Share

Bab 375

Author: Arizah Karimah
Yoana merasakan sakit yang luar biasa. Dia tidak pernah membayangkan bahwa suatu hari Jeremy benar-benar akan memperlakukannya seperti ini demi Eleanor.

Saat Jeremy menembak 3 kali, Andy yang berdiri di samping hanya bisa menyaksikan dengan ngeri. Akhirnya, dia maju dan mengingatkan, "Bos, kalau terus menembaknya, dia akan mati. Takutnya, pihak Keluarga Pratama nggak akan tinggal diam."

Bagaimanapun, Yoana adalah Nona Besar Keluarga Pratama. Jika dia mati seperti ini, mereka pasti tidak akan membiarkannya begitu saja.

Jeremy melirik Yoana yang tergeletak di lantai seperti seonggok daging tak bernyawa, matanya dipenuhi dengan kebencian yang dalam. Dia melemparkan pistol di tangan ke Andy, lalu mengambil saputangan yang diberikan Andy. Sambil mengelap tangan, dia berucap dengan suara dingin, "Kematian terlalu mudah baginya."

Kematian sering kali merupakan bentuk pembebasan terbaik. Saat ini, Yoana bahkan tidak pantas untuk mati.

"Panggil dokter untuk mengobatinya. Nggak perlu menggunakan
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (5)
goodnovel comment avatar
Sinta Sinta
Eleanor jangan meningal aduh gimana masa Charly ga nemuin
goodnovel comment avatar
Rini Rainy
sepertinya ada masalah baru, siapa perempuan di tepi lautan yg di dekat Eleanor ya?
goodnovel comment avatar
Izaz Tismaini
kok Charly ngk bantu eleAnor
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 376

    Dia benar-benar bodoh. Dulu dia hanya berpikir bahwa Eleanor membenci Yoana yang selalu berada di sisinya, jadi timbul niat jahat untuk menyingkirkan Yoana dan anak itu.Namun dia lupa, saat itu Eleanor sendiri sudah hamil 8 bulan dan hampir melahirkan. Dari mana wanita itu punya waktu atau niat untuk mencelakai seorang anak yang bahkan tidak ada hubungannya dengannya?Jeremy terlalu terpaku pada kebenaran yang terlihat di matanya, sampai-sampai dia lupa bahwa Eleanor telah bersamanya selama dua tahun tanpa pernah berebut apa pun, mencari masalah, ataupun menyakiti orang. Dengan kepribadiannya yang lembut, bagaimana mungkin dia bisa mencelakai seseorang?Jeremy tersenyum sinis, mengejek kebodohannya sendiri di masa lalu. Di antara orang luar dan istrinya, dia tidak pernah memilih untuk percaya pada istri sendiri."Ya, aku juga nggak tahu kenapa dia ingin mencelakaiku .... Tapi orang yang mencelakaiku memang dia .... Bukankah kamu sudah menyelidikinya? Kebenaran ada di depan mata. Pembu

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 377

    Bella melirik Alicia dan Patrick, lalu menghapus air mata di sudut matanya. "Bawa anak-anak ke atas dulu."Setelah Harry dan Daniel naik ke lantai atas, ekspresi Bella langsung berubah dingin. Dia menepis tangan Alicia yang menariknya dengan dingin.Sebelumnya saat belum tahu bahwa kedua anak itu adalah keturunan Keluarga Adrian, dia sudah merasa tindakan Yoana terlalu kejam.Sekarang setelah mengetahui bahwa mereka adalah cucunya sendiri, kebenciannya terhadap Yoana semakin dalam.Wanita itu hampir saja membunuh cucunya! Dasar perempuan jahat itu! Yoana benar-benar tidak layak untuk hidup.Kali ini, demi menyingkirkan Eleanor, dia bahkan tidak ragu menyeret Jeremy ke dalam bahaya."Keluar!" Bella menunjuk ke arah pintu dan berteriak marah, "Putrimu hampir membunuh cucuku dan sekarang nyaris mencelakai anakku. Berani-beraninya kamu datang menemuiku dan menyebut namanya?""Alicia, kalau kamu nggak bisa mendidik anakmu dengan baik, pasti ada orang lain yang akan melakukannya untukmu.""B

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 378

    Saat mendengar tentang kedua anak itu, akhirnya ada sedikit emosi di mata Jeremy.Melihat itu, Andy segera melanjutkan, "Para pelayan bilang kondisi mereka kurang baik. Tuan Daniel memang pendiam, tapi sekarang Tuan Harry juga jarang bicara. Pak Simon jatuh sakit, sedangkan Bu Bella menangis setiap hari. Bos, sebaiknya kamu di rumah malam ini."Ada sedikit perubahan di mata Jeremy. Dia sebenarnya lebih memahami situasi ini daripada siapa pun. Jika selama tiga hari ini dia tidak menemukan Eleanor, hanya ada dua kemungkinan. Eleanor mungkin diselamatkan oleh seseorang, atau kemungkinan terburuk telah terjadi ....Jeremy mengusap pelipisnya dan berkata, "Suruh orang-orang di laut mencari di sekitar. Periksa rumah-rumah di tepi pantai, kapal yang berlayar dalam beberapa hari terakhir, serta semua rumah sakit, klinik, dan apotek di sekitar.""Baik, aku akan segera mengaturnya."....Larut malam di ruang tamu, satu orang dewasa dan dua anak kecil duduk dalam diam, seolah-olah telah kehilanga

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 379

    "Nggak, dia nggak akan peduli." Jeremy tersenyum pahit dan menunduk.Pada saat itu, punggung tegapnya yang biasanya penuh wibawa kini hanya menyisakan kesepian dan keterpurukan.Melihat pemandangan ini, Bella menutupi wajahnya dan menangis. Dia tidak pernah menyangka bahwa kehilangan Eleanor akan membuat Jeremy menderita seperti ini.Jeremy benar-benar jatuh terlalu dalam ........Keesokan harinya, Keluarga Pratama masih belum menyerah. Mereka langsung menemui Simon.Melihat Alicia yang menangis tersedu-sedu di depannya, Simon hanya merasakan sakit kepala."Pak Simon, kamu nggak bisa hanya diam dan membiarkan ini terjadi! Yoana nggak pernah berniat mencelakai Jeremy. Dia hanya terlalu marah pada Eleanor dan ingin menyingkirkannya!""Lagian, kamu juga sudah menyetujui rencana ini. Semua kesalahan nggak bisa dibebankan begitu saja kepada Yoana! Sekarang dia sudah dibawa pergi Jeremy selama sehari semalam. Tolong selamatkan dia!"Patrick juga berkata dengan wajah muram, "Benar, kamu meli

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 380

    "Ada apa?""Apa yang kamu lakukan pada Yoana?""Dia masih hidup," jawab Jeremy dengan suara dingin."Apa maksudmu masih hidup?" Simon merasakan firasat buruk.Jika sudah sekarat, apa itu juga disebut masih hidup?"Kalau kamu sudah menghukumnya, seharusnya kamu melepaskannya."Ekspresi Jeremy tetap datar. "Aku belum menyelesaikan urusanku dengannya.""Urusan apa lagi yang harus diselesaikan? Kamu benar-benar ingin membunuhnya?""Tenang saja, dia nggak akan mati. Sebelum Eleanor kembali, dia akan menerima hukuman setiap hari. Aku akan memastikan dia tetap hidup dengan obat terbaik."Mendengar kata-kata kejam Jeremy, jantung Simon berdegup kencang. Namun, wajah Jeremy tetap tenang, seolah-olah semua itu sudah sewajarnya."Jeremy, sudah cukup ....""Kamu masih berani membelanya? Jangan lupa, kamu juga terlibat dalam ini!"Melihat sikap Jeremy yang begitu dingin dan tidak peduli pada hubungan keluarga, wajah Simon semakin suram."Aku menyingkirkan wanita itu demi kebaikanmu! Apa kamu juga i

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 381

    Jika hal ini benar-benar berguna, Jeremy bersedia mengorbankan semuanya. Dia hanya berharap Eleanor bisa selamat.....Beberapa hari selanjutnya, setiap paginya Jeremy akan pergi ke perusahaan dan menyelesaikan semua urusan perusahaan pada pagi dan malam hari. Dengan begitu, dia memiliki waktu sepanjang siang harinya untuk mencari Eleanor. Semua orang mengatakan Eleanor sudah mati, tetapi dia menolak untuk percaya dan bersumpah akan menemukan Eleanor.Berhubung orang-orang dari Keluarga Adrian yang melakukan pencarian siang dan malam, hal ini pun menarik perhatian media. Ditambah lagi, insiden malam pertunangan yang kacau juga menjadi perbincangan di masyarakat, sehingga Yoana menjadi tertawaan dan pihak hotel tempat pesta itu diadakan menyatakan permintaan maaf.Pemilik hotel terpaksa setuju dengan rencana itu karena ditekan oleh Yoana. Sesuai rencana awalnya, Yoana akan memberikan sejumlah uang pada manajer hotel. Setelah insiden terjadi, manajer itu akan dipecat untuk menanggung kes

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 382

    Melihat Jeremy yang tiba-tiba meninggalkan tempat itu begitu saja saat pertarungannya masih berlangsung, Glenn pun mengernyitkan alis.Saat ini, di sebuah halaman terpencil di Leroria, peralatan medis tercanggih sedang berusaha keras untuk mempertahankan nyawa seorang wanita yang terbaring tidak bergerak di tempat tidur. Ada seorang pria tua berusia tujuh puluhan tahun berdiri di samping tempat tidur wanita itu.Melihat wajah Eleanor yang makin pucat, kekhawatiran Charlie yang sudah ditahannya selama ini pun akhirnya meledak. Dia mengernyitkan alis dan menatap pria tua di depannya dengan tatapan cemas. "Bukankah kamu dijuluki sebagai dokter ilahi? Kenapa kamu masih nggak bisa menyelamatkannya?"Pria tua itu melirik Charlie sekilas, lalu menggelengkan kepala dan berkata, "Bukannya aku nggak bisa menyelamatkannya, tapi lukanya terlalu parah dan telat diobati. Selain itu, dia juga keracunan, jadi aku hanya bisa menggunakan obat untuk mempertahankan nyawanya."Charlie sudah mendengar perka

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 383

    "Empat ratus miliar?" tanya Avery sambil menatap Jackson dengan kaget.Namun, Jackson malah tetap menggelengkan kepalanya sambil tersenyum dengan ambigu. "Bukan."Avery mengepalkan tinjunya dan menggertakkan giginya. "Empat triliun?"Jackson akhirnya menganggukkan kepalanya."Kamu sudah gila," kata Avery sambil membelalakkan matanya. Melihat pria di depannya ini sengaja menaikkan harganya, dia hampir saja tidak bisa menahan dirinya dan menghajar Jackson.Melihat Charlie yang tiba-tiba datang mencarinya untuk meminta bahan obat itu, Jackson tahu bahan itu pasti sangat penting bagi Charlie. Oleh karena itu, dia baru berani menaikkan harganya dengan sesuka hatinya."Orang yang bisa membuat Tuan Charlie begitu bersusah payah, berarti orang ini pasti sangat penting bagi Tuan Charlie. Empat triliun untuk satu nyawa, sekarang tinggal lihat apa orang ini pantas dihargai empat triliun di matamu," kata Jackson sambil tersenyum sinis dan menatap Charlie dengan tajam, seolah-olah menantang Charlie

Latest chapter

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 412

    Bella menggigit bibirnya dengan agak getir. "Hmm.""Semua ini ditulis oleh Jeremy. Awalnya, dia nggak percaya pada hal-hal seperti ini. Tapi karena kamu, setiap malam saat dia nggak bisa tidur, dia berlutut di depan altar dan berdoa. Totalnya ada 248 halaman, dia melakukannya selama 62 hari berturut-turut."Eleanor menatap buku tebal itu. Setiap halaman ditulis dengan rapi, semuanya adalah tulisan tangan Jeremy. Hatinya sedikit bergetar.Eleanor tidak tahu apakah Jeremy benar-benar percaya pada dewa, tetapi yang jelas, dia menulis ini sambil berdoa, sambil menyesali perbuatannya, sambil menyalahkan diri sendiri, sambil merasakan sakit.Melihat tulisan-tulisan itu, Eleanor bisa membayangkan sosok seorang pria yang menunduk sambil mencatat setiap tulisan dengan penuh ketulusan."Jeremy memang pernah menyakitimu. Selama kamu menghilang, dia hidup dalam penderitaan setiap hari, bahkan gangguan tidurnya semakin parah sampai nggak ada obat yang berkhasiat.""Dia sama sekali nggak bisa tidur.

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 411

    Eleanor mengernyitkan alisnya. "Nggak ada."Semua barang milik Eleanor sudah disimpan oleh Jovita, tidak ada yang tersisa lagi.Jovita menatap mata Eleanor, seolah-olah ingin memastikan yang dikatakan Eleanor memang benar. "Eleanor, coba pikirkan lagi baik-baik, benaran nggak ada benda lain?""Nggak ada," jawab Eleanor dengan tegas sambil menggelengkan kepala. Semua barang peninggalan ibunya untuknya berada di Keluarga Haningrat karena saat itu dia masih berusia puluhan tahun. Dia yang tidak memiliki persiapan apa pun tidak mungkin bisa melawan kelicikan dari Robert dan Felicia, sehingga semua barang itu tidak pernah sampai ke tangannya.Ekspresi Jovita berubah dan menganggukkan kepalanya, seolah-olah merasa lega."Nenek, kenapa kamu tiba-tiba bertanya seperti ini? Apa ada sesuatu yang penting?" tanya Eleanor.Jovita langsung menggelengkan kepalanya. "Nggak ada apa-apa. Hanya saja tiba-tiba teringat, jadi aku coba bertanya padamu."Eleanor yang cemberut pun menganggukkan kepala dengan

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 410

    "Di mana Nenek?" Eleanor tidak ingin membuang waktu berbicara dengan Tiara.Meskipun Eleanor tahu Tiara hanyalah alat yang dimanfaatkan oleh Yoana untuk menanggung kesalahannya, Tiara tetap memiliki niat buruk terhadap anak-anaknya dan bersedia dimanfaatkan secara sukarela.Saat ini, Eleanor tidak punya waktu untuk berurusan dengannya. Selama Tiara tidak menimbulkan masalah lagi, Eleanor akan menganggapnya tidak ada.Tiara tertegun sejenak sebelum menunjuk ke lantai atas. "Nenek ada di atas."Eleanor langsung menaiki tangga. Begitu dia pergi, Tiara buru-buru menelepon ayah dan ibunya. "Ayah, Eleanor masih hidup ...!"Eleanor tiba di depan kamar Jovita dan mengetuk pintu dengan pelan. Sesaat kemudian, terdengar suara dari dalam. "Masuk."Eleanor membuka pintu dan melangkah masuk. Jovita yang memakai kacamata rabun tua sedang duduk di kursi malas dekat jendela besar sambil merajut sesuatu. Cahaya matahari menyelimuti tubuhnya, memberikan kesan hangat dan damai.Ketika dia mengangkat kepa

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 409

    "Kukembalikan kepadamu," ujar Jeremy.Charlie mengangkat alis. "Kamu menyelidikiku?"Jeremy menatapnya dengan tenang. "Aku cuma menebak."Selama dua bulan terakhir, kecurigaan Jeremy terhadap Charlie tidak pernah surut. Dia terus mengawasi Charlie dan akhirnya menemukan sejumlah besar uang yang keluar dari rekeningnya.Empat triliun. Bukan jumlah kecil, cukup untuk membeli sebuah kediaman mewah atau barang berharga lainnya. Anehnya, Charlie hanya mengeluarkan uang tanpa membeli aset apa pun.Lebih mencurigakan lagi, transaksi itu terjadi tepat tiga hari setelah Eleanor menghilang. Ditambah dengan pengakuan Eleanor bahwa dia terkena racun yang sangat langka, Jeremy menyimpulkan bahwa uang itu kemungkinan besar telah digunakan untuk menyelamatkan Eleanor.Jika itu memang untuk Eleanor, Jeremy merasa sudah seharusnya dia kembalikan.Charlie tertawa kecil, meletakkan cek itu di atas meja dengan santai. "Kamu ini siapa? Berani sekali kamu menggantikan dia membayar utangnya?"Jeremy menyahut

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 408

    Langkah kaki Eleanor terhenti sejenak. Masa dia tidak berani duduk di sofa rumah sendiri?Dengan tenang, dia mendekat dan duduk. Jarak di antara dia dan Jeremy tidak terlalu dekat, tetapi juga tidak jauh, cukup untuk satu orang duduk di antara mereka.Tidak ada yang berbicara. Seolah-olah mereka memang hanya tidak bisa tidur dan duduk untuk menonton film. Namun, nyatanya tidak ada yang benar-benar menonton.Saat film diputar hingga setengah, Jeremy tiba-tiba merasakan beban lembut di bahunya. Hatinya bergetar. Dia menoleh sedikit, dagunya tanpa sengaja menyentuh dahi Eleanor yang tertidur lelap.Perlahan-lahan, dia mengangkat tangannya, setengah merangkul wanita itu. Bibirnya membentuk senyuman tipis.Dia menggendong Eleanor dengan hati-hati, seolah-olah mengangkat barang paling berharga di dunia. Kemudian, dia berbaring di samping Eleanor.Aroma wangi yang samar dari tubuh Eleanor terasa menenangkan, perlahan meredam kegelisahan dalam hati Jeremy. Jeremy menunduk untuk mengecup dahiny

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 407

    Eleanor memberikan satu set pakaian untuk Vivi, sementara Jeremy sudah membawa anak-anak ke ruang tamu.Lima menit kemudian, mereka semua duduk di ruang tamu, saling bertukar pandang. Vivi melihat Jeremy, lalu Eleanor, kemudian menatap mereka berempat. Di tengah keluarga ini, keberadaannya benar-benar terasa berlebihan.Saat berikutnya, dia teringat kejadian di restoran tadi. Mereka berdua ... mau balikan? Vivi berpikir, merasa lebih baik tidak ikut campur urusan asmara orang lain. Jadi, dia mengambil tasnya dan berdiri. "Aku paham, aku paham."Karena tidak ingin merusak momen, dia langsung bersiap untuk pergi. "Aku datang lagi lain kali."Dalam sekejap, Vivi melesat keluar. Eleanor melihat kepergiannya yang secepat kilat, merasa Vivi sudah sangat mahir dalam seni melarikan diri.Eleanor menatap Jeremy. "Kamu benar-benar mau menginap di sini?""Kalau tidur di luar, aku bisa mati kedinginan. Jadi ...." Jeremy menarik sudut bibirnya. "Kasihanilah aku."Eleanor mengangguk. Dia tidak sekej

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 406

    Jeremy terdiam sejenak, lalu menghela napas. Akhirnya, dia berkata, "Mobilku rusak."Mobil rusak, artinya dia tidak bisa pulang.Eleanor menatapnya. Pria ini ingin menginap? Jangan mimpi!Berpura-pura tidak mengerti, Eleanor berujar, "Tunggu sebentar."Jeremy tidak tahu maksudnya, sampai dia melihat Eleanor mengambil kunci mobil dan menjelaskan di mana mobilnya diparkir dengan sabar. "Pakai saja, besok suruh orang antar kembali."Jeremy menatap kunci mobil di telapak tangannya, lalu tiba-tiba tersenyum. Wanita ini sengaja!"Tebak gimana aku bisa membawa mereka ke sini?" tanyanya."Hm?" Eleanor berkedip bingung."Aku bilang kalau aku nggak melihatmu, aku akan mati. Kalau aku pulang, apakah orang tua keras kepala itu akan memindahkan rumahnya ke sini malam ini juga?"Eleanor melihat kedua anak yang dipegangnya. Dia tahu betapa keras kepala dan semena-menanya Simon. Pria tua itu memang akan melakukan hal seperti itu.Jadi, maksud Jeremy adalah kalau dia di sini, anak-anak di sini. Kalau d

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 405

    Simon perlahan-lahan menuruni tangga. "Sudah tengah malam, kalian mau ke mana?""Nggak bisa tidur, jadi mau jalan-jalan sebentar," balas Jeremy dengan tenang sambil menoleh, tanpa tanda-tanda berbohong."Nggak bisa tidur, jadi jalan-jalan?" Simon mengulangi kata-katanya, lalu mendengus dingin. "Jalan-jalan sebentar, lalu ujung-ujungnya pergi menemui Eleanor, 'kan?"Ekspresi Simon penuh dengan ketegasan. Kedua anak itu tinggal di rumah Keluarga Adrian. Selama Eleanor masih hidup, cepat atau lambat dia pasti akan kembali.Melihat perubahan sikap kedua anak itu terhadap Jeremy, Simon pun bisa menebak bahwa Eleanor pasti masih hidup dan sudah kembali. Hal ini membuat tatapan Simon dipenuhi kekhawatiran.Jeremy menggigit bibirnya erat-erat, lalu tiba-tiba berkata dengan nada ringan, "Aku hampir mati.""Apa?" Simon mengernyit tajam."Gangguan tidur. Bastian bilang kalau aku nggak segera mendapat perawatan, aku akan mati." Nada suara Jeremy begitu datar, seolah-olah dia hanya sedang membicara

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 404

    Jeremy mengusap keningnya, berjalan ke sisi tempat tidur. Dia melihat dua bagian pada selimutnya sedikit menggembung dan terus bergerak seperti ulat.Dia menarik selimut itu. Di bawahnya, terlihat dua bocah kecil yang sedang berbaring di atas tempat tidurnya. Mereka menatapnya dengan senyuman penuh harapan."Papa, akhirnya kamu datang! Malam ini kami tidur bersamamu ya. Cepat naik!"Harry menepuk tempat di sebelahnya, sementara Daniel bergeser ke samping, memberikan ruang yang lebih luas untuk Jeremy.Alis Jeremy berkedut keras. "Kalian sedang merencanakan apa?""Papa 'kan susah tidur malam-malam. Nih, buatmu."Jeremy menatap buku pelajaran yang tiba-tiba diselipkan ke tangannya. Alisnya semakin berkedut. "Buat apa ini?""Baca buku! Aku selalu mengantuk kalau baca buku. Sangat efektif. Coba saja!"Jeremy sungguh kehabisan kata-kata melihat tingkah mereka.Harry masuk ke dalam selimut, lalu menatap Jeremy. "Cepat baca."Jeremy mengusap keningnya dengan pasrah. "Kalau ada sesuatu yang in

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status