Share

Ingin Memberontak?

Penulis: Els Arrow
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
"Kamu ngomong sama siapa itu, Kay?" Adele bertanya seraya menatap seorang pria yang tadi berbincang dengan Kayshilla.

"Dosenku di kampus yang dulu, dia tanya-tanya aku kuliah di mana, terus tanya juga alasanku pindah karena apa."

"Terus kamu jawab jujur kalau di suruh pindah sama Gus Aaraf?" tanya Adele yang membuat Kayshilla mencebikkan bibir."

"Ya nggak lah, Del. Ngapain aku omongin, aku tadi cuma bilang kalau cari kampus yang dekat dari kantornya Gus Aaraf. Jadi biar mudah antar jemputnya."

Adele tergelak. "Gus Aaraf itu aneh, ya, Kay. Dia cemburu kamu dekat sama laki-laki lain, tapi dia masih menjalin hubungan dengan perempuan lain."

"Aku juga nggak tahu mau nya gimana, Del." Kayshilla mengulum senyum saat mengingat suaminya cemburu ketika ia dekat dengan Devano, tetapi senyum itu langsung padam saat mengingat hubungan suaminya dengan Ayrani.

Kayshilla masuk ke dalam mobil Adele dan langsung melesat menuju pesantren. Jalanan lumayan ramai lantaran berbarengan dengan anak pulang sek
Els Arrow

Halo, teman-teman. Bagaimana nih kabarnya? Saya ucapkan terima kasih banyak sudah mengikuti kisah Kayshilla, Aaraf dan Ayrani sampai sejauh ini. Maaf ya kalau masih banyak kekurangan dan typo. Cerita ini mungkin alurnya lambat, saya harap kalian tidak bosan ya, karena saya akan terus berusaha menyuguhkan adegan dan emosi terbaik. Terima kasih semuanya. Happy reading...

| 2
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (4)
goodnovel comment avatar
Dhian 06
ceritanya cukuo bagus.moga dengan kesabaran dan keiklasan kayshilla berbuah manis.salam sehat selalu
goodnovel comment avatar
Siti Ss
semakin hari semakin menyedihkan semoga saja kay terus kuat
goodnovel comment avatar
Els Arrow
terima kasih banyak kak sudah berkenan mampir
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Merebut Hati Suamiku   Bingung Judul ||

    Hari-hari terus berlalu, berganti minggu bahkan bulan. Seorang wanita cantik tengah menengadahkan muka ke arah langit, menghitung sudah berapa kali purnama berganti."Aku besok ada perjalanan ke luar kota, Kay," celetuk Aaraf yang baru saja keluar dari kamar mandi."Memangnya kamu nggak capek, Mas? Hampir satu minggu ini kamu lembur terus, lho." Ia sontak berbalik badan."Nggak papa, toh malam ini bisa beristirahat. Aku nanti akan tidur cepat biar besok nggak lemas."Kayshilla mengangguk, menatap pria tampan yang selama tiga bulan ini masih mengacuhkan dirinya. Aroma wangi menguar memenuhi ruangan, tetapi ia hanya bisa menghirup tanpa mendekapnya.Tiga bulan terkahir ini Aaraf sangat sibuk mengurus perusahaannya, hampir setiap hari ia akan lembur. Sementara Kayshilla, wanita itu semakin tenggelam dalam kesepian."Kamu nggak papa 'kan aku tinggal lagi?""Nggak papa, Mas. Sudah biasa."Aaraf langsung menghentikan gerakan tangan yang tengah mengusap ponsel, pria itu menatap Kayshilla yan

  • Merebut Hati Suamiku   Pernikahan Ayrani

    Ayrani tengah menatap pantulan dirinya dari kaca, ia tersenyum saat menatap bayangannya yang begitu cantik. Riasan minimalis itu tampak menyatu sempurna dengan wajah manisnya."Nduk," ucap Bibi Izza yang baru saja masuk ke dalam kamar."Iya, Bi?" sahutnya.Wanita paruh baya itu langsung memeluk bahu keponakannya. "Mahesa baru saja tiba bersama keluarganya. Berdoa, ya ... semoga ijab qabulnya lancar.""Iya, Bi.""Sekarang kamu harus tenang, jangan mikir macam-macam, takutnya nanti malah pusing. Besok 'kan masih ada acara di Hotel, Nduk."Wanita itu hanya mangut-mangut, ia hampir lupa kalau acara resepsinya besok diselenggarakan di hotel."Nduk ... jadikan pernikahan ini sebagai ibadah. Kamu harus berbakti kepada Mahesa dan kedua orang tuanya, kamu harus mencurahkan banyak kasih sayang kepada mereka."Ayrani mengangguk pelan, ia merasakan telapak tangan sang Bibi mengusap lembut punggungnya."Setelah ini, kalau ada apa-apa dahulukan kepentingan suamimu dan kedua orang tuanya, Nduk. Pama

  • Merebut Hati Suamiku   Kecemburuan Aaraf

    Kayshilla memasuki kediaman dengan langkah tergesa. Ia ingin segera meledakkan tangisnya di kamar mandi, tempatnya meraung dalam diam selama tujuh bulan ini. Terkadang Kayshilla berpikir, apa tidak ada sedikit saja bahagia untuknya?Tok! Tok! Tok!Wanita itu tersentak dan langsung menghapus kasar air matanya, ia kemudian melangkah menuju pintu dan menarik engsel."Ada apa, Mas?" tanyanya saat mendapati Aaraf berdiri menjulang di depan pintu.Tanpa menjawab sepatah katapun, pria itu langsung menarik Kayshilla masuk ke dalam pelukannya. Kayshilla yang mendapat perlakuan seperti itu jelas saja bingung, tetapi tubuhnya tidak memberontak sama sekali saat Aaraf mengeratkan pelukan."Maafkan aku, Kay. Aku memang belum bisa melupakan dia, tapi percayalah kalau aku selalu berusaha. Saat tengah berusaha, terkadang nggak semulus dugaan. Tapi aku terus mencobanya, Kay."Hening! Kayshilla tidak bergeming. Ia sebenarnya tahu kalau hubungan yang dijalin selama lima tahun tidak akan mudah dilupakan

  • Merebut Hati Suamiku   Hujan Sore Hari

    "Suka tadi sama es krimnya?" tanya Aaraf seraya terus fokus pada kemudi.Kayshilla mengangguk."Kalau suka, aku bisa membelikannya setiap hari.""Nggak usah, Mas. Nanti kalau setiap hari malah bosan.""Baiklah kalau begitu. Lalu, sekarang? Mau mampir ke mana lagi?""Langsung pulang saja, Mas."Ujung netra Aaraf melirik kepada Kayshilla yang sama sekali tidak menoleh ke arahnya. Namun, ia tidak sakit hati, pria itu sadar bagaimana kekecewaan Kayshilla.Setelah menempuh beberapa menit perjalanan, akhirnya mobil itu sudah sampai di pesantren. Kayshilla langsung turun tanpa menunggu suaminya. "Nduk?"Kayshilla yang hendak masuk ke dalam kamar langsung menghentikan langkah saat suara Umik memanggil, wanita itu menoleh dengan senyum manisnya. "Iya, Mik," sahutnya."Dari mana?""Habis jalan-jalan sama Mas Aaraf, Mik"Wanita peruh baya itu terkekeh mendengarnya. "Kalian ini manis banget, sih, sering menghabiskan waktu berdua. Umik jadi inget saat masih menjadi pengantin baru dulu, Nduk," uja

  • Merebut Hati Suamiku   Kehidupan Baru

    Dua minggu kemudian...Mahesa dan Ayrani melakukan perjalanan bulan madu ke Bali, pasangan itu juga mengajak Zaki dan Izza untuk ikut serta. Meskipun dua paruh baya itu awalnya menolak, tetapi karena paksaan dari Mahesa, akhirnya Zaki luluh dan menurut."Paman nanti nggak akan ganggu kalian?" tanya Zaki saat mereka baru saja tiba di hotel.Mahesa hanya terkekeh mendengar pertanyaan yang sudah puluhan kali Zaki lontarkan. "Paman, Mahesa sudah bilang berkali-kali kalau kami malah senang Paman dan Bibi mau ikut. Mana ada kami terganggu." Pria itu mengalihkan pandangannya kepada Ayrani. "Iya 'kan, Dek?" tanyanya."Iya, benar. Paman dan Bibi tidak usah merasa gimana-gimana, ya. Pokoknya Paman dan Bibi nikmati saja liburan ini. Ini sebagai ungkapan terima kasih karena Paman dan Bibi sudah menikahkan kami."Zaki terenyuh, begitu pula dengan Izza yang langsung menggenggam tangan keponakannya. "Terima kasih banyak, Nduk. Bibi memang belum pernah ke Bali, ini pengalaman pertama yang sangat meny

  • Merebut Hati Suamiku   Duka Ayrani

    Tanpa terasa sudah satu minggu Mahesa dan Ayrani menghabiskan waktunya di Bali, akhirnya pasangan itu memilih untuk pulang. Selama di sini Ayrani tidak banyak pergi keluar, ia setiap hari mual dan muntah parah. Sehingga Mahesa lebih memilih berdiam diri di kamar menemani wanita itu. Begitu pula dengan Zaki dan Izza yang lebih memilih menghabiskan waktu bersama keponakannya."Aku mau beli jus lemon, Mas," celetuk Ayrani saat melihat penjual jus dipinggir jalan."Biar Bibi yang jalan ke sana, Nduk. Kamu tunggu saja di mobil.""Nggak usah, Bi. Ayrani mau beli sendiri, lagian itu nggak antri kok.""Mau aku temani?" tawar Mahesa.Ayrani menggelengkan kepala. "Nggak usah, Mas. Nggak tahu kenapa aku pengen saja beli sendiri," sahutnya."Ya sudah, hati-hati kalau begitu, Dek."Ayrani kembali mengangguk, selanjutnya ia lantas keluar dari mobil dan berjalan menuju penjual jus buah. Entah kenapa lidahnya terasa pahit, sehingga ia ingin sekali makan dan minum sesuatu yang asam.Saat tengah asyik

  • Merebut Hati Suamiku   Masa-masa Berat Kehamilan

    "Kay." Aaraf menarik tangan Kayshilla sehingga membuat langkah wanita itu terhenti. "Dengarkan aku dulu," ucapnya lagi."Semua keluarganya meninggal, dan mertuanya tidak mau menampung Ayrani. Aku tidak tega melihatnya dengan keadaan seperti itu, Kay. Dia akan tinggal di ndalem seperti sebelum menikah dulu."Hening! Kayshilla masih tidak bergeming."Ini bukan keputusan sepihak, Kay. Saat mengurus jenazah Paman Zaki dan Bibi Izza, aku dan Abah yang membuat keputusan ini."Kayshilla membalikkan tubuhnya. "Abah ikut dalam keputusan ini?" tanyanya.Aaraf mengangguk dengan tatapan serius."Aku kira ... kamu akan menikahi Ayrani," ucap Kayshilla lirih."Aku nggak pernah berpikiran seperti itu, Kay. Aku dan Abah hanya kasihan, dia nggak punya siapa-siapa di sini."Kayshilla tampak menimbang-nimbang, sebenarnya ada rasa iba pada Ayrani. Namun, ia khawatir suaminya semakin sulit melupakan wanita itu. "Kalau kamu berpikir aku akan melanggar janjiku, aku akan bicara agar Abah menempatkannya di s

  • Merebut Hati Suamiku   Kaindra Yusuf Mahesa

    Ayrani langsung dilarikan ke rumah sakit malam ini juga, ia didampingi semua keluarga Abah yang mencemaskannya. Tampak dari air mata semua orang yang tidak mau berhenti mengalir sedari tadi.Wanita itu langsung dibawa menuju ruang operasi dikarenakan kondisinya yang sudah memperihatinkan. Satu jam berselang, seorang Dokter perempuan paruh baya keluar dan langsung membuka masker menampakkan wajah berwibawanya."Dokter!" Umik langsung bangkit dan menghampiri sang Dokter. "Bagaimana kondisi putri dan cucu kami, Dok?" tanyanya lagi dengan suara parau."Syukurlah bayinya selamat, Bu. Jenis kelaminnya laki-laki, lahir lengkap tanpa kurang satupun, dan pastinya sangat tampan. Namun, dikarenakan kondisinya yang prematur, jadi beratnya hanya dua kilogram, dan kami akan membawanya ke ruang NICU setelah ini agar mendapat perawatan sampai pulih," jelas Dokter panjang lebar yang langsung disahuti ucapan syukur dari semua orang."Lalu, bagaimana kondisi Ibunya, Dok?"Senyuman yang sedari tadi mengh

Bab terbaru

  • Merebut Hati Suamiku   SEASON 2 || Ending

    Semua orang mengucap syukur dokter menyatakan kondisi Shaynala sudah baik-baik saja, meskipun wanita itu tetap harus rawat inap sampai kondisinya benar-benar stabil.Arsen terus menggenggam tangan sang istri, bibirnya terus meminta maaf atas kesalahannya yang telah membuat Shaynala seperti ini."Tidak apa-apa, Mas. Saat itu aku juga sedang kalut, jadi tidak berpikir dulu kalau mau bertindak," ujar Shaynala dengan suara lirih."Aku akan menebus semua kesalahanku, Dek. Dengan apapun caranya, aku akan membuatmu bahagia."Shaynala mengangguk, entah sudah yang ke berapa kalinya Arsen mengatakan hal seperti itu.Ia melihat penyesalan besar di mata suaminya, bahkan kedua mata elang itu masih memerah karena terlalu banyak menangis."Sekarang kamu harus fokus untuk kesembuhanmu, Dek. Nanti kita akan memulainya dari awal, aku berjanji akan selalu jujur dan terbuka dan berusaha hal seperti ini tidak akan terulang lagi," jelas Arsen yang membuat Shaynala langsung mengangguk."Mama sudah dibunuh D

  • Merebut Hati Suamiku   BAB 199

    Tujuh hari berlalu dan Aaraf baru kembali ke rumah sakit untuk melihat putrinya. Selama tujuh hari sebelumnya, ia menyiapkan acara doa untuk kematian Kaindra. Namun, setiap hari pria paruh baya itu tetap berinteraksi melalui video call agar tahu kondisi putrinya.Namun, baru saja menginjakkan kakinya di depan ruang rawat Shaynala, Aaraf dikejutkan dengan tangis semua orang yang ada di sana."Ada apa ini?" Aaraf langsung memeluk tubuh Kayshilla. "Ada apa, Kay? Kenapa semuanya menangisi?""Dokter tadi mengatakan tubuh Shaynala menunjukkan reaksi yang menolak jantung barunya, Bi. Shaynala kejang-kejang, Ummi takut melihatnya. Ummi takut ..," jelas Kayshilla yang sontak membuat Aaraf melongo."Bukankah kata dokter, sejak kemarin aman?" tanya Aaraf dengan suara lirih."Iya. Tapi pagi tadi saat Ummi mau menyeka tubuhnya, Shaynala kejang-kejang." Kayshilla menangis tertuju pilu di dalam pelukan Aaraf, hal itu tak ayal juga membuat Aaraf turut menitikkan air mata.Sementara Arsen terus berdir

  • Merebut Hati Suamiku   SEASON 2 || Mendapatkan Donor Jantung

    Kondisi Kaindra semakin memburuk, bahkan pria itu sempat kejang-kejang. Kayshilla baru saja tiba bersama keluarga Danang, wanita paruh baya itu sampai pingsan beberapa kali memikirkan kondisi Shyanala dan Kaindra."Ndra, kamu dengar Abi?" bisik Aaraf, saat ini ia berada di dalam ruangan Kaindra karena dokter menyuruhnya masuk beberapa saat lalu.Kaindra terus memanggil-manggil Abinya, matanya terbelalak ke atas dengan napas yang seperti orang tengah mengorok."Laa ilaha illallah," bisik Aaraf tepat di telinga Kaindra.Pria itu mengikuti dengan napas tersengal, bibirnya bergerak hebat dengan keringat basah yang mulai membasahi pelipis.Aaraf menggenggam punggung tangan Kaindra, sebelah tangannya lagi mengelus lembut kening yang terasa panas. Sambil bibirnya terus membisikkan kalimat tauhid."Syahadat, Ndra. Di dalam hati tidak apa-apa," bisik Aaraf yang langsung diangguki oleh Kaindra.Kaindra tampak mengambil napas dalam, terdengar serak dan seperti sangat kesakitan.Aaraf menguatkan

  • Merebut Hati Suamiku   SEASON 2 || Wasiat Terakhir Kaindra

    Aaraf tidak kuasa menahan beban tubuhnya saat mendengar penjelasan panjang tentang kejadian yang menimpa putrinya tadi, kedua matanya semakin deras mengalirkan cairan bening, dengan seluruh hatinya yang hancur berkeping-keping.Bibirnya terus memanggil-manggil nama Shaynala, membuat siapapun tidak tega melihatnya."Kenapa putriku harus mengalami seperti ini?" gumam Aaraf. "Dia tidak salah apa-apa, dia tidak tahu apa-apa. Tapi malah menjadi korban."Arsen menundukkan tubuh yang masih bersimpuh di bawah Aaraf, ia seperti tidak punya keberanian untuk mengangkat kepala.Hanya kata maaf yang keluar dari bibirnya, meskipun tidak mendapat sahutan dari Aaraf."Shaynala ..," bisik Aaraf.Pria paruh baya itu memejamkan kedua kelopak mata, detik berikutnya ia membuka lagi mata yang terpejam dan menatap ke arah Arsen."Bangunlah, Nak. Ini bukan salahmu, Abi paham kamu dijebak," ucap Aaraf sambil membantu menantunya untuk berdiri.Arsen semakin tergugu saat Aaraf dengan enteng merangkul tubuhnya, p

  • Merebut Hati Suamiku   BAB 196

    PLAKK!Wajah Arsen terhantam ke samping saat Rafael menamparnya dengan kencang, tanpa rasa iba Rafael mengangkat kasar dagu putranya dan kembali melayangkan bogeman mentah hingga membuat darah segar mengucur deras dari hidung."Papa kecewa sama kamu!" desis Rafael.Beberapa saat lalu Rafael memang mencari Arsen karena Adele yang mengatakan bahwa Kayshilla mencari putrinya. Kata Kayshilla, Shyanala pergi tidak lama setelah Arsen meninggalkan rumah dan sampai malam belum ada kabar.Tanpa pikir panjang Rafael langsung melacak keberadaan Arsen dan menyusul ke rumah yang digunakan sebagai tempat pertemuan Arsen dengan Kinara. Beruntung Rafael masih sempat bertemu Diego di gang masuk rumah itu, sehingga pria paruh baya itu langsung menyetop mobil Diego dan menginterogasinya."Apa yang akan kamu jelaskan pada mertuamu sekarang, hah?! Bagaimana bisa kamu tidak sadar kalau istrimu sedang mengikuti? Sekarang... papa tidak bisa lagi melindungi kamu, Sen," ucap Rafael.Arsen tidak menyahut, waja

  • Merebut Hati Suamiku   SEASON 2 || Tertembak

    Hujan turun tanpa diduga, Shaynala tetap nekat menerobos hujan tanpa peduli bajunya basah."Dek!" Arsen tiba-tiba memeluk tubuhnya dari belakang, membuatnya sontak berteriak."Aaargh ... lepaskan aku, Mas! Jangan sentuh!" Shaynala berusaha melepaskan tubuhnya, tetapi pelukan Arsen sangat erat.Wanita itu meneteskan air mata, bersatu dengan lebatnya air hujan yang rasa dinginnya semakin menusuk kulit. Udara malam menjadi saksi betapa panasnya hati pasangan tersebut, kedua insan itu sama-sama terluka dengan keadaan yang terus memicu masalah."Lepaskan aku, Mas, lepaskan aku ...," bisik Shaynala di sela-sela isak tangisnya. "Aku nggak bisa seperti ini terus, aku terluka saat tahu kamu akan punya anak dari perempuan lain. Mamamu juga meminta kita bercerai, Mas."Arsen tersentak dan tanpa sadar pelukannya sedikit melonggar, membuat Shaynala dengan mudah melepaskan diri.Shaynala berjalan cepat, tanpa peduli tanah basah yang mengotori sepatunya."Aku mencintaimu, Dek! Aku tidak akan mencerai

  • Merebut Hati Suamiku   SEASON 2 || Kekecewaan Shaynala

    David berlari menuju ruang UGD, ia segera menemui Dokter yang ada di sana dan menanyakan bagaimanakah kondisi Kaindra."Benturan yang dialami pasien menyebabkan adanya pendarahan serius di dalam otak, Pak. Pasien juga mengalami patah tulang di beberapa bagian, dan terdapat banyak luka lecet. Kami baru saja memberikan transfusi darah karena pasien kehilangan banyak darah saat dibawa ke sini," jelas dokter.David mengangguk dengan lesu, ia duduk di sana dengan tatapan kosong yang terarah ke depan.Ia sudah menganggap Kaindra seperti seorang kakak, Kaindra sering membantunya bahkan memberikan banyak bonus di luar bonus perusahaan.Mendengar kondisi orang yang ia sayangi yang sedang kritis di dalam sana, membuat David merasa tidak berdaya. Meskipun ia terkenal tegas, tetapi ketika menyangkut keselamatan Kaindra, ia juga bisa menjadi rapuh."Mungkin nanti akan ada operasi kecil, Pak. Mohon Bapak menghubungi anggota keluarga lain untuk mengurus persetujuan operasi tersebut," kata Dokter.Se

  • Merebut Hati Suamiku   SEASON 2 || Kecelakaan

    Mobil milik Arsen baru saja berhenti di halaman luas Pesantren Al-Mubarok. Sesuai janjinya, dua minggu sekali ia akan datang ke sini untuk mengunjungi istrinya.Ia langsung duduk di sofa ruang tamu, menemani Abi mertuanya yang duduk sendirian di sana. Pria paruh baya itu terlihat tidak bersemangat, padahal Arsen tahu perusahaannya sudah berjalan stabil."Abi kemarin bertemu dengan Kaindra, Sen. Abi tidak bisa tenang," ucap Aaraf dengan suara lirih.Hening! Arsen tidak menyahut."Kaindra sibuk terus dan belum bisa ditemui, malah hari ini rencananya dia pergi ke luar kota lagi untuk pertemuan bisnis." Pria paruh baya itu menghela napas kasar. "Abi juga tidak enak mengganggu waktunya. Segan, Sen. Abi 'kan pernah mengecewakan dia," lanjutnya."Satu bulan lagi hari pernikahannya, pasti Kaindra akan mengundang Abi. Mungkin itu bisa jadi waktu yang tepat untuk Abi berbincang dengan Kaindra," sahut Arsen.Aaraf tampak berpikir. "Apakah Kaindra akan mengundang Abi? Sedangkan kemarin Abi bilang

  • Merebut Hati Suamiku   BAB 192

    "Kita akan menginap di sini, Tante?" tanya Larissa."Iya, rumahnya Arsen juga tidak jauh dari hotel ini. Jadi cocok sekali kalau kita menginap di sini untuk sementara waktu," sahut Kinara.Larissa mengangguk setuju. Di usia kandungannya yang sudah memasuki sembilan bulan, Larissa tidak bisa banyak protes dan hanya bisa menurut saja. Yang terpenting nanti kebutuhannya dan anaknya terjamin."Wanita itu masih di luar kota, Tante?"Kinara menoleh ke arah Larissa dengan kening mengernyit. "Maksud kamu Shaynala?""Iya, Tante. Dia," sahut Larissa yang sontak membuat Kinara tergelak."Sampai sebegitunya kamu nggak mau menyebut namanya, La." Kinara menjeda ucapannya barang sejenak. "Iya, dia masih di luar kota. Dan ini menjadi kesepakatan bagus untuk kita mengawasi Arsen."Wanita paruh baya itu memang menempatkan beberapa anak buah di sekitar kediaman Arsen untuk mengawasi Arsen dan mendapatkan banyak informasi."Tapi kalau kita langsung muncul, apa Arsen tidak akan marah? Dia 'kan membenciku,"

DMCA.com Protection Status