Share

Bab 303

Author: Arizah Karimah
Eleanor selalu licik dan penuh tipu muslihat. Yoana mulai curiga bahwa Eleanor sengaja meminta dokter mengatakan hal itu agar mereka lengah.

"Jangan terlalu banyak berpikir. Fokus saja untuk memulihkan diri," kata Alicia. Namun, karena jari-jarinya yang sangat sakit, dia hanya sempat mengucapkan beberapa kata sebelum buru-buru pergi mencari dokter.

Yoana tetap tidak bisa tenang. Matanya memicing dengan tajam. "Ayah, di mana Remy? Kenapa dia tiba-tiba meninggalkan rumah sakit?"

Patrick mengerutkan alis. "Aku juga nggak tahu."

Yoana merasa ada yang tidak beres dengan kepergian Jeremy dari rumah sakit secara tiba-tiba. Rasa cemas mulai menyelimuti pikirannya.

Setelah mempertimbangkan cukup lama ....

"Ayah, aku tetap merasa ini nggak benar. Anak itu nggak boleh dibiarkan hidup. Kalau dia nggak mati, semua usaha kita selama ini akan sia-sia," kata Yoana dengan geram.

"Aku akan utus orang untuk terus awasi. Kita lihat dulu beberapa waktu ke depan sebelum bertindak," jawab Patrick yang tidak
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (4)
goodnovel comment avatar
Rini Rainy
cerita ribet
goodnovel comment avatar
Abdul Halim
Jeremy pintar tapi bodoh
goodnovel comment avatar
Abdul Halim
Lama banget ceritanya bertele tele .
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 304

    Itu adalah laptop miliknya dan laptop itu disimpan dengan aman di kantornya. Pintu kantor hanya bisa dibuka dengan sidik jarinya, bahkan gergaji listrik pun tidak akan mampu membukanya.Tora menatap Jeremy dengan keterkejutan luar biasa. Jangan-jangan, monster ini menggunakan bahan peledak untuk menghancurkan pintu kantornya? Bukan hanya itu. Kantornya sangat tersembunyi dan anak buahnya tidak akan membiarkan siapa pun dari pihak Jeremy masuk begitu saja.Satu-satunya kemungkinan adalah orang-orang Jeremy menerobos masuk, membantai semua yang menghalangi mereka, menghancurkan pintu kantornya, dan menemukan laptop itu.Tora ternganga, mulutnya terbuka lebar karena terkejut, tetapi terlalu marah untuk mengatakan apa-apa. Tidak heran dia ditahan di sini begitu lama. Ternyata ini semua adalah bagian dari rencana Jeremy!Luar biasa, sungguh luar biasa! Tora hampir meledak karena marah.Namun Jeremy tetap menunjukkan ekspresi tenang yang dingin.Di bawah tatapan Jeremy, Andy membuka laptop i

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 305

    Andy juga memandang Harry dengan penuh kekaguman. Harry menatap Tora dengan tegas dan berkata, "Tadi kamu bilang transfer itu dari akun anonim. Sekarang keluarkan detail transaksi transfernya."Tora berniat menolak, tetapi seketika merasakan dinginnya moncong pistol yang ditekan ke pelipisnya.Dengan nada dingin, Andy berkata, "Pak Tora, kami sudah sangat menghormati Anda. Kalau Anda terus keras kepala, Anda mungkin nggak akan keluar dari rumah ini hidup-hidup. Pikirkan baik-baik. Lagi pula, kata sandi komputer Anda sudah dibobol. Menemukan catatan transfer itu hanya masalah waktu."Tora tahu mereka tidak main-main. Mereka akan benar-benar melakukannya.Dengan gigi terkatup rapat, dia akhirnya mengalah. Meski dengan sangat enggan, Tora mengeluarkan catatan transaksi dari komputernya.Jeremy melihat ke arah Harry yang masih sibuk dengan komputer. "Bisa temukan identitas pengirimnya?""Ya. Tapi ini butuh sedikit waktu," jawab Harry sambil jari-jarinya terus menari di atas keyboard. Seten

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 306

    "Daniel juga anak yang kubesarkan, sudah seharusnya aku menjaganya."Eleanor tersenyum tipis sambil menggigit bibirnya. "Kapan kamu berencana melakukan tes DNA?"Jeremy mengernyit sedikit. Selama dua hari ini, dia terlalu mengkhawatirkan Daniel dan sibuk menyelidiki pelaku sebenarnya sehingga menunda rencana tes DNA."Secepatnya.""Oke." Eleanor mengangguk. "Jangan sampai ada yang tahu."Jeremy tentu memahami maksud Eleanor. "Ya."Untuk pertama kalinya, keduanya membahas hal seperti ini dengan tenang. Mungkin karena tatapan Eleanor yang sangat tulus, Jeremy merasakan perasaan aneh di dalam hati. Tanpa disadarinya, ada harapan kecil di dalam hatinya.Mungkin saja kedua hasil tes DNA sebelumnya memang salah? Apa mungkin kedua anak ini benar-benar anak kandungnya? Jika benar, lantas apa yang sebenarnya terjadi malam itu? Malam itu, yang berbaring di sampingnya jelas-jelas adalah Yoana, sementara Eleanor keluar dari kamar lain.Berbagai pikiran kacau berkelebat di benak Jeremy. Jeremy meng

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 307

    Ketika membayangkan akibatnya, Yoana mengacak-ngacak rambutnya dengan frustrasi. "Ibu, aku takut sekali. Kenapa semuanya jadi begini? Aku mengira semua akan berjalan lancar.""Jangan panik, pasti ada cara. Aku akan segera membicarakannya dengan ayahmu.""Ya, ya. Ibu, cepat pergi."Yoana memaksakan diri untuk tenang. Setelah berpikir dengan saksama, dia bergegas mencari ponselnya di atas ranjang dan menelepon Tiara. "Cepat kemari."Setelah mengakhiri panggilan, Yoana terduduk lemas. Tatapannya dipenuhi ketakutan.Segera, Tiara tiba. "Kak Yoana, kenapa buru-buru memanggilku kemari? Ada apa?"Saat melihat Yoana duduk lemas di lantai, Tiara segera menghampirinya. "Kamu kenapa?"Yoana perlahan-lahan mengalihkan pandangannya ke wajah Tiara. Dia meraih kerah baju Tiara, lalu menariknya untuk mendekat dan bertanya dengan nada tajam, "Tiara, apa kamu akan mengkhianatiku?"Tiara sontak terbelalak. Dia tidak mengerti kenapa Yoana tiba-tiba melontarkan pertanyaan seperti ini. "Kenapa tiba-tiba tan

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 308

    Tatapan Yoana tertuju pada Jeremy. Dia mengamati setiap ekspresi pada wajah Jeremy dengan saksama.Namun, ekspresi Jeremy terus terlihat dingin. Bahkan, tatapannya dalam dan gelap. Tidak ada emosi yang terlihat.Yoana menggertakkan giginya. Wajahnya semakin pucat. Kemudian, dia menggeleng dengan pasrah. "Ya sudah, karena kecurigaanmu, aku sudah menderita begitu banyak. Kalau kamu masih terus mencurigaiku, aku juga nggak bisa apa-apa. Remy, aku pergi dulu."Yoana menunduk dengan tatapan kecewa dan sedih. Namun, begitu berbalik, ekspresinya langsung berubah menjadi sangat galak.Eleanor ini benar-benar menyebalkan! Yoana terpaksa kembali ke bangsalnya sendiri.Eleanor mengalihkan pandangannya dan kembali ke bangsal Daniel. Harry juga berada di sana. Eleanor memandang kedua anak itu, tidak tahu apakah keputusan yang dibuatnya benar atau salah.Jika Jeremy mengetahui bahwa kedua anak itu adalah darah dagingnya, mungkin Eleanor akan kehilangan mereka. Bagaimanapun, Jeremy dan Simon tidak ak

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 309

    Alicia menatap Yoana lekat-lekat. Beberapa saat kemudian, dia berkata dengan tegas, "Yoana, tenang sedikit. Apa pun yang terjadi, kamu nggak boleh mengaku. Jangan akui apa pun. Kami sudah menelepon Pak Simon. Dia pasti akan melindungimu.""Ibu, ini berbeda. Kalau Remy tahu anak itu anaknya, gimana dengan anak yang ada di kandunganku dulu? Dulu Remy melepaskanku karena aku bilang aku mengandung anaknya. Kalau dia tahu aku bohong, aku nggak tahu harus gimana lagi ...."Yoana merasa pikirannya sangat kacau. Dia tidak bisa memikirkan solusi apa pun.Alicia menggenggam tangannya dengan erat. "Kamu cuma perlu bersikeras kalau anak itu memang anak Jeremy. Anak itu sudah tiada, jadi nggak ada yang bisa diselidiki.""Apa bisa begitu?" Yoana menggenggam tangan Alicia dengan kuat."Kita cuma bisa mencoba. Kamu memang hamil sejak malam itu, sedangkan Eleanor belum tentu begitu. Asalkan kamu bersikeras mengatakan Jeremy pernah menyentuhmu, dia pasti akan merasa bersalah padamu."Yoana menggigit bib

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 310

    Yoana menatap Jeremy dengan tatapan penuh kegelisahan. Tubuhnya semakin berada di luar kendali.Jeremy melirik Yoana sekilas dengan tatapan suram. Kemudian, dia mengalihkan pandangannya ke Bella. "Ibu.""Hm, Yoana masih belum pulih. Kenapa kamu menyuruhnya kemari?""Untuk menyelesaikan masalah." Suara dingin Jeremy membuat sekujur tubuh Yoana bergetar hebat.Yoana memaksakan senyuman. "Remy, ada masalah apa?" Jeremy tidak menjawab pertanyaannya. Tidak lama kemudian, terdengar suara panik dari luar. "Kenapa kalian membawaku ke sini? Lepaskan aku! Lepaskan ...."Tangan Yoana yang diletakkan di atas lutut pun terkepal erat. Pandangannya bergetar. Saat berikutnya, dia tidak sengaja bertatapan dengan Eleanor.Yoana lantas menggertakkan giginya dan buru-buru mengalihkan pandangan. Di depan pintu, dia melihat Tiara diseret masuk oleh dua orang pengawal. Seketika, Yoana terbelalak.Sesuai dugaannya, Tiara terungkap!Yoana menatap Tiara lekat-lekat dengan tatapan penuh ancaman. Tiara yang awaln

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 311

    Yoana terkejut hingga pupil matanya mengecil. Suaranya tiba-tiba menjadi melengking. "Tiara, kenapa kamu menatapku? Kapan aku pernah menyuruhmu melakukan ini?"Mata Yoana menyipit, penuh ancaman. Tiara menunduk dengan ketakutan.Mata Bella dipenuhi keterkejutan. "Yoana, ini benaran ulahmu?""Bukan, Bibi. Aku nggak melakukannya. Aku sama sekali nggak tahu apa-apa tentang ini. Mana mungkin aku yang melakukannya ...."Eleanor meraih kerah baju Yoana, lalu bertanya dengan tegas, "Apa dia yang menyuruhmu?""Bukan ... bukan ...." Tiara terus menggeleng. Dia tidak berani mengatakan bahwa Yoana adalah dalang sebenarnya, karena Yoana telah memperingatkannya sebelumnya.Jika dia berani membongkar rahasianya, seluruh keluarganya akan hancur dan Tiara tidak akan memiliki apa-apa lagi. Dia takut, sangat takut ...."Bukan dia, bukan. Aku melihat ke arahnya cuma karena ingin minta tolong .... Aku nggak bermaksud lain. Bukan dia ....""Tiara, aku peringatkan kamu untuk berpikir baik-baik sebelum berbi

Latest chapter

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 412

    Bella menggigit bibirnya dengan agak getir. "Hmm.""Semua ini ditulis oleh Jeremy. Awalnya, dia nggak percaya pada hal-hal seperti ini. Tapi karena kamu, setiap malam saat dia nggak bisa tidur, dia berlutut di depan altar dan berdoa. Totalnya ada 248 halaman, dia melakukannya selama 62 hari berturut-turut."Eleanor menatap buku tebal itu. Setiap halaman ditulis dengan rapi, semuanya adalah tulisan tangan Jeremy. Hatinya sedikit bergetar.Eleanor tidak tahu apakah Jeremy benar-benar percaya pada dewa, tetapi yang jelas, dia menulis ini sambil berdoa, sambil menyesali perbuatannya, sambil menyalahkan diri sendiri, sambil merasakan sakit.Melihat tulisan-tulisan itu, Eleanor bisa membayangkan sosok seorang pria yang menunduk sambil mencatat setiap tulisan dengan penuh ketulusan."Jeremy memang pernah menyakitimu. Selama kamu menghilang, dia hidup dalam penderitaan setiap hari, bahkan gangguan tidurnya semakin parah sampai nggak ada obat yang berkhasiat.""Dia sama sekali nggak bisa tidur.

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 411

    Eleanor mengernyitkan alisnya. "Nggak ada."Semua barang milik Eleanor sudah disimpan oleh Jovita, tidak ada yang tersisa lagi.Jovita menatap mata Eleanor, seolah-olah ingin memastikan yang dikatakan Eleanor memang benar. "Eleanor, coba pikirkan lagi baik-baik, benaran nggak ada benda lain?""Nggak ada," jawab Eleanor dengan tegas sambil menggelengkan kepala. Semua barang peninggalan ibunya untuknya berada di Keluarga Haningrat karena saat itu dia masih berusia puluhan tahun. Dia yang tidak memiliki persiapan apa pun tidak mungkin bisa melawan kelicikan dari Robert dan Felicia, sehingga semua barang itu tidak pernah sampai ke tangannya.Ekspresi Jovita berubah dan menganggukkan kepalanya, seolah-olah merasa lega."Nenek, kenapa kamu tiba-tiba bertanya seperti ini? Apa ada sesuatu yang penting?" tanya Eleanor.Jovita langsung menggelengkan kepalanya. "Nggak ada apa-apa. Hanya saja tiba-tiba teringat, jadi aku coba bertanya padamu."Eleanor yang cemberut pun menganggukkan kepala dengan

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 410

    "Di mana Nenek?" Eleanor tidak ingin membuang waktu berbicara dengan Tiara.Meskipun Eleanor tahu Tiara hanyalah alat yang dimanfaatkan oleh Yoana untuk menanggung kesalahannya, Tiara tetap memiliki niat buruk terhadap anak-anaknya dan bersedia dimanfaatkan secara sukarela.Saat ini, Eleanor tidak punya waktu untuk berurusan dengannya. Selama Tiara tidak menimbulkan masalah lagi, Eleanor akan menganggapnya tidak ada.Tiara tertegun sejenak sebelum menunjuk ke lantai atas. "Nenek ada di atas."Eleanor langsung menaiki tangga. Begitu dia pergi, Tiara buru-buru menelepon ayah dan ibunya. "Ayah, Eleanor masih hidup ...!"Eleanor tiba di depan kamar Jovita dan mengetuk pintu dengan pelan. Sesaat kemudian, terdengar suara dari dalam. "Masuk."Eleanor membuka pintu dan melangkah masuk. Jovita yang memakai kacamata rabun tua sedang duduk di kursi malas dekat jendela besar sambil merajut sesuatu. Cahaya matahari menyelimuti tubuhnya, memberikan kesan hangat dan damai.Ketika dia mengangkat kepa

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 409

    "Kukembalikan kepadamu," ujar Jeremy.Charlie mengangkat alis. "Kamu menyelidikiku?"Jeremy menatapnya dengan tenang. "Aku cuma menebak."Selama dua bulan terakhir, kecurigaan Jeremy terhadap Charlie tidak pernah surut. Dia terus mengawasi Charlie dan akhirnya menemukan sejumlah besar uang yang keluar dari rekeningnya.Empat triliun. Bukan jumlah kecil, cukup untuk membeli sebuah kediaman mewah atau barang berharga lainnya. Anehnya, Charlie hanya mengeluarkan uang tanpa membeli aset apa pun.Lebih mencurigakan lagi, transaksi itu terjadi tepat tiga hari setelah Eleanor menghilang. Ditambah dengan pengakuan Eleanor bahwa dia terkena racun yang sangat langka, Jeremy menyimpulkan bahwa uang itu kemungkinan besar telah digunakan untuk menyelamatkan Eleanor.Jika itu memang untuk Eleanor, Jeremy merasa sudah seharusnya dia kembalikan.Charlie tertawa kecil, meletakkan cek itu di atas meja dengan santai. "Kamu ini siapa? Berani sekali kamu menggantikan dia membayar utangnya?"Jeremy menyahut

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 408

    Langkah kaki Eleanor terhenti sejenak. Masa dia tidak berani duduk di sofa rumah sendiri?Dengan tenang, dia mendekat dan duduk. Jarak di antara dia dan Jeremy tidak terlalu dekat, tetapi juga tidak jauh, cukup untuk satu orang duduk di antara mereka.Tidak ada yang berbicara. Seolah-olah mereka memang hanya tidak bisa tidur dan duduk untuk menonton film. Namun, nyatanya tidak ada yang benar-benar menonton.Saat film diputar hingga setengah, Jeremy tiba-tiba merasakan beban lembut di bahunya. Hatinya bergetar. Dia menoleh sedikit, dagunya tanpa sengaja menyentuh dahi Eleanor yang tertidur lelap.Perlahan-lahan, dia mengangkat tangannya, setengah merangkul wanita itu. Bibirnya membentuk senyuman tipis.Dia menggendong Eleanor dengan hati-hati, seolah-olah mengangkat barang paling berharga di dunia. Kemudian, dia berbaring di samping Eleanor.Aroma wangi yang samar dari tubuh Eleanor terasa menenangkan, perlahan meredam kegelisahan dalam hati Jeremy. Jeremy menunduk untuk mengecup dahiny

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 407

    Eleanor memberikan satu set pakaian untuk Vivi, sementara Jeremy sudah membawa anak-anak ke ruang tamu.Lima menit kemudian, mereka semua duduk di ruang tamu, saling bertukar pandang. Vivi melihat Jeremy, lalu Eleanor, kemudian menatap mereka berempat. Di tengah keluarga ini, keberadaannya benar-benar terasa berlebihan.Saat berikutnya, dia teringat kejadian di restoran tadi. Mereka berdua ... mau balikan? Vivi berpikir, merasa lebih baik tidak ikut campur urusan asmara orang lain. Jadi, dia mengambil tasnya dan berdiri. "Aku paham, aku paham."Karena tidak ingin merusak momen, dia langsung bersiap untuk pergi. "Aku datang lagi lain kali."Dalam sekejap, Vivi melesat keluar. Eleanor melihat kepergiannya yang secepat kilat, merasa Vivi sudah sangat mahir dalam seni melarikan diri.Eleanor menatap Jeremy. "Kamu benar-benar mau menginap di sini?""Kalau tidur di luar, aku bisa mati kedinginan. Jadi ...." Jeremy menarik sudut bibirnya. "Kasihanilah aku."Eleanor mengangguk. Dia tidak sekej

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 406

    Jeremy terdiam sejenak, lalu menghela napas. Akhirnya, dia berkata, "Mobilku rusak."Mobil rusak, artinya dia tidak bisa pulang.Eleanor menatapnya. Pria ini ingin menginap? Jangan mimpi!Berpura-pura tidak mengerti, Eleanor berujar, "Tunggu sebentar."Jeremy tidak tahu maksudnya, sampai dia melihat Eleanor mengambil kunci mobil dan menjelaskan di mana mobilnya diparkir dengan sabar. "Pakai saja, besok suruh orang antar kembali."Jeremy menatap kunci mobil di telapak tangannya, lalu tiba-tiba tersenyum. Wanita ini sengaja!"Tebak gimana aku bisa membawa mereka ke sini?" tanyanya."Hm?" Eleanor berkedip bingung."Aku bilang kalau aku nggak melihatmu, aku akan mati. Kalau aku pulang, apakah orang tua keras kepala itu akan memindahkan rumahnya ke sini malam ini juga?"Eleanor melihat kedua anak yang dipegangnya. Dia tahu betapa keras kepala dan semena-menanya Simon. Pria tua itu memang akan melakukan hal seperti itu.Jadi, maksud Jeremy adalah kalau dia di sini, anak-anak di sini. Kalau d

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 405

    Simon perlahan-lahan menuruni tangga. "Sudah tengah malam, kalian mau ke mana?""Nggak bisa tidur, jadi mau jalan-jalan sebentar," balas Jeremy dengan tenang sambil menoleh, tanpa tanda-tanda berbohong."Nggak bisa tidur, jadi jalan-jalan?" Simon mengulangi kata-katanya, lalu mendengus dingin. "Jalan-jalan sebentar, lalu ujung-ujungnya pergi menemui Eleanor, 'kan?"Ekspresi Simon penuh dengan ketegasan. Kedua anak itu tinggal di rumah Keluarga Adrian. Selama Eleanor masih hidup, cepat atau lambat dia pasti akan kembali.Melihat perubahan sikap kedua anak itu terhadap Jeremy, Simon pun bisa menebak bahwa Eleanor pasti masih hidup dan sudah kembali. Hal ini membuat tatapan Simon dipenuhi kekhawatiran.Jeremy menggigit bibirnya erat-erat, lalu tiba-tiba berkata dengan nada ringan, "Aku hampir mati.""Apa?" Simon mengernyit tajam."Gangguan tidur. Bastian bilang kalau aku nggak segera mendapat perawatan, aku akan mati." Nada suara Jeremy begitu datar, seolah-olah dia hanya sedang membicara

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 404

    Jeremy mengusap keningnya, berjalan ke sisi tempat tidur. Dia melihat dua bagian pada selimutnya sedikit menggembung dan terus bergerak seperti ulat.Dia menarik selimut itu. Di bawahnya, terlihat dua bocah kecil yang sedang berbaring di atas tempat tidurnya. Mereka menatapnya dengan senyuman penuh harapan."Papa, akhirnya kamu datang! Malam ini kami tidur bersamamu ya. Cepat naik!"Harry menepuk tempat di sebelahnya, sementara Daniel bergeser ke samping, memberikan ruang yang lebih luas untuk Jeremy.Alis Jeremy berkedut keras. "Kalian sedang merencanakan apa?""Papa 'kan susah tidur malam-malam. Nih, buatmu."Jeremy menatap buku pelajaran yang tiba-tiba diselipkan ke tangannya. Alisnya semakin berkedut. "Buat apa ini?""Baca buku! Aku selalu mengantuk kalau baca buku. Sangat efektif. Coba saja!"Jeremy sungguh kehabisan kata-kata melihat tingkah mereka.Harry masuk ke dalam selimut, lalu menatap Jeremy. "Cepat baca."Jeremy mengusap keningnya dengan pasrah. "Kalau ada sesuatu yang in

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status