Dikamar Istirahat Istana, Ria yang telah terbangun dari tidurnya. “Dimana saya?” Tanya Ria dengan melihat Morine yang dengan setengah sadar. Morine yang melihat Ria kemudian mendekatinya dan berkata dengan tersenyum lebar, “Dihatimu...” Mendengar perkataan Morine, Raut wajah Ria menjadi tanpa ekspresi. “Ngomong apa Morine ini.” Erina yang melihat Ria segera menghampiri dan memeluknya. Dia terlihat sedikit menetes air matanya dan berkata, “Ria Chan, syukurlah kamu selamat.” “Erina Chan, sudah lama gak jumpa.” Terlihat Raut wajah Ria yang terlihat penuh dengan kerinduan memeluknya dengan erat.. Kemudian Maha Master bertanya kepada Ria, “Bagaimana keadaan mu?” “Saya sudah merasa lebih baik.” Ucap Ria sembari melepas pelukan dengan Erina “Terima kasih sudah menyelamatkan saya pada waktu itu.” Ucap pria tua itu dengan nada sedikit tenang dan terlihat menundukkan kepalanya sebagai ungkapan Terima Kasih. “Jangan berkata seperti itu, Maha Master. Sudah kewajiban saya melindungi Anda.”
Di dalam Kamar Istirahat Istana terlihat Nijirou yang berada dalam pelukan maut Nina akhirnya Mimisan dan pingsan karena Bahagia. xD, Setelah Nina melepaskan pelukannya melihat Nijirou pingsan, Nina kemudian panik. “Oh tidak... Maafkan saya...” Nina yang panik meletakkan Nijirou di Kasur dengan lembut. Morine hanya tersenyum sembari mengejek Nijirou yang sudah tidak berdaya. “(Moga-moga Nijirou makin terkapar).” Kemudian Morine mencicipi sisa cairan kehidupannya di gelas yang ia genggam. Di sisi lain, Nina membersihkan Darah Mimisan Nijirou dan meletakkannya di kasur. “Aku balik dulu ya, Aku ada misi dari Maha Master.” Ujar Morine yang hendak keluar dari Kamar. “(Woo, Mantap Nina! Buat Nijirou tak berdaya),” Dalam hati Morine bergumam sambil tersenyum puas. “Tunggu, Jangan pergi... Kembalikan Ukuran Nijirou semula!” Nina terlihat berusaha memanggil Morine dan menghentikan gerakan kakinya. Morine yang mendengar panggilan Nina hanya menoleh ke belakang dan berkata, “Gapapa, biarin
“Maafkan saya..” Kata Nina dengan wajah tersipu malu yang melihat Nijirou berada di atas telapak tangannya. “Tidak apa-apa.” Nijirou menghadap ke belakang dan tidak berani memandang Nina. Dia tampak menyembunyikan adik juniornya yang sedang semangat. Saat dia berdiri di telapak tangannya, dia tiba-tiba dia melemas. “Kamu tidak apa-apa?” Tanya Nina dengan nada lembut.. “Aku belum makan apa-apa.” Ucap Nijirou tampak loyo dengan perut yang berbunyi. Nina tanpa ragu memposisikan Nijirou mini dan mengarahkan ke Payudaranya. “Minumlah susu ini, Kamu pasti Lapar..” Tanpa pikir Panjang Nijirou langsung menghisapnya. “Ah.. ” Nina hanya mendesah dan menahannya.. SKIP!! Setelah meminum ASI dari Nina, tubuhnya terlihat kembali segar bugar. Pria mini itu berbalik kembali dengan wajah tersipu malu berkata, “Maafkan saya Nina Chan.” Nina hanya tersenyum sambil memeluk Nijirou. “Tolong hentikan..” Nijirou trauma terhadap kejadian lalu yang mana dia pingsan gegara mimisan xD. Mendengar itu,
Di dalam Kamar Istirahat Istana, Nina terlihat menggenggam keempat koin spirit baru. “(Mungkin sekarang waktunya memanggil mereka).” Pikir Nina. Kemudian Nina melemparkan Koin ke atas, berdiri di satu sisi, dan merapal doa berikut. “Jiwa oh jiwa, dengan koin Golden spirit yang berada di tangan saya ini, Izinkanlah saya memanggil pemilik spirit dari koin ini. Terbukalah Gerbang Raja Lautan, Gerbang Perjaka Tampan, Gerbang Putri Payung, dan Gerbang Hammer Guardian.” Kemudian tiba-tiba Koin-koin itu bersinar sangat terang, dan ke-4 Spirit itu muncul. >> Gerbang Raja Lautan, Suito. Berpakaian ala putra duyung memegang tongkat Emas, berkulit pucat berambut biru pendek, bermata biru. >> Gerbang Perjaka Tampan, Casven. Berpakaian Seragam kerja kantor, berambut Kuning memakai kacamata Hitam, Topi hitam, dan memegang setangkai Bunga mawar. >> Gerbang Putri Payung, Nanami. Berpakaian Kimono mini warna Ungu, Bermata Ungu, berambut pendek Ungu, memegang sebuah Payung. >> Gerbang Hammer Guar
Pukul 08.00 di Ruang Kerja Istana Maha Master Memanggil Nina, Ria, dan Natasha. Mereka bertiga tampak memberi Hormat kepadanya. “Saya mohon maaf, tiba-tiba memanggil kalian. Ini sangat darurat. Kita sudah dapat Kabar dari Liana. “Kabar dari Liana? Bukankah Liana sudah berkhianat dengan kita dengan mengirim kotak bom itu?” Tanya Ria dengan bingung.. “Liana sudah menjelaskan bahwa ada pengintai yang berpura-pura menjadi dirinya, membuat dirinya seolah-olah adalah Pengkhianat.” “Itu tidak Mungkin... Dari mana Maha Master mengetahuinya?” Tanya Ria yang tidak percaya mendengarkan perkataan Maha Master. “Semalam, Saya mimpi bertemu Liana. Kondisinya sangat parah. Tubuhnya penuh luka. Dia menjelaskan keadaannya di Planet Toksin, Rencana jahat Master X untuk mengadu domba Herby sudah dia rencanakan. Saya yakin, kalau bertemu Liana di alam Mimpi, ini bukan ilusi. Karena kalian tahu sendirikan, Liana ahli dalam sihir ilusi dan Mimpi.” Jelas Maha Master yang berusaha meyakinkan Ria. “Iya, ya
Di sekitar Planet Toksin (Luar Angkasa), disana terlihat sebuah Kapal Angkasa yang hendak mendarat ke planet tersebut. Terlihat di dalam Kapal Angkasa, Nina, Ria dan Natasha sedang mengganti pakaian baju Gaun untuk melakukan penyamaran sebagai turis. Terlihat suasana ruang ganti baju yang sangat menawan... SKIP... Setelah Nina, Natasha dan Ria berganti baju, mereka segera kembali ke Ruang kembali kapal angkasa. Terlihat Nina mengambil Silver Koin spirit dari ranselnya lalu berkata “Terbuka Gerbang Malaikat Pengintai, Smarter.” “Ada yang bisa saya Bantu Master?” Smarter muncul di sisi lain. “Smarter San, Coba anda Selidiki keadaan Planet itu dengan Sihir Archive Spirit anda.” Ucap Nina yang meminta Natasha untuk menyelidiki keadaan Planet mini Toksin. “Ok Master. Archive Magic : Eye Unlocker.” Dengan sihir Eye Unlocker, Smarter menciptakan mata dalam jumlah sangat banyak. Kumpulan sihir bola mata itu tersebar di seluruh penjuru planet Toksin. >> Sihir Smarter mampu membuat mata d
Di dalam Kamar hotel Smarter telah memata-matai Sister Mimi saat bersama dengan Nina dan Natasha, Smarter menggunakan sihir Stealthnya untuk mengamati gerak gerik dan Tingkah lakunya. Kemudian spirit Nina tersebut muncul dari kamar dan memberikan informasi yang telah dikumpulkannya. “Master, saya sudah mengidentifikasi identitas Sister Mimi yang sebenarnya. Dia adalah bawahan dari Master Orion.” Jelas Smarter mengenai asal usul Sister Mimi itu. “Apa katamu? Master Orion... Si Keparat itu.” Ucap Nijirou mini dengan nada terlihat sedikit marah. “Apakah kamu mengenal Master Orion?” Tanya Nina. “Tentu. Aku tak akan lupa penderitaan yang kualami ketika menjadi Pet Master Orion.” “Pet Master Orion?” Tanya Ria dengan nada bingung. “Master Orion, sesosok Nenek Lampir yang sangat mengerikan. Dia suka Melucuti, Memperkosa, Memeras dan Menganiaya Pria. Intinya dia orang yang sangat sadis terhadap pria.” Nijirou mengatakannya dengan rasa takut, terlihat kakinya gemetaran mengingat masa lalu
Setelah Clori meninggalkan Nina yang sedang bertarung, Awan putih itu terlihat terbang dengan mengangkut Nijirou mini dan Ria yang berbaring di Punggungnya ke arah Timur dari Kota Gothina. “Kamu mau bawa kami kemana?” Tanya Nijirou yang hinggap diatas kepala Clori yang sedang terbang. “Kita akan pergi ke tempat yang aman, tak banyak musuh.” Kelihatannya Clori memasuki Kawasan Hutan yang ada. “Di hutan banyak monster loh.” Nijirou tampak memperingatkan Clori agar segera keluar dari hutan. “Tenang Saja, Master kan Kuat.” Ucap Clori dengan wajah senyum lebar. “Kuat Gundulmu! Mana bisa aku melawan Musuh dengan ukuran tubuh sekecil ini?! (-__-)” Ucap Nijirou dengan wajah tanpa berekspresi dan berkeringat. “Oh Iya, Saya lupa.” Ucap Clori dengan wajah tersenyum lebar dan berkeringat... Namun... “Jadi, Kita sekarang mau kemana?” Ucap Clori dengan raut wajah yang panik. Melihat Ekspresi Wajahnya, Nijirou hanya terdiam. “Tidak apa-apa... Kita pergi ke dalam Hutan. Manatau bisa dapat bala
Pada sisi yang berbeda di salah satu kamar istana kerajaan Asnar, ketiga mantan penyihir triduka berbaring di atas kasur jerami. “Ugh....” salah satu dari mereka akhirnya sadar. “Dimana aku?” Gumam mantan penyihir Tyho sembari menggaruk kepalanya. “Aku sudah menunggu kalian. Mantan penyihir Triduka. Ada banyak hal yang ingin kutanyakan.” Ujar Ratu Flamuven yang tampak duduk di samping kasurnya bersama dengan Raja Olma. “Ratu Flamuven, sebaiknya jangan terlalu keras. Dia sebenarnya juga seorang korban, sama seperti kita.” Raja Olma. “Aku paham kok. Tenang saja.” Ratu Flamuven. Di waktu yang bersamaan pula, kedua mantan penyihir triduka lainnya juga sadar. Kembali ke Planet Herby, “Bagaimana kondisi Kalian disana?” Maha Master. “Kami berhasil mengalahkan Raja Iblis Paimon. Semuanya sudah aman.” Jawab Ria melalui panggilan videonya. “Syukurlah. Semua sudah aman. Ngomong-ngomong kapan kalian kembali?” Maha Master. “Untuk itu, mungkin kami akan balik dalam beberapa hari kedepan.
Beberapa saat kemudian, sang Ratu akhirnya tiba di perbatasan Kerajaan Asnar. Tampak kedua pemimpin kerajaan berpapasan. “Sepertinya sebuah badai akan datang. Ada urusan apa Raja Geblistan kemari.” Ratu Flamuven tampak bersikap sangat dingin padanya. “Aku rasa kutukan perang ini akan selalu menghantui bila salah satu dari kita tidak mengalah.” Raja Olma. “...” Ratu Flamuven. “Aku hanya bisa minta maaf. Aku tidak tahu harus bagaimana. Aku sudah terprovokasi oleh penyihir Triduka dan telah menjadi pengikut sesat. Aku sudah banyak membuat kerajaan kalian menderita.” Raja Olma. “...” Ratu Flamuven tampak tidak bisa berkata apa-apa. Dia hanya terdiam saat mendengar pernyataan yang tak terduga darinya. “Aku berharap semoga kerajaan kita bisa segera damai. Aku sudah sadar dan tidak ingin ada lagi perselisihan.” Raja Olma. Kemudian Ratu Flamuven membelakanginya dan berkata dengan penuh emosi, “Aku tidak mengerti apa maksud dari ucapanmu itu. Ingin melakukan perdamaian? Setelah kamu suda
Kembali ke Volcano Bush, Nina telah menggunakan sihir Maha World Holy Cure (🗿)-Nya untuk menyucikan, memurnikan langit dan bumi Asgardian yang telah ternodai oleh si Iblis Paimon.“Bersinarlah!!” Nina.“Nina Chan…” Ujar Nijirou yang merasa khawatir.“Apa yang terjadi?! Tidak mungkin...” Raja Iblis Paimon mulai kewalahan dengan sihir yang dipancarkan Nina.“Sekarang Aldo Kun!” Yurine. Tanpa Babibubebo lagi, Aldo langsung melompat dan menebas Raja Iblis Paimon dengan serangan crictical.“High Enchantment : High Separation Magic!” Di waktu bersamaan setelah Aldo menebas Iblis tersebut, Erina langsung menggunakan sihir pemisah tingkat tinggi untuk menguras energi gelap yang dimilikinya.“ARGGHHH....” Raja Iblis Paimon menjerit kesakitan.Di sisi lain,“Time Manipulation : Fast-Mo.” Yurine menggunakan sihir persepsi waktu kepada Lerry dan Saito. Lerry dan Saito tampak bergerak sangat-sangat cepat.Semua serangan dadakan mereka berhasil membuat Raja Iblis Paimon tersungkur dengan tubuhnya
Di sisi lain, “Bagaimana kondisimu sekarang?” Nijirou. “Aku sudah lebih baik.” Nina tampak sudah mulai lebih fit dari sebelumnya. “Kalau begitu, ayo kita susul mereka.” Windi. “Iya... Tolong Clori.” Nina. “Serahkan padaku.” Clori langsung memberi tumpangan dan langsung terbang. Shuu dan Rocky juga naik ke punggung Clori, sedangkan Sirius, Rai dan Windi terbang mengikutinya. “Morine Chan... Bertahanlah sebentar.” Erina. Morine hanya mengangguk sembari menghilangkan seluruh serangan sihir yang dilancarkan oleh Iblis tersebut. Di waktu yang bersamaan, Liana tampak kembali ke tempat mereka. “Liana Chan!?” Erina. “Ini buruk, jumlah para iblis semakin banyak. Aku tak bisa menyerang mereka sekaligus. Karena setelah mereka kalah, mereka akan membelah diri.” Liana. “Itu tidak penting... Sekarang kita harus cari tahu bagaimana cara untuk mengalahkannya.” Yurine. “Lerry Kun, apakah kamu tahu lebih lanjut dari Raja Iblis Paimon?! Dan juga kenapa Raja Iblis tersebut tidak kunjung kalah?
Kembali ke dunia Imajinasi, ditengah-tengah kerumunan para penduduk dan pendeta dari kerajaan Geblistan... “Nina Chan, gunakan sihir purifiermu! Bebaskan semua orang dari pengaruh sihir penyihir Triduka.” Aldo. Nina yang mendengar aba-aba dari Aldo langsung menghentikan penyembuhan Morine dan beranjak dari sana. “Soul Manipulation : Area Soul Purifier...” Dengan mengangkat kedua tangannya, Nina memancarkan energi sihir di sekitar areanya. Perlahan-demi perlahan para penduduk dan pendeta yang terkena satir penyihir triduka perlahan-lahan mulai mendapatkan kembali kesadarannya. “Nice...” Aldo. “Uh... Kepalaku terasa berat. Dimana aku?!” Ujar penduduk A. “Bagaimana kerajaan Geblistan?!” Ujar Penduduk B. Para penduduk dan pendeta yang ada kelihatan mulai panik. “Semuanya, tenanglah dulu! Kalian semua berada di dunia imajinasiku. Selama kalian disini, kalian akan baik-baik saja.” Ujar Liana sembari menjentikkan jarinya. Kemudian muncul ratusan perahu yang tersebar di antara para pend
Kembali ke puncak Volcano Bush, “Soul Manipulation : Mana Hotspot.” Nina mentransfer energi sihirnya pada mereka. “Serang mereka sekarang!” Morine (raksasa). “Oke...” Nijirou (raksasa). Akhirnya pertempuran pun dimulai. “Nijirou Kun, gunakan mode High Fusion... Hentikan dulu pergerakan mereka terlebih dahulu.” Ujar Nina yang nebeng di atas kepalanya. “Iya. Clone Element Form : 16 Power Clone. Intermediate Element Form : Ice Form, Lava Form, Wood Form, Explode Form, Sand Form, Scorch Form, Storm Form.” Pertama-tama Nijirou membuat 16 bunshin yang terdiri dari 2 bunshin berelemen api, 4 bunshin berelemen air, 4 bunshin berelemen tanah, 4 bunshin berelemen angin, dan 2 bunshin berelemen listrik. Kemudian 2 bunshin berelemen air dan 2 bunshin angin bergabung menjadi 2 bunshin berelemen ice, api dan tanah bergabung menjadi elemen lava, air dan tanah bergabung menjadi elemen wood, listrik dan tanah menjadi elemen explode, angin dan tanah menjadi elemen sand, api dan angin menjadi eleme
Kembali ke gerbang utama pada perbatasan Kerajaan Asnar, ada banyak penduduk dan prajurit yang terluka. Mereka tampak sedang dirawat oleh tim medis. “Bagaimana kondisi mereka?” Tanya Ksatria Polizo kepada bawahannya. “Saat ini, para pengembara sedang menghadapi kerajaan Geblistan.” Ujar salah satu prajurit yang melapor. Di waktu yang bersamaan, Ratu Flamuven telah kembali. “Baginda Ratu, apa yang harus kita lakukan?” “Aku rasa kita harus menggunakan senjata itu.” Ujar sang Ratu. “Aku mengerti. Prajurit, siapkan senjata Jupinium sekarang!” Polizo langsung memberikan perintah ke para prajurt. Para prajurit langsung bergegas mempersiapkan senjata tersebut. Namun, disaat menyiapkan senjata tersebut, tiba-tiba saja datang segerombolan iblis yang menghancurkan senjata tersebut. “Ini gawat baginda, jupinium kita sudah hancur!” Ujar salah satu prajurit dengan panik. Melihat hal tersebut, Ratu Flamuven langsung keluar dari benteng dan langsung menyerang mereka dengan sihirnya. “Sudah
Kembali ke perbatasan Volcano Bush, Sang Ratu menarik seluruh pasukannya. Di sana terlihat hanya ada Morine, Yurine, Lerry, Para Homies, Poidon, Selon, dan Grindrot sedang berpapasan dengan prajurit Kerajaan Geblistan yang terlihat sedang dikendalikan. “Jadi, pertama-tama apa yang harus kita lakukan?” Poidon. “Tugas pertama, kita akan coba menggunakan sihir hasrat milik Lerry. Lerry San, gunakan sihirmu untuk menidurkan mereka!” Morine. “Akan kucoba! White Magic : Sleeping Dream.” Lerry tampak menghentikan mode Awaken (betarung)-Nya dan mencoba menggunakan sihir hasrat. Kali ini efek sihir yang dibuat Lerry memberikan pengaruh yang signifikan. Terlihat para prajurit yang dikendalikan tertidur. “Bagus, sekarang kita perlu mengunci pergerakan mereka.” Morine. Grindrot dan Rocky langsung menggunakan sihir pengikat tanah. “Selanjutnya apa yang perlu kita lakukan lagi?” Yurine. “Sekarang kita hanya bisa menunggu Nina dan Nijirou kembali. Hanya Nina yang bisa menetralkan efek sihir t
Sementara itu di posisi yang berbeda, Setelah Nina berkomunikasi dengan arwah tersebut secara telepati cukup lama, perlahan demi perlahan jangka waktu sihir Milky Soul telah berakhir. Area di sekitar tampak kembali seperti semula. Nina juga terlihat meneteskan air mata. “Apa yang terjadi Nina Chan? Kenapa bisa kamu menangis?” Nijirou langsung menghampiri, memeluk dan membelainya. Nina mulai bercerita. “Arwah yang tadi itu dulunya penduduk dari peradaban Antladeton. Sebuah peradaban sub-modern yang sudah ada semenjak 400 tahun yang lalu.” Nina. “400 tahun yang lalu?” Nijirou. “Antladeton merupakan peradaban Semi-Modern yang termaju dari Planet Asgardian. Peradaban ini bahkan sudah menggunakan alat-alat elektronik dasar yang sudah ada pada zaman Sub-Modern.” Nina. >> Peradaban Sub-Modern merupakan peradaban yang mana taraf kehidupan manusia-Nya sudah mengenal teknologi dasar seperti Internet, Mesin-mesin, Komputer, bahkan sudah mengenal teknologi AI (Artificial Intelligence/Kecerd