Michael berdiri di halaman depan rumah sakit setelah dirinya berbicara dengan Devan. Pria itu memutuskan untuk mencari udara segar, demi agar membuat hatinya merasa tenang.“Kau di sini rupanya.” Darius melangkah mendekat ke arah Michael. Pria paruh baya itu sengaja menghampiri Michael, karena dia tahu putranya itu membutuhkan sosok untuk diajak bicara.Michael mengalihkan pandangannya, menatap Darius yang mendekat ke arahnya. “Di mana Mom dan Jessica?” tanyanya dingin dan datar.“Mereka ada di ruang rawat Casandra,” jawab Darius memberi tahu. “Baru saja kedua mertuamu kembali ke hotel untuk beristirahat. Tadinya ibu mertuamu ingin terus ada di sisi Casandra, tapi Casandra meminta pada kedua orang tuanya untuk pulang ke hotel untuk beristirahat.” Darius melanjutkan.Michael menganggukkan kepalanya, merespon ucapan Darius. “Apa kata dokter tentang kondisi Casandra dan kandungannya?” tanya Darius langsung. Pria paruh baya itu tak menghakimi Michael atas apa yang telah terjadi. Dia jauh
Lebih dari satu minggu Casandra dirawat di rumah sakit Argentina. Sebelumnya, Michael belum memindahkan Casandra, karena kondisi istrinya itu belum bisa dikatakan membaik sepenuhnya. Akan tetapi, sekarang kondisi Casandra sudah jauh lebih baik. Bahkan dokter sudah mengizinkan Casandra untuk pulang. Hanya saja, sekalipun kondisi Casandra sudah membaik, tidak dengan kondisi kedua tangan Casandra. Sampai detik ini, belum ada perkembangan tentang kondisi kedua tangan Casandra. Setiap kali Casandra ingin melakukan sesuatu, maka pasti Michael ataupun perawat yang membantunya. Kondisi kedua tangan yang tak bisa digerakan, membuat Casandra memang harus bergantung pada bantuan orang lain.Casandra sudah berkali-kali menanyakan pada perawat dan dokter tentang keadaan tangannya, namun baik dokter ataupun perawat hanya meminta Casandra menunggu, karena masih dalam pemulihan.Tentu ini semua karena Michael. Pria itu melarang dokter ataupun perawat memberi tahu tentang keadaan Casandra pada Casan
Tubuh Casandra menegang mendengar apa yang Michael katakan. Debaran jantungnya berpacu dengan kencang. Matanya memerah menahan air mata yang nyaris tumpah.Casandra melihat ke arah kedua tangannya sendiri. Dia berusaha menggerak secara paksa—namun hasilnya nihil. Tangannya sama sekali tidak bisa digerakan. Satu demi satu air mata Casandra mulai berlinang membasahi pipinya.“T-tanganku lumpuh?” tanya Casandra dengan nada parau.Michael menangkup kedua pipi Casandra. “Aku sudah menyiapkan dokter yang terbaik untukmu. Aku yakin tanganmu pasti akan segera pulih, Casandra.” Pria itu berusaha menenangkan Casandra. Dia tahu sang istri terkejut mendengar semua ini.Casandra menggelengkan kepalanya tegas, dan menjauh dari Michael. “Kenapa kau menutupi semua ini dariku, Michael?! Kenapa?!” serunya terisak pilu.“Casandra, aku hanya tidak ingin kau terluka. Aku juga tidak ingin kau bersedih.” Michael memaksa memeluk Casandra, namun sayangnya kali ini Casandra berontak.“Lepaskan aku! Tinggalkan
Beberapa bulan berlalu .... Jones Beach State Park, New York, USA. Casandra melangkah menelusuri pantai dengan kaki telanjang ditemani sang suami tercinta. Cuaca siang itu begitu cerah dan menyejukan membuat Casandra betah berada di sana. Angin berembus menyentuh kulit mulus Casandra—membuat wanita itu memejamkan mata sebentar—menikmati embusan angin menyentuh kulit mulusnya.Usia kandungan Casandra sudah memasuki minggu ke tiga puluh lima. Perutnya sudah membuncit. Tubuhnya pun sudah melar akibat kehamilannya. Namun, meski demikian Casandra tetap sangat cantik. Bahkan setiap kali berat badannya bertambah, selalu mendapatkan pujian dari Michael.Sejak di mana perut Casandra sudah membuncit, Michael memiliki kesukaan baru yaitu mengusap dan mengecupi perutnya. Tak hanya itu saja, tapi Michael juga kerap mengajak bayi yang ada di kandungan Casandra untuk berbicara. Tindakan Michael itu membuat calon anak mereka sangat aktif. Setiap kali Michael mengajak bicara, selalu saja bayi di dal
“Michael, orang tuamu dan orang tuaku serta Jessica apa sudah berangkat?” tanya Casandra seraya duduk di ranjang. Pun Michael membantu Casandra untuk bersandar di kepala ranjang—dengan memberikan bantal tebal agar membuat Casansdra nyaman. “Mereka semua penerbangan malam. Sekitar tiga jam lagi mereka berangkat,” jawab Michael memberi tahu.Casandra mengalihkan pandangannya ke jam dinding—waktu menunjukan pukul tujuh malam. Jika tiga jam lagi berangkat, maka artinya kedua orang tuanya dan kedua orang tua Michael serta Jessica berangkat pada pukul sepuluh malam waktu New York, dan pada pukul tujuh malam waktu Los Angeles. Perbedaan waktu antara New York dan Los Angeles adalah tiga jamKedua orang tua Casandra dan kedua orang tua Michael serta Jessica mendatangi New York, karena memang mereka akan menemani Casandra melahirkan. Hari kelahiran bayi yang di kandungan Casandra semakin dekat. Itu yang membuat keluarga mereka rela mendatangi New York, dan meninggalkan segala aktivitas di Los
Empat tahun berlalu … BUGHBUGHBUGHGadis kecil cantik tengah meninju samsak dengan tangan mungil yang sudah disarungi sarung tinju. Tiga pengawal begitu sigap menjaga gadis kecil cantik itu. Parasnya luar biasa cantik. Mata biru dengan rambut cokelat tebal membuatnya seperti boneka barbie hidup.“Astagaaaa, Calista! Kenapa kau selalu berlatih boxing!” seru Casandra melangkah ke taman belakang, menatap Calista yang tengah melakukan boxing. Tampak jelas raut wajah Casandra begitu kesal.Well, Casandra ingin Calista ikut sekolah modelling, les balet, dan lain sebagainya seperti yang dilakukan Jessica. Namun, sayangnya Calista tak pernah mau ikut sekolah modelling, les balet, atau berbagai sekolah khusus yang sangat terlalu perempuan. Itu bukanlah Calista.Sosok Calista—gadis energic yang selalu menirukan ayahnya. Penampilan gadis kecil itu tetap feminim dan menawan berkat Casandra yang selalu mengatur. Tapi untuk urusan hobby, Calista tak suka diatur.Awal mula Calista menyukai boxin
Casandra masih diam dengan raut wajah yang menunjukkan jelas rasa kesal dan juga tak enak. Apa yang dikatakan oleh Michael memang fakta. Selama ini, Michael tidak pernah mengarahkan Calista untuk menyukai olahraga boxing.Hanya saja, memang Casandra kurang setuju jika Calista memilih olahraga boxing. Dia lebih menyukai olahraga yang dipilih Jessica yaitu balet dan sekolah modelling. Yang Casandra takutkan adalah saat besar Calista malah menjadi orang yang menyukai kekerasan.Michael menatap dalam manik mata cokelat gelap sang istri. Pria itu membawa tubuh istrinya itu duduk di pangkuannya, dan membelai pipi sang istri tercinta. “Casandra, aku tahu mana yang baik, dan tidak baik untuk putriku. Aku membiarkan Calista belajar bela diri sejak kecil, karena memang bela diri sangat penting. Kelak, Calista akan melindungi Jessica dan kau, jika kalian dalam keadaan bahaya dan aku sedang tidak ada. Calista juga bisa melindungi dirinya sendiri. Kemungkinan buruk mungkin saja terjadi, Sayang. It
Casandra melangkah perlahan masuk ke dalam kamar Calista. Tampak senyuman di wajah wanita itu terlukis melihat Calista tengah bermain dengan Jessica. Jessica memiliki kamar sendiri tepat di samping kamar Calista, namun terkadang memang Jessica tidur dengan Calista. Mereka berdua sepupu, tapi sudah seperti saudara kandung bahkan seperti sahabat.“Calista, Jessica,” panggil Casandra lembut.Calista dan Jessica mengalihkan pandangan mereka menatap Casandra dengan senyuman riang. “Mommy?”Casandra mendekat—dan Calista serta Jessica langsung memberikan pelukan ke tubuh Casandra. Tentu, Casandra membalas pelukan Calista dan Jessica. Kedua tangannya sudah membaik, membuatnya bisa memeluk kedua putrinya itu.“Mommy, jangan marah.” Calista dan Jessica mengucapkan kalimat kompak, sambil mengurai pelukan mereka.Casandra tersenyum. “Sayang, Mommy tidak marah. Maaf, tadi Mommy kesal karena perasaan Mommy sedang sensitive.”Calista membawa tangan mungilnya membelai pipi Casandra. “Mommy, maafkan a