu senyam-senyum?" tanya dokter.Bu Nadya lupa kalau di sampingnya masih ada dokter yang sesungguhnya."Ti-tidak apa-apa. Aku cuma heran saja melihat tingkah Ahmad, Dok," balas Bu Nadya.Dokter heran kenapa Bu Nadya senyam-senyum. Seketika otaknya berpikir untuk mengancam Bu Nadya."Kalau hasil rekaman CCTV berhasil kami putar. Dengan hasil rekaman itu kami bisa mengetahui identitas dokter gadungan itu, maka semuanya bakalan terbongkar siapa dala
Jangan Larang Aku Menikah!Part 26: Pak Zainuddin Masuk ICUDi ujung lorong rumah sakit, Bu Nadya mengkode dokter itu agar tidak mengaku kalau dia adalah suruhannya."Sa-saya ...." ucap dokter tidak beraturan."Cepat jawab! Kau itu dokter apaan?" amuk Winda. Emosinya sudah tidak terkontrol sama sekali.Winda menarik baju dinas dokter itu. Sesekali ia memukul dada bidangnya."Winda, nggak usah buang-buang tenaga kepada orang yang nggak bermanfaat. Pokoknya, bapak sudah selamat dari marabahaya," ujar Tante Lusy sembari mengelus pundak Winda.Winda melepaskan baju dokter itu. Tidak ada satu orang yang mengenal dokter gadungan itu."Silahkan masuk ke dalam jika mau membesuk bapak! Saya permisi," ucap dokter yang bertugas menyelamatkan Pak Zainuddin.Winda dan Tante Lusy masuk ke dalam ruangan. Sementara dokter gadungan itu menunduk malu dan ada rasa takut kalau dirinya ketahuan
Jangan Larang Aku Menikah! Part 26: Pak Zainuddin Masuk ICU Di ujung lorong rumah sakit, Bu Nadya mengkode dokter itu agar tidak mengaku kalau dia adalah suruhannya. "Sa-saya ...." ucap dokter tidak beraturan. "Cepat jawab! Kau itu dokter apaan?" amuk Winda. Emosinya sudah tidak terkontrol sama sekali. Winda menarik baju dinas dokter itu. Sesekali ia memukul dada bidangnya. "Winda, nggak usah buang-buang tenaga kepada orang yang nggak bermanfaat. Pokoknya, bapak sudah selamat dari marabahaya," ujar Tante Lusy sembari mengelus pundak Winda. Winda melepaskan baju dokter itu. Tidak ada satu orang yang mengenal dokter gadungan itu. "Silahkan masuk ke dalam jika mau membesuk bapak! Saya permisi," ucap dokter yang bertugas menyelamatkan Pak Zainuddin. Winda dan Tante Lusy masuk ke dalam ruangan. Sementara dokter gadungan itu menunduk malu dan ada rasa takut kalau dirinya ketahuan dokter gadungan.
Jangan Larang Aku Menikah!Part 26: Pak Zainuddin Masuk ICUSuara pintu ruangan ICU terbuka. Winda, Ahmad dan Tante Lusy menatap ke arah pintu. Memastikan siapa yang keluar dari dalam."Maaf, permisi mengganggu waktunya."Salah satu petugas keluar dari dalam ruangan ICU."Bagaimana perkembangan keadaan bapakku, Dok?" tanya Winda serak.Air matanya mengalir kembali setelah beberapa menit surut."Mohon maaf, saya pribadi dan perwakilan dari petugas tim medis mohon maaf kalau pasien tidak bisa diselamatkan. Karena racun yang ada didalam tubuh beliau sangat parah.""Maksudnya, Dok?!" tanya Tante Lusy.Winda semakin terisak, ia tidak menyangka bapaknya akan pergi selamanya. Padahal, ia belum menunaikan janjinya kepada Pak Zainuddin memberikan cucu."Aku minta tolong, Dok. Lakukan yang terbaik buat bapak. Aku tidak mau kehilangan bapakku, Dok," ucap Winda panik.Air matanya jatuh
Jangan Larang Aku Menikah! Part 26: Pak Zainuddin Masuk ICU "Kabar bapak masih belum ada, Tan. Kita masih menunggu informasi dari dokter. Sampai sekarang belum ada sama sekali dokter dan petugas lainnya keluar dari dalam ruangan," jelas Winda dengan nada sedih. Netranya berembun, Winda tidak sanggup menahan air matanya yang terus meronta. Akhirnya jatuh juga tanpa pamit. "Kita berdoa saja, Win! Semoga Allah memberikan kesehatan kepada bapak juga kepada kita semua." Tante Lusy memeluk Winda. Dia memberi support kepada Winda agar kuat dalam menghadapi cobaan yang datang silih berganti. "Te-terima kasih, Tan." Winda tidak tahu lagi harus bagaimana. Deru bercampur haru. Bu Nadya yang melahirkannya saja rasanya seperti orang lain. Tidak sedikitpun menyayanginya. Apalagi memberi kasih sayang kepada Winda. "Win! Kamu nggak boleh sedih dan lemah! Semua pasti bisa kamu lewati. Jangan putus asa. Ok!" nasehat Ta
Jangan Larang Aku Menikah! Part 26: Pak Zainuddin Masuk ICU Tidak ada sama sekali Om Parto dan Bu Nadya menjawab. "Ok! Semua bukti sudah aku rekam. Aku tidak boleh lengah atas kejadian ini." Tante Lusy membiarkan Om Parto dan Bu Nadya pergi sesuka hati. Dia fokus pada inti permasalahan makanan yang dia pesan di katering tempat langganannya. Langkah demi langkah Tante Lusy ayunkan kakinya. Dia tidak peduli kepada pengunjung lain yang sedang melintas di setiap lorong rumah sakit. 'Lihat saja nanti siapa yang bakalan menang dalam permainan ini?' ucap Tante Lusy dalam hati sambil berjalan. Sesampainya di depan pintu kamar Winda, Tante Lusy memegang gagang pintu dan membukanya. 'Ceklek' Tante Lusy membuka pintu kamar Winda. Lalu dia masuk ke dalam. "Lah! Kemana mereka pergi? Perasaanku tadi mereka ada di ruangan ini." Tante Lusy merogoh ponsel miliknya di dalam ta
Jangan Larang Aku Menikah!Part 25: Winda Curiga Kepada IbunyaTante Lusy masih belum percaya atas tragedi yang terjadi. Dia mengedipkan mata lalu menarik napas dalam-dalam."Maaf aku belum familiar dan kenal dengan catering yang ibu maksud. Aku baru satu minggu tugas di sini."Jantung Tante Lusy hampir copot mendengar perkataan Reza. Setelah mendengar semua apa kata Reza, baru dia tenang sedikit."Bagaimana dengan hasil laboratoriumnya, Dok?" tanya Tante Lusy lagi.Jiwa penasarannya meronta-ronta. Sudah lima menit dia di dalam ruangannya Reza, tapi tidak ada sama sekali dokter Reza menyampaikan hasil Lab-nya."Hasilnya ada racun yang membuat konsumen sakit perut dan apabila nggak segera ditangani, konsumen tersebut bisa jadi meninggal," jelas Reza."Ma-maksudnya, Dok? Aku nggak paham!"Tante Lusy membetulkan duduknya, dia merekam perkataan Reza tanpa izin terlebih dahulu."Kalau
Jangan Larang Aku Menikah!Part 25: Winda Curiga Kepada Ibunya'Sial! Kenapa aku kesannya membela Ahmad. Padahal dari dulu aku nggak suka sama dia,' ucap Bu Nadya dalam hati.Bu Nadya berkacak pinggang, dia berpikir keras mencari alasan bagaimana caranya agar Om Parto tidak berang."Ma-maksud aku nggak seperti itu, Om Parto."Bu Nadya ngeles dan mengelus punggung Om Parto."Pokoknya, ibu calon mertua kudu tanggungjawab atas ...."Om Parto menjeda ucapannya, hampir saja dia keceplosan. Dia menutup mulutnya dengan telapak tangannya. Matanya menyalang takut ketahuan."Om Parto! Maksudnya tanggungjawab atas apa? Apa jangan-jangan biang kerok semua ini kalian berdua?" tuduh Ahmad dengan sedikit mengancam agar Om Parto mengaku.Sejak dahulu, Ahmad sudah menaruh curiga kepada Bu Nadya dan Om Parto.
Jangan Larang Aku Menikah!Part 25: Winda Curiga Kepada IbunyaAhmad dan dokter berjalan menghampiri Pak Zainuddin yang sudah terbaring di atas brangkar."Dokter! Tolong selamatkan Bapakku. Aku mau menikah soalnya, Dok."Winda tidak sabar. Ia tidak mau kalau pernikahannya gagal dan gagal terus menerus."Sabar, saya mohon jangan panik. Biarkan saya bekerja sesuai dengan tugas dan tanggungjawab yang diberikan kepada saya," ucap dokter Faisal.Dokter Faisal mengecek keadaan suhu Pak Zainal. Ruangan terasa hening dan hampa. Hanya suara jam dinding yang terdengar di atas nakas."Sepertinya beliau keracunan makanan. Makanan apa saja yang dikonsumsi beliau satu kali dua puluh empat jam?" tanya dokter Faisal.Winda terkejut mendengar perkataan dokter Faisal. Seketika mulutnya menganga."Ini tidak mungkin!" ucap Winda sambil memeluk tubuh Pak Zainuddin.Om Parto