Share

Bab 28

Author: Arizah Karimah
Jeremy terdiam. Dia menatap Eleanor, lalu menepis tangannya dan membalas dengan dingin. "Aku cuma mau bicara sebentar. Bisakah kamu dengarkan baik-baik?"

"Karena kamu mau bicara, aku harus mendengarkan dengan patuh? Kenapa? Apa aku ini anjing peliharaanmu?" balas Eleanor dengan tajam.

Wajah Jeremy berubah sangat muram, seolah-olah ingin mencekik wanita yang pandai bicara ini. Andy yang berada di samping diam-diam berdoa agar bosnya tidak pingsan karena terlalu emosi.

Jeremy pun memejamkan mata untuk menahan amarah. Dia akhirnya merespons, "Eleanor, mulutmu benar-benar tajam sekali."

"Aku tahu itu, nggak perlu kamu kasih tahu," balas Eleanor.

Jeremy menatap wajah Eleanor yang dingin dan tak acuh. Kata-kata yang ingin dia ucapkan terasa sulit dilontarkan.

"Apa aku sudah boleh pergi?" tanya Eleanor.

Jeremy tidak menjawab. Eleanor pun langsung berbalik untuk pergi. Akan tetapi, pria itu malah menarik pergelangan tangannya dan mendorongnya ke badan mobil.

Eleanor sangat terkejut. Tatapannya
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 29

    Jeremy bertanya, "Masih ada syarat lain? Katakan semuanya sekaligus.""Syarat ketiga, lepaskan aku," ucap Eleanor dengan dingin sambil memperhatikan jarak di antara mereka. Kemudian, Eleanor mendorongnya menjauh dengan tegas. Pria itu pun mundur selangkah. Senyumnya mengandung arti yang sulit dimengerti."Kamu setuju begitu cepat. Jangan-jangan, punya maksud tertentu?" tanya Jeremy.Eleanor jelas tidak akan memberitahunya bahwa dia hanya ingin melihat anak itu. Kalau tidak, urusan Jeremy sama sekali tidak ada hubungan dengan dirinya. Bahkan jika pria itu sakit parah atau mati, itu juga bukan urusannya."Kalau kamu pikir aku punya maksud tersembunyi, lupakan saja. Jangan minta aku mengobatimu," ucap Eleanor sambil merapikan pakaiannya, lalu berbalik dan pergi.....Di rumah Keluarga Haningrat.Eleanor turun dari mobil dan memandang vila mewah di depannya sambil tersenyum dingin. Vila ini dulu dibeli oleh ibunya, tetapi sekarang sudah terdaftar atas nama Robert.Tempat yang dia tinggali

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 30

    "Cukup!" Sebuah suara tua yang tegas terdengar tiba-tiba.Ekspresi Felicia berubah seketika. Dia diam-diam memutar matanya. Hanya saja ketika berbalik, dia malah menampilkan senyum manis kepada wanita tua yang baru saja keluar, Jovita.Jovita berjalan perlahan dengan bantuan tongkat. Tatapannya langsung tertuju pada Felicia, lalu dia memarahi dengan tegas, "Apa yang kamu katakan tadi? Rumah ini juga adalah rumah Eleanor.""Apa maksudmu dengan mengatur satu kamar untuknya? Kamu biasanya cukup patuh. Begitu aku nggak ada, kamu langsung menunjukkan sifat aslimu ya?" Suara Jovita terdengar penuh emosi.Suasana ruang tamu tiba-tiba menjadi sunyi. Tiara yang cerdik langsung maju untuk menopang neneknya sambil menjelaskan, "Nek, jangan marah. Ibu nggak bermaksud begitu."Jovita mendengus keras dan memberikan tatapan tajam kepada Robert. Kemudian, dia memarahi, "Robert, jangan pernah melupakan budi orang lain. Coba pikirkan gimana kamu bisa punya semua yang kamu miliki sekarang."Di sisi lain,

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 31

    Ketika mendengar suara kakaknya lagi, Harry merasa sedikit bersemangat. Dia menjawab, "Ini aku. Kak, aku mau bertemu denganmu. Boleh nggak?"Daniel ragu sejenak sebelum bertanya, "Kamu sudah di ibu kota?"Harry membalas, "Ya, papamu menindas mamaku. Hmph! Jangan pikir masalahnya akan selesai begitu saja. Aku punya rencana kecil dan mau melibatkan Kakak. Gimana? Mau bantu aku nggak?"Daniel sudah tahu bahwa video semalam pasti ulah Harry karena dia memang ahli komputer. Dia membalas, "Oke, aku sudah mau pulang sekolah. Kamu di mana? Aku akan pergi menemuimu. Kita bisa bicara nanti."Harry menolak, "Nggak perlu, aku sudah punya sopir. Kamu kirim saja lokasimu, aku yang akan datang menemuimu."Daniel memberikan alamatnya sambil berujar, "Oke. Hati-hati di jalan.""Tenang saja," ucap Harry.Setelah menutup telepon, Harry memberikan alamat itu kepada sopirnya. Dia duduk di kursi mobil, membuka laptop, dan mulai bekerja dengan terampil.Harry datang ke ibu kota bukan untuk merepotkan Eleanor

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 32

    Eleanor langsung berdiri tegak. Punggungnya terasa dingin seolah-olah tertangkap basah karena melakukan sesuatu yang salah. Saat mengangkat kepala, dia langsung melihat mata gelap dan dalam Jeremy.Jantungnya sontak berdebar. Mungkin karena punya tujuan tertentu, Eleanor merasa seolah pikirannya akan terbaca di bawah tatapan tajam pria itu.Eleanor berusaha untuk menenangkan diri dan terus mengingatkan dirinya agar tidak menunjukkan tanda-tanda mencurigakan.Jeremy perlahan berjalan mendekatinya, lalu bertanya, "Kamu lagi lihat apa?"Makin Jeremy mendekat, Eleanor makin mundur. Hingga akhirnya, punggungnya menempel pada dinding. Sementara itu, Jeremy menatapnya dengan mata memicing.Eleanor menggertakkan gigi, lalu berpura-pura tenang sambil berucap, "Karena tunggu terlalu lama, jadi aku cuma lihat-lihat sekeliling."Mata Jeremy yang hitam pekat memancarkan aura dingin, tetapi dia sepertinya tidak meragukan ucapannya. Dia hanya membalas, "Oh."Eleanor diam-diam menghela napas lega, lal

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 33

    Jeremy akhirnya memejamkan mata sepenuhnya dan tertidur tanpa disadari. Melihat pria itu sudah terlelap, Eleanor baru merasa lega.Eleanor mulai membereskan alat-alat akupunkturnya dan melihat jam tangan. Ini sudah larut, sekolah sudah lama berakhir. Namun, kenapa anak Jeremy masih belum pulang juga?Eleanor mulai merasa cemas. Dia melihat-lihat kamar seperti pencuri, tetapi tetap tidak menemukan satu pun foto di sana.Eleanor benar-benar sangat ingin bertemu dengan anak itu. Namun, tidak masalah karena dia bisa menunggu. Anak itu pasti akan pulang nantinya.Eleanor berjalan mendekati Jeremy yang sedang tidur dan berencana melepas jarum di kepalanya. Saat itu, Yoana muncul dari luar dengan penuh semangat. Penampilannya tetap rapi dan cantik seperti biasanya."Remy ...." Senyumnya mendadak hilang saat melihat Eleanor. Suaranya langsung berubah tajam ketika bertanya, "Eleanor, kenapa kamu ada di sini?"Melihat Jeremy yang terbaring di sofa dengan beberapa jarum tertancap di kepalanya, Yo

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 34

    "Kamu bilang apa?" tanya Yoana yang mendengarnya dengan jelas.Eleanor sama sekali tidak takut. Dia menjawab, "Aku bilang kamu bodoh. Ini namanya akupunktur, metode pengobatan dalam pengobatan tradisional. Pikirkan baik-baik. Kalau aku bunuh Jeremy di rumahnya, bukannya tindakanku seperti bunuh diri?"Rumah Keluarga Adrian penuh dengan pengawal yang terlatih. Sebagai seorang wanita yang lemah, mana mungkin Eleanor akan mencoba mencelakainya?Itu sama saja seperti pembunuh tanpa keterampilan yang mencoba membunuh kaisar di istana. Jelas, itu adalah tindakan mencari mati. Eleanor memang membenci Jeremy, tetapi dia masih punya anak dan harus menjaga nyawanya baik-baik.Yoana membalas sambil mengernyit, "Siapa yang tahu apa rencanamu? Aku akan segera memanggil dokter. Kalau kamu bohong, aku nggak akan melepaskanmu."Eleanor mengangkat tangannya sembari membalas, "Silakan."Usai berkata demikian, Eleanor lanjut mencabut jarum dari kepala Jeremy. Namun, Yoana maju lagi dan berusaha mendorong

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 35

    Yoana berbalik dengan gembira dan memberi tahu Eleanor, "Eleanor, kamu dengar, 'kan? Remy menyuruhmu pergi!" Eleanor hanya sedikit tersenyum sinis."Maksudnya kamu." Suara Jeremy terdengar dingin dan tajam. Sementara itu, matanya terlihat agak memicing.Ekspresi bahagia di wajah Yoana seketika memudar. Dia tidak percaya sehingga mencoba memastikan lagi, "Remy, kamu menyuruhku pergi?"Namun, jawabannya sudah jelas. Yoana gemetar ketakutan ketika bertanya, "Kenapa? Remy, aku melakukannya demi kebaikanmu."Jeremy menatapnya sejenak dan berkata dengan dingin, "Jangan sampai aku mengatakannya dua kali."Yoana menggigit bibirnya dengan keras. Melihat Jeremy benar-benar marah, dia tidak mengerti apa yang membuatnya begitu kesal. Bagaimanapun, dia hanya peduli padanya.Setelah memikirkannya, Yoana tidak menemukan alasan yang masuk akal. Dia pun menyalahkan Eleanor atas segalanya. Gara-gara Eleanor, Jeremy memperlakukannya seperti ini.Yoana menggertakkan gigi sambil menatap Eleanor dengan penu

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 36

    "Nggak kok," jawab Eleanor.Nada suara Jeremy terdengar tidak senang ketika bertanya, "Kalau begitu, kenapa kamu duduk begitu jauh dariku?"Eleanor membalas sambil tersenyum, "Kenapa aku harus duduk dekat denganmu?"Jeremy pun mengernyit. Dia bertanya lagi, "Mejanya sebesar ini. Apa kamu nggak merasa aneh?"Eleanor menerima makanan yang disodorkan pembantu, lalu merespons, "Aku nggak merasa aneh. Dulu juga selalu begini, 'kan? Dulu kamu bisa terbiasa, masa setelah lima tahun jadi nggak bisa?"Jeremy menatapnya dengan ekspresi makin muram. Dia tahu betul maksud di balik sindiran halus Eleanor.Tanpa mengatakan apa-apa lagi, Jeremy mengambil sumpitnya dan mulai makan. Eleanor juga tidak memperhatikannya dan langsung mulai makan.Dari sudut ruangan, seorang pembantu diam-diam memotret mereka berdua, lalu mengirimkannya kepada Yoana.Saat Yoana melihat foto di mana Jeremy dan Eleanor duduk bersama untuk makan, kecemasannya langsung meningkat."Eleanor, ternyata kamu memang belum menyerah,"

Latest chapter

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 301

    Dua pengawal Keluarga Adrian segera maju untuk melindungi Eleanor. Namun tiba-tiba, terdengar suara teguran keras dari belakang. "Aku mau lihat siapa yang berani!"Semua orang menoleh ke arah suara itu dan terlihat Bella sedang duduk di kursi roda dengan didorong oleh seorang pelayan.Karena merasa bersalah, Bella tidak datang menjenguk Daniel selama beberapa hari terakhir. Namun hari ini, dia memutuskan untuk datang dan langsung melihat keributan ini."Apa-apaan ini? Ini tempat apa? Rumah sakit! Siapa yang suruh kalian buat keributan di sini?" Bella menatap tajam ke arah kerumunan dan suaranya penuh kemarahan.Sungguh tidak tahu aturan.Tidak ada yang memikirkan tempat ini adalah rumah sakit. Anak di dalam sedang berjuang hidup, tetapi mereka masih punya keberanian untuk membuat keributan di depan kamar.Eleanor akhirnya melepaskan tangan Alicia yang hampir pingsan karena rasa sakit. Alicia terhuyung mundur beberapa langkah sebelum akhirnya ditahan oleh Patrick.Dengan nada penuh amar

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 300

    "Maaf, Pak Patrick. Bos kami sudah memberi perintah untuk menjaga tempat ini, kami nggak bisa membiarkan Anda masuk," jawab salah satu pengawal dengan nada tegas."Kalau begitu, sampaikan pada Jeremy bahwa aku yang memerintah. Suruh dia datang menemuiku kalau berani. Aku jamin kalian nggak akan mendapat masalah," kata Patrick dengan nada sombong.Wajah pengawal itu menunjukkan sedikit keengganan. "Pak Patrick, bukankah Anda hanya berani datang karena tahu Bos kami lagi nggak di sini? Kalau Pak Jeremy marah, Anda sendiri juga nggak akan aman, apalagi menjamin keselamatan kami."Mereka tidak datang di saat Jeremy berada di sana, tapi langsung muncul begitu dia pergi. Jelas sekali mereka takut pada Jeremy. Pengawal-pengawal itu bukan orang bodoh dan mereka tidak akan termakan oleh ancaman kosong seperti itu.Patrick semakin marah melihat mereka tetap keras kepala. "Kalian mau minggir atau nggak? Kalau nggak, jangan salahkan kami kalau harus bertindak kasar!""Silakan saja, tapi hari ini A

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 299

    Eleanor berpikir sejenak dan kira-kira bisa menebak siapa yang melakukannya. Jika memang demikian, anggap saja itu ulahnya, dia tidak peduli!Jeremy perlahan mengalihkan pandangannya. "Aku nggak bilang begitu.""Kalau kamu berpikir begitu, itu juga nggak salah," Eleanor mengangguk, mengakui tanpa ragu-ragu.Saat itu, dokter keluar dari ruang perawatan intensif. Eleanor segera berdiri. Dokter mengangguk, memberi isyarat bahwa dia sekarang bisa masuk untuk menemani Daniel.Eleanor tidak mengatakan apa-apa lagi pada Jeremy dan langsung masuk ke kamar.Daniel masih seperti kemarin, mengenakan masker oksigen. Wajah kecilnya pucat, matanya tertutup rapat, seolah-olah tidak ada tanda-tanda kehidupan.Melihat kondisi Daniel seperti itu, Eleanor merasa seluruh kekuatannya lenyap. Dia menarik napas dalam beberapa kali, tetapi rasa sesak di dadanya tidak kunjung hilang.Seperti biasa, Eleanor duduk di samping Daniel dan menggenggam tangannya yang kecil dengan hati-hati. Dia mulai bercerita dengan

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 298

    Para pelayan yang sebelumnya ketakutan oleh kejadian tadi hanya bisa bersembunyi di sudut ruangan. Ketika mereka sadar dan ingin mengejar, semuanya sudah terlambat.Pintu kamar Yoana dipenuhi orang-orang yang berkumpul untuk menyaksikan pemandangan kacau dan agak menyeramkan di dalam. Banyak di antara mereka mengeluarkan ponsel dan mulai merekam."Astaga, apa yang dilakukan dua orang ini sampai dibalas seperti ini?""Iya, pasti mereka melakukan sesuatu yang buruk. Kalau nggak, siapa yang tega membalas dendam sekejam ini?"Tiara keluar dari kamar dengan penampilan yang sangat berantakan. Orang-orang di sekitar langsung menutup hidung dan menjauh darinya."Astaga, baunya menyengat sekali! Cepat masuk lagi, jangan keluar!""Benar, jangan mengganggu orang lain dengan bau ini."Komentar orang-orang membuat Tiara merasa sangat malu. Dengan wajah merah padam, dia kembali ke kamar dengan penuh rasa malu dan amarah.Namun, kamar itu sendiri sudah dipenuhi bau amis darah yang sangat menyengat, m

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 297

    "Hah, tunggu saja," kata Glenn sambil menatap dengan sorot mata yang gelap, lalu berjalan ke jendela dan menelepon seseorang.Vivi memandangnya dengan bingung, tidak tahu apa yang dia rencanakan.Setengah jam kemudian.Entah dari mana, mereka berhasil mendapatkan dua jas putih seperti dokter. Dengan masing-masing membawa dua ember putih, mereka tiba di depan kamar Yoana.Vivi memandang benda yang dipegangnya, lalu menoleh ke arah Glenn yang kini telah menyamar dengan sangat rapi. "Kamu yakin nggak akan ada yang mengenalimu?""Apa yang perlu ditakutkan? Aku lagi menjalankan misi kebenaran."Vivi mengangkat ibu jarinya dengan kagum. "Hanya karena kamu bilang itu misi kebenaran, aku resmi jadi temanmu."Glenn menyeringai, "Sama-sama.""Ayo."Mereka berdua mendorong pintu kamar. Yoana sedang bersandar di tempat tidur sambil bermain ponsel. Wajahnya sudah terlihat jauh lebih baik. Luka-lukanya memang menyakitkan, tetapi tidak sampai mengancam nyawa.Keluarga Pratama yang kaya telah menyedia

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 296

    Eleanor panik. Dia berusaha sekuat tenaga mengejar, tetapi langkahnya tidak cukup cepat untuk menyusul Daniel yang semakin menjauh. "Daniel, jangan pergi! Daniel, kembali! Daniel ...."Daniel menoleh, tersenyum padanya, lalu berbalik dan pergi. Eleanor mencoba mengejarnya, tetapi dia terjatuh dengan keras.Ketika dia mengangkat kepalanya lagi, Daniel sudah menghilang. Sebagai gantinya, Harry muncul di hadapannya. Namun perlahan-lahan, Harry juga mulai menghilang.Air mata menggenang di mata Eleanor. Dengan panik, dia berteriak, "Jangan! Jangan pergi! Daniel! Harry!"Eleanor bangkit dari tanah, tetapi kabut putih tiba-tiba naik dan menutupi penglihatannya. Dia mencari dengan cemas, tetapi dia tidak dapat menemukan satu pun anak-anaknya."Daniel! Harry!" Eleanor tiba-tiba terbangun dari tempat tidurnya. Dia duduk dengan cepat. Tubuhnya penuh keringat dingin, napasnya terengah-engah, dan matanya penuh dengan kepanikan.Segala sesuatu dalam mimpinya terasa begitu nyata, begitu nyata hingga

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 295

    Yoana menarik napas dalam-dalam karena rasa sakit yang menusuk. Alicia segera mendekat untuk membantunya, "Aduh, sayangku, pelan-pelan, sakit sekali, ya?""Mm ...." Suara Yoana terdengar seperti hampir menangis. Merasakan rasa sakit di tubuhnya, kebenciannya terhadap Eleanor semakin membara. Dia ingin sekali menghancurkan Eleanor hingga tak bersisa.Alicia menepuk punggung Yoana untuk menenangkannya. "Bersabarlah sedikit lagi. Nanti aku dan ayahmu pasti akan menangkap perempuan itu untuk melampiaskan amarahmu."Yoana menahan amarah di dalam hatinya dan mengangguk dengan ekspresi penuh dendam. "Ibu, kita nggak boleh melepaskannya.""Ibu tahu, Sayang. Ibu tahu.""Soal Remy yang akan melakukan tes DNA sama anak itu, kalian harus mengawasi dengan sangat ketat. Nggak boleh ada kesalahan sekecil apa pun dalam hal ini." Yoana menggenggam tangan Alicia dan terus-menerus mengingatkannya."Baik, Ibu tentu tahu. Aku dan ayahmu sudah sangat berhati-hati. Kamu nggak perlu khawatir."Alicia memahami

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 294

    Jeremy berdiri tertegun di luar untuk waktu yang lama. Akhirnya, dia berkata pelan, "Bawa Harry ke sini.""Baik," jawab Andy dengan mata yang juga penuh kesedihan.Ah .... Anak sekecil itu, bagaimana mungkin pelaku bisa tega melakukan hal sekejam itu? Betapa kejamnya pelaku ini! Jika benar ini perbuatan Yoana, Andy merasa Yoana benar-benar tidak pantas hidup.....Harry segera dibawa ke sisi Jeremy. Melihat suasana yang begitu muram, Harry bisa merasakan bahwa sesuatu yang buruk telah terjadi.Tanpa disadari, matanya memerah dan air matanya jatuh.Jeremy menoleh menatap Harry. Dia terdiam sejenak sebelum berbicara perlahan, "Pergilah temani Mama dan kakakmu, ya."Harry mengatupkan bibirnya erat-erat. Air mata dan ingusnya bercampur, dan setelah beberapa lama, dia bertanya dengan suara bergetar, "Kakak ... dia akan baik-baik saja, 'kan?"Mendengar pertanyaan itu, tubuh Jeremy bergetar hebat dan punggungnya semakin kaku. Dengan suara yang nyaris tak terdengar, dia menjawab, "Dia akan bai

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 293

    Maksud Simon dengan "menyelesaikan masalah ini" adalah menyerahkan Eleanor kepada Keluarga Pratama agar mereka bisa melampiaskan amarah mereka. Namun, jika Jeremy tetap melindungi Eleanor, Keluarga Pratama tidak akan bisa menyentuhnya.Jeremy tidak berkomentar lebih jauh. Dia langsung memutuskan panggilan.Ucapan Mona semalam telah meninggalkan duri dalam hatinya. Namun, dia tidak cukup bodoh untuk langsung mempertanyakan Simon. Hal-hal seperti ini masih harus dia selidiki perlahan dan diuraikan sedikit demi sedikit.Mengenai soal tes DNA ... Jeremy memicingkan matanya. Setelah berpikir beberapa detik, dia mengangkat tangannya.Dari kejauhan, Andy segera mendekat. "Bos.""Atur ulang, lakukan tes DNA sekali lagi."Berhubung hal ini sudah pernah dibahas sebelumnya, Andy tidak terlalu terkejut dengan keputusan Jeremy untuk melakukan tes DNA ulang. "Baik, Bos.""Bos!" Salah satu pengawal yang bertugas di depan kamar Daniel tiba-tiba berlari dengan panik. "Bos, Tuan Daniel dalam masalah. An

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status