Share

Bab 312

Penulis: Arizah Karimah
Bella memijat pelipisnya yang terasa sakit. "Jeremy, ini urusan kalian. Kalian selesaikan sendiri."

Bella malas ikut campur lebih jauh dalam masalah ini.

Yoana menangis dengan air mata mengalir di seluruh wajahnya. Dia memegang tangan Bella erat-erat, tidak mau melepaskannya.

"Andy, panggil polisi." Suara dingin Jeremy terdengar, memecah keheningan.

Hanya satu kalimat, tetapi cukup untuk membuat tubuh Yoana terasa dingin dari kepala hingga kaki. Apa yang Jeremy katakan? Panggil polisi? Pria ini ingin menyerahkannya ke polisi?

"Remy, kamu ingin aku masuk penjara?"

"Apa ada yang salah?" Tatapan Jeremy semakin dingin, membuat Yoana gemetar ketakutan.

Yoana langsung berlutut di lantai, matanya penuh ketakutan. "Kenapa? Remy, kenapa kamu tega padaku? Aku ini calon istrimu! Gimana bisa kamu melakukan ini kepadaku?"

Jeremy memandangnya dengan ekspresi dingin dan menyahut, "Lima tahun lalu, aku sudah memperingatkanmu, jangan bermain tipu daya di sekitarku. Kamu nggak dengar itu?"

Yoana menangi
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Maryani Yani
orang yg menulis novel ini, sama seperti pemeran antagonis dalam cerita novel nya,, terlalu banyak drama,, terlalu bertele-tele,,...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 313

    Simon melirik Jeremy sekilas dan berkata dengan suara rendah, "Jeremy, biarkan mereka pergi.""Nggak bisa.""Biarkan mereka pergi!" Suara rendah Simon kembali terdengar, membuat atmosfer di ruang tamu seketika menjadi sangat dingin.Melihat perselisihan antara kakek dan cucu yang sama-sama dingin ini, ekspresi semua orang di ruang tamu berubah menjadi serius.Jeremy mengerutkan alisnya. "Apa kamu harus ikut campur dalam masalah ini?""Sudah kubilang, kalau kamu nggak bisa menanganinya dengan baik, aku yang akan turun tangan."Jeremy menyipitkan matanya yang suram. "Bukti sudah jelas. Semua orang harus bertanggung jawab atas perbuatannya.""Lalu, gimana dengan wanita ini?" Simon melirik Eleanor dengan tajam.Ekspresi Jeremy tetap tenang. "Dia pantas mendapatkan semua itu. Kalau itu aku, aku juga akan melakukan hal yang sama."Wanita yang dimaksud jelas adalah Yoana.Wajah Simon menjadi semakin suram, tatapan tajamnya tertuju pada Jeremy. Saat melihat Jeremy bersikeras untuk tidak melepa

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 314

    Jeremy mengerutkan alis, berpikir matang-matang sebelum akhirnya berucap, "Semoga kamu bisa menepati janjimu ini.""Kamu nggak perlu khawatir soal itu."Jeremy tidak ingin melanjutkan pembicaraan dengan Simon. Dia berbalik dan bersiap meninggalkan ruang kerja."Tunggu sebentar," panggil Simon lagi."Ada apa lagi?"Simon menatap Jeremy dengan serius dan bertanya, "Kapan kamu berencana menikahi Yoana?"Mendengar pertanyaan itu, Jeremy hanya bisa tertawa dingin. Dia menoleh ke arah Simon, lalu membalas, "Sudah syukur aku melepaskannya. Menikahinya? Itu nggak akan pernah terjadi."Alis Simon berkerut, ekspresinya serius. "Hal ini sudah diputuskan sebelumnya. Apalagi, dia pernah mengandung anakmu. Masa kamu nggak mau bertanggung jawab?"Jeremy tersenyum sinis lagi, tatapannya semakin dingin. "Kakek, apa yang terjadi malam itu sudah kubayar selama lima tahun ini."Selama lima tahun terakhir, Jeremy terus membantu Keluarga Pratama. Bahkan ketika Keluarga Pratama menghadapi masalah, dia yang t

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 315

    "Lepaskan."Wajah dingin Jeremy tampak suram. Tatapannya gelap, sama sekali tidak memancarkan kehangatan."Nggak, Remy, jangan tinggalkan aku. Aku nggak bisa hidup tanpamu. Aku benaran nggak bisa hidup tanpamu, Remy ....""Pernikahan dibatalkan atau masuk penjara, pilih salah satu."Tubuh Yoana langsung bergetar hebat, tetapi tangannya yang memegang lengan baju Jeremy tetap enggan melepaskannya.Perlahan-lahan, Yoana mendongak menatap Jeremy. Mata yang dipenuhi air mata itu bergetar di bawah cahaya, bibir pucatnya bergetar saat bertanya, "Remy, apa kamu harus sekejam ini padaku?"Balasan yang didapatkan hanyalah tatapan dingin Jeremy. "Siapa yang kejam duluan? Aku sudah berusaha sabar berkali-kali. Yoana, cukup sudah!"Jeremy mengempaskan tangannya dengan marah, membuat tangan Yoana terlepas begitu saja.Yoana tertegun, menyadari bahwa pria ini pada dasarnya adalah orang yang berhati dingin. Semua kebaikan Jeremy dulu hanya karena rasa bersalahnya. Begitu rasa bersalah itu habis, tidak

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 316

    "Ya, aku tahu." Suara Eleanor terdengar dingin.Tatapan Jeremy yang gelap pun tampak agak kesal. "Apa kamu harus bicara denganku dengan nada sedingin ini?"Eleanor tersenyum tipis. Mereka hanyalah dua orang yang terhubung sebagai ibu dan ayah karena anak-anak mereka. Selain itu, tidak ada hubungan lain.Jika bukan karena kedua anak itu, mungkin mereka tidak akan pernah bertemu untuk seumur hidup. Jadi, sudah seharusnya mereka menjaga jarak.Taksi yang dipesan Eleanor sudah berhenti di tepi jalan di depan. Eleanor melirik Jeremy, lalu berkata dengan tenang, "Kita memang nggak punya hubungan apa-apa, wajar kalau menjaga jarak. Taksiku sudah sampai, aku pergi dulu."Jeremy mengerutkan alisnya, melangkah maju untuk mencoba meraih tangan Eleanor. Namun, sebuah ranting pohon yang menggantung menghalangi Eleanor. Eleanor mengangkat tangannya untuk menyingkirkan ranting itu.Plak! Ranting itu memantul kembali dan melewati Eleanor, tetapi juga tepat mengenai wajah Jeremy. Jeremy tersentak dan m

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 317

    Jeremy semakin kesal. Wanita tak berperasaan ini benar-benar tidak tahu cara menunjukkan kepedulian.Eleanor menyunggingkan sudut bibirnya dengan agak pasrah. "Lalu, apa lagi yang bisa kulakukan?"Sebelum Jeremy sempat menjawab, ponsel Eleanor berdering. Dia mengangkatnya, ternyata panggilan dari Harry yang sedang menemani Daniel di rumah sakit."Halo, Harry.""Mama, kamu sudah mau balik?""Ya, Mama di jalan. Ada apa?""Ada dua paman datang menjenguk Kakak.""Dua paman?" Eleanor agak ragu. "Oke, sebentar lagi Mama sampai."Setelah mengakhiri telepon, Eleanor berujar. "Kalau nggak mau beli salep, langsung kembali ke rumah sakit saja. Ada tamu yang menjenguk Daniel. Harus ada orang dewasa di bangsal."Jeremy tidak menanggapi, hanya membelokkan mobil ke arah rumah sakit.Setibanya di bangsal, pintu baru saja dibuka dan Eleanor langsung melihat Danuar serta Bastian."Papa, Mama.""Jeremy, Eleanor."Tatapan Jeremy menyapu dingin ke arah mereka, lalu dia mengangguk ringan."Buset, wajahmu ke

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 318

    Danuar hanya membahas fakta yang kemungkinan besar akan terjadi.Jeremy menggertakkan giginya. Pada saat yang sama, tatapannya semakin dingin. Hanya dengan membayangkan Eleanor akan membawa anak-anaknya dan menjadi istri pria lain, amarah langsung berkecamuk di hati Jeremy."Kak, kalau kamu nggak bertindak sekarang, istrimu akan jadi milik orang lain."Eleanor melihat ketiga pria bertubuh tinggi dan besar itu berdiri di sudut ruangan sambil berbisik-bisik ....Masalahnya adalah ruangan ini sunyi senyap. Jadi, meskipun mereka menurunkan suara, dia tetap bisa mendengar sebagian dari pembicaraan mereka.....Efisiensi Andy dalam bekerja sangat tinggi. Berita tentang pembatalan pernikahan antara Keluarga Adrian dan Keluarga Pratama segera dirilis dan menimbulkan kehebohan besar.Danuar melihat berita terbaru dari Grup Adrian di ponselnya, lalu berseru, "Astaga! Hebat juga kamu, Kak! Kamu bergerak dengan cepat!""Ada apa? Biar kulihat." Bastian mendekat dan mengintip, lalu berkata, "Wah! Yo

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 319

    Ketika mendengar ucapan Jeremy, wajah Alicia semakin muram. Dia tidak menyangka Jeremy bisa sekejam ini.Alicia tidak berani berlama-lama lagi di sana. Dia buru-buru pergi ke atap untuk mencari Yoana.Eleanor menoleh melihat wajah dingin Jeremy, lalu mengangkat alis. "Kamu nggak mau pergi lihat? Gimana kalau dia benaran melompat?""Dia nggak akan berani." Suara Jeremy terdengar dingin tanpa sedikit pun rasa peduli.Danuar dan Bastian melirik ke luar, merasa ini adalah momen seru yang tidak boleh dilewatkan.Danuar berkata dengan lantang, "Kalau begitu, biar kami yang pergi lihat. Kalau dia benaran melompat, mungkin kami bisa menghentikannya."Selesai berbicara, kedua pria itu langsung berlari keluar dengan penuh semangat. Eleanor sampai tertegun melihatnya.Saat ini, baik di atap maupun di bawah, sudah dipenuhi orang-orang yang berkerumun. Yoana duduk di atas pagar pembatas, menangis sampai mata dan hidungnya merah.Dia seperti seseorang yang ditinggalkan oleh seluruh dunia, tampak put

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 320

    Yoana mengepalkan tangannya dengan erat. Saat ini, semua orang sedang menatapnya. Orang-orang yang tadi masih membujuknya untuk turun, tiba-tiba menyadari sesuatu setelah mendengar ucapan Danuar. Pandangan mereka terhadap Yoana pun berubah.Yoana yang duduk di atas pagar kini berada dalam posisi serba salah, mau melompat salah, tidak melompat pun salah.Danuar perlahan-lahan mengalihkan pandangannya, lalu berkata, "Bastian, kita pergi saja. Jangan ganggu Bu Yoana yang mau lompat.""Hahaha, oke." Bastian tidak bisa menahan diri dan tertawa terbahak-bahak.Yoana menggertakkan gigi, merasa dirinya telah dihina habis-habisan. Dia memiringkan tubuhnya sedikit, menatap ke bawah. Dari lantai 18 ini, dia mungkin akan mati jika melompat.Yoana merasa ngeri dalam hatinya. Saat angin dingin berembus, dia segera meraih pagar pembatas karena takut dirinya benar-benar jatuh.Yoana menggigit bibirnya, menyadari bahwa semua orang sedang menatapnya. Jika dia tidak melanjutkan aksinya, tindakannya hari

Bab terbaru

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 412

    Bella menggigit bibirnya dengan agak getir. "Hmm.""Semua ini ditulis oleh Jeremy. Awalnya, dia nggak percaya pada hal-hal seperti ini. Tapi karena kamu, setiap malam saat dia nggak bisa tidur, dia berlutut di depan altar dan berdoa. Totalnya ada 248 halaman, dia melakukannya selama 62 hari berturut-turut."Eleanor menatap buku tebal itu. Setiap halaman ditulis dengan rapi, semuanya adalah tulisan tangan Jeremy. Hatinya sedikit bergetar.Eleanor tidak tahu apakah Jeremy benar-benar percaya pada dewa, tetapi yang jelas, dia menulis ini sambil berdoa, sambil menyesali perbuatannya, sambil menyalahkan diri sendiri, sambil merasakan sakit.Melihat tulisan-tulisan itu, Eleanor bisa membayangkan sosok seorang pria yang menunduk sambil mencatat setiap tulisan dengan penuh ketulusan."Jeremy memang pernah menyakitimu. Selama kamu menghilang, dia hidup dalam penderitaan setiap hari, bahkan gangguan tidurnya semakin parah sampai nggak ada obat yang berkhasiat.""Dia sama sekali nggak bisa tidur.

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 411

    Eleanor mengernyitkan alisnya. "Nggak ada."Semua barang milik Eleanor sudah disimpan oleh Jovita, tidak ada yang tersisa lagi.Jovita menatap mata Eleanor, seolah-olah ingin memastikan yang dikatakan Eleanor memang benar. "Eleanor, coba pikirkan lagi baik-baik, benaran nggak ada benda lain?""Nggak ada," jawab Eleanor dengan tegas sambil menggelengkan kepala. Semua barang peninggalan ibunya untuknya berada di Keluarga Haningrat karena saat itu dia masih berusia puluhan tahun. Dia yang tidak memiliki persiapan apa pun tidak mungkin bisa melawan kelicikan dari Robert dan Felicia, sehingga semua barang itu tidak pernah sampai ke tangannya.Ekspresi Jovita berubah dan menganggukkan kepalanya, seolah-olah merasa lega."Nenek, kenapa kamu tiba-tiba bertanya seperti ini? Apa ada sesuatu yang penting?" tanya Eleanor.Jovita langsung menggelengkan kepalanya. "Nggak ada apa-apa. Hanya saja tiba-tiba teringat, jadi aku coba bertanya padamu."Eleanor yang cemberut pun menganggukkan kepala dengan

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 410

    "Di mana Nenek?" Eleanor tidak ingin membuang waktu berbicara dengan Tiara.Meskipun Eleanor tahu Tiara hanyalah alat yang dimanfaatkan oleh Yoana untuk menanggung kesalahannya, Tiara tetap memiliki niat buruk terhadap anak-anaknya dan bersedia dimanfaatkan secara sukarela.Saat ini, Eleanor tidak punya waktu untuk berurusan dengannya. Selama Tiara tidak menimbulkan masalah lagi, Eleanor akan menganggapnya tidak ada.Tiara tertegun sejenak sebelum menunjuk ke lantai atas. "Nenek ada di atas."Eleanor langsung menaiki tangga. Begitu dia pergi, Tiara buru-buru menelepon ayah dan ibunya. "Ayah, Eleanor masih hidup ...!"Eleanor tiba di depan kamar Jovita dan mengetuk pintu dengan pelan. Sesaat kemudian, terdengar suara dari dalam. "Masuk."Eleanor membuka pintu dan melangkah masuk. Jovita yang memakai kacamata rabun tua sedang duduk di kursi malas dekat jendela besar sambil merajut sesuatu. Cahaya matahari menyelimuti tubuhnya, memberikan kesan hangat dan damai.Ketika dia mengangkat kepa

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 409

    "Kukembalikan kepadamu," ujar Jeremy.Charlie mengangkat alis. "Kamu menyelidikiku?"Jeremy menatapnya dengan tenang. "Aku cuma menebak."Selama dua bulan terakhir, kecurigaan Jeremy terhadap Charlie tidak pernah surut. Dia terus mengawasi Charlie dan akhirnya menemukan sejumlah besar uang yang keluar dari rekeningnya.Empat triliun. Bukan jumlah kecil, cukup untuk membeli sebuah kediaman mewah atau barang berharga lainnya. Anehnya, Charlie hanya mengeluarkan uang tanpa membeli aset apa pun.Lebih mencurigakan lagi, transaksi itu terjadi tepat tiga hari setelah Eleanor menghilang. Ditambah dengan pengakuan Eleanor bahwa dia terkena racun yang sangat langka, Jeremy menyimpulkan bahwa uang itu kemungkinan besar telah digunakan untuk menyelamatkan Eleanor.Jika itu memang untuk Eleanor, Jeremy merasa sudah seharusnya dia kembalikan.Charlie tertawa kecil, meletakkan cek itu di atas meja dengan santai. "Kamu ini siapa? Berani sekali kamu menggantikan dia membayar utangnya?"Jeremy menyahut

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 408

    Langkah kaki Eleanor terhenti sejenak. Masa dia tidak berani duduk di sofa rumah sendiri?Dengan tenang, dia mendekat dan duduk. Jarak di antara dia dan Jeremy tidak terlalu dekat, tetapi juga tidak jauh, cukup untuk satu orang duduk di antara mereka.Tidak ada yang berbicara. Seolah-olah mereka memang hanya tidak bisa tidur dan duduk untuk menonton film. Namun, nyatanya tidak ada yang benar-benar menonton.Saat film diputar hingga setengah, Jeremy tiba-tiba merasakan beban lembut di bahunya. Hatinya bergetar. Dia menoleh sedikit, dagunya tanpa sengaja menyentuh dahi Eleanor yang tertidur lelap.Perlahan-lahan, dia mengangkat tangannya, setengah merangkul wanita itu. Bibirnya membentuk senyuman tipis.Dia menggendong Eleanor dengan hati-hati, seolah-olah mengangkat barang paling berharga di dunia. Kemudian, dia berbaring di samping Eleanor.Aroma wangi yang samar dari tubuh Eleanor terasa menenangkan, perlahan meredam kegelisahan dalam hati Jeremy. Jeremy menunduk untuk mengecup dahiny

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 407

    Eleanor memberikan satu set pakaian untuk Vivi, sementara Jeremy sudah membawa anak-anak ke ruang tamu.Lima menit kemudian, mereka semua duduk di ruang tamu, saling bertukar pandang. Vivi melihat Jeremy, lalu Eleanor, kemudian menatap mereka berempat. Di tengah keluarga ini, keberadaannya benar-benar terasa berlebihan.Saat berikutnya, dia teringat kejadian di restoran tadi. Mereka berdua ... mau balikan? Vivi berpikir, merasa lebih baik tidak ikut campur urusan asmara orang lain. Jadi, dia mengambil tasnya dan berdiri. "Aku paham, aku paham."Karena tidak ingin merusak momen, dia langsung bersiap untuk pergi. "Aku datang lagi lain kali."Dalam sekejap, Vivi melesat keluar. Eleanor melihat kepergiannya yang secepat kilat, merasa Vivi sudah sangat mahir dalam seni melarikan diri.Eleanor menatap Jeremy. "Kamu benar-benar mau menginap di sini?""Kalau tidur di luar, aku bisa mati kedinginan. Jadi ...." Jeremy menarik sudut bibirnya. "Kasihanilah aku."Eleanor mengangguk. Dia tidak sekej

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 406

    Jeremy terdiam sejenak, lalu menghela napas. Akhirnya, dia berkata, "Mobilku rusak."Mobil rusak, artinya dia tidak bisa pulang.Eleanor menatapnya. Pria ini ingin menginap? Jangan mimpi!Berpura-pura tidak mengerti, Eleanor berujar, "Tunggu sebentar."Jeremy tidak tahu maksudnya, sampai dia melihat Eleanor mengambil kunci mobil dan menjelaskan di mana mobilnya diparkir dengan sabar. "Pakai saja, besok suruh orang antar kembali."Jeremy menatap kunci mobil di telapak tangannya, lalu tiba-tiba tersenyum. Wanita ini sengaja!"Tebak gimana aku bisa membawa mereka ke sini?" tanyanya."Hm?" Eleanor berkedip bingung."Aku bilang kalau aku nggak melihatmu, aku akan mati. Kalau aku pulang, apakah orang tua keras kepala itu akan memindahkan rumahnya ke sini malam ini juga?"Eleanor melihat kedua anak yang dipegangnya. Dia tahu betapa keras kepala dan semena-menanya Simon. Pria tua itu memang akan melakukan hal seperti itu.Jadi, maksud Jeremy adalah kalau dia di sini, anak-anak di sini. Kalau d

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 405

    Simon perlahan-lahan menuruni tangga. "Sudah tengah malam, kalian mau ke mana?""Nggak bisa tidur, jadi mau jalan-jalan sebentar," balas Jeremy dengan tenang sambil menoleh, tanpa tanda-tanda berbohong."Nggak bisa tidur, jadi jalan-jalan?" Simon mengulangi kata-katanya, lalu mendengus dingin. "Jalan-jalan sebentar, lalu ujung-ujungnya pergi menemui Eleanor, 'kan?"Ekspresi Simon penuh dengan ketegasan. Kedua anak itu tinggal di rumah Keluarga Adrian. Selama Eleanor masih hidup, cepat atau lambat dia pasti akan kembali.Melihat perubahan sikap kedua anak itu terhadap Jeremy, Simon pun bisa menebak bahwa Eleanor pasti masih hidup dan sudah kembali. Hal ini membuat tatapan Simon dipenuhi kekhawatiran.Jeremy menggigit bibirnya erat-erat, lalu tiba-tiba berkata dengan nada ringan, "Aku hampir mati.""Apa?" Simon mengernyit tajam."Gangguan tidur. Bastian bilang kalau aku nggak segera mendapat perawatan, aku akan mati." Nada suara Jeremy begitu datar, seolah-olah dia hanya sedang membicara

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 404

    Jeremy mengusap keningnya, berjalan ke sisi tempat tidur. Dia melihat dua bagian pada selimutnya sedikit menggembung dan terus bergerak seperti ulat.Dia menarik selimut itu. Di bawahnya, terlihat dua bocah kecil yang sedang berbaring di atas tempat tidurnya. Mereka menatapnya dengan senyuman penuh harapan."Papa, akhirnya kamu datang! Malam ini kami tidur bersamamu ya. Cepat naik!"Harry menepuk tempat di sebelahnya, sementara Daniel bergeser ke samping, memberikan ruang yang lebih luas untuk Jeremy.Alis Jeremy berkedut keras. "Kalian sedang merencanakan apa?""Papa 'kan susah tidur malam-malam. Nih, buatmu."Jeremy menatap buku pelajaran yang tiba-tiba diselipkan ke tangannya. Alisnya semakin berkedut. "Buat apa ini?""Baca buku! Aku selalu mengantuk kalau baca buku. Sangat efektif. Coba saja!"Jeremy sungguh kehabisan kata-kata melihat tingkah mereka.Harry masuk ke dalam selimut, lalu menatap Jeremy. "Cepat baca."Jeremy mengusap keningnya dengan pasrah. "Kalau ada sesuatu yang in

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status