Status Whatsapp Ibu MertuaPOV Author“Kamu mau kemana?” Marcella kembali memegang tangan Lukman yang langsung ditepis oleh lelaki itu.“Maaf, Bu. Saya harus pulang, istri saya sudah menunggu,” jawabnya lalu membereskan semua barangnya dan meninggalkan Marcella yang masih berdiri menatap Lukman dari kejauhan.“Baru kali ini aku merasakan yang namanya jauh cinta,” gumam Marcella dengan wajahnya yang merona, ia tahu jika Lukman sudah memiliki istri tapi cintanya pada Lukman membutakan mata hatinya. Kekuasaan yang dimilikinya bisa membuat Marcella lebih leluasa untuk mendekati Lukman tapi ia tidak tahu jika sebentar lagi Lukman akan mengundurkan diri.Sosok Lukman yang berbeda dari lelaki lainnya membuat Marcella semakin gencar untuk mendekati lelaki itu, disaat lelaki lain akan senang hati jika didekati Marcella tapi Lukman menolak mentah-mentah wanita yang banyak dipuja para lelaki karena wajahnya yang bak dewi dan badannya yang indah layaknya jam pasir itu. Marcella sosok yang ambisiu
Status Whatsapp Ibu MertuaPOV AuthorLukman yang baru saja pulang langsung menjatuhkan bobot tubuhnya di sofa, ia memijat pelipisnya yang berdenyut. Ia tidak menyadari sang istri yang kini menuruni tangga dan berjalan mendekatinya karean Lukman memejamkan matanya.“Mas ….” Kanaya menyentuh lembut Pundak suaminya itu.“Eh … Yank, kok tiba-tiba ada di sini?” Lukman membenarkan posisi duduknya dan menarik Kanaya untuk duduk di sebelahnya.“Gimana … urusan di kantor udah selesai semua, Mas?” tananya Kanya.Lukman mengangguk lemah menjawab pertanyaan sang istri, ia juga menceritakan apa yang baru saja terjadi di kantor, Lukman tidak ingin ada yang ditutupi dari istrinya itu. Ia juga butuh saran dari Kanaya, karena ia sebelumnya sudah berjanji untuk tidak berhubungan lagi dengan perusahaan itu. Kanaya tahu betul bagaimana Leo mempercayai dan mengandalkan Lukman hingga lelaki paru baya itu berani untuk menjadikan Lukman pimpinan di cabang perusahaan baru milik Leo.Kanaya bukanlah tipikel w
Status Whatsapp Ibu MertuaPOV Author“Ya Allah … kenapa Ibu mempersulit pernikahan Lana?”“Memang sulit meyakinkan Ibu. Sama kayak kita dulu mau nikah, cobaan itu nggak ada hentinya tapi alhamdulillah sekarang kita merasakan kebahagiaan juga,” tutur Lukman.“Tapi Lana lebih sulit buat ngatur emosinya, Mas.”Lukman menganggukan kepalanya setuju dengan apa yang dikatakan Kanaya. Mungkin jika tadi Aditya tidak ada di sana Lana sudah adu mulut dengan Husna, karena mereka sama-sama tidak bisa menahan emosi. Lukman lah yang selalu menjadi penengah, perbedaan pendapat dan pemikiran yang beda membuat Husna dan Lana tidak pernah berada dalam satu jalan.Masalah dalam hidup memang tidak akan ada habisnya, terus bergulir dan berganti dengan masalah baru. Sebagai manusia harus pintar mencari jalan keluar dan menyikapi masalah yang ada.“Mas, bukannya besok kamu mau nengokin Trisha?” tanya Kanaya sambil mengupas mangga.“Tadi pas Mas di rumah Ibu, Pak Dani mengabari kalau mereka mau pulang kampun
Status WhatsApp Ibu MertuaPOV Author"Dokter apakah Ibu saya bisa kembali pulih?" tanya Lukman dengan perasaan yang sudah campur aduk."Tentu saja bisa, Pak. "Meski tergolong sebagai penyakit yang bisa mengancam nyawa, akan tetapi pasien stroke tetap bisa sembuh total. Kuncinya adalah dengan melakukan perawatan secepat mungkin setelah gejala awal terjadi. Sebab golden period untuk perawatan stroke adalah selama 4,5 jam pertama setelah gejala awal muncul."Ada rasa lega dalam hati Lukman karena kemungkinan ibunya untuk sembuh ada. Dokter juga menjelaskan jika biaya untuk perawatan orang stroke tidaklah sedikit. Lukman tetantu tidak cemas soal itu karena Husna memiliki asuransi kesehatan. Mungkin biaya yang akan dikeluarkan Lukman nanti tidak akan terlalu besar.Saat Lukman kembali ke ruangan Husna, disana sudah ada Kanaya dan Lana. Terlihat jelas raut sedih di wajah kedua wanita itu, sosok ibu tetap akan didatangi meksipun tidak menyayangi anaknya.Husna kini tertidur karena efek dari
Status WhatsApp Ibu MertuaPOV Author"Mana, Yank? Kamu salah lihat kali," seru Lukman."Itu beneran kayak Indah, Mas." Kanaya masih kekeh."Indah 'kan ada di kampungnya, sayang. Udah jangan parno kayak gitu, nanti kamu cemas nggak jelas lagi," balas Lukman.Meskipun mencoba untuk percaya perkataan Lukman tapi hati Kanaya mengatakan jika wanita yang tadi dilihatnya benar-benar Indah. Tapi ia tidak ingin memperpanjang masalah. Ia berharap jika itu memang Indah, wanita itu tidak melakukan hal buruk pada Kanaya ataupun keluarganya yang lain.Pasangan itu kini berada di sebuah restoran yang tidak jauh dari rumah sakit, Kanya memilih restoran seafood karena ia saat ini sedang ingin memakan makanan laut yang banyak digemari itu."Mas ... pesen yang pedes boleh, ya?" Kanya memelas memasang wajah yang akan membuat suaminya itu luluh."Sabar, ya. Nanti kalau udah lahiran baru boleh, sekarang ditahan dulu," ujar Lukman dengan lembut, lelaki itu melarang tapi dengan bahasa yang lembut membuat Ka
Status WhatsApp Ibu MertuaPOV Author"Mbak, kenapa teriak kayak gitu?" seru Lana yang heran."Astagfirullah, Lan. Kamu bikin Mbak kaget tau gak," gerutu Kanaya.Lana merasa sulit tidur karena lapar makanya ia memilih untuk memasak sendiri, ia akan kembali ke kamar untuk mengambil ponselnya tapi melihat Kanaya yang berdiri sambil mengetuk pintu kamarnya."Mbak kira hantu tau gak!""Mana ada hantu secantik aku, Mbak," canda Lana sambil tertawa, ia lalu masuk ke dalam kamar untuk mengambil ponselnya dan kembali ke dapur.Kanaya mengikuti adik iparnya itu dari belakang, meskipun tadi ia salah sangka tapi tetap saja jantungnya kini masih berdetak sangat kencang dan membuatnya tidak tenang. Sepertinya malam ini ia akan tidur di kamar Lana.Sikap penakut Kanaya memang sulit dihilangkan kalau ia sudah seperti ini. Dulu saat ia hanya tinggal bersama Lukman, ia hanya memeberanikan diri di rumah jika suaminya itu pulang terlambat."Mbak laper juga?" tanya Lana."Iya," jawab Kanaya singkat."Lap
POV AuthorTernyata Davin bukanlah nama aslinya, lelaki itu memalusakn identitasnya dengan nama lain karena nama Davin tidak terdaftar di data kependudukan. Entah kenapa Husna saat itu percaya dengan mudahnya pada lelaki yang baru saja dikenalnya.Polisi masih akan mencari tahu siapa Davin sebenarnya, sosok Davin seperti orang yang sudah profesional karena ia bahkan tidak meninggalkan jejak sedikitpun hingga mempersulit pihak kepolisian untuk menemukan lelaki itu. Polisi juga mengatakan ini kejahatan yang sudah direncanakan sejak lama, karena yang mereka lakukan itu sangat rapi dan nyaris tak meninggalkan jejak. Lukman berencana untuk mendatangi rumah orangtua Indah. Hati kecilnya mengatakan jika ia akan mendapatkan petunjuk jika pergi ke sana. Ia menghubungi Kanaya terlebih dahulu karena takut jika istrinya itu cemas karena kepulangannya yang terlambatDani langsung memberikan alamat pada Lukman saat lelaki itu mengatakan akan datang untuk menjenguk Trisha. Hanya itu alasan yang tepa
POV AuthorKanaya ditemani Lana mendatangani kantor polisi. Sesampainya disana mereka terlihat tidak percaya karena Davin tidak sendirian, Indah bersama dengan lelaki itu. Dugaan Lukman memang benar jika Indah adalah dalang dibalik semua kekacauan yang ada.Polisi juga menjelaskan jika motif Indah melakukan ini karena dendam pada Husna. Indah tidak rela saat Husna tidak memperdulikannya saat berada di titik terendak, dulu Husna meminta dan memohon pada Indah agar mau menjadi menantunya tapi saat Indah terkena masalah Husna malah pergi seolah tidak peduli."Nikmati semua hasil kejahatan kamu, Indah!" seru Kanaya saat bersitatap dengan Indah."Permainan ini masih panjang, lo tinggal tunggu aja tanggal mainnya," bisik Indah dengan senyum meremehkan.Ia seperti tidak ada rasa takutnya padahal Indah sudah jelas akan di hukum atas perbuatannya. Indah seperti orang yang berada dalam pengaruh obat-obatan. Bisa saja wanita itu masih mengkonsumsinya meskipun sudah pernah dihukum."Saya serahkan
Mertua, Awal Pembawa PetakaPOV AuthorMata Lukman kini sudah berembun jika mengingat masa lalu Lukman merasa dirinyalah lelaki paling b*jingan lelaki paling brengsek dan lelaki paling tidak tahu diri di dunia karena ia tega menyakiti istri yang baik dan setia seperti Kanaya. Waktu memang tidak bisa diputar tapi apa yang sudah terjadi pasti akan membekas di benak dan pikiran apalagi sesuatu hal yang menyakitkan itu akan sulit untuk dilupakan."Tolong jangan bahas lagi masa lalu aku nggak mau lagi membuka kisah kelam kita di masa lalu itu bukan cuma nyakitin aku tapi juga nyakitin kamu juga, Mas." Kanaya mengerti dengan apa yang akan dikatakan oleh suaminya itu."Tapi, Yank–""Kalau kamu bahas itu lagi, aku bakalan marah!" ancam Kanaya."Oke, Mas minta maaf. Mas janji nggak bakal ngomong soal itu lagi," ujar Lukman."Jadi gimana, kamu udah telepon Shanum atau Trisha?" Kanaya mengulang pertanyaan yang tadi sudah keluar dari mulutnya."Nggak nelpon sih, Shanum cuman kiriman video Zian la
Mertua, Awal Pembawa PetakaPOV AuthorKeesokan harinya Lana mendatangi pengacara untuk membahas soal perceraian, ia tidak ingin menunda terlalu lama. Lana paling tidak suka berlarut-larut dalam kesedihan, hidupnya harus tetap berjalan apalagi ada Asha yang membutuhkan curahan kasih sayang dari ibunya. Lukman dan Rangga menemani Lana sedangkan Rania berada di rumah bersama Kanaya menjaga Asha."Apa ibu sudah yakin dengan keputusan ini?" tanya pengacara itu memastikan, Rangga sengaja membawa Lana menemui pengacara keluarga yang mengetahui mengenai perjanjian pra nikah antara Lana dan Aditya."Ya, saya sudah yakin, Pak!" jawab Lana tegas."Baiklah, sebelumnya saya akan membacakan perjanjian pra nikah yang pernah dibuat oleh Pak Aditya atas kesepakatan kalian berdua."Lana menarik nafas panjang, ia mencoba menenangkan perasaannya saat pengacara itu mulai menjelaskan. Jika seluruh harta Aditya akan berpindah tangan pada Lana saat Aditya ketahuan berselingkuh, Aditya sendiri yang membuat i
Mertua, Awal Pembawa PetakaPOV AuthorWanita jika sudah didapatkan kelemahannya seperti Anika tentu ia tidak akan melepaskan lelaki yang sudah menggagahinya itu. Ia memang tidak menggoda Aditya tapi lelaki itu yang memaksa tapi paksaan itu malah membuat Anika menjadi egois dan tidak ingin melepaskan Aditya.Baru saja akan keluar dari grup, telepon Anika berdering. Panggilan masuk dari ibunya yang berada di kampung, Anika memang seorang diri. Ia tinggal di salah satu kontrak dan rencana akan membeli apartemen tahun ini setelah uangnya cukup. Anika bahkan sudah dua tahun tidak pulang karena ia malas mendengar keluarga besar dan tetangganya menanyakan mengenai dirinya yang masih belum menikah."Iya, Bu," sapa Anika dengan tidak bersemangat, ia masih merasa kesal karena orang-orang membicarakannya di grup."Kenapa kamu melakukan hal menjijikkan itu, Nak?" tutur sang ibu dengan Isak tangis. Jantung Anika berpacu lebih cepat dari sebelumnya, ia takut jika ibunya tahu mengenai masalah ini.
Mertua, Awal Pembawa PetakaPOV Author"Apa bedanya sama lo? Lo juga kawin sama setiap cowok yang lo pacarin!" sahut Anika karena tidak terima dikatai murahan oleh Raya."Jelas beda dong, Say. Gue mah jelas pacaran sama cowok yang nggak ada bininya, lah elo? Udah tahu ada bininya masih di embat aja, kayak nggak ada cowok lain aja di dunia ini!" sungut Raya."Udah ah! Jadi ini gimana solusinya?" tanya Anika."Lo tinggalin Pak Adit, dia udah jelas nggak bakalan milih lo, Nik. Jagan berharap lo bisa jadi istri keduanya, mending lo susun lagi hidup lo dan jangan inget masa lalu. Wkatu itu berharga, jangan lo sia-siain buat nunggu laki orang."Anika terdiam, ia mendengar dengan jelas apa yang dikatakan oleh Raya. Sisi egosi dalam dirinya tetap tidak ingin kalah, sebelum mundur Anika akan mencoba dulu untuk mendekati Aditya dan meminta pertanggungjawaban lelaki itu. Meskipun tidak hamil tapi Aditya sudah merenggut kesucian Anika. Jika seseorang sudah dikuasai ambisi tentu tidak akan pernah
Mertua, Awal Pembawa PetakaPOV Author"Tolong tinggalkan kami di sini!" pinta Lukman.Kanaya masih belum beranjak, ia takut suaminya akan menghajar Aditya yang wajahnya saja bahkan sudah sangat menyedihkan seperti ini. Mengerti dengan kecemasan sang istri kini Lukman menatap Kanaya sambil memegang pundak wanita itu."Mas ….""Kamu percaya 'kan, Yank?" Lukman menatap Kanaya sambil tersenyum.Kanaya mengangguk lalu meninggalkan Lukman dan Aditya berdua. Aditya merasa bingung sekaligus takut saat tadi Mbok Tin mengatakan jika Lukman datang. Sudah pasti jika Lukman akan menanyakan perihal masalah rumah tangga Aditya dan Lana."Gue nggak tahu alasan lo sebenarnya apa Tapi gue nggak nyangka lo bisa ngelakuin hal bodoh kayak gue dulu!" tutur Lukman. Ia sadar, tidak mungkin menghakimi Aditya karena Lukman juga pernah melakukan kesalahan yang sama di masa lalunya yang bahkan masalah yang ditimbulkannya bergulir sampai anak-anaknya tumbuh dewasa.Aditya menunduk, "Gue bener-bener nyesel, tolon
Mertua, Awal Pembawa PetakaPOV AuthorLana mencoba untuk mengatur nafasnya, menenangkan perasaan berharap Lukman tidak mencurigai apapun. Rania masuk ke dalam kamar membawa Asha, hotel itu memiliki dua kamar tidur dan sebuah ruang tamu dan juga dapur. Rangga sengaja memesannya untuk beberapa hari kedepan."Mas ….""Kamu nggak mau cerita apapun?" tanya Lukman tiba-tiba membuka tubuh Lana menegang. Wanita itu mulai bertanya-tanya pada dirinya sendiri, mungkinkah jika Lukman mengetahui semuanya."Cerita soal apa, Mas?" Lana mengepalkan tangannya dengan kuat, menahan gejolak dalam dadanya."Tolong jangan sembunyikan apapun lagi, Lan. Masalah sebesar ini kamu tanggung sendiri? Mas masih ada di sini, Lan." Suara Lukman melemah, samar-samar Lana bisa mendengar suara isak tangis dari ujung telepon."Mas ….""Mas sama Mbak kamu sekarang lagi di jalan. Tunggu kita datang!"Belum sempat Lana buka suara, sambungan telepon itu lebih dulu terputus. Lana langsung gusar, ia takut jika kakaknya datan
Mertua, Awal Pembawa PetakaPOV Author"Lo kenapa, Nik? Kok muka lo pucet gitu?" tanya Raya heran karena melihat tadi Anika biasa saja.Anika diam hingga membuat Raya langsung merebut benda pipih itu dari tangan wanita itu. Mata raya membelalak melihat isi pesan yang membuat Anika jadi pucat. Rayq bahkan membacanya berulang-ulang untuk memastikan apa yang dibacanya itu salah."Apa ini keluarga istri cowok lo, Nik?" tanya Raya.Anika menggelengkan kepalanya, "Gue nggak tahu, kenapa hidup gue jadi nggak tenang gini sih," gerutunya."Salah lo sendiri, siapa suruh main sama laki orang!" tutur Raya dengan entengnya, ia seolah tidak mengerti bagaimana perasaan Anika saat ini. Selain bingung, Anika juga takut dengan ancaman dari orang tidak dikenal itu. Tapi Anika sempat berpikir jika Rangga yang melakukannya, karena lelaki itu pula yang tiba-tiba memecatnya tanpa sebab. Jika iya Rangga yang melakukan itu semua, Anika lebih was-was karena bisa saja Rangga nekat menyebarkan rahasia ini dan An
Mertua, Awal Pembawa PetakaPOV AuthorRangga masuk tanpa permisi dan membuka pintu dengan begitu kerasnya. Ia berjalan dengan langkah lebar mendekati kedua orangtuanya."Saya tidak akan membiarkan Anda menyakiti ibu saya lagi, Tuan Adityawarman!" Rangga bicara begitu formal dan itu terdengar sangat menyakiti bagi Aditya."Rangga–""Saya tidak ingin mendengar alasan sampah anda, Tuan!" tegas Rangga lalu membawa Lana keluar dari kamar itu.Saat Aditya akan mengejar, Reyhan dan Rania menghalangi. Mereka sama marah dan kecewanya pada sang ayah. Aditya memohon pada kedua anaknya agar membiarkan dirinya untuk mengejar Lana. Aditya masih belum selesai bicara pada istrinya itu, ia tidak ingin sampai Lana meninggalkan dirinya. Hidupnya akan benar-benar hancur, harta yang dimilikinya juga tidak akan terasa berharga jika Lana tidak ada. Aditya berharap jika masalah ini belum sampai di telinga Lukman, Aditya ingin menyelesaikan masalah rumah tangganya tanpa campur tangan orang lain selain iparny
Mertua, Awal Pembawa PetakaPOV Author"Becanda lo nggak lucu, Bang!" Reyhan terlihat tidak percaya.Bukannya menjawab pertanyaan sang adik, Rangga melemparkan ponsel yang sedang memutar rekaman cctv itu ke atas ranjang. Reyhan dengan cepat mengambil ponsel itu, detik pertama melihat itu Reyhan terbelalak begitu pula Rania. Mereka tidak percaya jika lelaki di dalam video itu adalah ayah mereka. Reyhan dan Rania tidak bisa berkata apa-apa, saat ini yang mereka pikirkan adalah Lana. Sama seperti yang dilakukan Rangga."Ini beneran video asli, Bang?" Kini Rania buka suara meskipun terdengar lirih."Gue dapet itu langsung dari ruang keamanan, gue bukan orang bodoh yang nggak bisa bedain mana video asli atau editan!" tutur Rangga, tangan lelaki itu mengepal di samping tubuhnya. Ia bahkan belum puas meluapkan amarahnya tadi, saat ini ia sedang berpikir cara mengatakan semuanya pada sang ibu."Papa jahat banget sih!" Mata Rania mulai berkaca-kaca, sebagai seorang perempuan ia pasti bisa mera