“Terima kasih Bu, atas semua menu makanan yang ibu sediakan,” ucap Hazna, sambil mengusap mulutnya dengan tisu, lalu meneguk air mineral dalm gelas panjang.“Bagaimana pekerjaanmu di hotel?” tanya Ratna seraya mengambil buah apel lalu memotongnya dan menaruhnya di dalam piring.“Aku baru belajar sedikit dan untunglah beberapa staff hotel membantu Hazna, oh ya Bu, tadi Mas Abim minta tanda tangan Hazna untuk pencairan uang di bank,” ucap Hazna datar.“Berapa yang uang di cairkan Abim?” tanya Ratna, menghentikan aktivitasnya, dan menatap Hazna.“1 Miliyar Bu,” balas Hazna ragu, ia takut ibu mertuanya murka pada suaminya.Ratna sedikit terkejut, kemudian kembali bersikap tenang.”Untuk apa Haz, uang sebanyak itu?” Ratna bertanya dengan menatap serius ke arah Hazna.“Dari berkas yang Hazna baca, untuk biaya operasional hotel,” balas Hazna.“Ohh ya sudah, kamu jangan terlalu banyak pikiran Haz, buat santai saja dalam bekerja,” sahut Ratna, tak ingin Hazna terlalu berat memikirkan mas
Ratna meraih sebuah bingkai foto, di tatapnya nanar foto gambar dirinya yang bersanding dengan seorang pria yang tampan, ketampanan menurun pada Abimanyu, hampir semua bentuk wajah dan fisik yang di miliki Raharja, menurun pada Abimanyu. Selain menuruni bentuk fisik dan wajah, tangan dingin dari Abimanyu mengembangkan usaha Hotel dan resort juga tak kalah handal dari Raharja. Dengan kegigihan Abimanyu, ia berhasil membangun 10 kafe yang tersebar di kota Jakarta, dan 10 resort di tempat wisata di kota Bandung juga berhasil di kelola dengan baik.Ratna mendesah pelan, perlahan bingkai foto di letakan di atas nakas samping tempat tidur. Ingatan Ratna kembali pada awal pertemuannya dengan Hazna, gadis cantik sholehan dan berhijab, yang langsung membuat dirinya ingin menjadikan menantunya.FlasbackWaktu itu Ratna berniat mengambil uang di ATM di dalam mall “Tunggu dulu ya Pak Wawan,” pinta Bu Ratna pada Wawan.“Baik, Nyonya.”Bu Ratna melangkah pelan masuk ke mall, mencari ATM, untuk
Mentari bersinar begitu cerah, hingga sinarnya memasuki kamar, jendela yang sudah terbuka lebar, dengan udara segar masuk ke dalam kamar. Hazna mengukir senyum sambil menatap wajahnya di cermin, kebahagian ia rasakan di puncak asmara sekarang, pelan tapi pasti, ia merasakan cinta mulai tumbuh pada hati suaminya yang dingin itu terbukti, semalam suaminya telah meminta jatah batin padanya.Dengan lembut ia menyisir rambutnya yang basah. Tak lama kemudian Abimanyu keluar dari kamar mandi dengan rambut yang basah, ia berjalan di balkon kamar sambil mengeringkan rambutnya. Ketukan pintu menghentikan aktivitas mereka.Tok!..tok!..“Bolehkah Ibu masuk,” suara Ratna meminta izin, untuk membuka pintu.“Silahkan Bu,” sahut Hazna.Tangan Ratna membuka pintu, terlihat Hazna menyambutnya dengan senyum hangat, ada raut kebahagian di wajah cantik alaminya tanpa make up. Lalu mata Ratna beralih menatap Abimanyu, yang masih sibuk mengeringkan rambutnya dengan handuk.“Ada perlu apa Bu?” tanya Abimanyu
“Nikmati Angela, selagi kamu bisa mengendalikan putraku, tapi aku yakin, Abimanyu tidak sebodoh yang kamu kira, suatu saat ia akan mengenali, mana sebuah batu dan mana sebuah permata yang patut ia pertahankan,” tukas Ratna dengan geram.Angela tidak bergeming, tapi hatinya terasa sesak mendengar pernyataan dari wanita yang sangat membencinya. Angela menahan Amarahnya, telapak tangannya sudah mengepal, ingin rasanya ia mendaratkan pukulan itu di wajah Abimanyu, bagaimana bisa ia meminta jatah pada Hazna, sedangkan semalam ia menawarkan dirinya, Abimanyu menolaknya. Angela sibuk dengan pikiranya sendiri.Sementara Ratna dengan hati mendidih, ia keluar dari vila, menuju mobil avansa yang menunggunya di luar pagar. Entah kenapa luka hati yang telah hilang beberapa puluh tahun yang lalu, kini terasa tersiram air panas dan kembali menganga menambah perih. Ratna tahu bagaimana berada di posisi Hazna, ia pernah merasakan luka yang sama.Sebagai seorang istri yang pernah di khianati suaminya,
Ratna berdecak kesal, dan membuang muka, kemudian kembali menatap Bagaskara dengan tatapan sinis.”Sejak kapan anak haram mendapat warisan yang sama besarnya dengan anak sah,” ucap Ratna dengan nada penuh kebencian.“Anak haram, ibuku menikah secara sah menurut agama, sebelum aku lahir, jadi aku bukan anak haram, dan jangan berbicara buruk tentang Ibu Ratih, ibuku wanita baik-baik,” tukas Bagaskara.“Cihh... wanita baik tidak akan menggoda suami orang!” bentak Ratna geram.Bagaskara mengangkat telapak tangannya, hampir menampar Ratna, tapi Abimanyu dengan sigap menghalaunya.“Bagaskara, hentikan! Kamu harus menghormati orang yang lebih tua, walaupun yang di katakan Ibuku menyakitimu. Kita akan berbicara masalah hakmu, dengan pengacara, kita akan penuhi amanah ayah Raharja,” sela Abimanyu.“Syukurlah, Kak Abimanyu sangat bijaksana. Aku setuju kita akan bicarakan masalah ini di hadapan pengacara. Dan aku akan datang besok pagi, saat ini aku akan jalan-jalan melihat Raharja Hotel,” balas
Tiba-tiba lampu utama menyala, Hazna terkejut, dilihatnya Abimanyu berdiri di depan ruang kerja dengan tatapan tajam, sementara pria di hadapannya menatap Hazna dengan pandangan terpesona bak melihat bidadari cantik yang turun dari langit. Hazna yang waktu itu mengenakan sleep dres berbahan sutra dengan lengan pendek, dan sebatas lutut hingga membuat tubuh yang selalu di tutupi dengan khimar dan hijab kini harus di lihat oleh pria yang bukan mukrimnya. Dengan menahan malu, Hazna berbalik dari pandangan Bagaskara dan dengan langkah cepat menuju kamarnya.“Siapa wanita cantik itu,” desis Bagaskara, dengan pandangan menatap tubuh Hazna, dengan tatapan liar nakal.“Dia istriku, jaga pandanganmu,” gertak Abimanyu sinis.“Kapan Kak Abim menikah, kenapa tidak ada kabar, pengusaha dan CEO yang pernah masuk dalam majalah bisnis menikah diam-diam, tanpa ada media dan undangan, ini terasa aneh bukan?” cerca Bagaskara menatap datar dan tersenyum kecil.“Itu bukan urusanmu Bagas, dan ada perlu
“Oh jadi ayah Raharja punya istri dua,” gumam Hazna, setengah tidak percaya dengan ucapan suaminya.“Aku tidak suka, dengan cara dia menatapmu Haz, apalagi semalam kamu memeluknya,” ujar Abimanyu dengan nada kesal, terlihat api cemburu membakar jiwanya.Hazna terkejut dengan ucapan Abimanyu.“Jadi Mas Abim melihatnya,” ucap Hazna lirih, seraya menunduk malu.“Tentu aku melihatnya, kamu memeluk erat Bagaskara, sambil menyebut namaku,” sahut Abimanyu.“Maaf, aku mengira itu Mas Abim, karena Mas Abim juga tidak ada di dalam kamar ‘kan? Dan aku tidak tahu kalau kita kedatangan tamu.”“Aku ada di ruang kerja. Lain kali berhati-hati, jangan keluar kamar tanpa hijabmu,” pinta Abimanyu.Hazna diam-diam tersenyum, ia sanagt bahagia, suaminya berucap seperti itu, yang menandakan ada kecemburuan dalam hatinya.“Mas Abim, cemburu?”Abimanyu terdiam sejenak, tapi ekor matanya ke arah Hazna, yang sedang tersenyum.”Cemburu, jangan GR kamu Haz,” ucap Abimanyu sambil fokus menyetir.“Iya, kamu cemb
Mengetahui istrinya pingsan dalam dekapan Bagaskara, Abimanyu murka, secepat kilat ia meraih tubuh Hazna dari dekapan Bagaskara.“Jangan kurang ajar kamu!” bentak Abimanyu.“Seharusnya kamu berterima kasih padaku, jika aku tidak menangkap tubuhnya mungkin kepalanya sudah terbentur lantai,” balas Bagaskara.Abimanyu menatap tajam ke arah Bagaskara, tapi ia berpikir, yang di katakan Bagaskara benar, jika Hazna jatuh ke lantai bisa berakibat fatal, apalagi Hazna sedang hamil.Abimanyu segera membopong tubuh Hazna dan membawanya ke kamar pribadinya. Segera dibaringkan tubuh Hazna, Abimanyu membuka hijab Hazna dan mengusap keringat dingin yang membasahi wajahnya, dengan tissu.Lalu dilongarkannya sabuk kecil yang berada di pinggang Hazna, dan membuka kancing bajunya.Abimanyu mengoleskan minyak kayu putih di hidung Hazna supaya istrinya itu cepat sadar. Beberapa menit kemudian Hazna membuka matanya, ia tampak terkejut ketika sudah berada di dalam kamar dan di depanya ada suaminya.Seketi
Seketika wajah Bagaskara berubah pucat, kedok kebusukannya sudah terbongkar, tapi ia mencoba bersikap tenang.“Untuk menuntut seseorang, harus ada bukti, Abim.”“Bukti? Tenang saja, aku sudah mempersiapkan buktinya, Santi dengan jelas menceritakan jika kamu yang membawa Hazna pasca kecelakaan, dan kesaksian Pak Dito, jika ia diberi obat tidur oleh Santi hingga menyebabkan kecelakaan, kalian akan cukup lama di penjara!” gertak Abimanyu lalu menutup ponselnya.Bagaskara terlihat panik, ia berusaha menghubungi Santi beberapa hari yang lalu tapi tidak bisa, tidak lama kemudian masuk chat video. Dengan cepat Bagas membukanya, dan video tentang pengakuan Santi yang melibatkan Bagaskara .Kini Bagaskara sadar, jika nasibnya berada di tangan Abimanyu, dan mungkin kali ini Abimanyu tidak akan memaafkannya.Satu minggu telah berlalu, Hazna sudah diperbolehkan pulang, dan saat ini ia sudah berada di kamarnya bersama Abimanyu.“Hemmm aku merindukan kamar ini,” ucap Hazna, lalu menatap dirinya
Abimanyu membaringkan tubuh Hazna ke atas pembaringan, melucuti sleep dres yang masih menempel, kini hanya terlihat tubuh polos yang sangat dirindukannya, tiga bulan sudah ia menahannya dan saat ini, Abimanyu ingin meluapkan hasratnya, desahan nama Hazna selalu di sebutnya dalam puncak kenikmatan, demikian juga Hazna, wanita itupun merasakan hal sama sebuah kenikmatan bercinta ia rasakan.Hujan rintik diluar sana, menjadi saksi permainan panas keduanya di atas ranjang, hingga kedua tubuh itu terkulai di atas ranjang dangan saling berpelukan.Hazna membuka matanya, tubuh polosnya masih berada dipelukan Abimanyu, ia manatap wajah pria yang berada beberapa centi itu, dalam hatinya ia meragu. jika pria yang memperlakukannya penuh dengan cinta adalah target balas dendamnya.Perlahan di uraikannya pelukan Abimanyu, lelaki itu masih tertidur pulas, Hazna turun perlahan dari tempat tidur, meraih bajunya dan beregas membersihkan diri, jam di dinding menunjukkan pukul tiga dini hari, sebuah cha
Hari menjelang sore, ketika Hazna terbangun, ia sedikit terkejut karena ia sudah berada di atas tempat tidur. Rasanya nyaman sekali tidurnya, tidak ada yang perlu ditakutkan berada di dekat Abimanyu.Kini pikiran Hazna bercabang, dalam hatinya ia bertanya-tanya apakah mungkin Abimanyu Raharja yang berstatus suaminya yang menyebabkan kecelakaan dirinya.Suara ketukan pintu depan membuyarkan lamunannya, jam dinding menunjukkan pukul 4 sore. Bergegas kaki Hazna menginjak lantai dan berjalan untuk membuka pintu.Ceklek!...”Pak Abimanyu,” sapa Hazna.“Sudah puas tidurnya, dari siang hingga sore, kalau sudah, aku ada tugas untukmu.”“Tugas di hari libur?” Hazna memicingkan matanya.“Ya, ada tugas untukmu, ayolah ikut denganku.” Abimanyu langsung menarik tangan Hazna, tidak memberi kesempatan untuk Hazna menolak perintahnya.Abimanyu terus mengandeng paksa Hazna, hingga sampai di area loundry.“Hari ini, Ibu, Leon dan Bi Eni sedang liburan di puncak, aku ingin kamu mencuci bajuku.”“Ahhh a
“Bu dia bukan Hazna,” ucap Derma pelan.“Pak, apa kamu tidak mengenalinya, walau rambutnya berubah cokelat tembaga, dan manik matanya cokelat, tapi aku bisa mengenali putriku,” balas Mega.“Jika dia Hazna, dia tidak akan melepas hijabnya.”Mega menatap nanar wanita di depannya, yang mengenakan dres tanpa lengan, Hazna tidak pernah memakai baju kurang bahan seperti itu meskipun di dalam rumah.“Kamu bukan Hazna...” gumam Mega.“Aku memang bukan Hazna, aku Nayla partner kerja Pak Abimanyu.”“Ayo Bu, kita keluar dari sini,” ajak Derma menarik tangan istrinya.Mega sangat kecewa, dan semakin sedih, dengan langkah gontai keduanya menuju rumah utama.“Bu Mega, Pak Derma, silahkan masuk,” titah Ratna begitu melihat besannya sudah di ambang pintu.Ratna meraih Leon dan berganti mengendongnya.”Eyang sudah kangen sama Leon,” ucapnya seraya mengcup kening bocah satu tahun yang mesih terlelep tidur.“Mengapa ada wanita yang mirip Hazna di sini?” tanya Mega, dengan titik embun di sudut netranya.
Abimanyu kembali ke mobilnya, untuk sesaat dia berpikir tentang pernyataan Dito, bahwa dirinya merasa diberi obat tidur oleh seseorang. Lalu Abimanyu terpikir untuk mendatangi Resort miliknya, di mana Dela dan Anjar melakukan pernikahan. Resort yang dimiliki Abimanyu terbilang ketat pengamanan, kenapa ada seseorang penyusup yang masuk tanpa kartu undangan pernikahan batin Abimanyu sangat kesal.Dengan geram ia menuju resort miliknya, hanya butuh 30 menit Abimanyu telah sampai, seorang security menyambutnya.“Selamat datang pak Abimanyu,”“Pak aku ingin bertemu dengan kepala maintenance sekarang,”“Baik Pak .”“Oh ya siapa security yang berjaga saat malam resepsi pernikahan Dela dan Dokter Anjar di sini, dan disaat Bu Hazna kecelakaan, aku juga ingin bertemu dengannya!”“Kebetulan malam itu, saya Pak yang berjaga,”“Baiklah kita bicara di ruang maintenance.”Tidak lama kemudian, seorang pria yang merupakan staff bagian keamanan dan security sudah berada di ruang maintenance bersama Abi
Kembali ke rumah Abimanyu Raharja, lelaki itu sudah terlihat rapi dengan mengenakan kemeja berwarna biru tua, ia melangah menuju meja makan di sana Ratna sudah menunggunya.“Bu, kemana Leon, semalam kau kemarnya tapi tidak ada dan pagi ini juga aku belum melihatnya?”“Kemarin siang, Pak Derma dan Bu Mega menjemputnya mereka kangen dengan cucunya, mungkin Leon akan satu minggu di sana.”“Kasihan Pak Derma dan Bu Mega, pasti mereka sangat merindukan Hazna, aku harap Hazna kembali dalam keadaan baik-baik saja.”“Abim, jangan berharap sesuatu yang tidak mungkin, ini sudah satu bulan lebih, Hazna belum ada kabar.”“Pak Dito sudah sadar dari koma kemarin, dan menurut keterangannya Hazna waktu itu berhasil keluar dari mobil, bahkan dia ingin membantu mengeluarkan Pak Dito dari dalam mobil, tapi karena kaki Pak Dito terjepit, Hazna kesulitan, lalu ia pergi mencari pertolongan, dan setelah itu Pak Dito tidak sadarkan diri,” jelas Abimanyu.“Benarkah, tapi jika Hazna selamat, kemana dia, apa
Abimanyu mulai mencurigai, jika Nayla adalah Hazna, tapi sebagian hatinya juga mengatakan tidak. Hazna adalah wanita sholehah, ia tidak akan berpenampilan seperti itu, lagi pula buat apa dia melakukannya, hubunganku dengan Hazna sudah baik-baik saja, pikir Abimanyu cukup membuat kepalanya hampir meledak, jika memikirkan kesamaan Nayla dan Hazna.“Pak Abimanyu...Pak..” sapa Hazna ketika melihat Abimanyu melamun.“Oh Maaf, aku sudah kenyang, kita pergi sekarang.” Abimanyu bangkit dari duduknya setelah mengusap mulutnya dengan tissu.Hazna mengikutinya. ”Pak kita ke hotel dulu, barang-barangku masih ada di sana.”“Oke , kita ke hotel dulu.”Abimanyu dan Hazna meninggalkan kafe dan menuju Hotel Raharja. Sesampainya di Hotel Raharja, Hazna langsung menuju kamarnya, mulai mengemasi semua berang-barangnya dalam sebuah travel bag, sesudah itu dengan langkah pelan ia meninggalkan kamar menyusuri lorong hotel, tiba-tiba ia menghentikan langkahnya, ketika ia mendengar perbincangan dua room serv
“Auww,” teriak Hazna kesakitan ketika rambutnya di cengkram kuat oleh Angela.“Angela, lepaskan!” bentak Abimanyu dengan menarik tangan Angela supaya melepaskan tangannya dari rambut Hazna.Angela melepaskan tangannya, tapi matanya masih menatap lekat wanita di depannya.“Kamu siapa? Tidak mungkin Hazna, dia sudah tiada.” gumam Angela.“Dia Nayla, partner kerjaku, awas jika kamu lancang dengannya lagi!” Abimanyu mengertak Angela.Angela masih tertegun, menatap Hazna dari atas ke bawah, ”Nayla, ya kamu bukan Hazna. Hazna selalu menjaga tubuhnya dengan berbalut khimar dan hijab, sedangkan dirimu seperti jalang..”Plak!...tamparan keras mendarat pipi mulus Angela.”“Jaga bicaramu!” bentak Hazna.Seorang security datang.“Pak! Bawa Angela keluar dari sini!” perintah Abimanyu geram.“Abim...jadi kamu sekarang lebih tertarik dengan wanita yang mirip Hazna dari pada diriku!” pekik Angela mengila ia berontak ketika tanganyna diseret security dengan kasar. Abimanyu mendesah kesal lalu kembali
Hazna, tampak berpikir sejenak, ia tidak mau memutuskan apapun tanpa sepengetahuan Bagas. ”Aku akan pikrkan dulu.”Tidak tersasa mereka sampai di kawasan perkantoran, di sana terdapat berjajar deretan kafe, toko dan butik, salah satunya kafe dan restoran Bintang Raharja milik Abimanyu. Abimanyu dan Hazna turun dari mobil.“Nay, aku akan perkenalkan dengan beberapa staff dan karyawan kafe, ikutlah denganku.” ajak Abimanyu.Hazna mengikuti langkah Abimanyu. Hazna menatap dekorasi interior kafe yang bernuansa alam, banyak sekali tanaman hias di dalam ruangan.“Bagus sekali desainnya, terasa ada ditengah alam yang sejuk, gemercik air kolam dengan tanaman hijau yang mengelilinginya membuat pengunjung akan betah disini.”“Desain interior ini, adalah usul dari Hazna, ia menyukai hal-hal yang sederhana, tapi terlihat nyaman,” sahut Abimanyu.Hazna tertegun, ketika melihat Abimanyu berucap, seakan dari nada bicaranya ia sangat mengagumi sosok Hazna. Tapi sekali lagi sikap Abimanyu di anggap